Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENGARUH ELASTIS BANDAGE BERMOTIF KARTUN TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN SAAT TINDAKAN PERAWATAN LUKA POST

OPERASI FRAKTUR ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSKB KARIMA

UTAMA SURAKARTA

Diajukan Untuk Menyusun Tugas Akhir


Dalam Program Studi Keperawatan
Universitas Sahid Surakarta

DI SUSUN OLEH :

WASKITO MURSID

2019122019

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA 2020


BAB I

LATAR BELAKANG

A. PENDAHULUAN

Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasive dengan membuka dan menampilkan bagian

tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh dilakukan dengan

membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan

selanjutnya dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan jaringan

kulit dengan penjahitan luka. Setiap pembedahan selalu berhubungan

dengan insisi yang merupakan trauma bagi penderita yang menimbulkan

keluhan gejala (Apriana, dkk 2019).

Prosedur pembedahan akan mengakibatkan luka dan menimbulkan

suatu reaksi emosional pada pasien, seperti ketakutan atau perasaan tidak

tenang, marah dan kekhawatiran. Persiapan mental merupakan hal yang

tidak kalah pentingnya dalam proses perawatan luka post pembedahan,

karena mental yang tidak siap dapat mempengaruhi kondisi fisiknya.

Masalah mental yang muncul adalah kecemasan (Apriana, dkk 2019).

Perawatan anak dirumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari

lingkungan yang dirasakannya aman. Anak usia pra sekolah dalam rentang

2-5 tahun tersebut menunjukkan reaksi seperti menangis, sering bertanya,

menolak tindakan medis pada tenaga medis yang akan melakukan asuhan

kepada pasien tersebut. Ketakutan anak terhadap tindakan medis muncul

karena menganggap bahwa tindakan dan prosedurnya mengacam integritas


tubuhnya. Hal ini mengakibatkan reaksi agresif dengan marah, berontak,

dan menagis, bahkan tidak mau bekerja sama dengan perawat pada saat

dilakukan perawatan luka dan ketergantungan dengan orang tua (Alfarisi,

dkk 2018).

Menurut WHO mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,5 juta

orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur. Kejadian

fraktur di Indonesia sebesar 1,3 juta setiap tahun dengan jumlah penduduk

238 juta, merupakan terbesar di Asia Tenggara (Alfarisi, dkk 2018).

Fraktur mengharuskan dilakukannya tindakan invasive

pembeahan, di Amerika Serikat sendiri lebih dari 5 juta anak mengalami

hospitalisasi dengan menunjukan kecemasan karena prosedur

pembedahan dan 50% dari jumlah tersebut adalah anak mengalami

kecemasan dan stress. Jumlah populasi anak di Indonesia bedasarkan data

dari Badan Pusat Statistik Nasional 2007 yaitu 82.840.600 jiwa anak

(Wati, 2015).

Penyebab dari kecemasan pada anak yang dirawat inap

(hospitalisasi) dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas

(perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun

keluarga yang mendampingi selama perawatan, Anak akan menunjukkan

berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman hospitalisasi. Reaksi

tersebut bersifat individual dan sangat bergantung pada tahap usia

perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem


dukungan yang berbeda, dan kemampuan koping yang dimilikinya

(Apriza, 2017).

Reaksi anak pra sekolah terhadap hospitalisasi dapat ditunjukkan

dengan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan

mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dengan perawat

dan ketergantungan pada orang tua. Anak prasekolah juga sering

mengalami kehilangan kontrol pada dirinya dan rasa cemas ini muncul

akibat adanya pembatasan aktivitas yang menganggap bahwa tindakan dan

prosedur perawatan dapat mengancam integritas tubuhnya ( Apriza, 2017).

Oleh karena itu untuk megurangi kecemasan pada anak saat

memberikan intervensi perawatan luka dengan mengubah instrumen

balutan luka yaitu elastis badage yang biasa menjadi elastis bandage

bermotif (kartun) tujuannya untuk mengurangi kecemasan pada saat

dilakukan perawatan luka. Hasil penelitian terkait yang dilakukan Riyanto

dengan “ Perbedaan Menggunakan Elastis Bandage Bermotif Terhadap

Tingkat Kecemasan Anak Pra Sekolah Selama Prosedur Pemberian Obat

Injeksi IV (Intravena) Dalam Proses Hospitalisasi Di RSUD Kota Madiun

2018” hasil penelitian menyimpulkan salah satu cara yang bisa dilakukan

untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan memberikan elastic bandage

bermotif pada infus anak dengan dilakukan pemasangan tersebut tingkat

kecemasan pada anak berkurang.

