Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“AKUNTANSI MUDHOROBAH”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

DOSEN PENGAMPU :
Ahmad Fauzan, SE,S.PD, MSEI
Dibuat Oleh :
1. Nabilatur Rohmah

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN


FAKULKAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN2022/2023
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................................3
Latar Belakang.....................................................................................................................................3
Rumusan Masalah................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................................4
1. Pengertian Mudharabah...............................................................................................................4
2. Dasar Mudharabah.......................................................................................................................4
Rukun dan Syarat Mudharabah............................................................................................................5
Syarat Mudharabah..............................................................................................................................5
Bentuk-Bentuk Mudharabah................................................................................................................5
3. Insentif Mudharabah....................................................................................................................6
Macam Macam Mudharabah...............................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
Kesimpulan..................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dsn karunianya yang telah
dilimpahkannya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan dengan tepat dan waktu
yang ditentukan.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah AKUNTANSI BANK
SYARIAH yang diberikan oleh dosen bidang studi, dan juga berguna sebagai acuan atau media
untuk belajar. Kami menyadari sepenuhnnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Penutup semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memenuhi fungsinya sebagai
manayang diharapkan. Sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Lamongan, 30 Oktober 2021


BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Mudharabah merupakan suatu transaksi perdanaan atau investasi yang
berdasarkan
kepercayaan. Kepercayaan merupakana unsur terpenting dalam mudharabah, yaitu
kepercayaan dari pemilik dana ( shohibul maal ) kepada pengelolah dana ( mudharib ), di
samping itu karana pemilik dana tidak boleh ikut campur di dalam manajemen
perusahaan atau proyek yang di biayai dengan dana pemilik tersebut, kecuali sebatas
memberikan saran-saran dan melakukan pengawasan pada pengelola dana ( Syhdeini
2007 ).
Apabila usaha tersebut mengalami kegagalan dan terjadi kerugian yang
mengakibatkan sebagaian atau bahkan seluruh modal yang di tanamkan oleh pemilik
dana habis, maka yang menanggung kerugian keuangan hanya pemilik dana. Sedangan
pengelola dana sama sekali tidak menanggung atau tidak harus manganti kerugian atas
modal yang hilang, kecuali kerugian tersebut terjadi sebagai akibat kesengajaan, kelalaian
atau pelanggaran akad yang di lakukan oleh pengelola dana. Pengelolah dana hanya
menanggung kehilangan atau resiko berupa waktu, pikiran, dan jerih payah yang telah di
curahkannya selama mengelola proyek atau usaha tersebut, serta kehilangan
kesempatan untuk memperoleh sebagian dari pembagian sesuai dengan yang telah
di tetapkan dalam perjanjian mudharabah

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mudharabah
2. Apa saja dasar, rukun, syarat, bentuk-bentuk, dan inseftif mudharabah
BAB II
PEMBAHASAN
A. MUDHARABAH
1. Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak zaman
nabi, bahkan telah dipraktekkan oleh bangsa Arab sebelum turunnya Islam.
KetikaNabi Muhammad SAW berprofesi sebagai pedagang, ia melakukan akad
mudharabah dengan Khadijah. Dengan demikian, ditinjau dari segi hukum Islam,
maka praktek mudharabah ini diperbolehkan, baik menurut Al-Qur’an, Sunnah
maupun Ijma’.
Dalam praktik mudharabah antara Khadijah dengan Muhammad, saat itu Khadijah
mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh Nabi Muhammad SAW ke
luar negeri. Dalam kasus ini, Khadijah berperan sebagai pemilik modal (Shahib al-
maal) sedangkan Nabi Muhammad SAW berperan sebagai pelaksana usaha
(mudharib). Sistem pembiayaan mudharabah adalah kontrak antara dua pihak dimana
satu pihak berperan sebagai shahib al-maal dan mempercayakan sejumlah modalnya
untuk dikelola oleh mudharib sesuai dengan rukun dan syarat.
2. Dasar Mudharabah
Secara gamblang Al-Qur’an tidak pernah membicarakan tentang mudharabah meskipun
mudharabah menggunakan akar kata “daraba” (memukul), “yadribu” (sedang memukul),
“dorban” (yang dipikul) Al-Qur’an mengambil akar kata “daraba” menjadi kata
mudharabah sebanyak lima puluh delapan kali.Mudharabah atau qirad termasuk salah
satu bentuk akad syirkah (perkongsian). Istilah mudharabah digunakan orang Irak,
sedangkan orang Hijaz menyebutnya dengan istilah qirad. Dengan demikian mudharabah
dan qirad adalah dua istilah untuk makasud yang sama. Qirad diambil dari kata Al-Qardu
(potongan), sebab pemilik memberikan potongan dari hartanya untuk diberikan kepada
pengusaha agar mengusahakan harta tersebut dan pengusaha akan memberikan potongan
dari laba yang diperoleh. Bisa juga diambil dari kata muqaradah yang berarti (kesamaan),
sebab pemilik modal dan pengusaha memiliki hak yang sama terhadap laba. Orang Irak
menyebutnya dengan istilah mudharabah sebab setiap yang melakukan akad memiliki
bagian dari laba atau pengusaha harus mengadakan perjalanan dalam mengusahakan
harta modal tersebut, perjalanan tersebut dinamakan “dorban fissafar. Sebagaimana
terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 273 berikut ini:

‫ض یَحْ َسبُھُ ُم‬ِ ْ‫ضرْ بًا فِي اَأْلر‬ َ َ‫صرُوا فِي َسبِی ِل اللَّ ِھ اَل یَ ْست َِطیعُون‬ ِ ْ‫لِ ْلفُقَ َرا ِء الَّ ِذینَ ُأح‬
‫اس ِإ ْل َحافًا ۗ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن‬
َ َّ‫ْرفُھُ ْم بِ ِسی َماھُ ْم اَل یَ ْسَألُونَ الن‬ ِ ُّ‫ْال َجا ِھ ُل َأ ْغنِیَا َء ِمنَ التَّ َعف‬
ِ ‫ف تَع‬
َّ َ
‫خَ ی ٍْر فِإ َّن اللھَ بِ ِھ َعلِی ٌم‬
Artinya: “(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat oleh jihad di jalan
Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di bumi, orang yang tidak tahu menyangka
mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta, kamu kenal mereka
dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta…”

Rukun dan Syarat Mudharabah


a. Rukun Mudharaba
Faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah:
1) Orang yang melakukan akad (al-aqidani)
2) Modal (ma' qud alai)
3) Shighat ( ijab dan Qabul )

Syarat Mudharabah
1) Orang yang terkait dalam akad adalah cakap bertindak hukum
2) Syarat modal yang digunakan harus : Berbentuk uang (bukan barang), Jelas
jumlahnya, Tunai (bukan berbentuk utang) dan Langsung diserahkan ke
mudharib
3) Pembagian keuntungan harus jelas dan besarnya nisbah sesuai yang
disepakati.

