Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Disusun Oleh :

Ivan Alexander Zogara Atasoge

NIM : 2002010173

Kelas : D

PRODI : Ilmu Hukum

Universitas Nusa Cendana

Kupang

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya penjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya maka
saya dapat menyelesaikan makalah HUKUM ADMINISTRASI NEGARA ini tepat pada
waktunya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tidak lupa pula saya menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya sendiri telah membantu dan
memberikan masukan yang sangat berguna bagi saya selama proses penyusunan makalah ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan ini senantiasa mendapat ganjaran dari Tuhan.

Di dalam penyusunan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh saya. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Sekian dari saya, semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah wawasan kita
semua.

Kupang, 25 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL (COVER) ------------------------------------------------------------ 1


KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------- 2
DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------- 3

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------- 4

A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------- 4


B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------ 5
C. Tujuan Penulisan ------------------------------------------------------------------------- 6

BAB II PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------- 6

A. Hukum Administrasi Negara Dan Perkembangannya ---------------------------6


B. Letak Hukum Administrasi Negara dalam Tata Hukum Indonesia ------------8
C. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum yang lainnya -------15

BAB III PENUTUP -------------------------------------------------------------------------- 19

A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------- 19
B. Saran --------------------------------------------------------------------------------------- 19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum, hal ini telah dijelaskan di dalam Pasal 1 ayat (3) Undang
Undang Dasar (UUD) 1945 yang menyebutkan : Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini
berdasarkan pada penjelasan UUD 1945 bahwa negara Indonesia berdasar atas hukum (
rechtstaat ) dan tidak berdasar atas kekuasaan semata ( machstaat ). Negara tidak boleh
melaksanakan aktivitasnya atas dasar kekuasaan belaka, tetapi harus berdasar pada hukum. Di
Indonesia pengaturan kepada rakyat yang dilakukan oleh pemerintah dengan berpedoman pada
Hukum Administrasi Negara.
Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan aktivitas
perilaku administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi diantara keduanya. Di saat
sistem administrasi negara yang menjadi pilar pelayanan public menghadapi masalah yang
fundamental maka rekonseptualisasi, reposisi dan revitalisasi kedudukan hukum administrasi
negara menjadi satu keharusan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan penerapan good
governance.
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia ( SANRI ) secara luas memiliki arti Sistem
Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem
penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti
sempit, SANRI adalah idiil Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPJM N (
Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional ) serta kebijakan - kebijakan lainnya. Sistem
Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor - faktor
fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan. Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara
diselenggarakan fungsi - fungsi negara yang masing - masing dilaksanakan oleh Lembaga
Negara yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 dengan amandemennya. Sistem
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari sistem Penyelenggaraan
negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan - ketentuan dalam UUD 1945merupakan bagian
yang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum administrasi, yaitu
pertama, hukum administrasi umum ( allgemeem deel ) , yakni berkenaan dengan teori - teori
dan prinsip - prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi, tidak terikat pada
bidang - bidang tertentu , kedua hukum administrasi khusus ( bijzonder deel ) , yakni hukum -
hukum yang terkait dengan bidang - bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan,
hukum tata ruang, hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara Hukum. Pemikiran
atau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi
kesejarahan. Oleh karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap sebagai konsep
universal. Secara embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh Plato.
Ada tiga unsur dari pemerintah yang berkonstitusi yaitu pertama, pemerintah dilaksanakan
untuk kepentingan umum; kedua pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan
pada ketentuan - ketentuan umum, bukan yang dibuat secara sewenang - wenang yang
menyampingkan konvensi dan konstitusi; ketiga, pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah
yang dilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan berupa paksaan – tekanan yang dilaksanakan
pemerintah despotik. Dalam kaitannya dengan konstitusi bahwa konstitusi merupakan
penyusunan jabatan dalam suatu Negara dan menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan
pemerintahan dan apa akhir dari setiap masyarakat.

