Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA (KAKEK F)

DENGAN HIPERTENSI DI DESA KEUDEE MATANG


GLUMPANG DUA KECAMATAN PEUSANGAN
KABUPATEN BIREUEN

OLEH :

WAHYU HIDAYATULLAH, S. Kep


1912101020056

DOSEN PEMBIMBING :
NS. NURHASANAH, M.Kep

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

keberhasilan pembangunan bangsa. Dalam pembangunan kesehatan diarahkan

untuk mencapai Indonesia sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup

dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai

akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Masyarakat yang sehat diartikan sebagai masyarakat yang

terhindar dari penyakit tidak menular (Dinkes, 2015). Lanjut usia Menurut UU

No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pasal 1 ayat 2 yang berbunyi

lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

keatas”. Lanjut usia merupakan proses mengalami penuaan anatomi, fisiologis dan

biokimia pada jaringan organ yang dapat mempengaruhi keadaan fungsi dan

kemampuan tubuh secara keseluruhan.

Pada lanjut usia terjadi kemunduran fungsi tubuh dimana salah satunya

adalah kemunduran fungsi kerja pembuluh darah. Penyakit yang sering dijumpai

pada golongan lansia yang disebabkan karena kemunduran fungsi kerja pembuluh

darah yaitu salah satunya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tekanan darah

tinggi merupakan salah satu penyakit degenerative yang mempunyai tingkat

morbiditas dan mortalitas tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan suatu penyakit

akibat meningkatnya tekanan darah arterial sistemik baik sistolik maupun

diastolik (Arlita, 2014).


Data World Health Organization (WHO) 2015 menunjukkan sekitar 1,13

miliar orang di dunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia

terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat.

Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya,

diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5miliar orang yang terkena hipertensi.

Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan

komplikasi.

Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di

Indonesia sebesar 34,1%. Prevalensi hipertensi di Kalimantan Timur dengan

jumlah penduduk 3.742.194 jiwa pasien yang menderita hipertensi sebesar 29,6%

(Riskesdas) tahun 2013. Kesehatan lansia bila tidak di tangani dengan baik, akan

menyebabkan penurunan fungsi fisik dan fisiologis sehingga terjadi kerusakan

tubuh yang lebih parah, menimbulkan banyak komplikasi dan mempercepat

kematian. Hipertensi pada lansia bila tidak segera diobati dapat menyebabkan

gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Potter dan Perry, 2005). Faktor yang

dapat mempengaruhi hipertensi ada dua yaitu, faktor yang dapat dikendalikan

seperti obesitas, medikasi, gaya hidup, stress dan faktor yang tidak dapat di kenali

seperti usia, riwayat keluarga, jenis kelamin (Junaedi, E dkk, 2013). Berdasarkan

hasil observasi di Puskesmas Darul Imarah selama satu minggu, bahwa kunjungan

pasien yang menderita penyakit hipertensi rata-rata usia 60 sampai dengan 75

tahun yang termasuk dalam kategori lansia. Sedangkan hasil wawancara dengan

10 pasien hipertensi bahwa 8 pasien menyatakan pola hidup yang tidak sehat

sehingga tidak dapat mengendalikan hipertensi, sedangkan pasien lainnya


menyatakan kurang dukungan dari keluarga dan kurang melakukan aktivitas fisik

sehingga tidak dapat mengendalikan hipertensi (Masyudi,2018).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus

tersebut dalam laporan akhir dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Kakek F

dengan Hipertensi di Desa Keudee Matang Glumpang Dua, Kec. Peusangan, Kab.

Bireuen”.
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Gambaran Kasus

Kakek F lansia yang berumur 61 tahun adalah seorang kepala

keluarga yang bersuku Aceh dan beragama Islam berasal dari Keudee

Matang Glumpang Dua, Kecamatan Peusangan,Bireuen. Perawat W

melakukan pengkajian pada tanggal 16 Oktober 2020 pada Kakek F.

Kakek F menderita penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Saat ini

kakek F mengeluh sering sakit kepala dan pusing, terkadang kakek F juga

mengatakan penglihatannya sudah kabur. Darah tinggi kambuh ketika

kakek F mengkonsumsi makanan yang asin, daging dan makanan yang

mengandung lemak. Jika darah tinggi kembali muncul kakek F hanya

mengkonsumsi obat amlodipin untuk menurunkan kadar darah tingginya.

Kakek F mengatakan belum mengetahui dan masih sulit untuk mengatur

pola makanan yang baik untuk penderita hipertensi. Saat melakukan

pengkajian, kakek F juga mengatakan kepada perawat W bahwa tidak bisa

tidur pada malam hari. Kakek F mudah terbangun jika mendengar suara,

serta harus menunggu lama untuk bisa tertidur kembali. Kakek F juga

mengatakan bahwa saat bangun tidur merasa pusing. Kakek F mengatakan

bahwa pernah jatuh sebelumnya pada saat merasa pusing.

Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat didapatkan

tekanan darah :140/80 mmHg, Nadi: 82 x/menit, pernafasan : 22x/menit


dan suhu :36,8 0C. Rambut kakek K sudah mulai rontok dengan

karakteristik rambut ikal bergelombang, tidak terlalu lebat dan bersih.

Kakek F keramas 2-3 minggu sekali. Pada mata, sklera tidak ikterik,

kongjungtiva tidak anemis, penglihatan sudah mulai kabur jika melihat

sesuatu dalam jarak dekat, kakek F menggunakan bantuan penglihatan

berupa kacamata. Tidak ada pembengkakan dan secret dihidung, mukosa

bibir lembab, gigi masih lengkap, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe,

ekspansi dada simetris, suara paru vesikuler, bunyi jantung BJ I> BJ II,

tidak ada nyeri tekan, perut tidak kembung. Berdasarkan pengkajian

fungsional kakek K dengan menggunakan KATS indeks didapatkan nilai 6

poin yang tergolong ke dalam kategoti tinggi, artinya kakek F masih

mandiri dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian,

makan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk IADL, kakek K

mendapatkan poin 8 yaitu tergolong kedalam kategori tinggi yang artinya

kakek F mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Pada pengkajian

status mental dengan menggunakan Short Portable Mental Status

Quesioner (SPMSQ) didapatkan bahwa fungsi intelektual kakek F berada

pada kategori utuh dengan poin 0, yang artinya kakek F tidak mengalami

kerusakan intelektual. Dari pengkajian keseimbangan menggunakan SPBB

didapatkan bahwa tes keseimbangan kakek F mendapatkan poin 4 pt, tes

kecepatan berjalan mendapatkan poin 3 pt dan tes berdiri di kursi 3 pt,

sehingga dapat disimpulkan bahwa kakek F mempunyai keseimbangan

yang baik. Pada pengkajian depresi yang menggunakan pengkajian


Inventaris Depresi Beck, kakek F mendapatkan poin 4 yang artinya

depresi tidak ada atau minimal. Pada pengkajian fungsi kognitif

menggunakan instrument Mini-cog, kakek F mendapatkan 3 poin untuk

mengulang kata, 2 poin untuk menggambar jam. Dengan total 5 poin dapat

disimpulkan bahwa kakek F kemunginan mengalami gangguan fungsi

kognitif yang rendah .

