Anda di halaman 1dari 5

TELAAH JURNAL DENGAN METODE PICO

Nama : Cindy Bellani Limpong,S.Kep

Nim : 210141040024

1. JUDUL
Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Standar Operasional Prosedur
Pemasangan Infus
2. PENELITI
Neila Fauzia1, Risna
3. ABSTRAK JURNAL
a. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengkaji tentang tingkat kepatuhan perawat
dalam melaksanakan Standar Operasional Prosedur pemasangan infus.
b. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Case
Study Research
c. Tempat penelitian
Rumah sakit X Kabupaten pidie
d. Waktu Penelitian
15 sampai 16 mei 2019
e. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah 6 orang perawat yang bekerja di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit X Kabupaten Pidie.
f. Teknik Pengambilan Data/Pengukuran
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu panduan wawancara dan
panduan observasi.
g. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informan bagi perawat
khususnya tentang tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan standar
operasional prosedur.
h. Kesimpulan
1. Dalam penelitian ini, didapatkan bahwa tingkat kepatuhan perawat dalam
melaksanakan standar operasional prosedur pemasangan infus di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RS X Kabupaten Pidie tahun 2019 yang meliputi :
ketika melakukan tindakan keperawatan sikap seorang perawat harus santun,
ramah, dan tamah. Memiliki kesiapan dalam melakukan tindakan keperawatan
infus.
2. Hal yang harus dilakukan sebelum pemasangan infus adalah mempersiapkan
alat pemasangan infus seperti tourniquet, albochat, infuset, pegalas, dan
lainnya.
i. Kata kunci
Kepatuhan, Perawat, SOP Pemasangan infus

4. ANALISA PICO

No Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking


1 P YA Dalam jurnal ini populasi atau problem yang ditemukan yaitu
masalah manajemen keperawatan. Dimana Populasi dalam
penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit X Kabupaten Pidie sebanyak 6
orang. Problem yang ada di jurnal yaitu Pemasangan infus
atau terapi intravena yang dilakukan secara terus menerus dan
dalam jangka waktu yang lama, tentunya akan meningkatkan
terjadinya komplikasi dari pemasangan infus, salah satunya
adalah flebitis. Berdasarkan pengamatan dari peneliti,
beberapa perawat mengabaikan melakukan tindakan sesuai
SOP misalnya tidak mencuci tangan dahulu, tidak
menggunakan bengkok serta jarum infus yang sudah dipakai
diletakan ditempat yang sama dengan alat-alat yang masih
bersih. Perawat berpendapat pemasangan infus adalah hal
yang sudah biasa dikerjakan. Bahkan ketika ditanya masalah
protap pemasangan infus mereka hanya sedikit mengetahui
isi dari protap tersebut dan ketika diobservasi saat
melaksanakan pemasangan infus ternyata ada beberapa
kriteria tidak dilaksanakan yang sesuai dengan isi protap,
terutama masalah mencuci tangan.
2 I YA Sebagai perwujudan sikap profesional dari asuhan
keperawatan, Depkes RI telah memberlakukan adanya SOP
atau prosedur tetap. Pelayanan keperawatan khusus yaitu
pemasangan infus yang merupakan tindakan yang paling
sering dilakukan di rumah sakit. Tindakan pemasangan infus
akan berkualitas apabila adanya kepatuhan perawat dan
mengacu pada prosedur tetap pemasangan infus. Pemasangan
infus yang dilakukan sesuai dengan SOP dapat mencegah
penyebaran infeksi yang mungkin terjadi dirumah sakit saat
pemasangan infus. Semua perawat dituntut memiliki
kemampuan dan keterampilan mengenai pemasangan infus
yang sesuai standar prosedur operasional (SPO).
3 C YA Jurnal utama : “Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam
Melaksanakan Standar Operasional Prosedur Pemasangan
Infus” (2020)
Hasil penelitian didapatkankan bahwa sikap perawat sudah
mulai ramah terhadap pasien, sebelum memasang infus
perawat terlebih dahulu mempersiapkan alat, dan perawat
sudah melakukan tindakan sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP). Hasil observasi peneliti didapatkan perawat
melakukan tindakan tidak semuanya sesuai SOP, sebagian
perawat tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi perawat khususnya tentang Tingkat Kepatuhan Perawat
Dalam Melaksanakan Standar Operasional Prosedur.
Jurnal Pembanding : “Kepatuhan Pelaksanaan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Infus dan Kejadian
Phlebitis di Kudus” (2022)
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kepatuhan
pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
pemasangan infus yang kurang patuh sebanyak 28 responden
(45.9 %). Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan
adalah kemampuan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 10
responden (16.4%) yang tidak patuh melaksanakan
pemasangan infus dengan standar operasional prosedur. Dari
hasil observasi saat melaksanakan pemasangan infus ternyata
ada beberapa kriteria tidak dilaksanakan yang sesuai dengan
SOP. Perawat yang tidak patuh, tidak melakukan tindakan
memasang perlak dan pengalas dibawah area yang mau
dipasang infus serta membersihkan tangan setelah
menyiapkan alat dan sebelum memakai sarung tangan. Dari
hasil wawancara, perawat berpendapat pemasangan infus
adalah hal yang sudah biasa dikerjakan. SOP pemasangan
infus mereka hanya sedikit mengetahui isi dari SOP tersebut.
4 O YA Pemasangan infus yang merupakan tindakan yang paling
sering dilakukan dirumah sakit, tindakan pemasangan infus
akan berkualitas dalam pelaksanaanya apabila adanya
kepatuhan perawat dan mengacu pada prosedur tetap
pemasangan infus. Semua perawat dituntut memiliki
kemampuan dan keterampilan mengenai pemasangan infus
yang sesuai standar prosedur operasional (SPO) alat
pemasangan infus seperti tourniquet, albochat, infuset,
pegalas, dan lainnya. Pasien gawat darurat jika perawat tidak
bisa memasang sendiri maka akan di panggil teman untuk
membantu (atau membentuk tim). Dan harus cepat, tepat, dan
akurat. Setelah melakukan pemasangan infus, hal yang
dilakukan alah pengecekan flebitis dan pembengkakan di area
tersebut serta mengevaluasi ulang kondisi infus, jam
pemasangan, tanggal, serta tetesan infus.

Kesimpulan :

Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini resiko tinggi terjadinya Infeksi nosocomial
atau di sebut juga Hospital Acquired Infection (HAIs) yang akan menambah tingginya
biaya perawatan dan waktu perawatan.
Pelaksanaan Pemasangan infus sering dilakukan di ruang Irina B RSUP Prof.R.D
Kandou Manado dan telah dibuat SOP terkait Memasang Infus. Berdasarkan hasil
observasi didapatkan bahwa dalam proses pelaksanaanya sudah baik. tetapi,tidak
sesuai SOP yang dimana beberapa perawat yang masih mengabaikan terkait mencuci
tangan saat melakukan tindakan pemasangan infus.

Anda mungkin juga menyukai