Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

Pengendalian Vektor
Tentang

“Praktikum Pengendalian Tikus”

Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Fadhilla Ahmad(1903044)
2. Rini Andriani (1903070)
3. Juwita Sari (1903073)

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
salah satu tugas pada mata kuliah Pengendalian Vektor dengan judul “Praktikum
Pengendalian Tikus”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian
Vektor yang diberikan oleh dosen pengampu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, penyusunan, penguraian, maupun isinya. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam proses penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, baik
bagi pembaca maupun kami sendiri.

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB 1 : PENDAHULUAN............................................................................................

1.1Latar Belakang...............................................................................................

1.2 Perumusan Masalah......................................................................................

1.3 Tujuan ..........................................................................................................

BAB 2 : PEMBAHASAN...............................................................................................

2.1 Pengendalian Tikus dengan Penentuan Umpan............................................

2.2 Pengendalian Tikus dengan Pemasangan Perangkap Tikus........................

2.3 Pengendalian Tikus dengan Pemanfaatan umpan tradisional......................

2.4 Pengendalian Tikus dengan Pemanfaatan racun tikus.................................

BAB 3 : PENUTUP........................................................................................................

3.1 Kesimpulan...................................................................................................

3.2 Saran.............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tikus merupakan hama, karena dapat menimbulkan banyakkerugian,antara lain


menyebabkan kerusakan pada berbagai bendaterutama yang terbuatdari kayu, alat–alat listrik dan
menggangguaktivitas manusia. Tikus mampumengerat benda yang memilikikekerasan hingga 5
satuan geologi. Kemampuanmengerat benda–benda keras merupakan salah satu aktivitas
untukmengurangipertumbuhan gigi seri yang terus tumbuh. Di sampingitu tikus juga
menyebabkankerugian berupa kontaminasi padabahan makanan dengan feses, urine, rambut,dan
dapat menularkanpenyakit (Priyambodo. 2003)
Penyakit akibat tikus masih merupakan masalah kesehatan diIndonesia terutama di daerah
rawan banjir. Awal tahun 2015,Indonesia telah memasuki musim hujan, bahkan di
beberapadaerah sudah terjadi banjir, seperti Jawa Barat, sebagian wilayahDKI Jakarta, Jawa
Tengah, Lampung, Nangroe Aceh Darussalam,Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Kondisi tersebutdikhawatirkan berpotensi terjadi kejadian luar biasa (KLB)Leptospirosis.Hingga
saat ini belum ada daerah yang melaporkankonfirmasi kasus penyakit akibat tikus di wilayahnya,
di ungkapkanoleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan, kepada
Kementerian Kesehatan.(Mohamad S, 2015)
Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengendalikantikus,antara lain sanitasi, kultur
teknis, fisik mekanik, biologi atau hayatidankimiawi. Metode yang banyak digunakan adalah
pengendaliandengan umpanberacun dan pengendalian menggunakanperangkap. Perangkap
banyak digunakanuntuk monitoringkehadiran tikus dan sebagai salah satu
metodeuntukmengendalikan populasi tikus pada suatu wilayah. (Kern &Kohler 2007)
Penggunaan perangkap untuk pengendalian tikus merupakanmetode pengendalian yang
sederhana dan mudahdiaplikasikan.Selain itu penggunaan perangkap merupakan suatu
metodeyangaman dan tidak berisiko terhadap lingkungan danpenggunanya. Dalam
aplikasiperangkap di lapang, biasanyadikombinasikan dengan aplikasi umpan
padaperangkap.Penggunaan perangkap untuk mengendalikan tikus merupakancarayang cukup
efektif tetapi kurang diperhatikan masyarakat sebagaisalah satuteknik pengendalian tikus.
1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui Pengendalian Tikusdengan Penentuan Umpan


2. Mengetahui Pengendalian Tikus dengan Pemasangan Perangkap Tikus
3. Mengetahui Pengendalian Tikus dengan Pemanfaatan umpan tradisional
4. Mengetahui Pengendalian Tikus dengan Pemanfaatan racun tikus

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk Memenuhi tugas kuliah pengendalian vektor tentang pratikum pengendalian


tikus, dan mengetahui serta mempelajari cara pengendalian tikus dengan berbagai macam
metode.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Tikus dengan Penentuan Umpan

Keberhasilan penangkapan sangat berhubungan kebiasaan pola makan/limbah rumah


tangga pada daerahtersebut. Penggunaan umpan mempengaruhi keberhasilanpenangkapan,
pemasangan umpan perangkap sangat local spesifik karena perbedaan jenis makanan tikus
sepertiperkotaan (keju, roti), sub-urban (tempe, ikan asin),pedesaan (jagung), rumah sakit
(bakso).