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS: Kurang Ketidakefektifan
- Tn. F mengatakan pengetahuan manajemen
sudah mengalami tentang program kesehatan: Hipertensi
hipertensi sejak 5 terapeutik Domain 1: Promosi
tahun yang lalu. Kesehatan
- Tn. F mengatakan Kelas2: Management
sering pusing dan sakit Kesehatan
kepala akhir-akhir ini KodeDiagnosis:
- Tn. F mengatakan 00078
bahwa makanan yang
asin tidak boleh
dikonsumsi
- Tn. F mengatakan
sering makan makanan
berlemak
- Tn. F mengatakan
sering mengkonsumsi
daging
DO:
- Riwayat penggunaan
obat Amlodipin 5 mg
- Hasil pemeriksaan
TTV:
TD :140/80 mmHg
HR: 82 x/menit
RR: 22x/menit
T:36,8 0C
- Menyebutkan tanda
dan gejala hipertensi
yang diketahui
- Pola diet yang tidak
tepat

B. Prioritas Masalah

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan: Hipertensi berhubungan

dengan Kurang pengetahuan tentang program terapeutik


C. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


(Tujuan dan Kriteria
Hasil)
1 Ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan 1. Catat dan ukur TTV (TD, Nadi,
manajemen keperawatan selama 3 x 24 RR dan Suhu)
kesehatan: jam diharapkan mengerti 2. Diskusikan tentang terapi dan
Hipertensi terkait penyakitnya dan pilihannya
berhubungan program perawatan serta 3. Eksplorasi kemungkinan
dengan Kurang terapi yang diberikan. sumber yang bisa digunakan
pengetahuan Kriteria hasil: 4. Evaluasi pengetahuan klien
tentang program 1. Klien mampu tentang penyakit, prosedur
terapeutik menjelaskan kembali perawatan dan pengobatan
tentang penyakit 5. Berikan penyuluhan terkait
2. Klien mampu hipertensi
menjelaskan terkait 6. Berikan penyuluhan diet
manajemen diet hipertensi
hipertensi 7. Demonstrasikan pembuatan
3. Klien mampu memilih menu menurunkan hipertensi
dan mendemonstrasikan 8. Demonstrasi aktivitas fisik
menu yang dapat senam hipertensi
dikonsumsi untuk 9. Ajarkan teknik relaksasi otot
mengurangi hipertensi progresif
4. Klien mampu
mengontrol hipertensi
dengan latihan fisik
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan; hipertensi berhubungan dengan

kurang pengetahuan tentang program terapeutik

Berdasarkan hasil pengkajian yang di lakukan pada tanggal 16

Oktober 2020 pada Kakek F. Kakek F menderita penyakit hipertensi

sejak 5 tahun yang lalu. Saat ini kakek F mengeluh sering sakit kepala

dan pusing, terkadang kakek F juga mengatakan penglihatannya sudah

kabur. Darah tinggi kambuh ketika kakek F mengkonsumsi makanan

yang asin, daging dan makanan yang mengandung lemak. Jika darah

tinggi kembali muncul kakek F hanya mengkonsumsi obat amlodipin

untuk menurunkan kadar darah tingginya. Kakek F mengatakan belum

mengetahui dan masih sulit untuk mengatur pola makanan yang baik

untuk penderita hipertensi. Hasil observasi yang didapatkan pada tanggal

17 oktober 2020 yaitu keadaan kakek F secara umum: sadar penuh,

tampak lesu dan kurang bersemangat. Hasil pemeriksaan tanda vital

didapatkan tekanan darah :140/80 mmHg, Nadi: 82 x/menit, pernafasan :

22x/menit dan suhu :36,8 0C. Dari hasil pengkajian tersebut mahasiswa

mengangkat masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan

berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang program

terpeutik.berdasarkan diagnosa tersebut maka mahasiwa melakukan

intervensi sebagai berikut:


a. Melakukan latihan Relaksasi Otot Progresif

Mahasiswa melakukan implementasi mengenai latihan

relaksasi otot progresif selama 3 hari yaitu pada tanggal 21-23

Oktober 2020 untuk diagnosa tersebut untuk menurunkan kadar

darah tinggi agar kakek F kembali sehat.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri, Nur dan Sandra (2020)

dengan judul Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap

Tekanan Darah lansia Dengan Hipertensi pada 22 orang lansia di

Puskesmas Bojong Soang Kabupaten Bandung didapatkan bahwa

dengan diberikan latihan relaksasi otot progresif ini pada lansia

dengan hipertensi selama selama 20 menit dilakukan seminggu 3

kali pagi dan sore hari dalam waktu 2 minggu secara berturut-turut

menunjukkan terdapat pengaruh teknik relaksasi otot progresif

terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di

Puskesmas Bojong Soang Kabupaten Bandung.

Intervensi ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Athi, Siti dan Edi (2018) dengan judul The Effect of

Progressive Muscle Relaxation (PMR) toDecreasing Blood

Pressure Among Elder People in Primary Health Care Center of

Cukir, Jombang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa

setelah mendapat intervensi relaksasi otot progresif sebanyak 7 kali

dalam 7 hari dan selama 30 menit per hari diperoleh skor rata-rata
86,1 mmHg. Artinya ada pengaruh intervensi ini terhadap

penurunan tekanan darah baik sistol maupun diastol pada lansia

yang mengalami hipertensi.

Prinsip pengobatan hipertensi Menurunkan tekanan darah,

Mencegah komplikasi. tautan Dan pengobatan farmakologis

hipertensi Ruang gawat darurat saat ini menggunakan obat anti-

narkoba Hipertensi pada kelompok angiotensin II Penghambat

reseptor (ARB), seperti Telmisartan Dan berikan irbesartan

Intravena (IV). Pasangan ini Turunkan tekanan darah pasien

Hipertensi, terutama jika digabungkan Kelompok diuretik (Hct),

misalnya Hydrochlorothiazide dan Lasix. dan Lakukan manajemen

keperawatan Termasuk memberi istirahat yang cukup, Pantau

tanda-tanda vital dan didik Mengenai kondisi customer agar tidak

muncul Kecemasan (Potter & Perry, 2010).

Peran perawat dalam mengatasi pasien hipertensi dengan upaya

promotif yaitu dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang

penyakit hipertensi kepada lansia, upaya preventif yaitu dengan

pengaturan diet, pembatasan perilaku merokok, manajemen

pengendalian tekanan darah, pengaturan perilaku berolahraga dan

memperhatikan status gizi lansia, upaya kuratif yaitu dengan

mengajarkan teknik relaksasi otot progresif dan menganjurkan

lansia untuk istirahat yang cukup (Kemenkes RI, 2015).


Penatalaksanaan hipertensi dapat digunakan dengan

farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologis terdiri

dari pemberian diuretik, simpatis, beta-blocker dan obat vasodilator

yang memiliki efek samping penurunan curah jantung. Sedangkan

non farmakologis penanganannya adalah terapi yang meliputi

penurunan berat badan secara teratur olahraga, diet rendah garam

dan lemak serta terapi pelengkap. Terapi komplementer banyak

digunakan untuk mengobatihipertensi karena bersifat alami dan

tidak menimbulkan bahaya efek samping. Terapi pelengkap yang

alami perawatan terapeutik termasuk terapi herbal, nutrisi terapi,

relaksasi otot progresif, meditasi, tawa terapi, akupunktur, terapi

aroma, dan pijat refleksi. Terapi komplementer untuk mengobati

hipertensi termasuk terapi relaksasi otot progresif, terapi musik,

aerobik dan yoga aerobik (Hurun dkk, 2018).

Relaksasi otot progresif (progressive Muscle Relaxation) atau

PMR merupakan salah satu bentuk relaksasi yang bisa dikatakan

sederhana melalui dua proses yaitu menegangkan otot-otot dan

merelaksasikan atau mengendurkan otot tubuh. PMR adalah salah

satu relaksasi yang dapat dilakukan secara mandiri tanpa bantuan

orang lain. PMR juga dapat dilakukan dengan cara duduk ataupun

berdiri sehingga PMR dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Relaksasi otot progresif atau progressive muscle relaxation (PMR)

suatu cara untuk menurunkan tekanan darah dengan melakukan


penegangan dan relaksasi pada otot tubuh mulai dari otot wajah,

mulut, dahi, bahu, tangan, dada, perut dan kaki (Laura, 2019).

Menurut penelitian dengan judul Effect of Progressive Muscle

Relaxation and Slow Deep Breathing on Blood Pressure and Heart

Rate on Hypertensive Clients yang dilakukan oleh Arlien (2019)

intervensi relaksasi otot progresif ini dilakukan dengan tiga tahap,

yaitu: Pertama, tahap penyiapan peralatan, kondisi lingkungan,

tahap persiapan ini akan memakan waktu sekitar 15 kali menit.

Kedua, tahap pelaksanaan intervensi PMR yang melibatkan 14

kontraksi otot bundel selama lima detik kemudian mengendurkan

pengumpulan otot selama 10 detik, untuk setiap gerakan harus

diulang dua kali sehingga pada tahap ini akan memakan waktu

yang lama 15 menit. Ketiga, yaitu tahap mengakhiri intervensi

dengan mengembalikan atau merapikan alat dan tempat yang telah

digunakan, mengatur posisi nyaman klien danmenanyakan

perasaan atau kondisinya (apakah ada keluhan), pada tahap ini akan

memakan waktu kali sekitar 10 menit.

Dalam penelitan Dedi (2019) dengan judul Benefits and Effect of

Progressive Muscle Relaxation Therapy on the Blood

Pressure of Patient with Hypertension in Mataram mengatakan

bahwa terapi ini akan membantu pasien untuk berkonsentrasi pada

pelepasan ketegangan otot di masing-masing otot utama tubuh

sambil merasakan ritme pernafasan. Terapi Relaksai ini adalah


teknik manajemen diri yang didasarkan pada cara kerja sistem saraf

simpatis dan parasimpatis. Terapi semakin banyak dilakukan

karena terbukti efektif dalam mengurangi ketegangan dan

kecemasan, penelitian relaksasi progresif telah dilakukan cukup

banyak. Terapi relaksasi ototo progresif telah terbukti efektif dalam

menurunkan tekanan darah pasien dengan penyakit hipertensi.

Dari hasil evaluasi intervensi yang telah dilakukan pada

Kakek F didapatkan bahwa kakek F dapat memahami dengan baik

manfaat dari latihan relaksasi otot progresif. Kakek F juga

mengatakan bahwa dengan melakukan latihan relaksasi otot

progresif dapat mengurangi kaku kuduk dan pusing. Kakek F

mengatakan jika darah tinggi nya kembali kambuh, kakek F akan

melakukan kembali latihan relaksasi otot progresif dengan melihat

buku panduan yang diberikan oleh mahasiswa. Tekanan darah

kakek F sudah mulai turun menjadi 130/80 mmHg. Dapat

disimpulkan bahwa, latihan relaksasi otot progresif efektif

digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada kakek F.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada hasil laporan kasus diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian intervensi terapi

relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah sistolik kakek F

dengan rata-rata perubahan sebesar 4,05 mmHg dan terdapat pengaruh

terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah diastolik

responden dengan rata-rata perubahan sebesar 0,57 mmHg.

Terapi relaksasi otot progresif lebih efektif menurunkan tekanan

darah sistolik, namun kurang efektif untuk menurunkan tekanan darah

diastolik dan dapat dijadikan sebagai salah bentuk asuhan keperawatan

mandiri untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi khususnya

tekanan darah sistolik serta mengurangi keluhan lain yang menyertai.

B. Saran

Diharapkan bagi perawat dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan secara holistik baik biologis, psikologis, kultural, spiritual dan

sosial sehingga masalah lansia dapat teratasi dengan baik. Selain itu,

intervensi dalam bacaan ini dapat diaplikasikan dalam memberikan

pelayanan kesehatan pada klien yang mengalami masalah kesehatan

khususnya pada gangguan kardiovaskuler.


DAFTAR PUSTAKA

Arisjulyanto, Dedy. (2018). The effect of progressive muscle relaxation


techniques to decrease blood pressure for patients with hypertension in
mataram. Prim Health Care, an open access journal. 8 (4): 1-4

Arlita. 2014. Hubungan Asupan Natrium, Kalium, magnesium dan Status Gizi
dengan tekanan darah Pada Lansia Di Kelurahan Makamhaji Kecamatan
Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dedy Arisjulyanto., et al. (2018). Benefits and effect of progressive muscle


relaxation therapy on the blood pressure of patient with hypertension in
mataram. EC Emergency Medicine and Critical Care 3.2 (: 76-84.

Junaedi E, Yulianti, S, Rinata, MG (2013). Hipertensi kandas berkat herbal.


Fmedia (Imprint AgroMedia Pustaka).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Riset Kesehatan Dasar 2015.


Jakarta: Kementrian kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI (2015). Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu


Penyakit Tidak Menular, Edisi Satu, Cetakan Ke Dua, Jakarta. Ditjen
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Kemenkes RI. (2017). Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI.

Kumutha, Aruna, Poongodi (2014) Effectiveness of Progressive Muscle


Relaxation Technique on Stress and Blood Pressure a mong Elderly with
Hypertension. IOSR Journal of Nursing and Health Science. 3 (4) .

