Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan

Jurnal WidyaWidya
Keperawatan Gantari Vol. 1 No.
Gantari Vol1I/ /November
November 2014
2014

Jurnal Keperawatan Dirgantara Vol I /November 2014

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA KEPERAWATAN DENGAN


KECEMASAN SELAMA MENGIKUTI PEMBELAJARAN KLINIK DI
RUMAH SAKIT
Indah Purnamasari

Program Studi S1 Keperawatan UPN “Veteran” Jakarta


Email : indahkikuk@yahoo.com

Abstrak

Kecemasan dirasakan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran klinik di rumah sakit, seringkali bersifat
secara subyektif dengan komunikasi yang interpersonal (Stuart, 2006). Tujuan penelitian untuk melihat
hubungan antara persepsi dengan kecemasan mahasiswa selama mengikuti pembelajaran klinik di rumah
sakit. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional.
Dari hasil yang didapatkan ada 19 mahasiswa laki-laki yang mengalami kecemasan ringan dan 62 mahasiswa
perempuan yang mengalami kecemasan berat, berarti mahasiswa perempuan lebih banyak mengalami
kecemasan berat daripada laki-laki dengan nilai p=0.026 sedangkan untuk hasil uji statistik usia tidak ada
hubungan yang signifikan antara usia dengan kecemasan (p=0.910), dan sisanya ada 49 mahasiswa yang
mengalami kecemasan berat dengan persepsi buruk dan 47 mahasiswa lainnya mengalami kecemasan ringan
dengan persepsi baik dengan nilai p=0.000, sehingga mahasiswa lebih banyak mengalami kecemasan berat
dengan persepsi buruk daripada mahasiswa yang mengalami kecemasan ringan dengan persepsi baik.

Kata kunci : Persepsi, Kecemasan

ABSTRACT

Anxiety is excessive worry something perceived student learning in the following clinics in the hospital.
Anxiety felt by students are often subjectively with interpersonal communication (Stuart, 2006).purpose of
this study to look at the relationship between the perception of the students during the learning anxiety clinic
at the hospital. This research is a descriptive analytic study using cross sectional design. Of the results
obtained there were 19 male college students who experience mild anxiety and 62 female students who
experience severe anxiety, meaning more women students to experience severe anxiety than men with
p=0.026, while for the results of statistical tests of age there was no relationship significantly between age
and anxiety (p=0.910), and the rest are 49 students who experience severe anxiety with poor perception and
47 other students experiencing mild anxiety with a good perception of the value of p=0.000, so that students
are more likely to have severe anxiety with perception worse than students who experience mild anxiety with
good perception.

Key word : anxiety, perception

130 130
Jurnal Keperawatan
Jurnal WidyaWidya
Keperawatan Gantari Vol. 1 No.
Gantari Vol1I/ /November
November 2014
2014
Jurnal Keperawatan Dirgantara Vol I /November 2014

Latar Belakang sehingga merupakan sesuatu yang berarti


dan merupakan aktivitas yang terintegrasi
Perkembangan kehidupan manusia terjadi dalam diri individu (Walgito, 2010).
secara bertahap serta memiliki berbagai Persepsi kiranya juga dapat menimbulkan
macam karakteristik, tugas-tugas dan resiko reaksi suatu rasa kecemasan yang dialami
yang harus dialami atau dihadapi. Setiap oleh mahasiswa dari pembelajaran klinik
periode dalam kehidupan manusia memiliki yang mana dijelaskan oleh Wiramihardja
peranan yang sangat penting. Pemenuhan (2007) bahwa kecemasan adalah suatu
tugas-tugas pada tahap awal perkembangan perasaan yang bersifat umum, dimana
akan mempengaruhi rentang kehidupan seseorang merasa ketakutan atau kehilangan
selanjutnya (Hurlock, 2000). kepercayaan diri yang tidak jelas wujudnya.

