Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan data hasil dari wawancara dan observasi yang
telah dilakukan di Desa Tawangsari RT 02 RW 01 kec Trowulan kabupaten Mojokerto. Waktu
penelitian dilakukan pada tanggal 1 – 3 September 2021 dengan tema wawancara yaitu “
Gambaran Pengalaman Activity Daily living Pasien dengan Suspek COVID-19”. Kasus ini
diambil 10 hari sebelum Partisipan dinyatakan positive COVID-19 dan dilakukan perawatan di
rumah.

A. Informasi Umum Partisipan

Informasi ini didapatkan ketika peneliti melakukan kunjungan awal sebelum


melakukan wawancara dengan partisipan, informasi umum partisipan adalah sebagai
berikut. Partisipan dari penelitian ini adalah Tn. J, seorang laki-laki berusia 40 tahun,
dengan pendidikan terakhir S1 dan bekerja sebagai karyawan, merupakan salah satu
orang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Namun penelitian ini berfokus pada
perawatan dirumah ketika Partisipan tersuspek COVID-19. Menurut Tn. J, pada awalnya
gejala yang dirasakan mulai tanggal 28 Juli hanya batuk, pilek disertai panas, menurut
pengakuan Tn. J beliau tidak keluar dan berkerumun, tetapi karena tuntutan pekerjaan
yang mengharuskan beliau untuk tugas di lapangan, dibuktikan dengan pernyataan
berikut “…saya tidak keluar rumah jika tidak ada hal yang penting, namun saya kerjanya
dilapangan dan juga keliling jadi mau tidak mau harus keluar rumah dan bertemu orang-
orang setiap harinya..”. Awalnya karena merasa tidak enak badan, perusahaan
mewajibkan untuk swab antigen pada tanggal 1 Agustus dan hasil yang keluar adalah
reaktif, selanjutnya, Tn. J melakukan Swab PCR pada hari itu juga, dan hasil Swab PCR
keluar pada tanggal 3 Agustus dinyatakan positif Covid – 19.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara terkait penelitian studi kasus,
dengan tiga orang partisipan yang dilakukan pada tanggal 1 – 3 September 2021,
merupakan Tn. J yang terdiagnosa positif COVID-19 dan orang yang ikut andil dalam
proses perawatannya, adalah sebagai berikut :

1. Memakai Masker

Dari hasil wawancara dengan partisipan, maka didapatkan partisipan selalu


memakai masker jika terpaksa harus keluar rumah, dapat dibuktikan dengan
pernyataan berikut :

“iya, selalu mengikuti prokes. Menggunakan masker dan juga jaga jarak
serta sering mencuci tangan”

2. Mencuci Tangan

Hasil yang didapatkan, partisipan selalu mencuci tangannya sebelum dan


sesudah melakukan aktifitas, dapat dibuktikan dengan pernyataan berikut :

“Iya, selalu cuci tangan setelah maupun sebelum beraktifitas terutama saat
akan makan selama pandemi ini”

3. Makan Bersama

Hasil yang didapatkan, partisipan sering makan bersama / makan diluar saat
istirahat kerja, dapat dibuktikan dengan pernyataan berikut:

“Iya, sering makan diluar terutama siang hari saat istirahat kerja.”

4. Makan makanan bergizi


Hasil yang didapatkan dari partisipan, partisipan makan makanan bergizi
sehari – harinya yaitu makan sayur dan buah, dapat dibuktika dengan pernyataan
berikut :
“..sering makan sayur dan buah juga”
C. Pembahasan
Pada sub-bab pembahasan, peneliti akan membahas satu persatu tentang tema dan
sub-tema yang telah didapatkan dari hasil wawancara. Kemudian peneliti akan
membandingkan hal tersebut dengan teori yang sudah ada sebelumnya.

1. Memakai Masker
Dari hasil wawancara, partisipan, selalu memakai masker saat m,elakukan
aktifitas diluar rumah.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease
Control/CDC) Amerika Serikat dan WHO (World Health Organization) telah
merekomendasikan pemakaian masker kain utuk masyarakat umum, hal ini diikuti
oleh berbagai negara termasuk Indonesia. Penggunaan masker di depan umum jauh
lebih lazim di banyak negara Asia, yang memilikinya pengalaman lebih lama dengan
epidemi virus corona baru, penggunaan masker dilaporkan akan efektif dalam
membatasi penyebaran Covid19 yang relatif berhasil di Taiwan (Eikenberry, 2020;
Wang, 2020). Masker disarankan sebagai metode untuk membatasi penularan
komunitas oleh pembawa asimtomatik atau setidaknya orang terinfeksi yang secara
klinis tidak terdeteksi (Chan, 2020), yang mungkin menjadi pendorong utama
cepatnya penularan Covid-19 (Li, 2020).

2. Mencuci Tangan
Dari hasil wawancara dengan partisipan, didapatkan partisipan rajin mencuci
tangannya sebelum maupun setelah beraktifitas.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit Amerika Serika atau CDC pun mengeluarkan imbauan mengenai hal yang
harus dilakukan dalam mencegah corona jenis baru ini. Upaya yang bisa dilakukan
adalah melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya adalah mencuci tangan
menggunakan sabun atau yang sering kita dengar dengan istilah CTPS (Cuci Tangan
Pakai Sabun).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun
(CTPS) dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan
karena tangan sering kali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas).
Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang,
ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi
saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada
orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan. Tangan tersebut
selanjutnya menjadi perantara dalam penularan penyakit. Pandemi COVID19 yang
saat ini terjadi merupakan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
dan telah menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi bangsa

3. Makan Bersama
Dari hasil wawancara dengan partisipan, didapatkan pertisipan sering makan
diluar tau makan bersama saat istirahat kerja.

COVID-19 menyebar terutama di antara orang-orang yang berada dalam


kontak erat berjarak sekitar 2 meter untuk waktu yang lama, yakni lebih dari 15
menit. Kemungkinan transmisi pada jarak kurang dari 1 meter sekitar 12,8 persen dan
potensi ini turun menjadi 2,6 persen pada jarak lebih dari 1 meter.

Menurut Agus Dwi Susanto (2020) yang merupakan Spesialis Paru dan Ketua
Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), makan bersama harus dihindari,
karena pada saat makan harus membuka masker dan tidak mengetahui apakah rekan
yang di ajak makan bersama sehat atau tanpa gejala, sehingga resiko penularannya
dapat lebih besar.

4. Makan Makanan Bergizi


Dari hasil wawancara, partisipan sehari – harinya makan makanan bergizi
seperti sayur dan buah.
Pandemi Covid-19 yang terus meningkat mengakibatkan krisis kesehatan
dunia, virus Corona dapat menyerang berbagai golongan usia, mulai dari bayi, balita,
anak-anak, remaja, oranng dewasa bahkan yang sangat rentan golongan lanjut
pralansia dan lansia. Penyebaran virus ini sangat sederhana seperti menyentuh barang
yang telah terkontaminasi, batuk, bersin, dan sebagainya. Untuk mencegah
penyebaran virus ini harus dibarangei sistem imum yang kuat, tentunya dengan
meningkatkan pola hidup dengan makanan dengan gizi seimbang.
Makan makanan bergizi seimbang sangant penting untuk membangun
kekebalan tubuh yang kuat agar terlindungi dari infeksi virus. Dalam isi piring makan
sehari – hari sebaiknya terdiri dari makanan pokok yang terdiri dari sumber
kerbohidrat, dapat berupa nasi, jagung, kentang, serta umbi – umbian, lauk pauk yang
terdiri dari sumber protein dan mineral seperti daging, ikan, ayam, dan telur, dan yang
mengandung kacang – kacangan seperti tahu, tempe, dan kacang – kacangan lainnya,
tidak lupa sayur dan buah yang merupakan sumber vitamin, mineral dan serat,
terutama sayur dan buah yang mengandung vitamin yang berfungsi sebagai
antioksidan yaitu vitamin A, C, dan E.

Anda mungkin juga menyukai