Lindayania, A., Siti, U. & Edi, W.S. (2018). The effect of progressive muscle
relaxation (pmr) to decreasing blood pressure among elder people in
primary health care center of cukir, jombang. The 2nd Joint International
Conferences. 2 (2) J:160-166

Manoppo, A. J., Elisa A. (2019). Effect of progressive muscle relaxation and slow
deep breathing on blood pressure and heart rate on hypertensive clients in
selection and peer-review under the responsibility of the ICHT Conference
Committee, KnE Life Sciences, Hal: 497–509. DOI 10.18502/kls.v4i13.5281
Masyudi. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Lansia dalam
Pengendalian Hipertensi. Jurnal Action: Aceh Nutrition Journal, no. 57- 64

Potter, P. (2005). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.


Jakarta: EGC.

Potter, P. (2010). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.


Jakarta: EGC.

Rahayu, S. M., Nur, I. H., & Sandra, L.A. (2020). Pengaruh teknik relaksasi otot
progresif terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi. Media Karya
Kesehatan: Vol 3(1)

Riset Kesehatan Dasar Nasional. 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan.

Widana, Laura. C. Tjie, H.S. (2019). Hubungan antara relaksasi otot progresif
dengan penurunan tekanan darah pasien hipertensi di RSUD Kabupaten
Biak Papua periode Januari – Februari 2016. Tarumanagara Medical
Journal. 2 (1): 99-104

WHO. (2013). AGlobal Brief On Hypertension: Silent Killer Global Public Health
Crisis.
Lampiran 1

FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK

A. Data Biografi
Nama :Tn. F
Alamat :Keudee Matang Glumpang Dua, Kec. Peusangan, Kab. Bireuen
Umur :61 Tahun

Jenis Kelamis

1. Laki-laki 2.Perempuan

Umur
1. Middle 2. Elderly 3.Old 4. Very Old

Status:

1. Menikah 2.TidakMenikah 3 janda 4.Duda

Agama:
1. Islam 2. Prostestan 3.Hindu

Suku:
1.Aceh 2. Jawa 3. Lain-lain,Sebutkan……………………………

Tingkat Pendidikan:
1. Tamat SD 2. Tidak Tamat SD 3.SMP 4.SMU
5. PT 6. Buta Huruf

Sumber Pendapatan:
1. Ada,
Jelaskan: Tn. F mendapatkan gaji pensiun setiap bulan dan juga punya usaha

2. Tidak, jelaskan:

Keluarga yang dapat dihubungi:


1. Ada:

Nama : Ny. D
Status : Istri
Alamat : Keudee Matang Glumpang Dua
No Hp: 08233659068

2. Tidak:

Riwayat pekerjaan: dulunya Tn. F berprofesi sebagai guru dan karyawan kantor (PNS)
Lampiran 1

Riwayat Keluarga

Genogram:

B. Riwayat Rekreasi

Hobi/Minat: menonton Film Action

Keanggotaan Organisasi: tidak ada

Liburan/Perjalanan:Tn.F tidak memiliki jadwal liburan yang rutin dan terencana. Tn.F
mengatakan bahwa di usia pensiun ini dirinya lebih banyak menghabiskan waktu dengan
berjualan dan kadang mengunjungi temannya.

C. RiwayatKesehatan

Keluhan yang dirasakan saat ini:


1. Nyeri 6.Diare
2. Pusing 7.Gatal
3. Batuk 8. Jantung berdebar
4. Panas 9. Nyeri sendi
5. Sesak 10. Penglihatan kabur

Apa keluhan yang paling sering dirasakan dalam tiga bulan terkahir:
1. Nyeri dada 6.Daire
2. Pusing 7.Gatal
3. Batuk 8. Jantung berdebar
Lampiran 1

4. Panas 9. Nyeri sendi


5. Sesak 10. Penglihatan kabur

Penyakit yang diderita dalam tiga tahun terakhir:


1. Sesak nafas 5.Jantung
2. Nyeri sendi/rematik 6.Mata
3. Diare 7.DM
4. Penyakitkulit

D. Tanda-tanda vital dan statusgizi:


1. Suhu : 36,8 0C
2. Tekanan darah : 140/80 mmHg
3. Nadi :82 x/menit
4. Respirasi : 22x/menit
5. Berat Badan :55 Kg
6. Tinggibadan : 160 Cm

E. Pengkajian Haed to Toe:


Kepala
Kebersihan : Kotor/Bersih
Kerontokan rambut :Ya/tidak
Keluhan :Ya/tidak
Jikaya,Jelaskan :beberapa minggu ini Tn. F mengeluh sering pusing

Mata
Konjungtiva :Anemis/Tidak
Sklera :Ikterik/Tidak
Starbismus : ya/Tidak
Penglihatan :Kabur/Tidak
Penggunaan Kacamata :Ya/Tidak
Peradangan :Ya/Tidak
Riwayat katarak :ya/tidak
Keluhan :Ya/tidak
Jikaya, jelaskan :Rabun dekat

Hidung
Bentuk :Simetris/Tidak
Peradangan :Ya/Tidak
Penciuman :Terganggu/Tidak
Jikaya,Jelaskan :

Mulut dan Tenggorokan


Kebersihan :Baik/Tidak
Mukosa :Kering/lembab
Peradangan/stomatitis :ya/Tidak
Gigi : Karies/Tidak,ompong/Tidak
Radang gusi :ya/Tidak
Kesulitan menguyah : Ya/Tidak
Kesulitan menelan : tidak

Telinga
Kebersihan : Bersih/Tidak
Peradangan :Ya/Tidak
Pendengaran : Terganggu/Tidak
Lampiran 1

Jika terganggu,jelaskan : Kurang mendengar jika lawan bicara jauh


Keluhan lain :Ya/Tidak
Jika ya,Jelaskan :-

Leher
Pembesaran kelenjartiroid :Ya/Tidak
KakuKuduk :Ya/Tidak

Dada
Bentuk dada : Normal chest/ Barrel Chest/ Pigeon Chest/Lainnya
Retraksi :Ya/Tidak
Wheezing : Ya/Tidak
Rhonchi : Ya/Tidak
Suara jantung tambahan :Ada/Tidak

Abdomen
Bentuk :Distensi/Flat/Lainnya buncit karena lemak
Nyeri tekan :Ya/Tidak
Kembung :Ya/Tidak
Bising usus : Ada/Tidak Frekuensi: 7kali/menit
Massa :Ya/Tidak

Genetalia
Kebersihan :Baik/Tidak
Haemoroid :Ya/Tidak Tidak diperiksa
Hernia :Ya/Tidak.

Ekstremitas
Kekuatan otot : Skala (1-5)
Kekuatan otot:
1 :Lumpuh
2 : Melawangravitasi
3 : Melawan gravitasi tapi tidak adatahanan
4 : Melawan gravitasi dengan tahanansedikit
5 Melawan gravitasi dengan kekuatanpenuh

5555 5555

5555 5555

Postur tubuh : sedikit membungkuk


Rentang gerak : normal
Deformitas : Ya/ Tidak,jelaskan:
Tremor :Ya/Tidak
Edema kaki : Ya/ Tidak, pitting edema/tidak

Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak,Jelaskan:

Refleks Kanan Kiri


Biceps + +
Triceps + +
Lampiran 1

Knee + +
Achiles + +

Keterangan:
Refleks(+) :Normal
Refleks(-) :Menurun/meningkat

Integumen
Kebersihan :Baik/Tidak
Warna :Pucat/Tidak
Kelembaban :Kering/Lembab
Gangguanpadakulit : Ya/Tidak,Jelaskan:

F. Pengkajian Psikososial

Hubungan dengan orang lain:


1. Tidak dikenal 3. Mampu berinteraksi
2. Sebataskenal 4. Mampu kerjasama

Kebiasaan lansia berinteraksi dengan orang lain:


1. Selalu 3.Jarang
2. Sering 4. Tidakpernah

Stabilitas emosi::
1. Labil 3.Iritabel
2. Stabil 4.Datar
Jelaskan: Tn. F setiap hari berinteraksi dengan orang lain
Lampiran 1

G. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan


Kebiasaan merokok:
1. > 3Batang
2. < 3Batang
3. TidakMerokok

H. Pola Pemenuhan KebutuhanNutrisi


Frekuensi makan:
1. 1kali sehari 3. 3 kalisehari
2. 2kali sehari 4. Tidakteratur

Jumlah Makanan yang dihabiskan:


1. 1 porsihabis 3. <1/2 porsi yangdihabiskan
2. ½ porsiyangdihabiskan 4.Lain-lain

Makanan tambahan:
1. Dihabiskan 3. Kadang-kadang dihabiskan
2. Tidakdihabiskan

I. Pola Pemenuhan Cairan:


1. < 3 gelassehari
2. > 3 gelassehari

Jenis minuman:
1. Airputih 3.Kopi 5.Lainnya:...................
2. Teh 4.Susu

J. Pola KebiasaanTidur
Jumlah waktur tidur
1. <4jam 3. > 6jam
2. 4-6jam

Gangguan tidur berupa:


1. Insomnia 3. Sulit mengawali
2. Seringterbangun 4. Tidak ada gangguan

Penggunaan waktu luang


1. Santai 3.Keterampilan (berjualan)
2. Diamsaja 4. Kegiatan keagamaan

K. Pola Eliminasi BAB


Frekuensi BAB
1. 1 Kali sehari 3.Lainnya:........3 x sehari ................................
2. 2 kali sehari

Konsistensi
1. Encer 3.Lembek
2. Keras

Gangguan BAB
1. Inkontinensia 3.Diare
2. Konstipasi 4. Tidakada
Lampiran 1

L. Pola BAK
Frekuensi BAK
1. 1-3kali sehari 3. > 6 kali sehari
2. 4-6 kali sehari
Warnaurine
1. Kuning jernih 3. Kuning keruh
2. Putih Jernih

Gangguan BAK
1. Inkontinensiaurine 3. Lainnya: tidak ada
2. Retensi Urine.

M. PolaAktifitas
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan:
1. Membantu kegiatan dapur 3. Pekerjaan rumah tangga
2. Berkebun 4. Ketrampilan tangan

N. Pola Pemenuhan KeberhasilanDiri


Mandi
1. 1Kalisehari 3. 3 Kalisehari
2. 2Kalisehari 4. <1 kalisehari

Memakai sabun
1. Ya 2.Tidak

Sikat gigi
1. 1kali sehari 3. Tidak pernah,alasan:..................................................
2. 2 kali sehari

Menggunakan pasta gigi


1. Ya 2. Tidak

Kebiasaan berganti pakaian


1. 1kali sehari 3. Tidakganti
2. >1 Kali sehari

O. Data Penunjang
1. Laboratorium: -

2. Radiologi: -

3. EKG: -

4. USG: -

5. CT-Scan: -

6. Obat-obatan: a. amlodiphine 5 mg
Lampiran 1

P. PengkajianFaktor ResikoJatuh
 Kondisi : Ya Tidak

1. Riwayat fraktur tulang √


2. Penggunaan alkohol dan sedatif, pengobatan psikoaktif √
3. Riwayat jatuh sebelumnya, gangguan keseimbangan dan √
pusing
4. Penyakit akut √
5. Kondisi patologi, serangan jatuh √
6. Gangguan kognitif, disorientasi √
7. Kelemahan anggota gerak bawah √
8. Abnormalitas dari keseimbangan dan cara berjalan √
9. Masalah pada kaki √
10. Hipotensi postural √
11. Perubahan skeletal dan neuromuscular √
12. Penyakit akut dan kronik berat √
13. Defisit sensori √
14. Kecemasan berhubungan dengan jatuh sebelumnya √

 Situasi : Ya Tidak

1. Lingkungan yang berbahaya √


2. Permukaan lantai yang licin, basah √
3. Tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi √
4. Pencahayaan yang tidak adekuat √

Kesimpulan:Tn.F memiliki faktor risiko jatuh karena memiliki riwayat jatuh


sebelumnya, memiliki penyakit kronik berat (hipertensi) deficit sensori (penglihatan
kabur). Serta situasi lingkungan yang memiliki permukaan lantai yang licin

Q. Pengkajian Spiritual

a. Kegiatan keagamaan:TnF selalu melaksanakan sholat 5 waktu

b. Konsep keyakinan kliententangkematian :Tn.F mengatakan setiap manusia pasti


merasakan kematian dan tidak ada yang tau kapan kematian datang
c. Harapan-harapan klien:
Tn. F berharap tetap sehat agar dapat melihat cucu cucunya, berhubungan baik dengan
anak-anak, serta hubungan anak satu dengan anak anak lainnya baik baik saja, dan
kebutuhan terpenuhi
Lampiran 1

FORMAT PENGKAJIAN TES


KESIMBANGAN
Lampiran 1

Kesimpulan SPPB

1. Tes keseimbangan

Berdiri berdampingan= 1 pt
Berdiri semi-tendem= 1 pt
Berdiri tendem = 2 pt
Nilai total= 4 pt
Alasan : Tn. Fmampu berdiri berdampingan selama 10 detik, mampu berdiri
semi-tendem 10 detik dan mampu berdiri tendem selama 10 detik.

2. Tes kecepatan berjalan


Tn. F berjalan 4 meter membutuhkan waktu 5 detik sehingga memperoleh skor
3 pt.
3. Tes berdiri dari kursi

- Tn. F mampu berdiri dari kursi satu kali (pre test)

- Pengulangan lima kali 12 detik yang berarti 3 pt


Lampiran 1

FORMAT PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN

KATZ Index of Indepedence in Activities of Daily Living

Aktivitas Independen Dependen

(1 Poin) (0 Poin)

Tanpa supervisi, arahan atau bantuan Dengan supervisi, arahan


dan bantuan atau total care
Mandi (1 Poin) Mampu mandi sendiri atau (0 Poin) Butuh bantuan
butuh bantuan hanya satu bagian untuk mandi lebih dari satu
Poin: tubuh seperti punggung, area genital anggota tubuh.
1
atau ekstremitas yang cacat/lumpuh
Berpakaian (1 Poin) Mampu mengambil pakaian (0 Poin) Butuh bantuan
dari lemari pakaian dan untuk berpakaian
Poin: mengenakannya. Mungkin perlu
1
bantuan untuk ikat sepatu.
Toileting (1 Poin) Mampu ke toilet, bangun dan (0 Poin) Butuh bantuan
duduk, membersihkan area genital untuk ke toilet,
Poin: tanpa bantuan. membersihkan diri atau
1
menggunakan bedpan
Berpindah (1 Poin) Mampu bergerak dari tempat (0 Poin) Butuh bantuan
tidur/kursi tanpa bantuan. untuk berpindah dari tempat
Poin: tidur/kursi.
1
Kontinent (1 Poin) Mampu mengontrol miksi (0 Poin) Parsial/total
dan defekasi continent defekasi/miksi
Poin:
1
Makan (1 Poin) Mampu mengambil makanan (0 Poin) Butuh bantuan
dari piring dan memasukkannya ke untuk makan atau
Poin: mulut. Persiapan makanan bisa menggunakan parenteral
1
dilakukan oleh orang lain feeding

Kesimpulan: 6 Tinggi (pasien mandiri) Tn. F mampu melakukan aktivitas kehidupan


sehari-hari secara mandiri
Lampiran 1

FORMAT PENGKAJIAN BARTHEL INDEKS

No Kriteria Skor Dengan Mandiri Keterangan


Klien bantuan
1 Makan 10 5 10 Frekuensi: 3 x/hari
Jumlah: 1
porsi/piring/ waktu
makan
Jenis: nasi dan
sayur serta
lauk pauk
2 Berpindah dari kursi roda 15 5-10 15
ketempat tidur,
sebaliknya
3 Personal toilet (cuci 5 0 5 Frekuensi:cuci
muka, menyisir rambut, muka ± 3kali/hari
bercukur, membersihkan Menyisir rambut : 1
gigi) kali sehari
Membersihan gigi :
2 kali sehari
4 Aktivitas di toilet (membuka 10 5 10
pakaian, membasuh, menyiram)

5 Mandi 5 0 5 Frekuensi: 2
kali/hari
6 Jalan dipermukaan datar 15 10 15
(*jika tidak mampu
berjalan,
lakukan dengan kursi roda)
7 Naik turun tangga 10 5 10

8 Berpakaian (termasuk mengikat 10 5 10


sepatu dan mengencangkan ikat
pinggang)
9 Kontrol Bowel (BAB) 10 5 10 Frekuensi: 1 x
sehari
Konsistensi: lunak
10 Kontrol Bladder (BAK) 10 5 10 Frekuensi : >
6 kali/hari
Warna :
kuning jernih
Total Skor 100 100
Lampiran 1

Total nilai

Ketergantunganpenuh : 0-20

Ketergantunganberat : 21-60

Ketergantungansedang : 61-90

Ketergantunganringan : 91-99

Mandiri 100

Kesimpulan :
Tn. F memiliki total skor 100 dapat disimpulkan tingkat ketergantungan pasien mandiri, masih
mampu melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain
Lampiran 1
FORMAT PENGKAJIAN LAWTON IADL SCALE

No Kegiatan yang dilakukan Skor


1 Menggunakan telepon
a. Mampu mengoperasikan telepon secaramandiri 1
b. Menjawab telepon dan menelepon beberapa nomor yangdikenal 1
c. Mampu menjawab telepon tetapi tidak mampu menelepon 1
d. Tidak mampu menggunakantelepon
0

2 Berbelanja
a. Mampu berbelanja untuk semua kebutuhan secara mandiri 1
b. Berbelanja untuk kebutuhan kecil secara mandiri 0
c. Perlu ditemani pada saat berbelanja 0
d. Tidak mampu berbelanja 0

3 Menyiapkan makanan
a. Merencanakan, menyiapkan dan menyajikan makanan secara 1
mandiri
b. Menyiapkan makanan secara adekuat jika dibantu dalam 0
menyediakan bahan
c. Menyiapkan makanan tetapi tidak bisa mempertahankan diet 0
secara adekuat
0
d. Perlu bantuan untuk menyiapkan dan menyajikanmakanan
4 Mengatur rumah
a. Mengatur rumah sendiri atau dengan bantuansehari-hari 1
b. Melakukan tugas sehari-hari yang bersifat ringan seperti mencuci 1
piring, merapikan tempattidur
c. Melakukantugassehari-hariyangbersifatringantetapitidakdapat 1
mempertahankankebersihan
d. Perlu bantuan untuk mengatur semua tugas rumahtangga 1
e. Tidak mampu berpartisipasi dalam tugas-tugas rumahtangga 0

5 Mencuci
a. Mencuci semua pakaian pribadi secara mandiri 1
b. Mencuci hanya beberapa potong pakaian 1
c. Perlu bantuan untuk mencuci pakaian 0

6 Menggunakan transportasi
a. Melakukan perjalanan dengan transportasi umum atau kendaraan 1
pribadi secaramandiri
b. Melakukan perjalanan dengan taxi secara mandiri, tetapi tidak 1
mampu menggunakan transportasiumum
c. Menggunakan transportasi umum dengan ditemani keluarga atau 1
oranglain
0
d. Memerlukan bantuan penuh untuk melakukan perjalanan dengan
menggunakan taxi atau mobilpribadi 0
e. Tidak mampu sama sekali untuk melakukanperjalanan
7 Menyiapkan dan minum obat
a. Mengambil obat atau meminum obat dengan dosis dan waktu yang 1
benar
Lampiran 1

b. Mampu minum obat sendiri jika disiapkan olehkeluarga 0


c. Tidak mampu menyiapkan obatsendiri 0
8 Mengatur Keuangan
a. Mengaturkeuangansecaramandiri(pemasukandanpengeluaran 1
uang)
b. Mengatur belanja sehari-hari, namun memerlukan bantuan untuk 1
mengatur keuangan (seperti banking atau pengeluaranbesar)
c. Tidak mampu mengaturkeuangan 0
TOTAL SKOR 8

Keterangan: Untuk setiap kategori, lingkari setiap item yang mendekati gambaran dari klien
tersebut (1 atau 0), dengan skor total 0-8. Semakin rendah skor klien semakin tinggi level
ketergantungan.

Kesimpulan:Skor total Tn. F adalah 8 yang berarti pasien masih tergolong independent atau
mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Lampiran 1

Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short PortableMental Status

Quesioner (SPSMQ)

Benar Salah No. Pertanyaan

B 01 Tanggal berapa hari ini

B 02 Hari apa sekarang ini

B 03 Apa nama tempat ini

B 04 Dimana alamat anda

B 05 Berapa umur anda

B 06 Kapan anda lahir ( minimal tahun lahir )

B 07 Siapa presiden Indonesia sekarang

B 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya

B 09 Siapa nama ibu anda

B 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,


semua secara menurun
∑ =10 ∑ =0 Jumlah kesalahan total :1 fungsi intelektual utuh

Interpretasi hasil

a. salah 0-2 : Fungsi intelektualutuh

b. salah 3-4 : Kerusakan intelektual ringan

c. salah 5-7 : Kerusakan intelektual sedang

d. Salah8-10 : Kerusakan intelektual berat

Kesimpulan:

Jumlah kesalahan total=0 yang berarti Tn. F memiliki fungsi intelektual utuh
Lampiran 2

FORMAT PENGKAJIAN INVENTARIS DEPRESI BECK

Untuk Mengetahui Tingkat Depresi


Lansia Dari Beck & Deck (1972)

A. Nama Klien : Tn. F


B. Tanggal : 18September 2020

JenisKelamin :L/P TB/BB: 160/55 cm/Kg


Umur : 61Tahun
Agama : islam
Suku : Aceh
GolDarah :O
TahunPendidikan : SD: SLTP: SLTA: PT:
Alamat :Keudee Matang Glumpang Dua
Lampiran 2

Score Uraian
Lampiran 2

A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/ tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
C. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
D. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (Suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak mersa gagal

E. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
F. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
G. Tidak menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
H. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
Mini-Cog© Lampiran 2

2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri


Penilaian 1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
I. Menarik Diri dariSosial
3 Saya telah kehilangan minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
J.Ragu-ragu
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitang dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan
saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
L. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
M.Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
N. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
0-4 Depresi tidak ada atauminimal
5-7 Depresiringan
8-15 Depresisedang
16+ Depresiberat

Kesimpulan : Tn. F memiliki nilai 4depresi tidak ada atau minimal

Instruksi untuk Penggunaan & Penilaian


Nama : Saya N Tanggal:18 September 2020
Lampiran 2

Langkah 1 : Registrasi TigaKata

Lihat secara langsung ke responden dan katakan, “Tolong dengarkan saya dengan cermat. Saya akan
menyebutkan tiga kata dan saya ingin anda untuk mengucapkan kembali kata tersebut kepada saya
sekarang dan cobalah untuk mengingat tiga kata itu.

 Pilihan kata yang digunakan adalah [pilih salah satu versi kata dari list di bawahini].

Tolong sebutkan tiga kata itu kepada saya sekarang. ”Jika responden tidak mampu mengucapkan tiga
kata tersebut kembali setelah tiga kali percobaan, pindah ke Langkah 2 (menggambar jam).

Daftar kata berikut telah digunakan dalam berbagai studi klinis 1-3. Untuk penggunaan yang berulang-
ulang, disarankan untuk menggunakan alternatif kata yang telah disediakan.

Versi 1 Versi 2 Versi Versi Versi 5 Versi 6


3 4
Pisang Pemimpin Desa Sungai Kapten Putri
Matahari terbit Musim Dapur Negara Kebun Surga
Kursi Meja Bayi Jari Gambar Gunung

Langkah 2 : MenggambarJam

Katakan: “Selanjutnya, saya ingin anda menggambar sebuah jam untuk saya.

 Dimulai dengan gambar lingkaran besar


 Selanjutnya, tuliskan angka sehingga menyerupai jam tanpajarum

Jika telah selesai, katakan: “Sekarang saya ingin anda menggambar jarum jam pada pukul 11.10

Gunakan gambar lingkaran yang telah dicetak (lihat di halaman selanjutnya) untuk latihan ini. Ulangi
intsruksi jika dibutuhkan karena langkah ini bukanlah test memori. Jika responden tidak mampu
menggambar jarum jam dengan benar selama tiga menit, pindah ke Langkah 3.

Langkah 3 : Mengulang tigakata

Minta responden untuk mengulangi tiga kata yang telah disebutkan pada Langkah 1. Katakan: “Apa tiga
kata yang saya minta untuk anda ingat ?” Catat nomor dari versi kata yang digunakan dan jawaban
responden di bawah ini.

Versi kata:DESA, DAPUR, BAYI

Jawaban responden:DESA, DAPUR , BAYI

Penilaian

MengulangKata : (0-3poin) 1 poin untuk setiap kata spontan tanpa diberi isyarat
MenggambarJam: 0 (0 atau Jam normal : 2 poin. Jam normal memiliki semua angka
2 poin) yang ditempatkan dalam urutan yang benar (misalnya
Lampiran 2

12, 3, 6 dan 9 berada di posisi 90o) tanpa angka yang


hilang atau terduplikat. Jarum jam ditandai pada angka
11 dan 2 (11.10) panjang jarum tidakdinilai.
Tidak mampu atau menolak menggambar jam
(abnormal) : 0
poin.
Totalnilai : (0-5 poin) Total nilai = Nilai mengulang kata + Nilai
menggambarjam.

Titik potong <3 pada Mini Cog telah divalidasi untuk


skrining demensia (gangguan kognitif), tetapi banyak
individu dengan gangguan kognitif klinis mendapatkan
nilai yang lebih tinggi. Ketika diperlukan sensitivitas
yang lebih besar, direkomendasikan titik potong <4
jika terindikasi
memerlukan evaluasi status kognitif yang lebih lanjut.
Interpretasi :

0-2 = kemungkinan gangguan kognitif tinggi

3-5 =kemungkinan gangguan kognitifrendah

KRITERIA GAMBAR
JAM
Normal jika gambar jam memiliki semua angka yang ditempatkan pada posisi yang
benar dan jarum jam berada pada angka 11 dan 2 atau 11.10

Abnormal dengan beberapa alasan berikut:


 Menolak untuk menggambarjam
 Lebih dari 3menit
 Gambar jam yangsalah

Penilaian Tn. F
Mengulang kata : 3 poin
Menggambar jam : 2 poin
Total nilai 5 poin

Kesimpulan :

Tn. F memiliki total nilai = 5 yang berarti kemungkinan mengalami gangguan kognitif rendah
Lampiran 2

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN
Senin/ 19 Ketidakefektifan 1. Mengucapkan salam Subjektif:
Oktober 2020 manajemen 2. Menanyakan keadaan klien hari ini - Kakek F mengatakan masih merasakan
kesehatan: 3. Membuat kontrak waktu selama 45 kaku kuduk
Hipertensi menit untuk mendiskusikan tentang - kakek F mengatakan kepalanya juga
Hipertensi masih terasa pusing
4. Mengkaji pemahaman tentang - Kakek F mengatakan bahwa sudah
penyakit hipertensi tidak terlalu ingat lagi mengenai
5. Mengukur tekanan darah penyakitnya
6. Mengulang kembali materi tentang
hipertensi Objektif:
7. Memberikan kesempatan kepada klien - Riwayat penggunaan obat Amlodipin 5
untuk bertanya mg
8. Memberi reinforcement positif atas - Hasil pemeriksaan TTV:
usaha TD :140/80 mmHg
9. Memberi kesempatan untuk menjawab HR: 80 x/menit
pertanyaan RR: 20x/menit
10. Menyimpulkan hasil pertemuan T:36,8 0C
11. Membuat kontrak untuk pertemuan
berikutnya Analisa:
12. Mengucapkan salam Ketidakefektifan manajemen kesehatan:
hipertensi

Perencanaan:
- Kaji pemahaman tentang penyakit
Lampiran 2

hipertensi
- Berikan informasi kembali tentang
hipertensi
- Jelaskan kembali pengertian hipertensi
- Jelaskan kembali jenis-jenis hipertensi
- Jelaskan penyebab hipertensi
- Sebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Jelaskan komplikasi hipertensi
- Sebutkan cara pencegahan hipertensi
- Monitor tekanan darah
- Mengulang kembali latihan terapi otot
progresif
Lampiran 2

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN
Selasa/ 20 Ketidakefektifan 1. Mengucapkan salam Subjektif:
Oktober manajemen 2. Menanyakan keadaan klien hari ini - Kakek F mengatakan masih
2020 kesehatan: Hipertensi 3. Membuat kontrak waktu selama 45 merasakan kaku kuduk sesekali
menit untuk mendiskusikan tentang - kakek F mengatakan rasa
hipertensi pusingnya sedikit berkurang
4. Mengukur tekanan darah - Kakek F mengatakan bahwa susah
5. Mengkajian pemahaman mengenai mengingat langkah- langkah
latihan relaksasi otot progresif latihan ini
6. Menyebutkan tujuan latihan relaksasi
otot progresif Objektif:
7. Menyebutkan manfat dari relaksasi - Riwayat penggunaan obat
otot progresif Amlodipin 1 x1 sehari dengan
8. Mendemonstrasikan latihan relaksasi dosis 5 mg
otot progresif - Hasil pemeriksaan TTV:
9. Memberikan kesempatan kepada TD :140/80 mmHg
klien untuk bertanya HR: 84 x/menit
10. Memberi reinforcement positif atas RR: 25x/menit
usaha kakek F T:36,9 0C
11. Memberi kesempatan untuk bertanya
12. Menyimpulkan hasil pertemuan Analisa:
13. Membuat kontrak untuk pertemuan Ketidakefektifan manajemen kesehatan:
berikutnya hipertensi
14. Mengucapkan salam
Lampiran 2

Perencanaan:
- Monitor tekanan darah
- Mengulang kembali latihan terapi
otot progresif selama 15-20 menit
setiap pertemuan
Lampiran 2

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN
Rabu/ 21 Ketidakefektifan 1. Mengucapkan salam Subjektif:
Oktober manajemen kesehatan: 2. Menanyakan keadaan klien hari ini - Kakek F mengatakan kaku kuduk
2020 Hipertensi 3. Membuat kontrak waktu selama 45 tidak muncul sesering kemarin
menit untuk mendiskusikan tentang - kakek F mengatakan pusing nya
hipertensi sudah berkurang saat bangun tidur
4. Mengukur tekanan darah - Kakek F mengatakan bahwa sudah
5. Mengulang bersama (demonstrasikan) bisa mengingat langkah 1 sampai 3
latihan relaksasi otot progresif sesuai saat melakukan latihan ini sendiri
langkah-langkah latihan relaksasi otot
progresif selama 15-20 menit Objektif:
6. Memberikan kesempatan kepada klien - Riwayat penggunaan obat
untuk bertanya Amlodipin 1 x1 sehari dengan
7. Memberi reinforcement positif atas dosis 5 mg
usaha kakek F - Hasil pemeriksaan TTV:
8. Memberi kesempatan untuk bertanya TD :140/80 mmHg
9. Menyimpulkan hasil pertemuan HR: 82 x/menit
10. Membuat kontrak untuk pertemuan RR: 24x/menit
berikutnya T:37, 0C
11. Mengucapkan salam
Analisa:
Ketidakefektifan manajemen kesehatan:
hipertensi
Lampiran 2

Perencanaan:
- Monitor tekanan darah
- Mengulang kembali latihan terapi
otot progresif selama 15-20 menit
setiap pertemuan
Lampiran 2

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN
Kamis/ 22 Ketidakefektifan 1. Mengucapkan salam Subjektif:
Oktober manajemen kesehatan: 2. Menanyakan keadaan klien hari ini - Kakek F mengatakan masih
2020 Hipertensi 3. Membuat kontrak waktu selama 45 merasakan kaku kuduk sesekali
menit - kakek F mengatakan rasa
4. Mengukur tekanan darah pusingnya sedikit berkurang
5. Mengulang bersama (demonstrasikan) - Kakek F mengatakan bahwa susah
latihan relaksasi otot progresif sesuai mengingat langkah- langkah latihan
langkah-langkah latihan relaksasi otot ini
progresif (langkah 1-6 sampai selesai,
dilakukan dua sesi agar kakek F lebih Objektif:
ingat saat melakukan sendiri) - Hasil pemeriksaan TTV:
6. Memberikan kesempatan kepada klien TD :130/80 mmHg
untuk bertanya HR: 80 x/menit
7. Memberi reinforcement positif atas RR: 26x/menit
usaha kakek F T:36,9 0C
8. Memberi kesempatan untuk bertanya
9. Menyimpulkan hasil pertemuan Analisa:
10. Membuat kontrak untuk pertemuan Ketidakefektifan manajemen kesehatan:
berikutnya hipertensi
11. Mengucapkan salam

Perencanaan:
Lampiran 2

- Monitor tekanan darah


- Mengulang kembali latihan terapi
otot progresif selama 15-20 menit
setiap pertemuan
Lampiran 2

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN
Jum’at, 23 Ketidakefektifan 1. Mengucapkan salam Subjektif:
Oktober manajemen kesehatan: 2. Menanyakan keadaan klien hari ini - Kakek F mengatakan masih
2020 Hipertensi 3. Membuat kontrak waktu selama 45 merasakan kaku kuduk sesekali
menit - kakek F mengatakan rasa
4. Mengukur tekanan darah pusingnya sedikit berkurang
5. Mengkajian pemahaman mengenai - Kakek F mengatakan bahwa susah
latihan relaksasi otot progresif mengingat langkah- langkah latihan
6. Mengulang bersama (demonstrasikan) ini
latihan relaksasi otot progresif sesuai
langkah-langkah latihan relaksasi otot Objektif:
progresif (langkah 1-6 sampai selesai di - Hasil pemeriksaan TTV:
ulang 2 kali sesi selama 20-25 menit) TD :130/80 mmHg
7. Memberikan kesempatan kepada klien HR: 84 x/menit
untuk bertanya RR: 25x/menit
8. Memberi reinforcement positif atas T:36,9 0C
usaha kakek F
9. Memberi kesempatan untuk bertanya Analisa:
10. Menyimpulkan hasil pertemuan Ketidakefektifan manajemen kesehatan:
11. Membuat kontrak untuk pertemuan hipertensi
berikutnya
12. Mengucapkan salam

Perencanaan:
Lampiran 2

- Kaji pemahaman tentang latihan


relaksasi otot progresif
- Monitor tekanan darah
- Mengulang kembali latihan terapi
otot progresif selama 15-20 menit
setiap pertemuan

Anda mungkin juga menyukai