Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A; Latar Belakang

Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah suatu ilmu tentang metode-


metode yang mengkaji bermacam-macam metode dalam pengajaran, keunggulan
dan kelemahan, serta penerapan dari pengajaran-pengajaran bahasa Arab. Bahasa
Arab sebagai bahasa kedua setelah bahasa kita, tentu memerlukan waktu yang
tidak sebentar untuk mempelajarinya. Bahasa Arab adalah bahasa dunia yang
sangat dianjurkan untuk dikuasai oleh anak didik kita. Seperti yang kita tahu,
dalam mengkaji Al-Qur’an dan Hadits Nabi, kita harus menguasai ilmu
gramatikal dan morfologi bahasa Arab.
Di Negara kita sudah banyak madrasah mulai dari tingkat SD sampai
Perguruan Tinggi yang mengajarkan Bahasa Arab dalam pengembangan
keilmuan. Namun seringkali kita lihat, beberapa sekolah yang masih memakai
metode dan teknik pengajaran bahasa Arab yang kurang sesuai dengan standart
pengajaran, sehingga tidak sedikit para pelajar yang merasa bosan dengan bahasa
Arab, dikarenakan penyampaian pengajaran bahasa arab yang kurang
menyenangkan, tidak efektif, jauh dari kreatif dan inovatif. Sehingga para peserta
didik menjadi bosan dengan Bahasa Arab.
Oleh karena itu, sebagai pengajar bahasa Arab yang memiliki kualifikasi
dalam bidang keilmuan ini, kiranya perlu menguasai Metodologi Pengajaran,
berikut pendekatan serta teknik-teknik yang harus disampaikan kepada peserta
didik, supaya tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat dicapai dengan maksimal
secara efektif dan efisien. Serta mampu membangkitkan kecintaan peserta didik
terhadap pembelajaran Bahasa Arab.

B; Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang strategi pembelajaran


pengajaran bahasa Arab,:
1; Apa saja strategi yang dipakai dalam pembelajaran bahasa Arab?
2; Strategi apa yang paling cocok digunakan untuk Madrasah Ibtidaiyah?

1
3; Apa kelebihan dan kelemahan strategi tersebut?

BAB II
PEMBAHASAN

A; Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.


Strategi berasal dari kata Yunani strategia yang berarti ilmu perang atau
panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni
merancang operasi dalam peperangan, seperti ; cara – cara mengatur posisi
atau siasat berperang, angkatan darat atau laut. Strategi dapat pula diartikan
sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau peristiwa. Secara
umum sering dikemukakan bahwa strategi merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1989), strategi
adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa – bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu. Kemp (1995) dalam Wina Sanjaya
mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efesien. Strategi pembelajaran atau bisa disebut dengan
teknik pengajaran adalah operasionalisasi metode. Karena itu, teknik
pengajaran itu berupa rencana, aturan-aturan, langkah-langkah serta sarana
yang pada prakteknya akan diperankan dalam proses belajar-mengajar di
dalam kelas guna mencapai dan merealisasikan tujuan pembelajaran.(Abdul
Hamid, dkk: 2008).

B; Strategi Pembelajaran Bahasa Arab


Sebagaimana dijelaskan oleh Acep Hermawan(2011:129) bahwa tujuan
utama pembelajaran bahasa asing adalah pengembangan kemampuan pelajar
dalam menggunakan bahasa itu baik lisan maupun tulis. Kemampuan
menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa disebut ketrampilan
berbahasa(maharatul lughah). Keterampilan tersebut ada empat, yaitu
keterampilan menyimak(maharatul istima’) , berbicara(maharatul kalam),
membaca(maharatul qira’ah), dan menulis(maharatul kitabah). Maka dari itu,
pembelajaran bahasa arab harus mencakup empat ketrampilan tersebut, dan
disertai pembelajaran kosa kata(mufradat) dan gramatikal(Tarkib/Nahwu).
(Wa Muna, 2011:117).
1; Strategi pembelajaran istima’.