Di RSKB Karima Utama masih menggunakan elastic bandage

tidak bermotif pada kasus anak, sehingga hampir semua kecemasan pada
anak saat perawatan luka post opersasi masih sangat tinggi. Berdasarkan

hasil pendahuluan dan penelitian terkait saya tertarik meneliti apakah

adanya pengaruh elastic bandage bermotif (kartun) dapat mengurangi

tingkat kecemasan pada anak pada saat perawatan luka. Oleh karena itu

saya tertarik ingin mengambil judul penelitian “PENGARUH ELASTIS

BANDAGE BERMOTIF (KARTUN) TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN ANAK USIA 2-5 TAHUN SAAT TINDAKAN

PERAWATAN LUKA POST OPERASI FRAKTUR DI RSKB KARIMA

UTAMA SURAKARTA”.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

Elastis Bandage Bermotif Kartun Terhadap Kecemasan Saat Tindakan

Perawatn Luka Post Operasi Fraktur Pada Anak Usia Pra Sekolah di

RSKB Karima Utama Surakarta.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh elastic bandage bermotif kartun terhadap

kecemasan anak saat tindakan perawatan luka post operasi fraktur usia

pra sekolah di RSKB Karima Utama Surakarta.

2. Tujuan Khusus
(1) Mendeskripsikan kecemasan sebelum diberikan elastic bandage

bermotif kartun selama proses perawatan luka post operasi fraktur

anak usia pra sekolah di RSKB Karima Utama Surakarta.

(2) Mendeskripsikan kecemasan sesudah diberikan elastic bandage

bermotif kartun selama proses perawatan luka post operasi fraktur

anak usia pra sekolah di RSKB Karima Utama Surakarta.

(3) Menganalisis pengaruh elastic bandage bermotif kartun selama

proses perawatan luka post operasi fraktur anak usia pra sekolah di

RSKB Karima Utama Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat membantu menurunkan tingkat

kecemasan saat tindakan perawatan luka post operasi fraktur pada anak

usia pra sekolah.

2. Manfaat Praktis

(1) Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

kepustakaan dan sebagai pertimbangan untuk penelitian yang

sejenis.
(2) Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapakan menjadi sumber informasi

dan masukan dalam menentukan kebijakan dalam pelayanan

kesehatan khususnya pelayanan kesehatan keperawatan pada anak.

(3) Bagi Praktik Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi sumber

informasi dan masukan bagi perawat dalam penerapan perawatan

luka post operasi dengan menggunakan elastic bandage bermotif

(kartun) pada anak sehingga dapat mengoptimalkan pemberian

pelayanan keperawatan khusus pada anak sehingga meminimalkan

kecemasan kecemasan pada anak.

(4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

informasi bagi peneliti selanjutnya mengenai konsep kecemasan

dengan penerapan perawatan luka post opersi dengan

menggunakan elastic bandage bermotif kartun pada anak usia pra

sekolah.

E. KEASLIAN PENELITIAN

No Nama peneliti dan Metode Hasil Perbedaan

Judul Penelitian dan

Persamaan

1 Rizky Fajar Riyanto, Posttest Hasil analisa Perbedaan


2018. PERBEDAAN Only Non- Mann Whitne dan

PENGGUNAAN Equvalent diperoleh nilai persamaan

ELASTIC Contol signifikan p dengan

BANDAGE Group value = 0,000 penelitian

BERMOTIF Design. < kecemasan yang akan

TERHADAP anak pra dilakukan

TINGKAT sekolah terletak pada

KECEMASAN selama varibel

ANAK PRA prosedur design dan

SEKOLAH pemberian tempat

SELAMA obat injeksi iv penelitian.