Mahasiswa adalah suatu kelompok individu


yang sudah menyelesaikan pendidikan SMU Masalah
(Sekolah Menengah Umum) dan memasuki
pendidikan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa Mahasiswa mengatakan rasa takut dan
adalah kelompok masyarakat yang cemas sebelum praktik klinik sebanyak 4
memperoleh statusnya selalu dalam ikatan orang, mahasiswa yang mengatakan rasa
dengan perguruan tinggi (Nugraha, 2001). bingung dan malu sebelum praktik klinik
sebanyak 4 orang, mahasiswa yang
Masa peralihan yang dialami oleh para mengatakan sangat antusias sebelum praktik
mahasiswa, mendorong seorang mahasiswa klinik sebanyak 1 orang dan mahasiswa
untuk menghadapi tugas-tugas yang mengatakan tenang-tenang saja
perkembangan. Tugas perkembangan sebelum praktik klinik sebanyak 1 orang.
seorang mahasiswa muncul disebabkan Bila mahasiswa mengalami suatu rasa takut,
karena adanya perubahan yang terjadi pada cemas, bingung, dan juga malu, mereka
beberapa aspek fungsional individu, biasanya menggunakan mekanisme koping
diantaranya fisik, psikologis, dan sosial yang diantaranya memperbanyak belajar,
(Gunawati&Hartati, 2006). Tugas-tugas membawa buku disetiap ruangan atau
mahasiswa keperawatan adalah salah tindakan dan memperbanyak bertanya dan
satunya melakukan pembelajaran klinik juga konsul.
disebuah institusi kesehatan dalam hal ini
rumah sakit. Walaupun pada sebelumnya,
mahasiswa akan mendapatkan tugas seperti
Tujuan
pembuatan tugas makalah, presentasi dan
laporan kasus lainnya.
a. Mengetahui gambaran karakteristik
Pembelajaran merupakan salah satu proses mahasiswa keperawatan
yang ada di pendidikan klinik. Menurut b. Mengetahui gambaran persepsi
Emilia (2008) pembelajaran adalah suatu mahasiswa keperawatan dalam mengikuti
proses yang kompleks. Pembelajaran klinik pembelajaran klinik di Rumah Sakit
dalam keperawatan merupakan wadah yang c. Mengetahui gambaran kecemasan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa mahasiswa keperawatan dalam mengikuti
untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis pembelajaran klinik di Rumah Sakit
ke dalam pembelajaran. d. Mengetahui hubungan jenis kelamin
dengan kecemasan mahasiswa
Menghadapi pembelajaran klinik di rumah keperawatan selama mengikuti
sakit tentu akan menimbulkan suatu persepsi pembelajaran klinik di Rumah Sakit
pada seorang mahasiswa dimana persepsi ini e. Mengetahui hubungan usia dengan
akan menimbulkan suasana-suasana yang kecemasan mahasiswa keperawatan
tidak kondusif serta tidak efisien terhadap selama mengikuti pembelajaran klinik di
mahasiswa yang baru pertama kali Rumah Sakit
mengikuti praktik klinik di rumah sakit dan f. Mengetahui hubungan persepsi dengan
persepsi setiap mahasiswa akan berbeda- kecemasan mahasiswa keperawatan
beda. selama mengikuti pembelajaran klinik di
Rumah Sakit
Persepsi adalah proses pengorganisasian dan
penginterpretasian terhadap rangsang yang
diterima oleh organisme atau individu Teori

131 131
Jurnal Keperawatan
Jurnal WidyaWidya
Keperawatan Gantari Vol. 1 No.
Gantari Vol1I/ /November
November 2014
2014
Jurnal Keperawatan Dirgantara Vol I /November 2014