2
Menurut Wa Muna(2011:117) Diantara langkah – langkah
pembelajaran istima’ adalah sebagai berikut :
a; Membuka pelajaran istima’. Dalam pembukaan ini guru
menyampaikan tentang pentingnya istima’ dan menjelaskan karakter
materi yang akan disampaikan kepada siswa, serta membatasi tujuan
yang hendak dicapai.
b; Menyampaikan materi pelajaran memakai metode yang sesuai dengan
tujuan.
c; Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami materi pelajaran
yang didengar.
d; Siswa mendiskusikan materi yang telah dibacakan/diperdengarkan.
e; Siswa membuat ringkasan apa yang telah disampaikan oleh
guru/diperdengar.
f; Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara memberikan beberapa
pertanyaan/soal secara mendalam.
2; Strategi pembelajaran kalam.
Langkah – langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses
pembelajaran kalam adalah sebagai berikut :
a; Bagi pembelajar mubtadi’(pemula).
1; Guru mulai melatih bicara dengan memberi pertanyaan –
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
2; Pada saat yang bersamaan siswa diminta untuk belajar
mengucapkan kata, menyusun kalimat dan mengungkapkan
pikiran.
3; Guru menyuruh siswa menjawab latihan – latihan syafawiyyah,
menghafalkan percakapan, atau menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan isi teks yang dibaca/dilihat/didengar siswa.
b; Bagi pembelajar mutawassith (lanjutan).
1; Belajar berbicara dengan bermain peran.
2; Berdiskusi tentang tema tertentu.
3; Bercerita tentang informasi yang didengar dari TV, radio,dan lain –
lain.
c; Bagi pembelajar mutaqaddim(tingkat atas).
1; Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam.
2; Tema yang dipilih hendaknya menarik berhubungan dengan
kehidupan siswa.
3; Tema harus jelas dan terbatas.

3
4; Mempersilahkan siswa memilih dua tema atau lebih sampai
akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa
yang mereka ketahui.
3; Strategi Pembelajaran Qira’ah.
Ketrampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan
memahami isi sesuatu yang tertulis(lambang – lambang yang tertulis)
dengan melafalkan atau mencernanya didalam hati.(Acep Hermawan,
2011:143).
Menurut imam makruf ada beberapa strategi dalam pembelajaran
qira’ah, yaitu :
a; Mengisi tabel kosong(Empty outline).
Tujuan dari strategi ini biasanya digunakan untuk melatih kemampuan
siswa dalam menuangkan isi dari yang dibaca ke dalam bentuk tabel.
Isi dari tabel tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajarannya. Misalnya dalam pelajaran qira’ah tujuannya adalah
agar siswa dapat menemukan sejumlah kata benda (isim) dan kata
kerja (fi’il) yang ada dalam bacaan. Untuk kebutuhan tersebut, maka
tabel yang dibuat harus minimal terdiri atas dua kolom yang berisi
deretan isim dan fi’il. Adapun jumlah barisnya tergantung dari jumlah
kata maksimal yang dapat ditemukan atau jumlah minimal yang harus
ditemukan dari bacaan tersebut.
b; Menjodohkan kartu teks(Index card match).
Strategi ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau
kalimat dengan pasangannya. Misalnya kata dengan artinya, atau soal
dengan jawabannya, dan sebagainya. Dalam pembelajaran qira’ah
dapat juga diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap pemahaman
siswa pada isi bacaan dengan membuat kartu-kartu soal dan
jawabannya.
c; Menganalisis(analysis)
Tujuan dari penggunaan strategi ini diantaranya adalah untuk
melatih siswa dalam memahami isi bacaan dengan cara menemukan
ide utama dan ide-ide pendukungnya. Proses penemuannya dapat
dimulai secara individual kemudian dilakukan diskusi dalam kelompok
sebelum akhirnya dipresentasikan. Strategi ini disamping melatih
ketajaman analisis terhadap isi bacaan juga dapat melatih untuk
menemukan alur pikir dari penulisnya.
4; Strategi Pembelajaran Kitabah.

