Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ZIYANATUZ ZUHRA

NIM : 601211010014
DOSEN PEMBIMBING : DR. JUNAIDI, S.Hi, M.Hum
MATKUL : ISLAMIC WORLDVIEW

RESUME AJARAN POKOK DAN PENJABARANNYA DALAM ISLAM

A. AKIDAH
1. Pengertian Akidah
Dalam islam akidah ialah iman atau kepercayaan. Sumbernya yang asasi ialah
Al-Qur’an. Akidah berasal dari kata “aqada – ya‟qidu – „aqadan” yang berarti simpul,
ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan kuat. Setelah terbentuk „aqidatan (akidah)
berarti kepercayaan atau keyakinan. Kaitan dengan aqdan dengan aqidatan adalah
bahwa keyakinan itu tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalam hati, bersifat
mengikat dan mengandung perjanjian.

Seperti di ungkapkan oleh Syekh Hasan al Banna dalam Majmu‟ar Rasaail,


aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun
dengan keragu-raguan.

Dari pengertian diatas ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
memahami akidah secara tepat dan jelas, yaitu :
 Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenarannya dengan potensi yang
dimilikinya.
 Keyakinan itu harus bulat dan penuh, tidak berbaur dengan kesamarannya dan
keraguan.
 Akidah harus mampu mendatangkan ketentraman jiwa kepada orang yang
meyakininya.
 Apabila seseorang telah meyakini suatu kebenaran, maka kosekuensinya ia harus
sanggup membuang jauh-jauh segala hal yang bertentangan dengan kebenaran
yang diyakininya itu.
2. Ruang Lingkup Pembahasan Akidah
 Ilahiah, yaitu pembahasan tentang sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan) seperti wujud Allah SWT., nama-nama Allah SWT., dan sifat-sifat
Allah SWT., dan lain-lain.
 Nubuwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan nabi dan rsul termasuk pembicaraan mengenai kita-kitab Allah
SWT., mukjizat dan sebagainya.
 Ruhaniah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, setan dan roh.
 Sam‟iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui semalui sam’i yakni dalil naqli berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah,
seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur dan sebagainya.

B. SYARI’ AH
1. Pengertian Syari’ah
Syara‟a – Yasyra‟u – Syar‟an artinya membuat undang-undang menerangkan
rute perjalanan, adat kebiasaan, jalan raya. Syara‟a – Yasyra‟u – Syar‟an artinya
masuk kedalam air memulai pekerjaan, jalan ke air, layar kapal, dan tali panah
(Mahmud Yunus, 1989:195).

Syari’ah juga berarti jalan lurus, jalan yang lempang, tidak berkelok-kelok,
jalan raya. Penggunaan kata Syar’iah bermakna peraturan, adat kebiasaan, undang-
undang, dan hukum (Ahmad Wason Munawwir, 1984:762).

Syari’ah menurut asal katanya berarti jalan menuju mata air, syariat islam
berarti jalan yang harus ditempuh seorang muslim. Sedangkan menurut istilah,
syari’at berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah SWT untuk
mengatur hubungan manusia dengan alam semesta atau dengan pengertian lain,
syari’ah adala suatu tatacara pengaturan tentang prilaku hidup manusia untuk
mencapai keridhaan Allah SWT.

2. Ruang Lingkup Syari’ah


 Ibadah, yaitu beberapa peraturan yang mengatur hubungan secara vertikal
(hablum minallah), terdiri dari : syahadat, salat, puasa, zakat, haji bagi yang
mampu, Thaharah (mandi, wudhu, tayamum), qurban, shadaqoh dan lain-lain.
 Muamalah, yaitu suau peraturan yang mengatur seseorang dengan lainnya
dalam hal tukar menukar harta (jual beli) diantaranta : perdagangan, simpan
pinjam, sewa-menyewa, warisan, wasiat, nafkah dan lain lain.
 Munakahat, yaitu peraturan masalah hubungan berkeluarga seperti :
meminang, pernikahan, mas kawin, pemelihara anak, perceraian, berbela
sungkawa dan lain lain.
 Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut masalah pidana, seperti : qishah,
diyat, kifarat, pembunuhan, perzinaan, narkoba, murtad, khianat dalam
berjuang,kesaksan, dan lain-lain.
 Siyasah, yaitu masalah politik yang intinya adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Misalnya : persaudaraan (ukhuwah), keadilan (‘adalah), tolong menolong
(ta’awun), toleransi (tasamuh), persamaan (musyawarah), kepemimpinan
(dzi’amah), dan lain-lain.

C. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak
Ahlak adalah kondisi mental, hati, batin seseorang yang mempengaruhi
perbuatan dan prilaku lahiriyah. Ahlak terpuji disebut Ahlak Mahmudah sedangkan
ahlak tercela disebut Ahlak Madzmumah.

2. Ruang Lingkup Ahlak


 Berakhlak kepada Allah, yaitu mentauhidkan Allah SWT., bertakwa kepada-
nya, beribadah kepada-nya, berdoa kepada-nya.
 Berakhlak kepada diri sendiri, yaitu bersabar karna Allah, bersyukur kepada
Allah, bersikap amanah, bersikap qana’ah.
 Berakhlak kepada keluarga, yaitu berbakti kepada kedua orang tua, adil
terhadap saudara.
 Berakhlak kepada masyarakat, yaitu mempertahankan persaudaraan, saling
tolong-menolong, bersikap adil, pemurah, pemaaf, dan bermusyawarah.
 Berakhlak kepada alam, yaitu memelihara ciptaan Allah dan memakmurkan
alam.

Anda mungkin juga menyukai