B. Rumusan Masalah atau Batasan Masalah


Dalam makalah ini dengan melihat dari latar belakang di atas maka ada beberapa hal yang
dapat saya angkat sebagai batasan masalah yang akan saya bahas dalam makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1. Pengertian Hukum Adminisrtasi Negara dan Perkembangannya
2. Letak Hukum Administrasi Negara dalam Tata Hukum Indonesia
3.Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu - ilmu yang lainnya
C. Tujuan
1. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Hukum
Administrasi Negara
2. Agar saya sendiri lebih mengetahui dan mengkaji tentang ilmu Hukum Administrasi
Negara
3. Untuk mengetahui hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara
dan dan ilmu - ilmu yang lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum Administrasi Negara Dan Perkembangannya


1. Pengertian Hukum Administrasi Negara
Hingga saat ini masih belum ada kesepakatan atau kesatuan pendapat diantara para ahli
tentang Hukum Administrasi Negara. Oleh karena itu untuk mendapatkan pemahaman yang
cukup memadai maka dikemukakan batasan - batasan pengertian Hukum Administrasi Negara
menurut beberapa ahli di bawah ini.
a. Van Vollenhoven mengemukakan bahwa, Hukum Administrasi Negara adalah suatu
gabungan ketentuan - ketentuan yang mengikat badan - badan yang tinggi maupun
yang rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenangnya yang telah
diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara.
b. J.H Logemann mengatakan bahwa, Hukum Administrasi Negara adalah hukum
mengenai hubungan - hubungan antara jabatan-jabatan satu dengan yang lainnya serta
hubungan hukum antara jabatan - jabatan Negara itu dengan warga masyarakat.
c. Muchsan, Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai struktur dan
kefungsian administrasi Negara.
d. Prajudi Atmosudirjo, dalam SF. Marbun (2001:22), beliau mengemukakan bahwa
Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai pemerintah beserta aparaturnya
yang terpenting yakni administrasi Negara.

Dari berbagai batasan pengertian Hukum Administrasi Negara tersebut, maka dapat
disimpulakan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah hukum tentang pengadministrasian
Negara yaitu mengenai pemerintahan dan segala peraturan - peraturan di dalamnya serta
bagaiman menjalankan fungsi dan tugas pemerintahan tersebut dalam bidang kehidupan
masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
Negara Indonesia adalah negara hukum, dengan mengutip Burkens, mengatakan bahwa
negara hukum (rechtstaat) secara sederhana adalah negara yang menempatkan hukum sebagai
dasar kekuasaan negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya
dilakukan dibawah kekuasaan hukum. Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur
cara bagaimana alat-alat negara menjalankan tugas atau kewajiban dan wewenang. Dari
pengertian tersebut ternyata terdapat hubungan hukum yang memungkinkan para pejabat
(Administrasi Negara) melakukan tugasnya masing-masing. Dengan kata lain, Hukum
Administrasi Negara tediri atas peraturan-peraturan yang mengatur alat-alat pelengkapan negara
bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Selain hal tersebut aktifitas-akifitasnya juga
bersifat membina, membimbing, mengurus, melayani, masyarakat dan melakukan kebaikan
untuk kedepannya. Di Indonesia hukum administrasi negara mengalami perkembangan yang
sangat panjang.
Dalam perkembangannya Hukum Administrasi Negara yang ada di Indonesa berasal dari
Eropa Barat, yang mana pada saat itu di Eropa Barat terjadi transisi konsep negara, yaitu "negara
hanya sebagai negara malam atau penjaga keamanan beranjak menjadi negara kesejahteraan".
Saat negara - negara di Eropa Barat menerapkan konsep negara kesejahteraan, pemerintah
mulai menyelenggarakan dan mengurus kepentingan umum. Di Indonesia setelah konsep negara
kesejahteraan masuk pada masa Hindia Belanda tahun 1870 hanya mempunyai 4 ( empat )
departemen, yaitu departemen dalam negeri, departemen pengajaran, departemen pekerjaan
umum, dan departemen keuangan. Namun, dalam perkembangannya, seiring bertambahnya
waktu, jumlah departemenpun bertambah, disebabkan semakin luasnya tugas - tugas negara.
Kompleksnya hukum yang mengatur instansi - instansi serta segala sesuatu yang berkaitan
dengan kekuasaan hubungan - hubungan hukumnya disebut Hukum Administrasi Negara.
Penerapan Hukum Administrasi Negara di Indonesia dapat dijadikan instrumen yuridis oleh
pemerintah dalam rangka melakukan sebuah pengaturan, pelayanan, dan perlindungan bagi
masyarakat. ( https://www.researchgate.net/publication/336869416 Perkembangan dan
Penerapan Hukum Administrasi Negara di Indonesia )