1. Mempersiapkan Umpan
Umpan perangkap dalam buku ini menggunakan kelapa bakar. Sebutir kelapa dengan
diameter kurang lebih 15cm dibagi menjadi 40 bagian, kelapa dibakar diataskompor atau
bara api sampai keluar aroma gurih ataumengeluarkan minyak. Dalam mempersiapkan
umpanperlu diperhatikan umur kelapa (semakin tua kelapanyaaroma lebih kuat).Tikus
mudah mendeteksi makanan,mempersiapkan umpan sebaiknya tangan tidak dalamkondisi
wangi atau beraroma menyengat lainnya, karenatikus tidak menyukai bau tersebut.
2. Banyaknya umpan
Metabolisme tubuh tikus cukup cepat, maka untukperangkap hidup harus menyediakan
cukup umpan ±sekitar 10% berat tikus sasaran tangkap.
3. Mengganti umpan
Apabila tidak ada tikus tertangkap, umpan basahsebaiknya diganti setiap hari, umpan
kering penggantianbisa dilakukan dua hari sekali.Penggunaan kelapa bakar diganti setiap
2 hari untuk menghindari kelapa menggeluarkan lendir dan beraroma tengik.
Tujuanmengganti umpan untuk menjaga perangkap tetapmenarik bagi tikus.Jadi apabila
umpan telah berubahbentuk, warna atau aroma umpan harus diganti.Hati-hatisaat
mengganti umpan pada perangkap mati (snap trap),pastikan perangkap telah di matikan
saat penggantianumpan.
4. Pra-umpan
Tikus mempunyai perilaku berhati-hati dengan hal baru,pra-umpan dilakukan untuk
menghindari bias hasilpenangkapan dan memberi percaya diri tim untukmendapat hasil
tangkapan maksimal.Coba beberapa jenis umpan dengan menggunakanperangkap namun
kunci pintu perangkap dimatikansehingga tikus makan umpan masih bisa lepas
dariperangkap.Setelah diketahui jenis umpan paling disukaidan tikus dilokasi
penangkapan terbiasa makapenangkapan tikus dapat segera dimulai.

2.2Pengendalian Tikus dengan Pemasangan Perangkap Tikus

Pemasangan perangkap bertujuan mengetahuikeanekaragaman spesies tikus, ektoparasit,


endoparasit danpatogennya.Keberadaan tikus dapat dideteksi dengan bekasjejak kaki (foot print),
jalur jalan (run way), kotoran (faeses),lubang aktif, dan gejala serangan.Beberapa faktor
mempengaruhi keberhasilanpenangkapan (trap success) antara lain jenis perangkap, umpan,cara
pemasangan perangkap dan peran aktif masyarakat. Dalambuku ini juga disebutkan beberapa hal
pengganggu prosespenangkapan dan pemeriksaan hasil perangkap.

Jenis-jenis Perangkap

Penangkapan dilakukan di dalam dan luar rumah.Pemilihan jenis, ukuran dan model perangkap
sangatmempengaruhi keberhasilan penangkapan. Pemasanganperangkap di luar rumah (kebun,
ladang, sawah, hutan)dengan keragaman spesies dan ketersediaan makanan dialam akan
memunculkan preferensi tikus pada jenisperangkap tertentu. Konstruksi dan bahan
perangkapdisarankan bahan dari jenis logam dengan tujuanmenghindari hasil tangkapan dari
serangan predator danlebih tahan lama terhadap cuaca panas dingin.Jenis perangkap berdasarkan
dari hasiltangkapannya dibedakan menjadi 2:
1. Perangkap mati
Tikus tertangkap langsung mati (snap trap).
2. Perangkap hidup
Tikus tertangkap masih hidup.Perangkap ini memilikilebih banyak jenis dan model.
Snap trap

Perangkap mati, terbuat dari berbagai jenis bahan: fiber,keseluruhan dari logam bergerigi dan
bagian alas terbuatdari kayu, untuk koleksi referensi lebih disarankan beralaskayu dan tidak
bergerigi karena mengurangi resiko merusaktengkorak (gambar 13). Ukurannya kecil dan
besar.Dalampenggunaan perangkap ini harus lebih hati hati karenaberesiko tangan terjepit
khususnya yang terbuat dari logamdan bergerigi. (gambar).