belajar secara efektif, hanya focus pada


Papalia (2009) mendefinisikan bahwa dirinya saja, bingung, dan disorientasi. Panik
persepsi adalah proses dimana kita berhubungan dengan ketakutan karena
mengorganisasi dan menafsirkan pola mengalami kehilangan kendali
stimulus tertentu dalam lingkungan,
menunjukkan bagaimana kita melihat, Teori kecemasan yang mempengaruhi cemas
mendengar, merasakan, mencium atau menurut (Stuart, 2007), yaitu faktor
membaui dunia sekitar kita dan apa saja predisposisi adalah teori yang
yang dialami manusia. Sunaryo (2004), dikembangkan untuk menjelaskan penyebab
proses terjadinya persepsi melalui tiga ansietas adalah teori psikoanalitik yang
proses, yaitu proses fisik yang berawal dari menurut Sigmund Freud kecemasan dimulai
suatu objek yang akan menghasilkan pada saat bayi sebagai akibat dari
stimulus melalui reseptor atau alat indera, rangsangan tiba-tiba dan trauma lahir.
proses fisiologis yang berawal dari adanya Kegelisahan berlanjut dengan kemungkinan
rangsangan stimulus yang melalui saraf bahwa lapar dan haus mungkin tidak puas.
sensoris dan diotak, serta proses psikologis
yang berawal dari suatu proses dalam otak Kecemasan Primer karena itu keadaan
sehingga individu menyadari stimulus yang tegang atau dorongan yang dihasilkan oleh
diterima. Jadi, syarat untuk mengadakan penyebab eksternal. Lingkungan mampu
persepsi perlu adanya proses fisik, proses mengancam serta memuaskan. Ini ancaman
fisiologis, dan proses psikologis implisit predisposes orang untuk kecemasan
di kemudian hari. Freud menyatakan
Adapun klasifikasi dari kecemasan menurut struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen,
Stuart (2006), yaitu kecemasan ringan yaitu id, ego, dan superego. Id
dimana berhubungan dengan ketegangan melambangkan dorongan insting dan impuls
dalam kehidupan sehari-hari dan primitif. Superego mencerminkan hati
menyebabkan seseorang menjadi waspada nurani seseorang dan dikendalikan oleh
dan meningkatkan rasa persepsinya. norma-norma budaya seseorang, sedangkan
Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar ego atau aku digambarkan sebagai mediator
dan menghasilkan pertumbuhan dan antara tuntutan dari id dan superego.
kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada
tingkat ini adalah kelelahan, lapang persepsi Pengajaran klinik merupakan usaha untuk
meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk menggali cara-cara dimana mahasiswa
belajar, dan motivasi meningkat. memahami dan mempergunakan konsep-
konsep yang telah dipelajari sehingga dapat
Kecemasan sedang dapat memungkinkan diaplikasikan dalam praktek. Dalam
seseorang untuk memusatkan pada masalah pengajaran ini, pembelajaran klinik
yang penting dan mengesampingkan yang bertujuan untuk membantu mahasiswa agar
lain sehingga seseorang mengalami mampu memahami, menguji dan
perhatian yang selektif, namun dapat mempergunakan konsep dari program
terarah. teoritis untuk diterapkan ke praktek klinik,
mengembangkan keterampilan-keterampilan
Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini psikomotor, intelektual dan sikap sebagai
adalah kelelahan meningkat, kecepatan persiapan untuk memberi asuhan kepada
denyut jantung, bicara dengan volume pasien, menemukan prinsip-prinsip dan
tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu mengembangkan wawasan melalui latihan-
belajar namun tidak optimal, konsentrasi latihan praktis yang bertujuan untuk
menurun, mudah tersinggung, mudah lupa menerapkan ilmu dasar ke praktek
dan marah. Kecemasan berat sangat keperawatan serta mengadakan pendekatan
mengurangi lahan persepsi seseorang. dalam penyelidikan atau penelitian
Seseorang dengan kecemasan berat (Nurhidayah, 2011).
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu
yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat Praktik klinik ini bertujuan untuk
berfikir tentang hal lain. Orang tersebut memberikan kesempatan kepada mahasiswa
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat untuk mengembangkan keterampilan
memusatkan pada suatu area yang lain. berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis
Manifestasi yang muncul pada tingat ini tidak dapat di capai hanya dengan
adalah tidak dapat tidur, sering kencing, pembelajaran di kelas atau di laboratorium
lahan persepsi menyempit, tidak dapat saja tetapi juga melalui pengalaman yang