B. Letak Hukum Administrasi Negara dalam Tata Hukum Indonesia


1. Kedudukan Hukum Administrasi Negara
Keberadaan Hukum Administrasi Negara dalam suatu Negara sangatlah penting, baik bagi
administrasi Negara maupun masyarakat luas. Dengan adanya Hukum Administrasi Negara,
pihak administrasi Negara diharapkan dapat mengetahui batas - batas dan hakekat kekuasaanya,
tujuan, sifat dan kewajiban - kewajiban, juga bagaimana bentuk - bentuk sanksinya apabila pihak
administrasi negara melakukan pelanggaran hukum. Sementara pada bagian yang lain, yakni
bagi masyarakat, Hukum Administrasi Negara merupakan perangkat norma - norma yang dapat
digunakan untuk melindungi kepentingan serta hak - hak masyarakat.
Seperti diketahui dalam ilmu hukum terdapat dua pembagian hukum, yaitu Hukum Privat
( Sipil ) dan Hukum Publik. Penggolongan ke dalam hukum privat dan publik itu tidak lepas dari
isi dan sifat hubungan yang diatur dan bersumber dari kepentingan - kepentingan yang hendak
dilindungi. Adakalanya kepentingan itu bersifat perorangan tetapi ada pula yang bersifat umum.
Hubungan hukum tersebut memerlukan pembatasan yang jelas dan tegas yang melingkupi hak -
hak dan kewajiban dari dan terhadap siapa orang tersebut berhubungan.
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara penguasa dengan warganya
yang didalamnya termasuk Hukum Pidana, Hukum Tata Negara dan Hukum Tata Pemerintahan
(HAN). Pada mulanya, Hukum Administrasi Negara menjadi bagian dari Hukum Tata Negara,
tetapi karena perkembangan masyarakat dan studi hukum dimana ada tuntutan akan munculnya
kaidah - kaidah hukum baru dalam studi Hukum Administrasi Negara maka lama kelamaan
HAN menjadi lapangan studi sendiri, terpisah bahkan mencakup masalah - masalah yang jauh
lebih luas dari Hukum Tata Negara. Kecenderungan seperti ini tampak pula pada bagian - bagian
tertentu dari HAN itu sendiri, seperti Hukum Pajak yang cenderung menjadi ilmu yang mandiri,
terlepas dari Hukum Administrasi Negara.
Dengan demikian, HAN merupakan bagian dari hukum publik karena berisi peraturan yang
berkaitan dengan masalah - masalah umum. Kepentingan umum yang dimaksud adalah
kepentingan nasional, masyarakat dan negara. Kepentingan umum harus lebih didahulukan
daripada kepentingan individu, golongan dan kepentingan daerah dengan pengertian bahwa
kepentingan perseorangan harus dilindungi secara seimbang, sehingga pada akhirnya akan
tercapai tujuan negara dan pemerintahan seperti tertera dengan jelas dalam pembukaan UUD
1945 yang berbunyi: “ … melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial…”
Hukum administrasi berisi peraturan - peraturan yang menyangkut “administrasi”.
Administrasi sendiri berarti “bestuur” (pemerintah). Dengan demikian, hukum administrasi (
administratief recht ) dapat juga disebut dengan hukum tata pemerintahan ( bestuursrecht ).
Pemerintah ( bestuur ) juga dipandang sebagai fungsi pemerintahan ( bestuursfunctie ) yang
merupakan penguasa yang tidak termasuk pembentukan UU dan peradilan. Hukum Administrasi
Negara merupakan salah satu cabang atau bagian dari hukum yang khusus. Dalam studi Ilmu
Administrasi, mata kuliah Hukum Administrasi Negara merupakan bahasan khusus tentang salah
satu aspek dari administrasi, yakni bahasan mengenai aspek hukum dari administrasi Negara.
Sedangkan dikalangan PBB dan kesarjanaan internasional, Hukum Administrasi Negara
diklasifikasi baik dalam golongan ilmu - ilmu hukum maupun dalam ilmu - ilmu administrasi.
Hukum administrasi materiil terletak diantara hukum privat dan hukum pidana. Hukum
administrasi dapat dikatakan sebagai “hukum antara” (Poly-Juridisch Zakboekjeh. B3/4).
Sebagai contoh Izin Bangunan. Dalam memberikan izin penguasa memperhatikan segi - segi
keamanan dari bangunan yang direncanakan. Dalam hal demikian, pemerintah menentukan
syarat - syarat keamanan. Disamping itu bagi yang tidak mematuhi ketentuan - ketentuan tentang
izin bangunan dapat dikenakan sanksi pidana.
W.F. Prins mengemukakan bahwa “hampir setiap peraturan berdasarkan hukum administrasi
diakhiri in cauda venenum dengan sejumlah ketentuan pidana ( in cauda venenum secara harfiah
berarti ada racun di ekor / buntut ).
Menurut isinya hukum dapat dibagi dalam Hukum Privat dan Hukum Publik. Hukum Privat (
hukum sipil ), yaitu hukum yang mengatur hubungan - hubungan antara orang yang satu dengan
orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Sedangkan Hukum
Publik ( Hukum Negara ), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat - alat
perlengkapan atau hubungan antara negara dengan perseorangan ( warga negara ), yang termasuk
dalam hukum publik ini salah satunya adalah Hukum Administrasi Negara.
Hukum yang mengatur sebagian lapangan pekerjaan administrasi negara. Bagian lain
lapangan pekerjaan administrasi negara diatur dalam HTN, Hukum Privat dan sebagainya.
Pengertian HAN tidak identik dengan pengertian “hukum yang mengatur pekerjaan administrasi
negara". Maka dapat dikatakan bahwa HAN adalah suatu sub sistem dari Administrasi negara.

