Teologi Islam”
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
KEDIRI 2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas izin karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa lupa kami haturkan shalawat serta
salam kepada junjungan kita Rasulullah S.A.W. yang kita harapkan syafaatnya di hari akhir
kelak.
Dalam penulisan makalah yang berjudul “Aliran Aliran Dalam Ilmu Kalam (Jabariyah
Dan Qodariyah)” ini kami susun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah di IAIN Kediri.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Bayu Fermadi. Lc.,
M. Hum selaku dosen mata kuliah Teologi Islam. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB . PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Tujuan ................................................................................................................................5
C. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN...........................................................................................................6
A. Aliran Aliran Ilmu Kalam..............................................................................................6
B. Pemikiran Aliran Ilmu Kalam......................................................................................11
C. Tokoh - Tokoh Aliran Jabariyah..................................................................................13
D. Tokoh - Tokoh Aliran Qodariyah..................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu kalam sangat lah penting untuk di ketahui oleh seorang muslim, dalam ilmu
kalam ini adalah pembahasan tentang aqidah dalam Islam yang merupakan inti dasar
agama, karena persolan aqidah Islam ini memiliki konsekuensi yang berpengaruh pada
keyakinan yang berkaitan dengan bagaimana seseorang harus menginterpretasikan tuhan
itu sebagai sembahannya sehingga terhindar dari kesesatan dan dosa yang tak
terampunkan (syirik).
Pembahasan pokok dalam Agama Islam adalah aqidah, namun dalam kenyataanya
masalah pertama yang muncul di kalangan umat Islam bukanlah masalah teologi,
melainkan persolaan di bidang politik, hal ini di dasari dengan fakta sejarah yang
menunjukkan bahwa, titik awal munculnya persolan pertama ini di tandai dengan
lahirnya kelompok-kelompok dari kaum muslimin yang telah terpecah yang kesemuanya
itu di awali dengan persoalan politik yang kemudian memunculkan kelompok-kelompok
dengan berbagai Aliran teologi dan berbagai pendapat-pendapat yang berbeda-beda.
Dalam Ilmu Kalam, kita dihadapkan pada berbagai macam gerakan pemikiran-
pemikiran besar yang semuanya dapat dijadikan sebagai gambaran bahwa agama Islam
telah hadir sebagai pelopor munculnya pemikiran-pemikiran yang hingga sekarang
semuanya dapat kita jumpai hampir di seluruh dunia. Hal ini juga dapat menjadikan
alasan bahwa Islam banyak dijumpai dalam karena Islam merupakan sumber daripada Al
Quran dan As-Sunnah yang dapat berhubungan dengan pertumbuhan masyarakat luas.
A. Tujuan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ilmu Kalam?
2. Bagaimana Aliran Ilmu Kalam?
3. Bagaimana Pemikiran Ilmu Kalam?
4. Siapa tokoh tokoh Jabariyah dan Qodariyah?
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Aliran Khawarij
Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakan Aliran pertama
yang muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani,
bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang berhak dan
telah di sepakati para jemaah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur rasyidin, atau
pada masa tabi’in secara baik-baik. Menurut bahasa nama khawarij ini berasal dari kata
“kharaja” yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang keluar dari
barisan Ali. Kelompok ini juga menyebut dirinya Syurah yang berarti “golongan yang
mengorbankan dirinya untuk allah di samping itu nama lain dari khawarij ini adalah
Haruriyah, istilah ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat kufah, yang
merupakan tempat mereka menumpahakn rasa penyesalannya kapada Ali bin abi Thalib
yang mau berdamai dengan Mu’awiyah.
Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang
memisahkan diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap Ali bin abi
Thalib yang menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan persilisihan
dan konfliknya dengan mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam, pada waktu perang
siffin.
1. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
2. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan
zubair, dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang
menerima dan mambenarkannya – di hukum kafir;
3. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.
4. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim
berhak menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
5. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
6. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng,
7. Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).
2. Aliran Murji’a
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat
dalam upaya mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar. Mereka
menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu
di hadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang.
Orang mukmin yang melakukan dosa besar masih di anggap mukmin di hadapan mereka.
Orang mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada
tuhan selain allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan kata lain bahwa orang
mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap mangucapkan dua kalimat syahadat
yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang tersebut masih tetap mukmin,
bukan kafir. Pandangan mereka itu terlihat pada kata murji’ah yang barasal dari kata
arja-a yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan.
Ajaran-ajaran Murji’ah :
3. Aliran Qadariyah
Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki
kekuatan atau kemampuan. Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam, qadariyah
adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap
kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam
paham qadariyah manusia di pandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk kepada qadar dan qada Tuhan.
Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada
prinsip ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan
berdasarkan logika semata-mata.
Pokok-pokok ajaran Qadariyah :
Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam halaman 297/298, pokok-pokok
ajaran qadariyah adalah :
1. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan
orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.
2. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah
yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan
baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa
Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka
Allah berhak disebut adil.
3. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati
bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat,
mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka
Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan
zatnya sendiri.
4. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana
yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama.
Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik
atau buruk.
4. Aliran Jabariyah
Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa.
Sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan
dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebutkepada Allah. Dan dalam
bahasa inggris disebut dengan fatalism atau predestination, yaitu paham yang menyatakan
bahwa perbuatan manusia di tentukan sejak semula oleh qada dan qadar tuhan.
Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini telah ada sejak sebelum agama
Islam datang ke masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun pasir
sahara telah memberikan pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang
sangat tidak bersahabat dengan mereka pada waktu itu. Hal ini kemudian mendasari
mereka untuk tidak bisa berbuat apa-apa, dan menyebankan mereka semata-mata tunduk
dan patuh kepada kehendak tuhan. Munculnya mazhab ini berkaitan dengan munculnya
Qadariyah. Daerah kelahirannya pun berdekatan. Qadariyah muncul di irak, jabariyah di
khurasan. Aliran ini pada mulanya di pelopori oleh al-ja’ad bin dirham. Namun, dalam
perkembangannya. Aliran ini di sebarluaskan oleh jahm bin Shafwan. Karena itu aliran
ini terkadang disebut juga dengan Jahmiah.
5. Aliran Mu’tazilah
Kata Mu’tazilah berasal dari kata Í’tizal yang artinya “memisahkan diri”, pada
awalnya nama ini di berikan oleh orang dari luar mu’tazilah karena pendirinya, Washil
bin Atha’, tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam
perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian di setujui oleh pengikut Mu’tazilah dan di
gunakan sebagai nama dari bagi aliran teologi mereka.
Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua hijrah di
kota basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah
muncul pada pertengahan abad pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para sahabat yang
memisahkan diri atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada
peristiwa meletusnya perang jamal dan perang siffin, yang kemudian mendasari sejumlah
sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik tersebut dan memilih untuk menjauhkan
diri mereka dan memilih jalan tengah.
Ada lima prinsip pokok ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan bagi pemeluk ajaran ini
untuk memegangnya, yan dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf :
Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW, dan
jemaah berarti sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jama’ah mengandung arti “penganut
Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau. Ahlussunnah sering juga disebut dengan
Sunni dapat di bedakan menjadi 2 pengertian, yaitu khusus dan umum, Sunni dalam
pengertian umum adalah lawan kelompok Syiah, Dalam pengertian ini, Mu’tazilah
sebagai mana juga Asy’ariyah masuk dalam barisan Sunni. Sunni dalam pengertian
khusus adalah mazhab yang berada dalambarisan Asy’ariyah dan merupakan lawan
Mu’tazilah. Aliran ini, muncul sebagai reaksi setelah munculnya aliran Asy’ariyah dan
maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.
Pokok-pokok pemikirannya :
7. Aliran Syiah
Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini
ialah para pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di maksudkan pada
kaum muslimin yang dalam bidang spritual dan keagamaannya selalu merujuk pada
keturuan Nabi Muhammad SAW, atau yang sebut sebagai ahl al-bait.selanjutnya, istilah
yiah ini untuk pertama kalinya di tujukan pada para pengikut ali (syi’ah ali), pemimpin
pertama ahl- al bait pada masa Nabi Muhammad SAW.
Mengenai latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama
menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin
Affankemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib,
Adapun menurut Watt, Syi’ah bener-bener muncul ketika berlangsung peperangan antara
Ali dan Mu’awiyah yang dikenal denganPerang siffin. Dalam peperangan ini, sebagai
respon atas penerimaan ali terhadap arbitrase yang diatwarkan Mu’awiyah, pasukan Ali
di ceritakan terpecah menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap Ali –kelak di sebut
Syi’ah dan kelompok lain menolak sikap Ali, kelak di sebut Khawarij.
1. al Tauhid, Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa allah itu ada, Maha esa,
tunggal, tempat bergantung, segala makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang menyamainya. Dan juga mereka mempercayai
adanya sifat-sifat Allah.
2. al ‘adl, Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak
melakukan perbuatan zhalim dan perbuatan buruk, ia tidak melakukan perbuatan
buruk karena ia melarang keburukan, mencela kezaliman dan orang yang berbuat
zalim.
3. al Nubuwwah, Kepercayaan Syi’ah terhadap para Nabi-nabi juga tidak berbeda
dengan keyakinan umat muslim yang lain. Menurut mereka, Allah
mengutussejumlah nabi dan rasul ke muka bumi untnk membimbing umat
manusia.
4. al imamah, Menurut Syi’ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama
dan dunia sekaligus, ia pengganti rasul dalam memelihara Syari’at, melaksanakan
Hudud, dan mewujudkan kebaikan dan ketentraman umat.
5. al ma’ad, Ma’ad berarti tempat kembali (hari akhirat), kaum Syi’ah sangat
percaya sepenuhnya akan adanya hari akhirat, bahwa hari akhirat itu pasti terjadi
8. Aliran Salafiyah
Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang
dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul SAW, para
sahabat, para tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan salafiyah berarti orang-orang yang
mengikuti salaf. Istilah salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad abad sesudah
Rasul SAW wafat, yaitu sejak ada orang atau golongan yang tidak puas memahami al
Qur’an dan hadits tanpa ta’wil, terutama untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari
ayat-ayat al-Qur’an sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi Allah
SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan kita semua khususnya para mahasiswa untuk mempelajari Aliran
aliran, pemikiran pemikiran dan tokoh - tokoh dalam pembahasan ilmu kalam, untuk
menambah ilmu pengetahuan. Ketiganya sangat berperan penting dalam bidang
keilmuan sebagai wacana keislaman. Oleh sebab itu, kita sebaiknya mengetahui secara
spesifik perbedaan dan persamaan antara ketiganya.
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
1995)
Ahmad Qusyairi Ismail dkk, Mungkinkah Sunnah-Syi’ah Dalam Ukhuwah? (Pustaka
Sidogiri, 2007)
Al-Gazali, Risalah-Al-Laduniyah, dalam Majmumah Rasail (Beirut:Daral-Fikr, 1966)
Effendi Bachtiar, Teologi Baru Politik Islam (Yogyakarta: Galang Press, 21)