Longworth

Perangkap hidup digunakan untuk penangkapan di hutanguna kebutuhan koleksi spesimen


dibidang biologi.Perangkap ini cukup kuat untuk menangkap hewan denganukuran kecil hingga
sedang. Ukuran perangkap ini25x25x100cm dengan konstruksi 2 pintu
Sherman

Perangkap hidup, berbentuk kotak sederhana dari lembaranalumunium/ besi stainless.Desain


perangkap ini cocokdigunakan untuk kegiatan penangkapan tikus di luar rumah,tikus tertangkap
tidak kedinginan dan kehujanan sehinggasampel tikus tertangkap lebih aman. Berfungsi sebagai
tempat berlindung hewan tangkapan terhadap predator.Memiliki jenis bisa dilipat dan kotak
kaku, ukuran 50 x 62x 165 mm dan 76 x 89 x 229 mm (gambar 15). Shermanmudah diangkut
dan dipelihara, sangat cocok untuk35penangkapan berpindah tempat apalagi jenis lipat, berat
sekitar 250 g. Memiliki kecenderungan mudah rusak jikasering dibongkar pasang, digunakan
dipohon, dan lantaihutan.

Trap Barrier System (TBS)

Perangkap ini terdiri dari terpal dengan tinggi 60 cm danpanjang minimal 120 meter dengan
lubang untuk menempelkan perangkap setiap 20 meter, perangkap bubuukuran 25 x 25 x 50 cm.
TBS merupakan petak tanamanpadi dengan ukuran minimal (20x20 m) ditanam 3 minggulebih
awal dari tanaman di sekitarnya, dipagar denganplastik setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir
bambu padasetiap jarak 1 m; perangkap bubu dipasang pada setiap sisidalam pagar plastik
dengan lubang menghadap keluarsebagai jalan masuk tikus. Petak TBS dikelilingi paritdengan
lebar 50 cm yang selalu terisi air untuk mencegahtikus menggali atau melubangi pagar
plastik.Prinsip kerjaTBS adalah menarik tikus dari lingkungan sawah disekitarnya (hingga radius
200 m) karena tikus tertarik padapadi yang ditanam lebih awal dan bulir bunting dahulu.

Linier Trap Barrier System (LTBS)

Perangkap ini terdiri dari terpal dengan tinggi 60 cm danpanjang minimal 120 meter dengan
lubang untukmenempelkan perangkap setiap 20 meter, perangkap bubuukuran 25 x 25 x 50 cm
dipasang pada kedua sisi secaraberselang-seling sehingga mampu menangkap tikus daridua arah
(sarang dan sawah). Pemasangan LTBS dilakukandi dekat habitat tikus seperti, sepanjang
tanggul irigasiberbatasan dengan tepi kampung dan tangguljalan/pematang besar.LTBS juga
efektif menangkap tikusmigran, yaitu dengan memasang LTBS pada jalur migrasiyang dilalui
tikus sehingga tikus dapat diarahkan masukperangkap bubu.Panjang dan jumlah perangkap bubu
dapatdisesuaikan dengan panjang pematang sawah yang ada.Penangkapan tikus dengan
menggunakan TBS dan LTBSefektif digunakan untuk pengendalian atau mengetahuijumlah kira
kira populasi tikus pada suatu area.
Pitfall
untuk menangkap tikus kecil di luar rumah (kebun, hutan),dibuat dari bahan seng, kaca atau
melamin, diameter bagianatas 30 cm, diameter bawah 20 cm dan tinggi 40 cm.
Caramenggunakan dengan ditanam dalam tanah dan diberiumpan. Tikus tidak sengaja jatuh atau
tertarik umpan danterperangkap tidak bisa naik karena dindingnya licin, atauditanam secara
berurutan dengan jarak 3-5 m dan diatasnyadipasang terpal dengan lebar ketinggian 50 cm, dan
samping kanan kiri terpal bawahnya ditutup dengan tanahatau serasah dan tidak menyisakan
lubang
Perangkap bubu

sering ditemukan dipasaran dan banyak digunakanmasyarakat. Perangkap berbentuk kotak


ukuran 30x20x15cm, konstruksi pintu hanya bisa terbuka dari luar,menggunakan umpan sebagai
penarik tikus. Kelebihan perangkap ini tikus tertangkap bisa lebih dari satu, tetapimenyebabkan
tikus bisa keluar lagi