2. Fungsi - Fungsi Hukum Administrasi Negara


Dalam pengertian umum, menurut Budiono fungsi hukum adalah untuk tercapainya
ketertiban umum dan keadilan. Ketertiban umum adalah suatu keadaan yang menyangkut
penyelenggaraan kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama. Keadaan tertib yang umum
menyiratkan suatu keteraturan yang diterima secara umum sebagai suatu standar minimal yang
dibutuhkan, supaya kehidupan bersama tidak berubah menjadi sebuah kekacauan.
Menurut Prof. Dr. Sjachran Basah, SH, ada 5 ( lima ) fungsi hukum dalam kaitannya dengan
kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
 Direktif, sebagai pengarah dalam membangun untuk membentuk masyarakat
yanghendak dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan bernegara.Integratif, sebagai
pembina kesatuan bangsa.
 Stabilitatif, sebagai pemelihara ( termasuk ke dalamnya hasil - hasil pembangunan )
danpenjaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat.
 Perfektif, sebagai penyempurna terhadap tindakan - tindakan administrasi negara,
maupun sikap tindak warga negara dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
 Korektif, baik terhadap warga negara maupun administrasi negara dalam
mendapatkan keadilan.
 Secara spesifik, fungsi HAN dikemukakan oleh Philipus Mandiri Hadjon, yakni
fungsi Normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Ketiga fungsi ini saling
berkaitan satusama lain. Fungsi normatif yang menyangkut penormaan kekuasaan
memerintah jelas berkaitan erat dengan fungsi instrumental yang menetapkan
instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk menggunakan kekuasaan
memerintah dan pada akhirnya norma pemerintahan dan instrumen pemerintahan
yang digunakan harus menjamin perlindungan hukum bagi rakyat.
 Fungsi Normatif Hukum Administrasi Negara Penentuan norma HAN dilakukan
melalui tahap-tahap. Untuk dapat menemukan normanya kita harus meneliti dan
melacak melalui serangkaian peraturan perundang - undangan. Artinya, peraturan
hukum yang harus diterapkan tidak begitu saja kita temukan dalam undang -
undang, tetapi dalam kombinasi peraturan - peraturan dan keputusan - keputusan
Tata Usaha Negara ( TUN ) yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Pada
umumnya ketentuan undang - undang yang berkaitan dengan HAN hanya memuat
norma-norma pokok atau umum, sementara periciannya diserahkan pada
peraturan pelaksanaan.
Penyerahan ini dikenal dengan istilah terugtred atau sikap mundur dari pembuat
undang - undang. Hal ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : Karena keseluruhan
hukum TUN itu demikian luasnya, sehingga tidak mungkinbagi pembuat UU
untuk mengatur seluruhnya dalam UU formal. Norma-norma hukum TUN itu
harus selalu disesuaikan dengan tiap perubahan - perubahan keadaan yang terjadi
sehubungan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang tidak mungkin
selalu diikuti oleh pembuat UU dengan mengaturnya dalam suatu UU formal.
Di samping itu tiap kali diperlukan pengaturan lebih lanjut hal itu selalu berkaitan
dengan penilaian - penilaian dari segi teknis yang sangat mendetail, sehingga
tidak sewajarnya harus diminta pembuat UU yang harus mengaturnya. Akan lebih
cepat dilakukan dengan pengeluaran peraturan - peraturan atau keputusan -
keputusan TUN yang lebih rendah tingkatannya, seperti Keppres, Peraturan
Menteri, dan sebagainya.
Seperti disebutkan di atas bahwa setiap tindakan pemerintah dalam negara hukum
harus didasarkan pada asas legalitas. Hal ini berarti ketika pemerintah akan
melakukan tindakan, terlebih dahulu mencari apakah legalitas tindakan tersebut
ditemukan dalam undang - undang. Jika tidak terdapat dalam UU, pemerintah
mencari dalam berbagai peraturan perundang - undangan terkait. Ketika
pemerintah tidak menemukan dasar legalitas dari tindakan yang akan diambil,
sementara pemerintah harus segera mengambil tindakan, maka pemerintah
menggunakan kewenangan bebas yaitu dengan menggunakan Freies Ermessen (
merupakan kewenangan bebas yang diberikan kepada pejabat pemerintahan dalam
rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga masyarakat, yang merupakan
