Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Perancangan Teknin Industri, Jakarta, Sabtu 16 Oktober 2021 7

Analisis Perencaana Agregat dan Disagregat pada


Perusahaan Produksi Keyboard EBT 212
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri
Wahyuni1, Mira Ramadhina1, Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1

Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al-Azhar Indonesia, Komplek Masjid Agung
Al-Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110

E-mail: yulisriwahyuni23@gmail.com

Abstrak – Perusahaan yang bergerak dibidang syarat untuk dilakukannya produksi yaitu
jasa atau manufaktur berusaha mencapai family I (Dengan Backlit) dan II (Tanpa
target perusahaan berupa laba yang maksimal Backlit). Family I harus melakukan produksi
dengan biaya yang minimum sehingga Keyboard sebanyak 60 unit (item putih 15 unit,
perusahaan tersebut perlu menerapkan fungsi item silver 23 unit, dan item hitam 22 unit).
manajemen seperti perencanaan. Metode yang Family II harus melakukan produksi
tepat digunakan untuk peramalan perencaan Keyboard sebanyak 36 unit (item putih 12 unit,
produksi yaitu metode agregat-disagregat item silver 15 unit, dan item hitam 9 unit).
dikarenakan metode agregat-disagregat Maka total produk Keyboard EBT 212 yang
merupakan metode perencanaan untuk harus diproduksi adalah sebanyak 96 unit
menyusun suatu jadwal induk produksi yang Keyboard EBT 212.
dapat memenuhi permintaan konsumen
dengan waktu yang tepat serta mengelola Abstract – Companies engaged in services or
sumber daya yang dimiliki sehingga dapat manufacturing are trying to achieve the
meminimumkan biaya yang dikeluarkan pada company's target in the form of maximum
seluruh proses produksi. Praktikum kali ini profit with minimum costs so that the
dilakukan dengan menganalisis perencanaan company needs to implement management
agregat dan disagregat pada produk Keyboard functions such as planning. The right method
EBT 212. Tujuannya adalah menentukan used for forecasting production planning is the
metode perencanaan agregat yang tepat dan aggregate-disaggregated method because the
strategi disagregat untuk menentukan jenis aggregate-disaggregate method is a planning
Keyboard EBT 212 yang harus diproduksi. method for compiling a master production
Hasil dari analisis yang telah dilakukan schedule that can meet consumer demand at
adalah ketiga strategi perencanaan agregat the right time and manage the available
menghasilkan data jumlah produk yang resources so as to minimize costs incurred
diproduksi lebih besar dibandingkan demand throughout the production process.
(jumlah produk yang diinginkan) tetapi production process. This practicum was
metode yang lebih baik digunakan untuk carried out by analyzing the aggregate and
perencanaan agregat adalah metode Chase disaggregated planning on the NRE 212
Strategy karena memiliki total biaya produksi Keyboard product. The aim was to determine
paling rendah dibandingkan metode lainnya the appropriate aggregate planning method
yaitu sebesar Rp. 56.600.000-. Hasil dari and the disaggregated strategy to determine
perencanaan disagregat yaitu terdapat 2 jenis the type of EBT 212 Keyboard that should be
produk Keyboard EBT 212 yang memenuhi produced. The results of the analysis that have
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri Wahyuni1, Mira
Ramadhina1, Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1
8

been carried out are that the three aggregate hingga kapasitas persediaan dalam perusahaan
planning strategies produce data on the untuk memenuhi jumlah permintaan dengan
number of products produced which is greater biaya dan keuntungan yang optimal.
than demand (the number of desired products)
but the better method used for aggregate
planning is the Chase Strategy method TINJAUAN PUSTAKA
because it has the lowest total production cost
compared to other methods. which is Rp. Perencanaan Agregat
56,600,000-. The results of the disaggregated
planning are that there are 2 types of EBT 212 Perencanaan agregat (agregate planning) atau
Keyboard products that meet the sering disebut dengan Penjadwalan agregat
requirements for production, namely family I merupakan Perencanaan yang dikatagori kedalam
(With Backlit) and II (Without Backlit). perencanaan jangka menengah untuk
Family I must produce 60 units of keyboards merencanakan jadwal induk produksi selama satu
(15 units of white items, 23 units of silver items, tahun. Perencanaan agregat biasanya dilakukan
and 22 units of black items). Family II must oleh para manajer operasi yang bersangkutan
produce 36 units of keyboard (12 units of white dengan penentuan produksi, persediaan, dan
items, 15 units of silver items, and 9 units of tingkat tenaga kerja untuk memenuhi permintaan
black items). So the total EBT 212 Keyboard yang berfluktuasi. Perencanaan agregat
products that must be produced are 96 units of memberikan cara terbaik untuk memenuhi
EBT 212 Keyboard. perkiraan permintaan dalam waktu 3-18 bulan ke
depan, dengan menyesuaikan tingkat reguler dan
Keywords - aggregate planning, chase lembur produksi, tingkat persediaan, tingkat
strategy, disagregate, knapsack tenaga kerja, subkontrak dan backorder tingkat,
dan variabel terkontrol lainnya [1].

PENDAHULUAN Chase Strategy

Chase strategy merupakan strategi yang mencoba


P ada setiap periode produksi sangat penting
dilakukannya
Perencanaan
perencanaan
produksi bertujuan
produksi.
untuk
untuk mencapai tingkat output untuk setiap
periode yang memenuhi prediksi permintaan
memperkirakan banyaknya produksi yang untuk periode tersebut. Strategi ini dapat
dihasilkan setiap periodenya sehingga mampu terpenuhi dengan cara merubah tingkat tenaga
memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen kerja dengan mempekerjakan atau PHK, sub-
(demand) dengan biaya perencanaan seoptimal kontrak, penggunaan lembur, penggunaan
mungkin. Penggunaan metode perencanaan pekerja sementara, dll. Strategi ini cocok
produksi yang tepat beserta strategy yang baik digunakan ketika biaya persediaan sangat tinggi.
akan memberikan hasil yang akurat untuk Namun, kebijakan semacam itu dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal. menciptakan keresahan buruh [2].
Strategy yang dilakukan dapat berupa optimasi
jumlah pekerja dan jumlah jam kerja. Pada Level Strategy
praktikum kali ini, dilakuan perencanaan
produksi dengan metode agregat dan disagregat Level strategy adalah rencana agregat di mana
yang dilakukan oleh perusahaan yang tingkat produksi tetap dari periode ke periode
memproduksi barang elektronik. Penggunaan selama jangka waktu perencanaan agregat.
metode tersebut berkaitan dengan strategy- Strategi perencanaan produksi dengan tingkat
strategy untuk mengatur penjadwalan, jumlah produksi yang konstan dari satu periode ke
tenaga kerja, waktu jam kerja, persediaan bahan, periode lainnya yang bertujuan untuk memenuhi
Analisis Perencaana Agregat dan Disagregat pada Perusahaan Produksi Keyboard
9
rata-rata permintaan. Kemungkinan ke dua, level agregat kedalam setiap item produk serta
strategy ini menggunakan inventory dari adanya mengetahui item suatu produk tersebut akan
variasi dalam permintaan. Permintaan yang diproduksi. Disagregasi akan dilakukan dengan
menurun mengakibatkan kelebihan produksi, regular knapsack method. Langkah-langkah
maka kelebihan produksi tersebut disimpan dalam proses disagregasi adalah sebagai berikut,
sebagai persediaan untuk digunakan pada saat pertama adalah menentukan nilai expected
permintaan meningkat, sehingga pada strategi ini quantity yaitu persediaan awal dikurangi
menimbulkan biaya simpan yang tinggi.. Ciri-ciri permintaan (Iijt-1-Dij). Jika expected quantity
Level Strategy sebagai berikut : bernilai negative, berarti item harus diproduksi,
1. Mempertahankan tingkat produksi yang karena jumlah persediaan yang ada tidak
tetap. mengcukupi permintaan yang ada. Selanjutnya
2. Memfluktuasikan tingkat persediaan, order yang kedua adalah menentukan nilai N, yaitu ±
backlogs dan lost sales [3]. banyaknya ulangan permintaan yang akan
dipenuhi oleh jumlah produksi ditambah
Mixed Strategy persediaan yang ada sekarang ini, dengan syarat:

Mixed Strategy adalah kombinasi strategi Yi ≤ ∑ Kij (∑ Dijn + SSij-Iijt-1)


antara level strategy dan chase strategy. Ciri-
ciri strategi ini adalah menggabungkan Y* adalah jumlah produk yang diproduksi dari
tingkat produksi dengan tingkat permintaan perencanaan agregat terbaik. Untuk tenaga kerja
tetap dan menggabungkan dari dua metode tetap Yi* = demand dalam satuan agregat,
sedangkan untuk tenaga kerja berubah Y* =
level dan chase tingkat persediaan, order produksi dalam satuan agregat, untuk subkontrak:
backlogs, dan lost sales. Ciri-ciri Mixed Y* = produksi dalam satuan agregat.
Strategy adalah : Kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai E
1. Menggabungkan tingkat produksi dengan atau demand berlebih atau kelebihan permintaan
tingkat permintaan dan tetap. dengan rumus:
2. Menggabungkan dari dua metode level dan
chase tingkat persediaan, order backlogs Ei = N∑ NKij (∑Dijn +SSij – Iijt-1) –Yi
dan lost sales [4].
Menentukan jumlah produksi untuk masing-
Disagregasi masing item dengan rumus:
Perencanaan disgaregat merupakan langkah Ei = N∑ Dij + SSij –Iijt-(EiDijn/∑Kij Dijn ) [5].
selanjutnya setelah perencanaan agregat, tujuan
dari perencanaan disagregat adalah untuk
memecah satuan agregat pada perencanaan
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri Wahyuni1, Mira
Ramadhina1, Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1
10

METODOLOGI

Start

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Biaya Biaya Gaji dan Biaya Inventory,


Jumlah
Firing dan Lembur Material dan
Pekerja
Hiring Pekerja Stockout

Pengolahan Data

Agregat

Chase Level Mixed


Strategy Strategy Strategy

Disagregat

Knapsack

Analisis Data

Kesimpulan
Penelitian

End

Gambar 1. Flowchart Praktikum


Analisis Perencaana Agregat dan Disagregat pada Perusahaan Produksi Keyboard
11
HASIL DAN PEMBAHASAN mengeluarkan seorang pekerja sebesar
Rp.400.000. Biaya Inventory Cost sebesar
Pengumpulan Data Rp.50.000 per unit. Adapun gaji untuk satu orang
pekerja sebesar RP.1.200.000. Biaya Material
Untuk melakukan perencanaan produksi dengan Cost untuk satu unit sebesar Rp. 65.000. Biaya
menggunakan perencanaan metode agregat dan Stockout Cost sebesar Rp. 25.000. Dan biaya
metode disagregat, maka dilakukan perhitungan lembur perhari sebesar Rp. 200.000.
pengumpulan data. Data-data yang dilakukan
untuk menghitung pengumpulan data yaitu data Pengolahan Data
jumlah pekerja, biaya hiring/firing, biaya gaji dan
lembur pekerja, serta biaya inventory =, material Setelah dindapatkan data dari pengumpulan data,
dan stockout. Berikut pengumpulan data yang maka selanjutnya melakukan perhitungan
diperoleh : pengolahan data yang bertujuan unutk
perencanaan dengan menggunakan agregat dan
Tabel 1. Biaya yang Terdapat pada Produksi disagregat melalui metode Knapsack.
Keyboard
Perencanaan Agregat
Pekerja Saat Ini 7
Hiring Cost Rp 800,000 Pada perencanaan agregat hasil pengolahan yang
Firing Cost Rp 400,000 didapat akan digunakan untuk mengatur strategi
produksi. Terdpat 3 metode yang akan digunakan
Inventory Cost Rp 50,000
untuk melakukan perhitungan perencanaan
Gaji Pekerja / Orang Rp 1,200,000 agregat, yaitu chase strategy, level strategy, dan
Materia Cost / Unit Rp 65,000 mixed strategy.
Stockuot Cost Rp 25,000
Gaji Lembur / Hari Rp 200,000 Level Strategy
Kerja Regular 20
Pada strategi bertingkat atau level Strategy
Jumlah Produksi Pekerja 3 menggunkan persediaan dari adanya variasi
dalam permintaan, dimana pada saat permintaan
Tabel 1 merupakan data biaya yang dikeluarkann menurun, kelebihan produksi disimpan sebagai
untuk memproduksi Keyboard EBT 212. persediaan untuk digunakan pada saat permintaan
Terdapat 14 orang pekerja. Biaya Hiring Cost meningkat pada periode tertentu. Dalam hal ini
untuk memperkerjakan satu orang pekerja produktivitas para pekerja dalam memproduksi
sebesar Rp.800.000. Biaya Firing Cost untuk beberapa macam produk Keyboard.

Tabel 2. Pengolahan biaya Level Strategy

Bulan Produk Pekerja Produksi / Bulan Demand Inventory Total Material Cost Total Inventory Cost Total Gaji Pekerja Biaya Produksi
Oct-21 60 420 40.89 379.11 Rp 24,642,222.22 Rp 18,955,555.56 Rp 8,400,000 Rp 51,997,777.78
Nov-21 60 420 45.78 753.33 Rp 48,966,666.67 Rp 37,666,666.67 Rp 8,400,000 Rp 95,033,333.33
Dec-21 60 420 49.78 1123.56 Rp 73,031,111.11 Rp 56,177,777.78 Rp 8,400,000 Rp 137,608,888.89
Jan-22 60 420 55.78 1487.78 Rp 96,705,555.56 Rp 74,388,888.89 Rp 8,400,000 Rp 179,494,444.44
Feb-22 60 420 63.78 1844.00 Rp 119,860,000.00 Rp 92,200,000.00 Rp 8,400,000 Rp 220,460,000.00
TOTAL 300 2100 256 5588 Rp 363,205,556 Rp 279,388,889 Rp 42,000,000 Rp 684,594,444

Tabel 2 merupakan tabel untuk mendapatkan pada saat permintaan meningkat pada periode
biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan tertentu. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
metode level strategy. Dimana akan terjadi bahwa jumlah biaya produk perbulan didapatkan
variasi dalam permintaan, dimana pada saat perhitungan dari produk/bulan dikali dengan
permintaan menurun, kelebihan produksi material cost/unit sehingga didapatkan total biaya
disimpan sebagai persediaan untuk digunakan produksi untuk perencanaan 5 bulan sebesar Rp.
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri Wahyuni1, Mira
Ramadhina1, Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1
12

684.594.444, lalu jumlah biaya inventory Chase Strategy


didapatkan dari perhitungan invertory dikali
dengan inventory cost sehingga didapatkan total Strategi kedua yang digunakan adalah chase
biaya inventory untuk perencanaan 5 bulan strategy dimana chase strategy merupakan
sebesar Rp.279.388.889, lalu total biaya gaji yang kapasitas produksi dapat divariasikan pada
didapatkan untuk perencanaa 5 bulan sebesar strategi ini dengan menggunakan jam kerja
Rp.42.000.000. lembur (overtime), jam kerja reguler (regular
time), dan subkontrak. Berikut adalah pengolahan
data produksi perusahaan dengan menggunakan
metode ini.

Tabel 3. Data Penunjang Chase Strategy

Hasil
Hari
Bulan Produk/Pekerja Peramala Min Jumlah Pekerja
Kerja
n
Oct-21 20 10 40.89 4.09 5
Nov-21 20 10 45.78 4.58 5
Dec-21 20 10 49.78 4.98 5
Jan-22 20 10 55.78 5.58 6
Feb-22 20 10 63.78 6.38 7
Gambar 2. Grafik Prencanaan Level Strategy
Tabel 3 merupakan tabel data penunjang untuk
Gambar 2 merupakan grafik perencanaan agregat melakukan perhitungan dengan metode chase
menggunakan metode level strategy. Berdasarkan strategy. Berdasarkan tabel, dapat diketahui
grafik dapat diketahui bahwa jumlah produk yang untuk melakukan perhitungan dengan metode
diproduksi lebih besar dibandingkan demand chase strategy membutuhkan data periode, data
(jumlah produk yang diinginkan) karena pada hari kerja reguler, data jumlah produk/pekerja
perusahan yang memproduksi Keyboard EBT didapatkan dari perhitungan hari kerja reguler
212 membuat produk yang melebihi permintaan dikali dengan jumlah pekerja yang di pecat, data
konsumen, hal tersbeut bertujuan untuk membuat hasil peramalan dari metode DMA yang telah
stock produk ketika terjadi kecacatan atau diperhitungkan, dan data minimal jumlah pekerja
permintaan konsumen yang berlebih secara tiba- yaitu hasil permalan dibagi dengan jumlah
tiba. produk/pekerja.

Tabel 4. Pengolahan Data Chase Strategy

Jumlah
Jumlah Jumlah Yang Firing Produk / Produksi/ Inventor Total Material Total Gaji
Bulan Yang Hiring Cost Demand Total Inventory Biaya Produksi
Pekerja Dipekerjakan Cost Pekerja bulan y Cost Pekerja
Dipecat
Oct-21 5 1 0 Rp - Rp 800,000 10 50 40.89 9.11 Rp 3,250,000 Rp 455,556 Rp 7,200,000 Rp 10,905,556
Nov-21 5 1 0 Rp - Rp 800,000 10 50 45.78 4.22 Rp 3,250,000 Rp 211,111 Rp 7,200,000 Rp 10,661,111
Dec-21 5 1 0 Rp - Rp 800,000 10 50 49.78 0.22 Rp 3,250,000 Rp 11,111 Rp 7,200,000 Rp 10,461,111
Jan-22 6 0 0 Rp - Rp - 10 60 55.78 4.22 Rp 3,900,000 Rp 211,111 Rp 7,200,000 Rp 11,311,111
Feb-22 7 0 0 Rp - Rp - 10 70 63.78 6.22 Rp 4,550,000 Rp 311,111 Rp 8,400,000 Rp 13,261,111
TOTAL 3 0 Rp 18,200,000 Rp 1,200,000.00 Rp 37,200,000 Rp 56,600,000

Tabel 4 merupakan tabel untuk mendapatkan dengan adanya jumlah produksi yang biasa atau
biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan reguler. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
metode chase strategy. Dimana akan terjadi jumlah pekerja yang dipecat sebanyak 0 orang,
hiring atau firing tenaga kerja berdasarkan dan yang diperkerjakan sebanyak 3 orang, lalu
jumlah setiap permintaan yang belum terpenuhi produksi didapatkan dari perhitungan jumlah
Analisis Perencaana Agregat dan Disagregat pada Perusahaan Produksi Keyboard
13
pekerja dikali dengan produk/pekerja, demand pada perusahaan produksi barang elektronik ini
sesuai dnegan kebutuhan permintaan pelanggan, membuat produk yang melebihi permintaan
inventory didapatkan dari perhitungan produksi – konsumen, hal tersbeut bertujuan untuk membuat
demand, total material cost didapatkan dari stock produk ketika terjadi kecacatan atau
perhitungan produksi dikali dengan biaya permintaan konsumen yang berlebih secara tiba-
material cost/ unit, total inventory didapatkan tiba.
dari perhitungan inventory dikali dengan biaya
inventory/unit yang dikeluarkan, total gaji Mixed Strategy
pekerja didapatkan dari perhitungan jumlah
pekerja dikali dengan total gaji pekerja, dan biaya Pada strategi bertingkat atau mixed strategy yaitu
produksi didapatkan dari perhitungan total menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat
materil cost + total inventory + total gaji pekerja permintaan tetap dan menggabungkan dari dua
sehingga didaptkan total biaya produksi sebesar metode level dan chase tingkat persediaan, order
Rp.56.600.000-. backlogs dan lost sales. Dalam hal ini
produktivitas para pekerja dalam memproduksi
beberapa macam produk yang ada pada
perusahaan yang memproduksi Keyboard ini.

Tabel 5. Data Penunjang pada Perencanaan Agregat


Mixed Strategy

Bulan Hari Kerja Produk/Pekerja Hasil Peramalan Min Jumlah Pekerja


Oct-21 20 10 40.89 4.09 5
Nov-21 20 10 45.78 4.58 5
Dec-21 20 10 49.78 4.98 5
Jan-22 20 10 55.78 5.58 6
Feb-22 20 10 63.78 6.38 7

Tabel 5 merupakan merupakan tabel data


penunjang untuk melakukan perhitungan dengan
Gambar 3. Grafik Perencanaan Ageregat Chase metode mixed strategy. Berdasarkan tabel
Strategy
terdapat beberapa data penunjang seperti data
hari kerja reguler, data jumlah pekerja, data
Gambar 2 merupakan grafik perencanaan agregat
jumlah produksi, data total produksi didapatkan
menggunakan metode chase strategy.
dari perhitungan jumlah pekerja dikali dengan
Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa jumlah
jumlah produksi, dan data demand (kebutuhan
produk yang diproduksi lebih besar dibandingkan
permintaan konsumen).
demand (jumlah produk yang diinginkan) karena
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri Wahyuni1, Mira
Ramadhina1, Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1
14

Tabel 6. Pengolahan biaya Mixed Strategy


Hari Jumlah Jumlah Jumlah Total Total Total
Hari Kerja Jumlah Pekerja
Kerja Produksi Produksi Pekerja Produksi Produksi Produksi Demand Inventory Biaya
Bulan Regular Lembur Biaya Produksi Biaya Inventory Gaji Pekerja Total Biaya
Lembur Regular Lembur Regular Regular Lembur Keseluruhan (unit) (unit) Lembur
(hari) (orang)
(hari) per Pekerja per (orang) (unit) (unit) (unit)
Oct-21 20 0 10 50 5 0 50 0 50 40.89 2044.44 Rp 3,250,000 Rp 102,222,222 Rp - Rp 6,000,000 Rp 111,472,222
Nov-21 20 0 10 50 5 0 50 0 50 45.78 2288.89 Rp 3,250,000 Rp 114,444,444 Rp - Rp 6,000,000 Rp 123,694,444
Dec-21 20 0 10 50 5 0 50 0 50 49.78 2488.89 Rp 3,250,000 Rp 124,444,444 Rp - Rp 6,000,000 Rp 133,694,444
Jan-22 20 0 10 50 6 0 60 0 60 55.78 3346.67 Rp 3,900,000 Rp 167,333,333 Rp - Rp 7,200,000 Rp 178,433,333
Feb-22 20 0 10 50 7 0 70 0 70 63.78 4464.44 Rp 4,550,000 Rp 223,222,222 Rp - Rp 8,400,000 Rp 236,172,222
Rp 18,200,000 Rp 731,666,667 Rp - Rp 33,600,000 Rp 783,466,667

Tabel 6 merupakan tabel untuk mendapatkan Gambar 4 merupakan grafik perencanaan agregat
biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan menggunakan metode mixed strategy.
metode mixed strategy. Berdasarkan tabel dapat Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa jumlah
diketahui bahwa jumlah biaya produki produk yang diproduksi lebih besar dibandingkan
didapatkan perhitungan dari total produksi demand (jumlah produk yang diinginkan) karena
reguler dikali dengan material cost/unit sehingga pada perusahaan yang meproduksi Keyboard ini
didapatkan total biaya produksi untuk membuat produk yang melebihi permintaan
perencanaan 5 bulan sebesar Rp.18.200.000, lalu konsumen, hal tersbeut bertujuan untuk membuat
jumlah biaya inventory didapatkan dari stock produk ketika terjadi kecacatan atau
perhitungan invertory dikali dengan inventory permintaan konsumen yang berlebih secara tiba-
cost sehingga didapatkan total biaya inventory tiba.
untuk perencanaan 5 bulan sebesar
Rp.731.666.667, lalu total biaya gaji yang Disagregat metode Knapsack
didapatkan untuk perencanaa 5 bulan sebesar
Rp.33.600.000, dan total biaya didapatkan dari Pada tahapan perencanaan disagregat dengan
perhitungan biaya produksi + biaya inventory + metode knapsack bertujuan untuk memecahkan
gaji pekerja sehingga didapatkan total biaya target produksi agregat ke dalam target produksi
untuk perencanaan 6 bulan sebesar per item produk keyboard untuk periode 5 bulan
Rp.783.446.667. selanjutnya pada tahun 2021 sampai 2022 dalam
bentuk penjadwalan produksi induk.

Gambar 4. Grafik Perencanaan Mixed Strategy


Analisis Perencaana Agregat dan Disagregat pada Perusahaan Produksi Keyboard
15
Tabel 7. Perencanaa Disagregat

Safety Expected Conversi Kapasitas Pabrik


Family Item Inventory Demand Kij x Dij ΣKij x Dij Setup Cost
Stock Quantity on (unit)
Putih 10 5 2 5 2.50 12.50
Dengan
Silver 7 6 3 1 0.33 2.00 19.00 Rp 50,000
Backlit
Hitam 9 6 4 3 0.75 4.50
Putih 8 6 4 2 0.50 3.00
Tanpa
Silver 13 10 2 3 1.50 15.00 21.75 Rp 20,000 100
Backlit
Hitam 8 5 4 3 0.75 3.75
Putih 4 2 1 2 2.00 4.00
Tombol
Silver 14 10 3 4 1.33 13.33 29.33 Rp 5,000
Lingkaran
Hitam 10 6 2 4 2.00 12.00

Tabel 7 merupakan perencanaan disagregat KESIMPULAN


dengan menggunakan metode knapsack. Dapat
diketahui bahwa untuk melakukan produksi yaitu Berdasarkan hasil data pengumpulan dan analisis
ketika nilai Expected Quantity sudah lebih kecil data, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan
dari Safety Stock (Iij,t-1-Dij.t<=Sij). Maka dari produksi Keyboard EBT 212 sangat
itu pada perusahaan ini telah dapat melakukan dibutuhkan perencanaan agregat dan disagregat
proses proses produksi keyboard. untuk mendapatkan ketentuan strategi agregat
yang paling tepat dalam melakukan produksi
Tabel 8. Produksi Keyboard EBT 212
Keyboard EBT 212. Ketiga strategi
Dengan Backlit
perencanaan agregat menghasilkan data jumlah
Putih 15 produk yang diproduksi lebih besar dibandingkan
Silver 23 demand (jumlah produk yang diinginkan) tetapi
Hitam 22 metode yang lebih baik digunakan untuk
KESIMPULAN
TOTAL 60 perencanaan agregat adalah metode Chase
Tanpa Backlit Strategy karena memiliki total biaya produksi
Putih 12 paling rendah dibandingkan metode lainnya yaitu
Silver 15 sebesar Rp. 56.600.000-. Hasil dari perencanaan
Hitam 9
disagregat yaitu terdapat 2 jenis produk Keyboard
TOTAL 36
EBT 212 yang memenuhi syarat untuk
dilakukannya produksi yaitu family I (Dengan
Tabel 8 merupakan hasil produksi Keyboard Backlit) dan II (Tanpa Backlit). Family I harus
EBT 212 yang harus diproduksi. terdapat 2 melakukan produksi Keyboard sebanyak 60 unit
jenis produk Keyboard EBT 212 yang memenuhi (item putih 15 unit, item silver 23 unit, dan item
syarat untuk dilakukannya produksi yaitu family hitam 22 unit). Family II harus melakukan
I (Dengan Backlit) dan II (Tanpa Backlit). Family produksi Keyboard sebanyak 36 unit (item putih
I harus melakukan produksi Keyboard sebanyak 12 unit, item silver 15 unit, dan item hitam 9 unit).
60 unit (item putih 15 unit, item silver 23 unit, Maka total produk Keyboard EBT 212 yang harus
dan item hitam 22 unit). Family II harus diproduksi adalah sebanyak 96 unit Keyboard
melakukan produksi Keyboard sebanyak 36 unit EBT 212.
(item putih 12 unit, item silver 15 unit, dan item
hitam 9 unit). Maka total produk Keyboard EBT
212 yang harus diproduksi adalah sebanyak 96 DAFTAR PUSTAKA
unit Keyboard EBT 212.
[1] K. M. Komang Juliantara, “Perencanaan
dan Pengendalian ProduksiAgregat pada
Usaha Tedung UD Dwi Putra di
Klungkung,” Jurnal Manajemen, 9(1), pp.
099-118, 2020.
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri Wahyuni1, Mira
Ramadhina1, Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1
16

[2] D.G. Putri, S. Sari and E. Y. Siahaan,


“Analisis Perencanaan Agregat untuk
Meminimumkan Biaya Produksi di
Konveksi Dominique,” in Seminar
Nasional Teknik Industri Universitas
Gadjah Mada 2020, Yogyakarta, 2020.

[3] Suwargo, A. L., & Mundari, S.


“Perencanaan Produksi untuk Memenuhi
Permintaan dengan Biaya yang Optimal”,
Jurnal Teknik Industri, 11(2), 1693-8232.

[4] Jayakumar, A. A., Krishnaraj, C., &


Nachimuthu, A, “Aggregate Production
Planning: Mixed Strategy. Journal of
Biotechnology, 14(3), 487-490, 2017.

[5] Anonim, Perencanaan Produksi


Disagregasi, Jakarta, 2014.

Anda mungkin juga menyukai