PROSEDUR (intravena)

PEMBERIAN OBAT dalam proses

INJEKSI IV hospitalisasi

(INTRAVENA) di RSUD Kota

DALAM PROSES Madiun. Hasil

HOSPITALISASI DI penelitian ini

RSUD KOTA menyimpulkan

MADIUN. salah satu cara

yang bisa

dilakukan

untuk

mengatasi
kecemasan

yaitu dengan

mlakukan

pemberia

elastic

bandage

bermotif

dengan di

lakukan

pemasangan

maka tingkat

kecemasan

pada anak

dapat

berkurang.

2 I Made Dwie Quasi Dari hasil Perbedaan

Pradnya Susila, 2018. experiment penelitian dan

PENGGUNAAN dengan post yang persamaan

ALAT test only non menggunakan dengan

KESEHATAN equivalent alat kesehatan penelitian

BERMOTIF contol group yang bermotif yang akan

STIKER design. (stiker) kepada dilakukan


TERHADAP anak usia pra terletak pada

TINGKAT sekolah yang varibel

KOOPERATIF sedang design dan

ANAK USIA dilakukan tempat

PRASEKOLAH anamnesa di penelitian.

SELAMA IDG RSAD.

ANAMNESIS DI TK II

IGD RSAD. TK. II Udayana

UDAYANA Denpasar

DENPASAR. diperoleh data

anak yang

awalnya tidak

kooperatif saat

belum

diberikan

intervensi

menjadi lebih

kooperatif

setelah

diberikan

intervensi

penggunaan

alat kesehatan
bermotif.

Sedangkan

pada

kelompok

kontirl anak

tetap tidak

kooperatif.

3 Lilis Fatmawati, Pre- Hasil analisis Perbedaan

Yuanita Syaiful, experimental statistik dan

Diyah Ratnawati, dengan jenis didapatkan persamaan

2019. PENGARUH pretest and nilai sig (p = dengan

AUDIOVISUAL posttest one 0.001, t = penelitian

MENONTON FILM group 11,71) yang yang akan

KARTUN design. berarti ada dilakukan

TERHADAP pengaruh terletak pada

TINGKAT audiovisual varibel

KECEMASAN menonton film design dan

SAAT PROSEDUR kartun tempat

INJEKSI PADA terhadap penelitian.

ANAK tingkat

PRASEKOLAH. kecemasan

saat prosedur

injeksi pada
anak

prasekolah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KECEMASAN PADA ANAK

1. PENGERTIAN KECEMASAN

Cemas (anxiety) adalah perasaan tidak nyaman atau

kekhawatiran yang sama disertai respon otonom (sumber sering

kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) perasaan

takut yang yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal

ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu

akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak

menghadapi ancman (NANDA 2015-2017).

Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang

sangat menekan kehidupan seseorang dan dapat menimpa hamper

seseorang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan

bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala- lain dari

berbagai gangguan emosi. Gejala kecemasan baik sifatnya akut

maupun kronis merupakan komponen utama bagi hamper semua

gangguan kejiwaan (psychiatricdisorder). Tidak semua orang

mengalami stressor psikososial dan mengalami gangguan cemas,

hal ini tergantung pada struktur kepribadian (personalitiy

development) seseorang dimulai sejk usia bayi hingga usia 18


tahun tergantung dari pendidikan di sekolah, pengaruh lingkungan,

pergaulan sosial, dan pengalaman hidupnya (Riyanto, 2018).

2. PROSES TERJADINYA KECEMASAN PADA ANAK

Proses terjadinya kecemasan terdiri dari faktor predisposisi dan

faktor presipitasi (Riyanto, 2018).

(1) Faktor predisposisi

Faktor penyebab kecemasan dapat dipahami melalui beberapa

teori yaitu:

(a) Terori psikoanalitik freud berpendapat bahwa kecemasan

adalah konflik emosional antara insting dan superego yang

mencerminkan hati seseorang. Fungsi kecemasan adalah

mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

(b) Teori tingkah laku berkaitan dengan pendapat

Kecemasa adalah hasil frustasi dimana sesuatu yang

menghalangi kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan

yang diinginkan dapat menimbulkan kecemasan.

(c) Teori keluarga gangguan kecemasan merupakan hal yang

biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan

tugas dan perkembangan individu dalam keluarga.

(d) Teori biologi otak reseptor khusus untuk benzoadiazepine

yang membantu dalam mengatur kecemasan penghambat

asam aminobutirikgama neroregulator merupakan


mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan

seperti endorphin. Kecemasan mungkin disertai dengan

gejala fisik dan kapasitas seseorang untk mengatasi

stressor.

(2) Faktor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan

eksternal yang terbagi menjadi 2 kategori (Riyanto 2018).

(a) Ancaman terhadap integritas fisik ancaman ini berupa

ketidak mampuan fisiologis yang akan datang atau

menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas sehari-

hari. Sumber internal berupa kegagalan mekamisme

fisiologis seperti jantung, system imun, regulasi

temperature, perubahan fisiologi normal seperti kehamikan

dan penuaan. Suber ekstrenal antara lain infeksi virus dan

bakteri, zat polutan dan trauma.

(b) Ancaman terhadap sistem tubuh ancaman ini dapat

membahayakan identitas,, harga diri dan fungsi sosial

seseorang. Sumber internal antar lain kesulitan melakukan

hubungan interpersonal dirumah, di tempa kerja dan

masyarakat sedanhgkan sumber eksternal dapat beruoa

pasangan, orang tua, teman, perubahan status pekerjaan,

dan lain-lain.
3. FAKTOR PENYEBAB KECEMASA PADA ANAK

Ada beberapa faktor penyebab kecemasan (Riyanto, 2018).

(1) Umur

Semakin tua seseorang semakin baik seseorang

mengendalikan kkecemasan.

(2) Lama Rawat

Kecemasan anak dirawat dirumah sakit pada hari pertama

akan sangat terlihat sampai hari ke dua, ketiga dan memasuki

hari ke keempat kecemasan akan semakin berkurang.

(3) Jenis Kelamin

Anak pada usia 2 -5 tahun, kecemasan akan sering terjadi

pada anak perempuan, dikarenakan anak laki-laki lebih aktif

dan ekploratif sedangkan anak perempuan lebih sensitive dan

banyak menggunakan perasaan.

(4) Lingkungan Rumah Sakit

Lingkungan atau tempat tinggal sekitar mempengaruhi cara

berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain, hal ini

terjadi karena adanya pengalaman yang tidak menyenagkan.

(5) Emosi Yang Ditekan

Karena terlalu menekan rasa marah atau frustasi pada diri

sendiri terlalu lama.


(6) Sebab Fisik

Kehamilan, sewaktu sakit dan selama ditimpa kondisi-

kondisi ini perlahan-lahan perasaan lazim miuncul dan ini

dapat menimbulkan kecemasan.

4. GEJALA KLINIS KECEMASAN

Gejala klinis yang muncul pada tiap individu berbeda-beda

(Riyanto, 2018).

(1) Gejala Fisik

(a) Jari tangan dingin.

(b) Detak jantung semakin cepat.

(c) Keringat dingin.

(d) Kepala pusing.

(e) Nafsu makan berkurang.

(f) Tidur tidak nyenyak.

(g) Dada sesak.

(2) Gejala Mental

(a) Ketakutan merasa akan ditimpa bahaya.

(b) Tidak dapat memusatkan perhatian.

(c) Tidak tentram dan ingin lari dari kentaan.


1. KONSEP BANDAGE

Elastis bandage merupakan salah satu stabilisasi pasif yang

diigunakan sebagai support dalam memfiksasi otot-otot dengan merata

danberperan dalam modulasi nyeri pada level sentral yang melibatkan

sistem limbik sebagai pusat emosinal (Wiguna dkk, 2015).

Bandage merupakan alat penyangga yang terbuat dari kain yang

digunakan untuk menahan posisi otot, memberikan tekanan untuk

mengurangi kontrol perdarahan dan melindungi luka dari cidera lebih

lanjut dan bandage bisa digunakan untuk seluruh tubuh (Riyanto, 2018).

A. JENIS BANDAGE

Jenis-jenis bandage terbagi menjadi 6 (Riyanto, 2018).

(1) Roller Bandage

Terbuat dari kain katun yang digulung seperti tabung untuk

memudahkan penggunaan dan biasanya terbuat dari kain kassa.

Didesain untuk membalut beberapa kali bagian untuk menahan

posisi dan memberikan tekanan pada luka, tersedia beberapa

ukuran dengan lebar 2-6 inchi dan memiliki panjang beberpa

meter.

(2) Elastis Bandage

Penggunaannya aman dan tidak mudah lepas dari balutan. Apabila

penggunaan untuk mengamankan perdarahan, penggunaanya tidak

dianjurkan untuk meregangkan scara penuh.meregangkan scara


penuh benar-benar dapat menghambat aliran darah yang nantinya

akan menyebabkan pembengkakan. Regangkan hanya setengah

ketika menggunakan untuk mengamankan perdarahan.

(3) Military Compresses

Terbuat dari bahan katun dan gersedia dalam bentuk paket.

Military Compresses ini telah terpasang “tails” untuk mengamakan

luka perdarahan, dan dapat membalut sekitar luka perdarahan scara

bersamaan.

(4) Triangular Bandage

Kain berbentuk segitiga ini digunakan untuk membalut bagian

tubuh yang memiliki lebih besar, bisa dilipat dengan ukuran lebar

sekitar 2 inchi yang disebut cravat dan bisa digunakan untuk

mengamankan lengan. Cravat bisa digunakan di beberapa keadaan,

seperti mengikat traksoi pada fraktur untuk mempertahankan posisi

dan imobilisasi.

(5) Torniquets

Penggunaan dilakukna dengan cara melakukan penekanan scara

langsung yang bertujuan menghentikan perdarahan yang tidak

terkontrol, tourniquet sangat efektif digunakan untuk mengentikan

perdarahan yang tidak terkontrol samapai dengan 6 jam lamanya.


(6) Improvisation Bandage

Bisa dibuat menggunakan baju yang digunting memanjang dan

tidak perlu steril karena tidak menyentuh kuka scara langsung

tetapi harus diusahakan dalam keadaan bersih.

B. JENIS PEMBALUTAN

Jenis pembalutan (Riyanto,2018).

(1) Recurrent Bandage

Digunakan untuk membalut tubuh yang besar.

(2) Spiral Bandage

Digunakan untuk membalut seluruh ekstremitas dan pembalutan

dimulai dari bagian tersempit ekstremitas.

(3) Figure-of-Eight Bandage

Biasanya digunakan untuk membalut daerah sendi dan telapak

tangan atau untuk mengamankan objek tertusuk ditempat.

(4) Elastis Bandage bermotif

Alat pembidai yang dimodifikasi dengan motif-motif dan warna

yang cerah sehingga disukai oleh anak-anak.

Intervensi pada penelitian ini berupa penggunaan elastic

bandage bermotif kartun sebagai alat fiksasi di daerah luka operasi

pada pasien anak fraktur yang mengurangi menyeramkan pada

penampilan balutan bandage yang tidak bermotif dengan

menggunakan kain yang dimodifikasi bermotif kartun. Elastic


bandage tersebut digunakan sebagai alat intrumen perawatan luka

post operasi fraktur pada anak sehingga harapannya untuk

mengurangi ketakutan atau kecemasan.

2. KERANGKA TEORI

Tindakan
perawatn luka

Kecemasan pada
anak/ tidak
kooperatif
Pemasangan
bandage bermotif
kartun

Anak menjadi
kooperatif

Gambar 1.
Pada gambar 1 dijekaskan pada saat anak akan dilakukan perawatan luka

mengalami tingkat kecemasan tinggi dan tidak kooperarif, setelah

dilakukan pemasangan bandage bermotif kartun menjadi kopratif.

3. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka teori penelitian maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H: ada pengaruh penggunaan elastic bandage bermotif kartun pada anak

usia 2-5 tahun saat perawatan luka post operasi fraktur.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuntitatif dengan

jenis penelitian Quasi Eksperimental Design. Desian yang digunakan

dalam penelitian adalah posttest Only Non-Equivalent Control Group

Design, dimana pada peneltian ini bertujan untuk mengidentifiksi

pengaruh pemasangan elastic bandage bermotif kartun terhadap tingkat

kecemasan pada anak usia 2-5 tahun saat tindakan perawatan luka post

operasi fraktur.

B. POPULASI

Populasi dan sample penelitian ini adalah anak usia 2-5 tahun

dengan pasien post operasi di RSKB Karima Utama Surakarta.

C. SAMPLE

Pada penelitian ini yang digunakan dalam sempel adalah anak usia 2-5

tahun dengan pasien post operasi di RSKB Karima Utama Surakarta.

D. TEHNIK SAMPLING

Tehnik pengambilan sampling pada penelitian adalah purposive

sampling yaitu dengan pengambilan sample yang berdasarakan atas suartu

pertimbangan tertentu.
Kriteria sample dibedakan menjadi 2:

1. Kriteria Inklusi

(1) Pasien yang dirawat di RSKB Karima Utama Surakarta.

(2) Pasien yang telah menjalani operasi.

(3) Pasien yang sedang dalam program perawatn luka.

(4) Pasien anak usia 2-5 tahun.

2. Kriteria Ekslusi

(1) Pasien dalam pengawasan isolasi.

(2) Pasien dengan penyakit menular, seperti HIV, HBSaG.

(3) Pasien dengan anak perilaku kacau, seperti down syindrome,

autism, hiperaktif.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrument penelitian berupa:

1. Alat Medikasi Steril.

2. naCl.

3. Kassa Steril.

4. Antibiotic Topical Luka.

5. Elastic Bandage Bermotif Kartun.

F. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSKB Karima Utama Surakarta.


2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal, tahun.

G. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

1. Editing

Untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian dan

kejelasan jawaban. Koreksi dilakukan di lapangan setelah responden

selesai.

2. Coding

Mengklasifikasikan hasil reaksi responden dan selanjutnya

dimasukkan kedalam angka.

3. Tabulasi

Merupakan kegiatan untuk menyusun data ke dalam tabel guna

memudahkan dalam menganalisa.

4. Analisis

Data penelitian dianalis.

H. ETIKA PENELITIAN

Masalah dalam etika penelitian:

1. Informed Consent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti terhadap responden

atau orang tua responden. Tujuannya agar mengerti maksud dan tujuan

penelitian, serta mengerti dampak penelitian, jika responden bersedia


maka akan menandatangani lembar persetujuan jika tidak bersedia

maka peneliti harus menghormati hak responden.

2. Kerahasiaan

Meruoakan masalah etik dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, sumber

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneiti.
Daftar Pustaka

Alfarisi Ringgo. Siti Rifdah Rihadah. Anggunan. 2018. Hubungan

Usia, Jenis Kelamin Dan Lokasi Fraktur Dengan Lama Perawatan

Pada Pasien Fraktur Terbuka Di RSUD dr.H Abdul Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2017. https:// download.garuda.ristekdikti.go.id

Apriana. Novri Ardiyansa. Sunarsih. 2019. Terapi Bermain Puzzle

Pada Anak Usia 3-6 Tahun Terhadap Kecemasan Pra Operasi.

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id

Apriza, 2017. Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku Cerita Bergambar

Terhadap Tingkat Kecemasan Efek Hospitalisasi Pada Anak

Prasekolah. https://ejournal.stikesmp.ac.id

Fatmawati Lilis. Yuanita Syaifudin. Diyah Ratnawati. 2019. Pengaruh

Audio Visual Menoton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat

Prosedur Injeksi Pada Anak Prasekolah. https://journal2.unusa.ac.id

Nanda Internsional Inc. Diagnosis Keperawata: Definisi dan

Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: ECG, 2015.

Susila I Made Dwie Pradnya. 2018. Penggunaan Alat Kesehatan

Bermotif (Stiker) Terhadap Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah


Selama Anamnesis di Igd RSAD TK. II Udayana Denpasar.

https://ejournal.stikesadvaita.ac.id

Riyanto, Rizky Fajar. 2018. Perbedaan Penggunaan Elastic Bandage

Bermotif Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Selama

Prosedur Pemberian Obat Injeksi IV (IntraVena) Dalam Proses

Hospitalisasi di RSUD Kota Madiun. https://repository.stikes-

bhm.ac.id

Wati Endah. 2015. Pengaruh Pendampingan Orang Tua Terhadap

Kecemasan Anak Prasekolah Yang Dilakukan Pemasangan Infus di

Rumah Sakit Marinir Cilandak. https://perpus.fikumj.ac.id

Wiguna, I Ketut Arta Agus. Francisca Shanti K. Made Sumarni. 2015.

Pengaruh Penggunaan Elastic Bandage Bermotif (Stiker) Terhadap

Tingkat Kooperatif Anak Usia Pra sekolah Selama Prosedur Injeksi IV

(Intra Vena) Perset. 2015. https://ojs.unud.ac.id

Anda mungkin juga menyukai