konsekuensi dari adanya konsep negara kesejahteraan (welfarestate) yang bertujuan
untuk mensejahterakan masyarakat. Dalam hal ini dikenal adanya prinsip bahwa
pemerintah tidak boleh menolak untuk menyelesaikan suatu masalah dengan alasan tidak
atau belum ada aturannya, sehingga agar kepentingan masyarakat tidak dirugikan,
pejabat diberi kewenangan untuk menafsirkan dan menerapkan sendiri suatu aturan
untuk menyelesaiakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
 Namun demikian, untuk menghindari penyim-pangan maka freies ermessen itu harus
sesuai dengan asasasas umum pemerintahan yang baik serta diperlukan adanya sarana
kontrol, baik kontrol yudisial, politik maupun administrative,
https://jurnal.uns.ac.id/yustisia/article/viewFile/8730/7818 ) Meskipun penggunaan
freies Ermessen dibenarkan, akan tetapi harus dalam batas - batas tertentu.
Menurut Sjachran Basah pelaksanaan Freies Ermessen harus dapat dipertanggung
jawabkan, secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan secara hukum
berdasarkan batas - atas dan batas - bawah. Batas - atas yaitu peraturan yang
tingkat derajatnya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang
tingkatderajatnya lebih tinggi. Sedangkan batas - bawah ialah peraturan yang
dibuat atau sikap - tindak administrasi negara ( baik aktif maupun pasif ), tidak
boleh melanggar hak dan kewajiban asasi warga. Di samping itu, pelaksanaan
Freies Ermessen juga harus memperhatikan asas - asas umum pemerintahan yang
baik. Berdasarkan keterangan singkat ini dapat dikatakan bahwa fungsi normatif
HAN adalah mengatur dan menentukan penyelenggaraan pemerintahan agar
sesuai dengan gagasan negara hukum yang melatarbelakanginya, yakni negara
hukum Pancasila.
 Fungsi Instrumental Hukum Administrasi Negara
Pemerintah dalam melakukan berbagai kegiatannya menggunakan instrument
yuridis seperti peraturan, keputusan, peraturan kebijaksanaan, dan sebagainya.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa dalam negara sekarang ini khususnya yang
menganut type welfare state ( Negara Kesejahteraan ), pemberian kewenangan
yang luas bagi pemerintah merupakan konsekuensi logis, termasuk memberikan
kewenangan kepada pemerintah untuk menciptakan berbagai instrumen yuridis
sebagai sarana untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan.
 Fungsi Jaminan Hukum Administrasi Negara
Menurut Sjachran Basah, perlindungan terhadap warga diberikan bilamana sikap
tindak administrasi negara itu menimbulkan kerugian terhadapnya. Sedangkan
perlindungan terhadap administrasi negara itu sendiri, dilakukan terhadap sikap
tindaknya dengan baik dan benar menurut hukum, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Dengan kata lain, melindungi administrasi negara dari melakukan
perbuatan yang salah menurut hukum. Di dalam negara hukum Pancasila,
perlindungan hukum bagi rakyat diarahkan kepada usaha - usaha untuk mencegah
terjadinya sengketa antara pemerintah dan rakyat, menyelesaikan sengketa antara
pemerintah dan rakyat secara musayawarah serta peradilan merupakan sarana
terakhir dalam usaha menyelesaikan sengketa antara pemerintah dengan rakyat.
Berdasarkan pemaparan fungsi - fungsi HAN ini, dapatlah disebutkan bahwa
dengan menerapkan fungsi-fungsi HAN ini akan tercipta pemerintahan yang
bersih,sesuai dengan prinsip-prinsip negara hukum. Pemerintah menjalankan
aktifitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau berdasarkan asas legalitas, dan
ketika menggunakan Freies Ermessen, pemerintah memperhatikan asas - asas
umum yang berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
hukum. Ketika pemerintah menciptakan dan menggunakan instrumen yuridis,
maka dengan mengikuti ketentuan formal dan material penggunaan instrumen
tersebut tidak akan menyebabkan kerugian terhadap masyarakat. Dengan
demikian, jaminan perlindungan terhadap warga negarapun akan terjamin dengan
baik.
C. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum yang lainnya.
Pada mulanya antara HTN dan HAN merupakan satu cabang ilmu yang bernama Staats en
Administratief recht, kemudian pada tahun 1946 diadakan pemisahan, dan kedua cabang ilmu
tersebut berdiri sendiri.

Hubungan antara HTN dengan HAN diantara para sarjana ternyata terdapat perbedaan
pandangan yaitu ada sarjana yang menganggap bahwa antara HTN dengan HAN mempunyai
perbedaan prinsip, namun ada ahli lain yang menganggap tidak ada perbedaan prinsip.
Kelompok ahli yang membedakan secara prinsip diantaranya: Oppenmeim, Van Vollenhoven,
Logemen dan Van Praag.
Menurut Oppenheim HTN adalah sekumpulan peraturan hukum yang membentuk alat - alat
perlengkapan negara dan aturan yang memberi wewenang kepada alat - alat perlengkapan negara
dan membagi - bagikan tugas pekerjaan pemmerintahan modern antara beberapa alat
perlengkapan negara di tingkat tinggi dan tingkat rendah. Artinya negara dalam keadaan diam.
HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat - alat perlengkapan negara
yang tinggi dan yang rendah dalam rangka alat perlengkapan negara mengunakan wewenang
yang telah ditetapkan oleh HTN. Dengan demikian HAN merupakan aturan -aturan mengenai
negara dalam keadaan bergerak.
Menurut Logeman HTN adalah mempelajari hubungan kompetensi sedangkan HAN adalah
mempelajari hubungan istimewa. HTN mempelajari tentang:
1. Jabatan-jabatan yang ada dalam suatu negara.
2. Siapakah yang mengadakan jabatan
3. Dengan cara bagimana jabatan itu ditempati oleh pejabat.
4. Fungsi jabatan-jabatan
5. Kekuasaan hukum jabatan-jabatan.
6. Hubungan antar masing-masing jabatan.
7. Dalam batas-batas manakah oran negara dapat melaksanakan tugasnya.
Sedangkan HAN merupakan pelajaran tentang hubungan istimewa, yang mempelajari
bentuk, sifat, dan akibat hukum yang ditimbulkan karena perbuatan - perbuatan hukum istimewa
yang dilakukan pejabat dalam melaksanakan tugasnya.
Kelompok yang tidak membedakan secara prinsip antara lain: Kranenburg, Prins, Vigting,
dan Van der Pot. Menurut Kranenbur hubungan antara HTN dengan HAN seperti hubungan
Burgerlijk Wetboek ( BW ) atau disebut sebagai KUH perdata) dengan Wetboek van
Koopandhel ( WvK ) atau dikenal dengan Hukum dagang, yakni hubungan umum dan khusus.
HTN adalah peraturan - peraturan hukum yang mengandung struktur umum, misalnya UUD, UU
organik mengenai desentralisasi, sedangkan HAN merupakan peraturan - peraturan khusus, UU
kepegawaian, pajak, perburuhan dsb.

 Hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara


Baron de Gerando adalah seorang ilmuwan Perancis yang pertama kali mempekenalkan ilmu
Hukum administrasi Negara sebagai ilmu hukum yang tumbuh langsung berdasarkan keputusan -
keputusan alat perlengkapan Negara berdasarkan praktik kenegaraan sehari - hari. Maksudnya,
keputusan raja dalam menyelesaikan sengketa antara pejabat dengan rakyat merupakan kaidah
Hukum Administrasi Negara.
Mr. W.F. Prins menyatakan bahwa Hukum Administrasi Negara merupakan tambahan dari
Hukum Tata negara.
Sementara Mr. Dr.Romeyn menyatakan bahwa Hukum Tata Negara menyinggung dasar -
dasar dari pada negara dan Hukum Administrasi Negara adalah mengenai pelaksanaan teknisnya.
Pendapat Romeyn ini dapat diartikan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah sejenis hukum
yang melaksanakan apa yang telah ditentukan oleh Hukum Tata Negara, dan sejalan dengan teori
Dwi Praja dari Donner, maka Hukum Tata Negara itu menetapkan tugas ( taakstelling )
sedangkan Hukum Administrasi Negara itu melaksanakan apa yang telah ditentukan oleh Hukum
Tata Negara ( taakverwezenlijking ).
Menurut Van Vollenhoven, secara teoretis Hukum Tata Negara adalah keseluruhan peraturan
hukum yang membentuk alat perlengkapan Negara dan menentukan kewenangan alat - alat
perlengkapan Negara tersebut, sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan
ketentuan yang mengikat alat - alat perlengkapan Negara, baik tinggi maupun rendah ketika alat
- alat itu akan menggunakan kewenangan ketatanegaraan.
Pada pihak yang satu terdapatlah hukum tata negara sebagai suatu kelompok peraturan
hukum yang membentuk badan - badan / lembaga kenegaraan, dan memberi wewenang kepada
badan –badan / lembaga tersebut, yang membagi pekerjaan pemerintah serta member bagian -
bagian itu kepada masing - masing badan / lembaga tersebut, baik lembaga tinggi maupun yang
rendah.
Hukum Tata Negara menurut Oppenheim yaitu memperhatikan negara dalam keadaan tidak
bergerak ( staat in rust ). Pada pihak lain terdapat Hukum Administrasi negara sebagai suatu
kelompok ketentuan - ketentuan yang mengikat badan – badan / lembaga yang tinggi maupun
rendah bila badan - badan / lembaga itu menggunakan wewenangnya yang telah diberi
kepadanya oleh hukum tata negara itu. Hukum Administrasi negara itu menurut Oppenheim
memperhatikan negara dalam keadaan bergerak ( staat in beweging ). Tidak ada pemisahan tegas
antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara. Terhadap Hukum Tata Negara dan
Hukum Administrasi Negara merupakan perpanjangan dari Hukum Tata Negara. Hukum
administrasi melengkapi hukum tata Negara, disamping sebagai hukum instrumental
(instrumenteel recht) juga menetapkan perlindungan hukum terhadap keputusan – keputusan
penguasa.

 Hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Pidana


Romeyn berpendapat bahwa hukum Pidana dapat dipandang sebagai bahan pembantu atau
“hulprecht” bagi hukum tata pemerintahan, karena penetapan sanksi pidana merupakan satu
sarana untuk menegakkan hukum tata pemerintahan, dan sebaliknya peraturan - peraturan hukum
di dalam perundang - undangan administratif dapat dimasukkan dalam lingkungan hukum
Pidana.
Sedangkan E. Utrecht mengatakan bahwa Hukum Pidana memberi sanksi istimewa baik atas
pelanggaran kaidah hukum privat, maupun atas pelanggaran kaidah hukum publik yang telah
ada.
Pendapat lain dikemukakan oleh Victor Situmorang bahwa “apabila ada kaidah Hukum
Administrasi negara yang diulang kembali menjadi kaidah hukum pidana, atau dengan perkataan
lain apabila ada pelanggaran kaidah hukum Administrasi negara, maka sanksinya terdapat dalam
hukum pidana”.
 Hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata
Menurut Paul Scholten sebagaimana dikutip oleh Victor Situmorang bahwa Hukum
Administrasi Negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang organisasi negara dan hukum
perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini mempunyai dua asas yaitu pertama, negara dan
badan hukum publik lainnya dapat menggunakan peraturan - peraturan dari hukum perdata,
seperti peraturan - peraturan dari hukum perjanjian. Kedua, adalah asas Lex Specialis derogaat
Lex generalis, artinya bahwa hukum khusus mengesampingkan hukum umum, yaitu bahwa
apabila suatu peristiwa hukum diatur baikoleh Hukum Administrasi Negara maupun oleh hukum
Perdata, maka peristiwa itu diselesaikan berdasarkan Hukum Administrasi negara sebagai hukum
khusus, tidak diselesaikan berdasarkan hukum perdata sebagai hukum umum.
Jadi terjadinya hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata
apabila:
 Saat atau waktu terjadinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdatamenjadi
kaidah hukum Administrasi Negara
 Badan Administrasi negara melakukanperbuatan-perbuatan yang dikuasasi oleh
hukum perdata
 Suatu kasus dikuasai olehhukum perdata dan hukum administrasi negara maka kasus
itu diselesaikan berdasarkanketentuan-ketentuan Hukum Administrasi Negara.
 Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Administrasi Negara Sebagaimana istilah
administrasi, administrasi negara juga mempunyai berbagai macam pengertian dan
makna.

Dimock dan Dimock, menyatakan bahwa sebagai suatu studi, administrasi negara
membahas setiap aspek kegiatan pemerintah yang dimaksudkan untuk melaksanakan
hukum dan memberikan pengaruh pada kebijakan publik ( public policy ); sebagai
suatu proses, administrasi negara adalah seluruh langkah - langkah yang diambil
dalam penyelesaian pekerjaan; dan sebagai suatu bidang kemampuan, administrasi
negara mengorganisasikan dan mengarahkan semua aktivitas yang dikerjakan orang -
orang dalam lembaga - lembaga publik.
Kegiatan administrasi negara tidak dapat dipisahkan dari kegiatan politik pemerintah,
dengan kata lain kegiatan - kegiatan administrasi negara bukanlah hanya
melaksanakan keputusan - keputusan politik pemerintah saja, melainkan juga
mempersiapkan segala sesuatu guna penentuan kebijaksanaan pemerintah, dan juga
menentukan keputusan - keputusan politik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur kegiatan administrasi negara.
Yaitu hukum yang mengatur pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Hukum Administarasi
Negara memiliki kemiripan dengan Hukum Tata n Negara. Namun menurut saya, HAN dibuat
setelah HTN. Atau dengan kata lain, HAN adalah produk Hukum yang boleh dilahirkan setelah
HTN dilahirkan ( HTN adalah Kakak dan HAN adalah adiknya ).
Kedua Hukum ini memiliki kesamaan yang terletak dalam hal kebijakan pemerintah
,sedangkan dalam hal perbedaan hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi /
hukum dasar yang digunakan oleh suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah,
untuk hukum administrasi negara dimana negara dalam "keadaan yang bergerak". Hukum tata
usaha negara juga sering disebut HTN dalam arti sempit.

B. Saran
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati agar
terciptalah Negara yang sejahtera. Dengan demikian masyarakat yang ada didalam dapat
terlindungi hukum dari hal - hal yang meresahkan dan tidak mengenakan. Sebagai Negara
hukum, Indonesia adalah salah satu Negara yang menjunjung hukum agar ketentraman di negara
Indonesia senantiasa terjaga dan terpelihara sehingga terciptalah kesejahteraan dan ketentraman
dalam bermasyarakat. Dan pemerintah berkewajiban memastikan apakah seluruh masyarakat
sudah mendapatkan haknya atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II, Jakarta, 2006

https://www.researchgate.net/publication/336869416_Perkembangan_dan_Penerapan_Hukum_A
dministrasi_Negara_di_Indonesia

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1290561007-2-BAB%201.pdf

https://www.slideshare.net/NinaCivic/makalah-hukum-administrasi-negara

Anda mungkin juga menyukai