Resume ini
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Perkuliahan
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing:
Arum Rindu Sekar Kasih, MA.
Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama
kali oleh Prof. Charles van Ophuijsen dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan
Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan ejaan
Van Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku berjudul Kitab Logat Melajoe.[2]
Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesia.
Ejaan Van Ophuijsen atau Ejaan Lama adalah jenis ejaan yang pernah
digunakan untuk bahasa Indonesia. Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-
kata bahasa Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu
menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda. Ada tiga
ciri penanda lingual dalam Ejaan van Ophuijsen, yaitu:
Huruf hidup yang diberi aksen trema atau dwititik diatasnya seperti ä, ë, ï dan
ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong,
sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini. Kebanyakan catatan tertulis
bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai
tulisan Jawi. Ejaan ini akhirnya digantikan oleh ejaan Republik pada 19 Maret
1947.
1.2.2 Ejaan Soewandi
1.2.4