Bentuk-Bentuk Mudharabah
Pada prinsip, mudharabah sifatnya mutlak dimana shahib al-mal tidak
menetapkan restriksi atau syarat-syarat tertentu kepada si mudharib. Bentuk
mudharabah ini disebut mudharabah mutlaqah atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal
sebagai Unrestrical Investment Account (URIA). Namun demikian, apabila
dipandang perlu, shahib al-mal boleh menetapkan batasan atau syarat-syarat tertentu
guna menyelamatkan modalnya dari resiko, syarat-syarat atau batasan ini harus
dipenuhi oleh mudharib. Apabila mudharib melanggar batasan-batasan ini, ia
bertanggungjawab atas kerugian yang timbul. Jenis mudharabah seperti ini disebut
mudharabah muqayyadah (mudharabah terbatas atau dalam bahasa Inggrisnya
Restricted Investment Account (RIA). Jadi, pada dasarnya, terdapat dua bentuk
mudharabah yakni mutlaqah dan muqayyadah.Namun demikian dalam praktik
perbankan syariah modern, kini dikenal dua bentuk mudharabah muqayyadah yakni
yang on balance-sheet dan yang of balance-sheet. Dalam mudharabah muqayyadah
on balance-sheet aliran dana yang terjadi satu nasabah investor ke sekelompok
pelaksana usaha dalam beberapa sector terbatas, misalnya pertnian, manufaktur dan
jasa. Nasabah investor lainnya mungkin mensyaratkan dananya hanya boleh dipakai
untuk pembiayaan di sector pembangunan, property dan pertanian. Selain
berdasarkan sector, nasabah investor bisa saja mensyaratkan berdasarkan jenis akad
penjualan cicilan saja atau penyewaan cicilan saja, atau kerjasama usaha saja. Skema
ini disebut on balance sheet karena dicatat dalam neraca bank. Dalam mudharabah
muqayyadah of balance sheet, aliran dana berasal dari satu nasabah investor kepada
satu nsabah pembiayaan (yang dalam bank konvensional disebut debitur). Disini,
bank syariah bertindak sebagai arranger saja. Pencatatan transaksinya di bank syariah
dilakukan secara of balance sheet. Sedangkan bagi hasilnya hanya melibatkan
nasabah shahibul mal dan mudharib saja. Besar bagi hasil tergantung kesepakatan
antara nasabah investor dan nasabah pembiayaan. Bank hanya memperoleh arrange
fee. Skema ini disebut of balance sheet karena transaksi ini tidak dicatat dalam neraca
bank, tetapi hanya dicatat dalam rekening administrative saja.
3. Insentif Mudharabah
Ciri khas pembiayaan mudharabah yang menuntut saling percaya yang tinggi antar
nasabah dengan bank. Kenyataan ini menjadikan pembiayaan mudharabah sebagai
pembiayaan yang beresiko tinggi, karena akan selalu menghadapi permasalahan
assymmetric information and moral hazard. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) tidak
dapat menyalurkan begitu saja sejumlah dana kepada mudharib atas dasar kepercayaan,
karena selalu ada resiko bahwa pembiayaan yang telah diberikan kepada mudharib tidak
dipergunakan sebagaimana mestinya untuk memaksimalkan keuntungan kedua belah
pihak. Begitu dana dikelola oleh mudharib maka akses informasi Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) terhadap usaha mudharib menjadi terbatas. Maka terjadi assymmetric
information dimana mudharib mengetahui informasi-informasi yang tidak diketahui oleh
Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Pada saat yang sama timbul moral hazard dari si
mudharib yakni mudharib melakukan hal-hal yang menguntungkan dan merugikan
shahib al- mal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko di atas, maka Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) dapat menerapkan sejumlah batasan-batasan tertentu ketika
menyalurkan dana kepada mudharib. Pada dasarnya ada empat panduan umum batasan
atau insentif, yaitu:
a. Menetapkan syarat agar porsi modal dari pihak mudharibnya lebih besar atau
mengenakan jaminan
b. Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang resiko operasionalnya
lebih rendah Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis dengan arus kas
yang transparan
c. Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang biaya tidak
terkontrolnya rendah.

Macam Macam Mudharabah


Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana,
prinsip mudharabah terbagi dua yaitu:

1. Mudharabah mutlaqah
2. Mudharabah Muqayyadah
3. Mudharabah musyarakah

a. Mudharabah Mutlaqah

Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan


dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apapun kepada bank, ke
bisnis apadana yang disimpannya itu hendak disalurkan, atau menetapkan penggunaan
akad-akad tertentu, ataupun mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi nasabah tertentu.
Jadi bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana URIA ini ke bisnis
manapun yang diperkirakan menguntungnkan.

Dari penerapan mudharabah mutlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan deposito,


sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah dana
deposito mudharabah.

Ketentuan umum dalam produk ini adalah:


 Bank wajib memeberitahukan kepada pemilik mengenai nisbah dan tata cara
pemberitahuan keuntungan dan/atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat
ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal
tersebut harus dicantumkan dalam akad.
 Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti
penyimpanan, serta kartu ATM dan atau penarikan lainnya kepada penabung. Untuk
deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet)
deposito kepada deposan.
 Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuia dengan perjanjian
yang disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami saldo negative.
 Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlakukan sma
seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis
maka tidak perlu dibuat akad baru.
 Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabugan dan deposito tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

b)    Mudharabah Muqayyadah

 Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet


Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (Restricted Investment) dimana
pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh pihak
bank. Misalnya disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan digunakan
dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.

Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut:

 Pemilik dana wajib menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank dan
wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus.
 Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara
pemberitahuan keuntungan dan/atau pembagian keuntungan secara risiko yan dapat
ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal
tersebut harus dicantumkan dalam akad.
 Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib
memisahkan dana ini dari rekening lainnya.
 Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertitifikat atau tanda penyimpanan
(bilyet) dposito kepada deposan.

 Mudharabah Muqayyadah of Balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada


pelaksana  usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang
mempertemukan anatara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat
menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus daipatuhi oleh bank dalam mencari bisnis
(pelaksana usaha).

Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut:

 Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib
memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus daicatat pada pos tersendiri
dalam rekening administrative.
 Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanatkan
oleh pemilik dana.
 Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan antara pemilik
dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil.

c) Mudharabah musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau syarikah). Transaksi
musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai
aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak
atau lebih di mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud.

Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barang
perdagangan (trading asset), kewirausahaan (entrepreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan
(property), peralatan (equipment), atau intangible asset (seperti hak paten atau goodwill),
kepercayaan atau reputasi (credit worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai
dengan uang. Dengan meragkum seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing pihak
dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Mudharabah adalah salah satu bentuk akad pembiayaan yang akan di
berikankepada nasabah dalam suatu Bank. secara umum Mudharabah terbagi kepadadua
jenis, yaitu: Mudharabah Muthlaqah dan Mudharabah Muqayyadah.Dalam sistem
Mudharabah ini akadnya adalah kerja sama usaha antara duapihak dimana pihak pertama
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola, keuntungan
usaha dibagi menurut kesepakatan yangdituangkan dalam kontrak. Manfaat dari
Mudharabah ini adalah Bank akanmenikmati peningkatan bagi hasil pada saat
keuntungan usaha nasabahmeningkatAkad Mudharabah harus bejalan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan syari’ahdimana si pengelola harus menjalankan usahanya dengan
rasa tanggung jawabyang tinggi, sesuai dengan prisip Syari’ah dan berupaya agar
usahanya tidakterjadi kerugian. Kerugian bisa di akibatkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Disebabkan oleh resiko bisnis;
2. Disebabkan oleh musibah atau bencana alam dan
3. Disebabkan oleh kelalaian atau penyimpangan yang dilakukan oleh sipengelola
Apabila kerugian terjadi disebabkan oleh resiko bisnis dan bencana alam
makaatas kerugian tersebut ditanggung sepenuhnya oleh si pemilik modal tetapikalau
kerugian itu terjadi disebabkan oleh kelalaian atau penyimpangan yangsengaja dilakukan
oleh sipengelola maka, atas segala kerugian itu harusditanggung oleh si mudharib
sepenuhnya dan modal yang diberikan harusdikembalikan oleh mudharib sepenuhnya.
Oleh karena itu untuk memperkecilkesempatan terjadinya kerugian yang disebabkan oleh
kelalaian ataupenyimpangan yang dilakukan oleh mudharib atau sipengelola maka,
shahibulmal harus dapat membuat aturan atau peringatan yang dapat
mengurangikesempatan mudharib untuk melakukan tindakan yang
merugikan.Pembiayaan mudharabah dipengaruhi oleh faktor langsung dan faktor
tidaklangsung. Adapun tujuan akhir

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9817949/makalah_akad_mudharabah
https://www.academia.edu/45662584/
MAKALAH_AKUNTANSI_SYARIAH_AKAD_MUDHARABAH
jiptummpp-gdl-asrulsani2-50692-2-bab1.pdf

Anda mungkin juga menyukai