132 132
Jurnal Keperawatan
Jurnal WidyaWidya
Keperawatan Gantari Vol. 1 No.
Gantari Vol1I/ /November
November 2014
2014
Jurnal Keperawatan Dirgantara Vol I /November 2014

bervariasi mulai dari pengalaman melakukan Hasil dan Pembahasan


pengkajian hingga menyelesaikan masalah
klien. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
pada tingkat 2 dan 3 maka dapat
Praktik klinik juga memberikan kesempatan disimpulkan bahwa ada sebanyak 19
bagi para mahasiswa untuk mengembangkan (67.9%%) mahasiswa laki-laki yang
sikap, keterampilan psikomotor, mengalami kecemasan ringan dan 9 (32.1%)
pengetahuan, manajeman waktu, dan mahasiswa laki-laki lainnya mengalami
keterampilan penyelesaian masalah. Adapun kecemasan berat, sedangkan sebanyak 45
aspek-aspek pada pembelajaran klinik, yaitu (42.1%) mahasiswa perempuan mengalami
integrasi teori dalam praktik dimana praktik kecemasan ringan dan sisanya sebanyak 62
klinik memberikan kesempatan bagi (57.9%) mengalami kecemasan berat. Hasil
mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu uji statistik diperoleh nilai p=0.026 maka
pengetahuan yang telah dipelajari di tahap dapat disimpulkan ada perbedaan antara
akademik. Dalam mengaplikasikan teori jenis kelamin dengan kecemasan. Dari hasil
tersebut mahasiswa mencoba untuk analisis diperoleh nilai OR=2.909, artinya
mempelajari kembali teori yang sudah mahasiswa perempuan mempunyai peluang
pernah diperoleh di tahap akademik, 2.9 kali lebih besar mengalami kecemasan
membandingkan dengan realitas ysng ada di berat daripada mahasiswa laki-laki.
lahan praktik, dan kemudian mencoba Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
memahami realitas tersebut. dilakukan oleh Zulkarnain (2009), yaitu
“Persiapan Mahasiswa Fakultas Psikologi
Model dalam bimbingan klinik yang Menghadapi Pembelajaran Klinik
dikembangkan oleh pembimbing klinik Universitas Sumatera Utara”. Diperoleh
bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya hasil, yaitu: P<0.05, ada perbedaan
serta pendekatan pada proses bimbingan dan kecemasan yang signifikan dengan jenis
praktek. Adapun macam-macam model dari kelamin dimana perempuan memiliki
bimbingan klinik, meliputi sistem simulasi memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi
keterampilan pembelajaran klinik bertujuan daripada laki-laki dalam menghadapi ujian.
untuk mengurangi rasa takut atau stress bagi
peserta didik yang baru praktek di layanan Dalam kenyataannya saat ini yang ada di
klinik, simulasi klinik bertujuan untuk FIKES UPN lebih banyak yang berjenis
pendekatan praktek nyata dengan cara kelamin perempuan karena mayoritas
analisa kasus dan permasalahannya, serta perawat adalah yang berjenis kelamin
kolaborasi keterampilan klinik ini dilakukan perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
dengan workshop secara regular yang Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta pada tingkat 2 dan 3 maka dapat
didik secara intensif dan waktu yang singkat disimpulkan bahwa nilai P Value=0.910
dan dapat dilaksanakan ditiap bagian klinik berarti P Value >0.05, sehingga dapat
lainnya (Hidayat, 2000). dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara
usia mahasiswa dengan tingkat kecemasan.
Semua usia mengalami kecemasan selama
Metode Penelitian mengikuti pembelajaran klinik di rumah
sakit.
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian deskriptif analitik dengan Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari
pendekatan cross sectional. Rancangan Gunawati&Hartati (2006) bahwa mahasiswa
cross sectional ini dipilih karena adalah peserta didik yang terdaftar dan
pendekatannya satu waktu atau tidak diikuti belajar pada suatu perguruan tinggi (Buku
terus menerus selama kurun waktu tertentu Pedoman Universitas Sumatera Utara,
dimana variabel bebas dan variabel terikat 2010). Mahasiswa digolongkan sebagai
diteliti pada waktu yang bersamaan dan seorang remaja akhir dan dewasa awal
memiliki keuntungan yaitu relatif mudah dengan rentang usia antara 18-21 tahun dan
dan hasilnya cepat dapat diperoleh. 22-24 tahun dimana pada usia tersebut
mahasiswa mengalami masa peralihan dari
rentang remaja akhir menuju dewasa
awal,Namun penelitian ini tidak sejalan
dengan Zulkarnain (2009), yaitu “Persiapan
Mahasiswa Fakultas Psikologi Menghadapi

133 133
Jurnal Keperawatan
Jurnal WidyaWidya
Keperawatan Gantari Vol. 1 No.
Gantari Vol1I/ /November
November 2014
2014
Jurnal Keperawatan Dirgantara Vol I /November 2014

Pembelajaran Klinik Universitas Sumatera teori yang diatas, maka persepsi dari
Utara” diperoleh hasil, yaitu: Dari hasil uji masing-masing individu akan berbeda-beda
F, diketahui nilai F = 3,651 p<0.01, dapat seiring dengan kemampuan berpikir,
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengalaman mahasiswa, dan cara
kecemasan yang sangat signifikan penginterpretasian dari masing-masing
berdasarkan usia subjek penelitian. Subjek mahasiswa terhadap pembelajaran klinik di
yang berusia 18 tahun memiliki tingkat rumah sakit.
kecemasan menghadapi ujian yang lebih
tinggi dibandingkan subjek yang lainnya. Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori
Dari hasil uji t, diketahui nilai t = 2,362 Wiramihardja (2007) bahwa kecemasan
p<0.05. adalah perasaan dimana mahasiswa merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri
Pada umumnya remaja pada tahap akan pembelajaran klinik di rumah sakit.
perkembangan mengalami banyak Sedangkan menurut Videbeck (2008)
perubahan dalam hidupnya. Pada masa ini, kecemasan adalah perasaan takut dari
individu umumnya telah mampu mahasiswa yang tidak jelas akan wujudnya.
bertanggungjawab membuat keputusan bagi Ketika mahasiswa merasakan cemas, maka
dirinya sendiri, namun belum sepenuhnya mahasiswa biasanya merasa tidak nyaman
mandiri (Santrock, 2006). pada dirinya sendiri.

Dalam kenyataannya tidak terdapat


perbedaan kecemasan antara yang berumur
SIMPULAN
20 tahun dengan yang berumur 18 tahun.
Semua umur mengalami kecemasan selama
Setelah melakukan penelitian tentang
mengikuti pembelajaran klinik di rumah
hubungan persepsi mahasiswa keperawatan
sakit.
dengan kecemasan selama mengikuti
pembelajaran klinik di rumah sakit dapat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
penulis simpulkan bahwa :
pada tingkat 2 dan 3 maka dapat
a. Berdasarkan karakteristik responden jenis
disimpulkan bahwa ada sebanyak 47
kelamin dalam penelitian ini adalah
(68.1%) mahasiswa yang mengalami
responden yang berjenis kelamin
kecemasan ringan dengan persepsi baik dan
perempuan berjumlah 107 mahasiswa
sebanyak 22 (31.9%%) mahasiswa
(79,3%) sedangkan responden yang
mengalami kecemasan berat dengan persepsi
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 28
baik, sedangkan 17 (25.8%) mahasiswa
mahasiswa (20,7%). Sedangkan
mengalami kecemasan ringan dengan
karakteristik usia dalam penelitian ini
persepsi buruk dan sisanya 49 (74.2%)
adalah responden berusia 20 tahun
mahasiswa mengalami kecemasan berat
berjumlah 56 mahasiswa (41,5%)
dengan persepsi buruk. Hasil uji statistik
sedangkan responden yang berusia 19
diperoleh nilai p=0.000 maka dapat
tahun berjumlah 37 mahasiswa (27,4%).
disimpulkan ada hubungan yang signifikan
b. Berdasarkan responden yang mengalami
antara persepsi dengan kecemasan.
persepsi baik berjumlah 69 responden
(51.1%), sedangkan responden yang
Dari hasil analisis diatas diperoleh nilai
mengalami persepsi buruk berjumlah 66
OR=6.158 yang artinya mahasiswa yang
responden (48.9%). Jadi sebagian besar
memiliki persepsi buruk berpeluang 6.1 kali
responden mengalami persepsi baik
untuk kecemasan berat dibandingkan dengan
selama mengikuti pembelajaran klini di
mahasiswa yang berpersepsi baik.
rumah sakit.
c. Berdasarkan responden yang mengalami
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari
kecemasan ringan berjumlah 64
Sunaryo (2004) bahwa persepsi adalah
responden (47.4%), sedangkan responden
proses dari penginterpretasian mahasiswa
yang mengalami kecemasan berat
terhadap pembelajaran klinik dimana
berjumlah 71 responden (52.6%). Jadi
terdapatnya suatu stimulus atau respons
sebagian besar respondenmengalami
yang terjadi dalam diri masing-masing
kecemasan berat selama mengikuti
mahasiswa. Karena persepsi terjadi dalam
pembelajaran klinik di rumah sakit.
diri masing-masing mahasiswa, maka apa
yang dipikirkan oleh mahasiswa akan ikut
aktif dalam respons persepsi. Berdasarkan

134 134
Jurnal Keperawatan
Jurnal WidyaWidya
Keperawatan Gantari Vol. 1 No.
Gantari Vol1I/ /November
November 2014
2014
Jurnal Keperawatan Dirgantara Vol I /November 2014

DAFTAR PUSTAKA 1. Diakses pada tanggal 15 April


2013
Alwisol (2005). Psikologi Keperibadian.
Ed. Revisi. Malang: UMM-Press Safari, Triantoro (2009). Manajemen Emosi:
Sebuah Panduan Cerdas
Diana, E.Papalia, Sally&Ruth Duskin Bagaimana Mengelola Emosi
(2009). Human Development. Positif Dalam Hidup Anda. Ed. 1.
Jakarta: Salemba Humanika Cet. 1. Jakarta: Bumi Aksara

Emilia, Ova (2008). Kompetensi Dokter dan Santrock, J.W (2006). Life-Span
Lingkungan Belajar Klinik di Development. New York:
Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah McGraw-Hill
Mada University Press
Smeltzer, S. C, Bare, B. G (2002). Buku
Gunawati&Hartati (2006). Hubungan Ajar Keperawatan Medikal Bedah
antara Efektivitas Komunikasi Vol 2. Ed 8. Jakarta: Penerbit Buku
Mahasiswa-Dosen Pembimbing Kedokteran EGC.
utama skripsi dengan stress dalam
Menyusun skripsi pada mahasiswa Suliswati (2005). Konsep Dasar
program Studi psikologi fakultas Keperawatan Kesehatan Jiwa.
kedokteran Universitas Jakarta: EGC
Diponegoro. Jurnal Psikologi
Universitas Diponegoro (3), 2, Sunaryo. Psikologi untuk keperawatan.
diakses pada tanggal 15 Januari Jakarta: EGC, 2004
2013.
Stuart, Gail W (2006). Buku Saku
Hurlock, E.B (2000). Psikologi Keperawatan Jiwa. Ed. 5. Jakarta:
Perkembangan: Suatu Pendekatan EGC
Sepanjang Rentang Kehidupan.
Penerjemah: Istiwidayanti. Jakarta: Stuart, Gail W& Sandra Sundeen (2007).
Penerbit Erlangga. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Jakarta: EGC
Malini, H&Huriani, E (2006). Kajian
Metode Pengajaran Klinik Dalam Videbeck, Sheila L (2008). Buku Ajar
Meningkatkan Pencapaian Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Kompetensi Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Dalam Walgito, Bimo (2010). Pengantar Psikologi
Praktek Profesi Keperawatan Umum. Ed. V. Jogjakarta: Andi
Medikal Bedah. Tidak
dipublikasikan Wiramihardja, S.A (2007). Pengantar
Psikologi Abnormal. Bandung:
Nevid, J.S, Rathus, S.A&Greene, B (2005). Revika Aditama
Psikologi Abnormal Jilid 1. Ed. 5.
Jakarta: Erlangga Wong`s&Hockenberry (2007). Wong`s
Nursing Care of Infants and
Nurhidayah, Rika Endah (2011). Pendidikan Children. Ed. 8. Canada: Mosby
Keperawatan, Pendekatan Elsevier
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Rika Endah Nurhidayah-Medan:
USU Press. 2011

Perry&Potter (2005). Fundamental


Keperawatan. Konsep, Proses, dan
Praktek. Ed. 4. Jakarta: EGC

Puspa, Harfiahana (2013). Self Efficacy


dengan kecemasan dalam
menghadapi Ujian Nasional.
Jurnal Online Psikologi, Vol 1 No

135 135

Anda mungkin juga menyukai