Single life trap


biasa digunakan untuk penelitian, terbuat dari logam,ukuran 15x15x30cm. Cara kerjanya pintu
akan menutupsaat ada hewan masuk dan menarik umpan

Sticky board-trap
Sticky board-trap atau perangkap berperekat adalah tipe perangkap yangdapat merekatkan tikus
sehingga tikus menempel pada perangkap dan tidak dapatbergerak. Perangkap ini berupa papan
yang pada bagian atasnya diberi perekatuntuk merekatkan tikus dengan papan sehingga tidak
dapat bergerak. Padaumumnya umpan diletakkan pada bagian tengah papan yang berperekat.

2.3Pengendalian Tikus dengan Pemanfaatan umpan tradisional

Obat pengusir tikus alami

Berbeda dari racun tikus berbahan kimia, obat pengusir tikus alami diolah dari tanaman-tanaman yang
dikenal efektif mengusir dan membasmi tikus.

1. Batang brotowali

Obat pengusir tikus dari bahan alami yang pertama yaitu batang tumbuhan brotowali atau Tinospora
cordifolia. Ekstrak tanaman herbal ini efektif untuk mengusir tikus dan hama serangga yang menggangu
tanaman serta tempat tinggal Anda.Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
 Rebus batang brotowali
 Ambil ekstraknya.
 Semprotkan ekstrak brotowali pada area yang dilewati tikus maupun tanaman yang diserang
tikus.

2. Kulit jengkol

Kulit jengkol merupakan obat pengusir tikus alami yang banyak digunakan petani di wilayah Hulu
Sungai, Kalimantan Selatan secara turun-temurun. Kulit tanaman Phitecellobium lobatum ini memang
tidak dapat membunuh tikus seketika, tapi aromanya membuat tikus menjauh dari area rumah.Cara
menggunakannya antara lain dengan meletakkan kulit jengkol di lubang tikus di area pekarangan rumah.
Selain itu, Anda dapat menggunakannya dengan cara berikut ini:

 Hancurkan kulit jengkol hingga halus dan menjadi bubuk


 Larutkan bubuk kulit jengkol ke dalam air
 Semprotkan larutan kulit jengkol pada lubang tikus.

3. Brotokol

Obat pengusir tikus alami ini merupakan perpaduan antara brotowali dan buah jengkol.Cara membuatnya
yaitu dengan merendam jengkol kemudian menghaluskannya Bersama brotowali dan diberi air
secukupnya.Kemudian, semprotkan larutan tersebut pada lubang maupun area yang dilewati tikus dan
tanaman yang diserang tikus.

4. Umbi gadung
Gadung atau Dioscorea hispida merupakan tanaman berumbi yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
pengusir tikus alami.Kandungan antioksidan steroid, alkaloid dan glikosida (antosianin, tannin dan
saponin) dalam gadung tidak disukai oleh tikus. Di beberapa daerah, tanaman ini juga digunakan untuk
mengusir hama babi dari kebun.Cara menggunakannya adalah dengan mengambil ekstrak umbi gadung
yang direbus dan menyemprotkannya pada tanaman.

5. Biji dan daun jarak

Obat pengusir tikus alami selanjutnya yaitu biji dan daun jarak. Ekstrak tanaman yang mengandung
antioksidan saponin, flavonoid dan alkaloid ini efektif mengusir tikus, jamur maupun hama pada
tanaman.

6. Daun jelatang

Daun jelatang atau Urticaceae merupakan salah satu obat pengusir tikus alami.Cara menggunakan
tanaman ini yaitu dengan meletakkannya sebagai sebagai umpan tikus.