4
Kitabah seringkali disebut juga dengan insya’. Kedua istilah tersebut
sama-sama digunakan untuk menunjukkan ketrampilan berbahasa dalam
bentuk tulisan. Pembelajaran kitabah, sebagaimana ketrampilan yang lain
juga memiliki tingkatan. Ketrampilan menulis yang paling mendasar
adalah ketrampilan menuliskan huruf-huruf Arab baik secara terpisah
maupun bersambung. Setelah kemampuan ini dikuasai, barulah dapat
ditingkatkan pada kemampuan menyusun kalimat, menyusun paragrap,
sampai akhirnya dapat membuat sebuah artikel, atau tulisan secara utuh.
Dalam tulisan ini strategi pembelajaran kitabah lebih diarahkan pada siswa
yang telah menguasai kaidah-kaidah menulis huruf Arab dan mengenal
cukup banyak kosa kata bahasa Arab.
Keterampilan menulis dalam pelajaran bahasa arab secara garis besar
terbagi dalam tiga kategori yang tak terpisahkan yaitu : Imla’, Khat, dan
Insya. Beberapa strategi yang dapat digunakan antara lain;
a; AL – IMLA’
1; Imla’ Manqul.(imla’ menyalin)
Langkahnya yakni,Guru memberikan tulisan atau teks pada papan
tulis, buku, atau kartu atau yang lainnya. Setelah itu guru memberi
contoh membaca/melafalkan tulisan diikuti oleh para pelajar sampai
lancer. Setelah itu didiskusikan makna/maksud yang terkandung
dalam tulisan itu . setelah itu baru siswa menyalinnya dalam buku
tulis. Imla’ ini cocok untuk diberikan kepada siswa pemula.
2; Imla’ Mandhur.(Imla’ mengamati)
Siswa melihat tulisan dalam media tertentu yang diberikan oleh
guru dengan cermat, setelah itu setelah itu siswa memindahkan
dalam buku tanpa melihat lagi tulisan tersebut.Dalam hal ini, siswa
harus sedapat mungkin menyalin tulisan hasil penglihatan mereka
sebelumnya.
3; Imla’Istima’(Imla’ menyimak).
Guru membacakan kalimat atau teks tertentu kepada para siswa.
Setelah itu para siswa diajak untuk mendiskusikan makna yang
terkandung oleh kalimat atau teks tersebut, termasuk membicarakan
kata – kata yang dianggap sulit. Setelah itu baru para pelajar
menulis kalimat/teks yang dimaksud.
4; Imla’ Ihtibary(Imla’ tes).
Imla’ ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan para
pelajar dalam imla’ yang telah mereka pelajari pada pertemuan –

5
pertemuan sebelumnya. Maka sesuai dengan tujuannya, dalam imla’
ini siswa tidak lagi diarahkan oleh guru dalam kegiatan menulis,
akan tetapi sebelum melakukan kegiatan ini hendaklah siswa
melakukan latihan.
b; KHAT.
Ada langkah – langkah sederhana bagi pemula dalam belajar
khat. Diharapkan dalam hal ini guru dapat menjelaskan sekaligus
memberiakan contoh kepada para pelajar. Langkah – langkah tersebut
adalah :
1; Menjiplak, yaitu memindahkan tulisan yang sudah ada dengan
menempelkan kertas yang transparan diatas tulisan yang sudah jadi,
lalu tulisan itu diikuti dengan pena yang memiliki ukuran sama.
Tahap ini dilakukan berulang – ulang sampai benar – benar tulisan
itu dapat diikuti.
2; Meniru, yaitu mencontoh tulisan yang sudah ada dengan
memindahkannya ke atas alas tulisan lain, bukan dangan
menjiplaknya. Tahap ini dilakukan berulang – ulang sampai benar
benar menyerupai tulisan yang ditiru tersebut.
3; Membuat sendiri. Yaitu menciptakan tulisan dengan bekal
kemampuan yang sudah dilatih melalui jiplakan atau peniruan.
c; INSYA’
1; Al – Insya’ minash shuwaar.
Strategi ini berupaya untuk melatih siswa dalam menulis sebuah
kalimat atau mengarang dengan mendasarkan pada sebuah gambar.
Langkah-langkahnya adalah:
; Tampilkan sebuah gambar di depan kelas, misalnya sebuah
gambar pemandangan, gambar perilaku keseharian dan
sebagainya.
; Mintalah masing-masing siswa menyebutkan sebuah nama
dengan bahasa Arab yang ada dalam gambar tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk memperkaya mufradat.
; Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan sebuah kalimat
dari kata-kata tersebut. Jika proses ini berjalan lancar barulah
dapat dilanjutkan pada proses berikutnya (menulis cerita).
Tetapi jika tahap ini belum berjalan dengan baik, sebaiknya
jangan dulu melangkah ke bentuk cerita.

6
; Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan beberapa
kalimat yang menceritakan tentang gambar tersebut.
; Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya
2; Al – Insya’ Muwajjah.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memberikan latihan kepada
siswa dalam membuat kalimat mulai dari kalimat yang paling
sederhana (singkat). Proses penyusunan kalimat tersebut
didasarkan pada penentuan kata-kata kunci dan
mengembangkannya dalam bentuk kalimat. Langkah-langkahnya
adalah :
; Tentukan satu kata kunci.
; Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 2 kalimat dari
kata tersebut.
; Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat
tersebut tanpa merubah isinya. Penggabungan ini dapat
dilakukan dalam beberapa bentuk, misalnya dengan
menggunakan huruf ‘athaf.
; Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat
tersebut dengan merubah posisi/urutannya. Dalam tahap ini
kalimat pertama dapat saja dicampur dengan kalimat kedua
sehingga memberikan arti yang berbeda dari sebelumnya.
; Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat
tersebut dengan menambahkan 1 atau 2 kata baru. Dalam tahap
ini tidak menutup kemungkinan merubah arti dari kalimat
tersebut.
; Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 1 kalimat baru
yang mendukung kalimat sebelumnya.
; Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya.
3; Al – Insya Al Hurr.
Mengarang bebas adalah membuat kalimat atau paragraph tanpa
pengarahan,contoh, kalimat yang tidak lengkap dan sebagainya.
Dari sudut pandang guru , mengajar mengarang bebas perlu
memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
; Topik ysng dipilih hendaknya disesuaikan dengan tingkat
kebahasaan dan ruang lingkup kehidupannya.
; Sebelum dilakukan kegiatan mengarang hendaknya ditentukan
apa tujuan tulisan ini , dan kepada siapa ditujukan.

7
; Untuk memudahkan uraian dalam karangan, sebaiknya
ditentukan outline karangan.
; Mewujudkan karangan diatas kertas, sebaiknya melalui langkah –
langkah berikut : Mula – mula konsep dasar, kemudian konsep
tersebut diperbaiki barangkali ada hal – hal yang salah, setelah
itu ditulis rapi pada kertas karangan.
5; Strategi Pembelajaran Mufrodat.
Pembelajaran mufrodat dalam pelajaran bahasa Arab di Madrasah
biasanya berada di bagian awal bab. Proses pembelajaran mufrodat dapat
dilaksanakan bersamaan dengan penyampaian materi lainnya, ataupun
disampaikan sendiri. Apabila disampaikan sendiri, maka dapat digunakan
beberapa alternatif strategi, yaitu:
a; Puzzle
Langkah Strategi ini menggunakan pendekatan permainan
sebagaimana layaknya teka-teki silang (TTS). Fokusnya adalah pada
penguasaan kosa-kata sebanyak mungkin. Semakin banyak
perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa, memungkinkan sebakin
banyak hasil yang diperolehnya. Langkah-langkahnya adalah:
1; Buatlah tabel berisi huruf-huruf dengan beberapa kata kunci.
2; Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada para siswa.
3; Mintalah siswa untuk menemukan mufrodat sebanyak-banyaknya
dari tabel tersebut (dapat mendatar, menurun, maupun diagonal dan
sebaliknya)
4; Mintalah masing-masing untuk menyampaikan hasilnya
(presentasi)
5; Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil para siswa
tersebut.
Contoh puzzle adalah sebagai berikut:

‫ا بل د ت‬
‫ح غ ر م ن‬
‫د ر ن ثم‬
‫ل ة صسي‬

8
‫ل صب و خ‬
b; Scrible
Strategi ini hampir sama dengan puzzle, akan tetapi cara
penggunaannya yang berbeda. Jika puzzle siswa diajak untuk mencari
kosa-kata, maka pada scrible ini siswa diajak untuk menemukan kosa-
kata baru yang dikembangkan dari huruf-huruf yang sudah ada
sebelumnya. Langkah-langkahnya adalah:
1; Buatlah tabel berisi huruf-huruf dengan beberapa kata kunci, dan
kosongkan bagian yang lain.
2; Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada para siswa.
3; Mintalah siswa untuk membuat kosa-kata (mufrodat) baru dengan
mengaitkan kosa-kata baru tersebut pada kosa kata yang sudah ada,
sehingga salah satu atau beberapa hurufnya menggunakan huruf
yang sudah ada.
4; Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan hasilnya
(presentasi).
5; Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil para siswa
tersebut.
Contoh scrible adalah sebagai berikut:

‫أ‬

‫ن‬ ‫م‬ ‫ز‬

6; Strategi Pembelajaran Tarkib


Terdapat dua model pembelajaran nahwu yang dikenal dengan
metode qiyasi dan istiqro’i. metode qiyasi ini diawali dengan menyajikan
kaidah-kaidah dulu kemudian menyebutkan contoh-contoh’, sedangkan
metode istiqroi merupakan kebalikan dari metode qiyasi, yakni pengajaran
dimulai dengan menampilkan contoh-contoh kemudian disimpulkan
menjadi kaidah-kaidah nahwu.

9
Adapun strategi dan langkah pembelajaran nahwu sesuai dengan dua
metode diatas dalam penerapannya secara ringkas dapat dijelaskan sebagai
berikut:

a; Penerapan metode qiyasi


1; Guru memulai pelajaran dengan mengutarakan tema tertentu.
2; Menjelaskan kaedah-kaidah nahwu
3; Meminta siswa untuk memahami dan menghafal kaidah-kaidah
nahwu
4; Mengemukakan contoh-contoh yang berkaitan dengan kaidah
5; Memberikan kesimpulan pelajaran
6; Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan
b; Penerapan metode istiqroi
1; Guru memulai pelajaran dengan menentukan topik tertentu
2; Menampilkan contoh-contoh kalimat yang berhubungan dengan
tema
3; Siswa diminta untuk membaca contoh-contoh tersebut
4; Guru menjelaskan kaidah nahwu yang terdapat dalam contoh
5; Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang kaidah-kaidah
nahwu
6; Siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan (Abdul Hamid,
dkk:2008)

C; Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak Usia SD/MI


Dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran bahasa Arab
untuk anak, guru hendaknya terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip
pembelajaran bahasa Arab untuk anak dan karakteristik anak yang akan diajar.
Karakteristik anak tersebut antara lain,
1; Masih belajar dan senang berbicara tentang lingkungan mereka,
2; Senang bermain,
3; Senang mempraktekkan sesuatu yang baru diketahui/dipelajarinya,
4; Suka bertanya,
5; Suka mendapatkan penghargaan, dan
6; Mau melakukan sesuatu karena dorongan dari luar.
Berdasarkan karakteristik tersebut guru dapat memilih strategi
pembelajaran bahasa Arab untuk anak yang sesuai. Salah satu karakteristik
anak adalah pengetahuan mereka masih sangat terbatas pada lingkungan hidup

10
mereka sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, maka materi pelajaran sebaiknya
dipilihkan mulai hal-hal yang terkait dengan lingkungan mereka. Misalnya
tentang diri mereka sendiri, orang tua (bapak/ibu), saudara kandung, rumah
dan isinya, binatang piaraan, mainan, lingkungan sekolah, dan teman bermain.
Dalam memilih metode atau teknik pembelajaran bahasa Arab untuk anak,
guru juga perlu melihat salah satu karakteristik yang menonjol pada anak,
yaitu bahwa mereka senang bermain.
Melihat karakteristik seperti itu, maka metode yang relevan untuk
pembelajaran bahasa Arab untuk anak adalah metode bermain dengan
berbagai tekniknya. Dari strategi-strategi yang telah dipaparkan di atas,
strategi mufrodat dengan menggunakan puzzle lebih cocok digunakan untuk
anak Madrasah Ibtidaiyah.
Hal ini didasarkan pada karakteristik puzzle yang lebih menekankan
aspek belajar sambil bermain, sehingga anak-anak tidak cepat merasa bosan.
Dalam strategi ini mereka diberikan aktivitas yang belajar yang
menyenangkan, yang tetap mampu mendorong mereka untuk berpikir, tanpa
membuat mereka merasa jenuh.
Penguasaan mufrodat juga merupakan modal awal dalam pembelajaran
bahasa Arab. Dengan banyaknya kosakata yang mereka hapal ketika daya
ingat mereka masih sangat baik, akan mempermudah mereka untuk
melangkah ke tingkat pelajaran yang lebih sulit, seperti memahami kaidah
bahasa, dan lain-lain.

D; Kelebihan dan Kekurangan Strategi Mufrodat


1; Kelebihan
a; Lebih menekankan aktivitas yang tentunya lebih disukai anak-anak
b; Isi materi lebih sederhana
c; Mengoptimalkan daya ingat anak yang masih baik

2; Kekurangan
a; Persiapan materi yang lebih kompleks
b; Membutuhkan variasi yang banyak

11
c; Membutuhkan penguasaan kelas yang baik, sehingga ketika aktivitas
dilakukan tidak menimbulkan suasana yang tidak terkontrol

12
BAB III
PENUTUP

A; Kesimpulan
Tujuan utama pembelajaran bahasa asing adalah pengembangan
kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa itu baik lisan maupun tulis.
Dalam pembelajaran Bahasa Arab ada beberapa strategi yang bisa diterapkan
oleh pendidik :
1; Strategi pembelajaran istima’.
2; Strategi pembelajaran kalam.
3; Strategi Pembelajaran Qira’ah.
4; Strategi Pembelajaran Kitabah.
5; Strategi Pembelajaran Mufrodat.
6; Strategi Pembelajaran Tarkib
Dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran bahasa Arab
untuk anak, guru hendaknya terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip
pembelajaran bahasa Arab untuk anak dan karakteristik anak yang akan diajar.
Metode yang relevan untuk pembelajaran bahasa Arab untuk anak
adalah metode bermain dengan berbagai tekniknya. Dari strategi-strategi yang
telah dipaparkan di atas, strategi mufrodat dengan menggunakan puzzle lebih
cocok digunakan untuk anak Madrasah Ibtidaiyah.

B; Saran
Penggunaan strategi yang tepat dalam sebuah pembelajaran tentunya
ikut menentukan output dari pembelajaran tersebut. Oleh karena itu dalam
pemilihan strategi pembelajaran, pendidik hendaknya senantiasa
mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang menjadi sasaran dari
pembelajaran tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan , Acep, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab, PT.Remaja Rosda


Karya, Bandung, 2011.
Wa Muna, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab(teori dan Aplikasi), Penerbit
Teras, Yogyakarta 2011.
http://imamsolo.blogspot.com/2008/12/strategi-pembelajaran-bahasa-arab-
aktif.html
http://www.bahasaarabsdit.com/2012/04/strategi-pembelajaran-bahasa-arab-
untuk.html

14

Anda mungkin juga menyukai