7. Buah jeruk manis

Selain diminum sarinya, buah jeruk manis ternyatabisa dimanfaatkan sebagai obat pengusir tikus alami.
Selain dikenal dengan khasiatnya menjaga kesehatan mata dan kulit, buah jeruk manis atau Citrus sp. juga
dapat dimanfaatkan sebagai obat pengusir tikus alami.Cara menggunakannya yaitu dengan mencacah
buah jeruk dan kapur barus, lalu taburkan di lubang maupun area yang dilewati tikus.

8. Getah karet
Getah karet atau Ficus elastica juga efektif digunakan untuk membasmi tikus.Untuk menggunakannya
sebagai pengusir tikus, letakkan getah karet di sekitar lubang maupun tempat-tempat yang dilewati hewan
pengerat ini.

9. Daun kecubung

Obat pengusir tikus alami selanjutnya yaitu daun kecubung atau Datura metel. Tak hanya sekadar
mengusir, tanaman dengan kandungan antioksidan alkaloid, saponin, tlavonoida dan polifenol ini dapat
digunakan sebagai racun untuk membunuh tikus dan hama serangga seperti ulat jengkal.Cara
menggunakannya yaitu dengan menghaluskan daun kecubung lantas menyebarkannya di sekitar area
tanaman maupun lubang dan perlintasan tikus.

10. Kelapa parut

Kelapa atau Cocos nucifera merupakan tanaman yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan.Tak
terkecuali daging buahnya yang lezat untuk disantap dan memiliki segudang khasiat bagi kesehatan.Tak
banyak yang tahu, daging buah kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai obat pengusir tikus alami. Cara
menggunakannya yaitu sebagai berikut:

 Parut kelapa.
 Campurkan bersama buah aren, umbi gadung, singkong dan nanas.
 Gunakan sebagai umpan dan letakkan di lubang maupun jalur perlintasan tikus.

11. Buah mengkudu

Selain dikenal berkhasiat menurunkan risiko asam urat dan meningkatkan daya tahan tubuh, mengkudu
atau Morinda citrifolia juga dapat digunakan sebagai obat pengusir tikus alami.Cara menggunakannya
yaitu dengan mengambil ekstrak tanaman mengkudu dan menyemprotkannya di sekitar lubang maupun
jalur perlintasan tikus. Selain efektif mengusir tikus, ekstrak mengkudu juga bermanfaat mengusir hama
serangga.

2.4Pengendalian Tikus dengan Pemanfaatan racun tikus

Rodentisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk membunuh hewan


pengerat, seperti tikus dan musang, masyarakat awam sering menyebut sebagai racun tikus.
Hewan pengerat, manusia, anjing dan kucing merupakan kelompok mamalia sehingga tubuhnya
bekerja dengan cara yang sama. Rodentisida memberikan efek yang sama ketika mamalia
menelan suatu produk rodentisida. Rodentisida atau yang lebih dikenal sebagai racun tikus dapat
diperoleh dalam berbagai merk dagang dan sediaan dan umumnya dapat ditemukan di rumah
dalam bentuk serbuk, butiran, atau pellet.
Rodentisida diformulasikan sebagai umpan yang dibentuk sedemikian rupa untuk
menarik perhatian hewan pengerat, seringkali ditambahkan penambah rasa (flavoring) seperti
minyak ikan, mentega, dan lain-lain.Selain itu, bentuk dan warnanya juga diformulasikan seperti
makanan sehingga dapat menarik perhatian anak-anak dan binatang peliharaan.Untuk itu perlu
perhatian dan kewaspadaan dalam menggunakan rodentisida untuk meracuni tikus atau binatang
pengerat lainnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada beberapa cara dalam pengendalian tikus diantarnya :
a. Pengendalian Tikus dengan Penentuan Umpan
b. Pengendalian Tikus dengan Pemasangan Perangkap Tikus
c. Pengendalian Tikus dengan Pemanfaatan umpan tradisional
d. Pengendalian Tikus dengan Pemanfaatan racun tikus

3.2 Saran
Disarankan dalamPengendalian Tikus menggunakan berbagai metode telah dijelaskan
dapat dipergunakan sesuai dengan jenisnya sehingga dapat mengurangi populasi tikus yang
dapat merugikan kegiatan manusia. Hal hal kecil juga harus diperhatikan karena hal besar dapat
terjadi karena dipicu oleh adanya hal kecil yang muncul. Masyarakat juga berperan penting
dalam menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam setiap kebijakan yang dibuat
pemerintah semata mata demi kebaikan masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai