Anda di halaman 1dari 10

HALAMAN COVER

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA ANAK USIA DI


BAWAH 11 TAHUN

KERANGKA KARYA TULIS ILMIAH INI SERAGAI SYARAT


DALAM MENGIKUTI UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULLAH
BAHASA INDONESIA SEMESTER GENAP
TAHUN AKADENIIK 2021/2022

Oleh:

MUHAMMAD ILHAM FADHLURRAHMAN


NIM 2101085009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA
JAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb. Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur


atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan kerangka karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi syarat dalam
mengikuti kegiatan Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Semester
Genap Tahun Akademik 2021/2022.
Penulis mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak: yang telah
mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Khususnya untuk Ibu Deasy
Wahyu Hidayati, M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia serta teman-
teman Pendidikan Ekonomi kelas 2A.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah diperlukan demi kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Demikian yang dapat penulis sampailan. Akhir kata, semoga Karya Tulis
Ilmiah Bahasa Indonesia in dapat memberikan manfaat seta bernilai bagi pembaca
dan penulis pada khususnya .

Penulis,

Jakarta,17 Juli 2022

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN COVER ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 1
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori........................................................................................................ 3
Pengertian Media Sosial .......................................................................................... 3
Tujuan Media Sosial ............................................................................................... 3
Macam-macam Media Sosial .................................................................................. 3
a. Instagram ........................................................................................................ 3
b. Tiktok.............................................................................................................. 4
c. WhatsApp ....................................................................................................... 4
d. Facebook ......................................................................................................... 4
e. Twitter ............................................................................................................. 5
f. Youtube ........................................................................................................... 6
Fungsi Media Sosial ................................................................................................ 6
a. Literasi Digital ................................................................................................ 6
b. Masyarakat Informasi ..................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media sosial kini telah menjadi tren dalam komunikasi pemasaran. Media
sosial adalah media online, dengan penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan membuat konten termasuk blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki adalah bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia.
Perkembangan penggunaan media sosial di Indonesia berkembang pesat.
Menurut riset Nielsen, tingkat pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia sudah
mencapai 26%. Orang Indonesia menghabiskan 1,5 jam sehari di internet. Menurut
ICT Watch, saat ini pengguna ponsel di Indonesia mencapai 180 juta orang dari
sekitar 220 juta penduduk Indonesia. Pengguna Instagram di Indonesia mencapai 22
juta pengguna aktif menurut siaran pers yang diterima CNN Indonesia pada Senin, 27
Juni 2016.
Penggunaan media sosial memiliki banyak dampak bagi anak, baik itu
dampak positif maupun dampak negatif terhadap pendidikan anak di tingkat sekolah
dasar, adapun dampak perubahan sosial yang akan terjadi pada anak. (Fitri, 2017).
Salah satu dampak positf yang dapat kita rasakan dari penggunaan media
sosial ini adalah sebagai media komunikasi. Media sosial juga dapat menyambung
tali silaturahim dengan sanak saudara, sanak saudara atau teman lama yang ghaib,
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tidak diberikan rahmat kepada seseorang
yang keluarganya hancur” (HR. Buhari). Namun, tak bisa dipungkiri, kehadiran
media sosial juga memiliki dampak negatif yang tak kalah signifikan. Pengguna
media sosial bisa menjadi kecanduan, ketergantungan, bahkan media menjadi ajang
penipuan. (Pekanbaru et al., 2015)
Menurut (Fauzawati, 2015) remaja yang kecanduan terhadap media sosial
akan menjadi sangat ketergantungan pada media sosial sehingga mereka akan rela
menghabiskan waktu yang lama untuk menggunakan media sosial demi kepuasannya.
Alasan saya mengambil permasalahan ini yaitu karena untuk mengetahui
dampak apa saja yang terjadi ketika penggunaan berlebih media sosial pada anak di
bawah 11 tahun, serta mengingatkan para orang tua untuk selalu menerapkan
pembatasan media sosial pada anak dibawah usia 11 tahun demi menjaga
perkembangan pertumbuhan pada anak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan media sosial pada anak usia dibawah 11
tahun?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini saya lakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh penggunaan media sosial pada anak usia dibawah 11 tahun dan juga untuk
mengetahui batasan-batasan apa saja yang harus dilakukan oleh anak usia 11 tahun
ketika menggunakan media sosial

D. Manfaat Penelitian
Bagi penulis, manfaat yang diharapkan adalah seluruh penelitian serta
hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas dan juga menambah wawasan bagi
para pembaca mengenai Pengaruh Pengunaan Media Sosial Terhadap Anak Usia
Dibawah 11 Tahun. Kemudian penulis juga berharap agar hasil penelitian dapat
menjadikan rujukan bagi para pembaca untuk upaya meminimalisasi pengaruh
pengunaan media sosial terhadap anak usia dibawah 11 tahun dan juga agar dapat
berguna bagi masyarakat dalam melakukan kajian terhadap pengaruh penggunaan

1
media sosial terhadap anak usia dibawah 11 tahun. Penulis berharap hasil penelitian
dapat diterima dan juga bermanfaat bagi para pembaca.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Pengertian Media Sosial
Dalam artikel yang berjudul Pengaruh Media Sosial Tiktok terhadap
Perkembangan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar, (Hanafi, 2016) menyebutkan
bahwa media online adalah media yang memungkinkan orang-orang untuk
memperkenalkan diri, bersosialisasi, berpartisipasi, berbagi, berbicara dengan orang
yang berbeda dan membuat konsep sekuritas sosial virtual. Selain itu, (Chris Brogan,
2010) menuturkan bahwa ciri-ciri media berbasis web yaitu “Social media is another
arrangement of correspondence and a coordinated effort tool that has various types
of connections that are no longer accessible to normal individuals” (Media sosial
adalah pengaturan lain dari korespondensi dan alat upaya terkoordinasi yang
memiliki berbagai jenis koneksi yang tidak lagi dapat diakses oleh individu normal)
(Asdiniah & Lestari, 2021). Menurut (Efendi et al., 2017), Media baru yaitu semua
yang berbasis internet dan teknologi digital, seperti telepon seluler/smartphone
dengan segala fiturnya, media sosial, kamera digital, pemutar DVD/CD, radio-net,
video game, software file sharing, serta semua aktivitas mulai dari memotret,
mengirim email. e-mail, SMS, membagikan dokumen, mengunggah, download,
memperbaharui, menambah relasi, dan sebagainya. Variabel penggunaan media
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 5 indikator yaitu: (1) kemampuan
memilih (selektivitas), (2) intensionalitas, (3) pemanfaatan (utilitarianisme), (4)
keterlibatan (involvement), (5) kemampuan menolak pengaruh (sebelumnya
mempengaruhi). Kemudian, (Straubhaar, 2009) menyatakan bahwa ciri media baru
adalah saling aktif. Selama ini saling aktif selalu diartikan sebagai sinonim kata dua
arah, tetapi sesungguhnya saling aktif yaitu sebagai bukti bergantinya komunikasi
massa dari yang masih menggunakan SMCR (Sender-Message-Channel-Receiver)
dimana umpan balik masih lemah dan membutuhkan waktu. Ketika umpan balik
diperoleh secara instan, penerima mendapatkan kekuatan baru, tidak hanya kekuatan
untuk memilih konten tetapi juga untuk menguji pesan yang diberikan oleh media dan
bahkan penerima dapat berkontribusi pada konten media. (M. R. Pratiwi et al., 2018)
Tujuan Media Sosial
Menurut (Munawar, 2017) dari artikel yang berjudul Pengaruh Media Sosial
Instagram Terhadap Gaya Hidup dan Etika Remaja. Ia menyatakan bahwa beberapa
situs media sosial telah diperkenalkan dan menjadi populer di seluruh dunia. Jenis
media sosial tersebut adalah Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, Whatsapp, dll.
Setiap media sosial memiliki tujuannya masing-masing bagi penggunanya untuk
berbagi pengalaman, pemikiran, atau momen hidup mereka dengan tulus. Facebook
menyediakan jaringan komunikasi teman, keluarga, dan kenalan dunia nyata lainnya.
Tujuan Twitter adalah untuk memungkinkan orang mengomunikasikan ide dan kritik
instan kepada orang lain yang mungkin mereka kenal di kehidupan nyata. LinkedIn
berfokus pada kehidupan bisnis untuk memfasilitasi jejaring para pebisnis,
memungkinkan mereka untuk saling mengikuti dan membantu proses rekrutmen
dengan fasilitas pencarian yang lebih baik berdasarkan pekerjaan mereka. (Agianto et
al., 2020)
Macam-macam Media Sosial
a. Instagram
Menurut (Putri, 2013:14). Dilansir dari Wikipedia, bahwa Instagram berasal
dari kata “instan” atau “insta”, seperti halnya kamera polaroid yang dulu dikenal
dengan sebutan “foto ringkas”. Instagram memulai debutnya pada 04 Januari 2016.
Instagram juga dapat menampilkan foto secara ringkas dalam tampilannya. Adapun
kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dilihat dari cara kerja telegram adalah
mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Begitu juga dengan
Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan internet, sehingga

3
informasi yang disampaikan dapat diterima dengan cepat. Karena itulah Instagram
berasal dari kata “instant-telegram”. Selain itu, Instagram merupakan aplikasi dari
Smartphone khusus untuk media sosial yang merupakan salah satu media digital yang
fungsinya hampir sama dengan Twitter, namun perbedaannya terletak pada
pengambilan foto dalam bentuk atau tempat berbagi informasi dengan penggunanya.
Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat
meningkatkan kreativitas, karena Instagram memiliki fitur yang dapat membuat foto
menjadi lebih indah, lebih artistik dan lebih baik. (Untari & Fajariana, 2018)
b. Tiktok
(Kusuma, 2020) menyebutkan bahwa Tik Tok adalah salah satu aplikasi ini
Produk paling populer dan paling laris di dunia. Tik Tok memungkinkan pengguna
membuat video berdurasi 15 detik dengan musik, filter, dan fitur kreatif lainnya.
Aplikasi ini diluncurkan oleh sebuah perusahaan di China, tempat ByteDance
pertama kali meluncurkan aplikasi berdurasi pendek bernama Douyin. Hanya dalam
satu tahun, Douyin memiliki 100 juta pengguna dan rata-rata penayangan video
harian 1 miliar. Popularitas Douyin telah membuatnya berkembang di luar China
dengan nama Tik Tok. Menurut laporan Sensor Tower, aplikasi tersebut diunduh 700
juta kali sepanjang 2019. Hal ini membuat Tik Tok mengungguli beberapa aplikasi
yang disponsori oleh Facebook Inc. Aplikasi ini menempati urutan kedua setelah
Whatsapp dengan 1,5 miliar unduhan. (Adawiyah, 2020)
Kemudian (Kusuma, 2020) menyebutkan pada tahun 2018 di Indonesia, Tik
Tok berhasil menjadi aplikasi terbaik di Play Store milik Google. Tidak hanya itu,
(Imron, 2018) menyatakan bahwa Tik Tok juga merupakan kategori aplikasi yang
paling menarik. Juli lalu, aplikasi China diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) pada pertengahan 2018 karena konten negatif, terutama
terhadap anak-anak. Mulai 3-10 Juli 2018, pemblokiran aplikasi ini hanya akan
berlangsung selama satu minggu. (Adawiyah, 2020)
c. WhatsApp
WhatsApp yang biasa disingkat WA adalah salah satu media komunikasi yang
bisa dipasang di Smartphone. Media sosial ini digunakan sebagai sarana komunikasi
chatting dengan saling berkirim pesan teks, gambar, video bahkan panggilan telepon.
Media ini dapat aktif jika kartu telepon pengguna memiliki paket data internet.
(Suryadi et al., 2018)
Penjelasan lebih rinci tentang WatsApp seperti yang disampaikan oleh Hartanto,
bahwa WhatsApp merupakan aplikasi messaging untuk smartphone dengan dasar
kemiripan dengan Black Berry Messenger. Pesan whatsapp adalah aplikasi
perpesanan lintas platform yang memungkinkan orang untuk bertukar pesan tanpa
biaya SMS, karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang
sama untuk email, penelusuran web, dan lainnya. Aplikasi WhatsApp Messenger
menggunakan koneksi 3G/4G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan
menggunakan WhatsApp, kita bisa melakukan chat online, berbagi file, bertukar foto,
dan lainnya.(Suryadi et al., 2018)
Selain itu, sumber lain menjelaskan bahwa WhatsApp adalah aplikasi pesan
instan untuk smartphone. Jika dilihat dari fungsi WhatsApp hampir sama dengan
aplikasi SMS yang biasa digunakan di HP lawas. Namun WhatsApp tidak
menggunakan pulsa, melainkan data internet. Jadi, dalam aplikasi ini, seseorang tidak
perlu khawatir tentang panjang karakter. Tidak ada batasan, selama ada data internet
yang cukup. Meskipun merupakan aplikasi pesan instan, ada yang unik dari
WhatsApp. Jadi, sistem pengenalan kontak, verifikasi dan pengiriman pesan akan
tetap dilakukan melalui nomor ponsel yang telah didaftarkan sebelumnya. Cara ini
berbeda dengan BBM yang menggunakan PIN, atau LINE, yang selain nomor
handphone juga mendukung email, dan username.(Suryadi et al., 2018)
d. Facebook
(Facebook, 2011). Menyebutkan bahwa Facebook adalah situs jejaring sosial
yang dibuat oleh Mark Zuckerberg telah menjadi virus yang telah menjangkiti jutaan
orang di seluruh dunia. Facebook memiliki anggota lebih dari 500 juta pengguna

4
pada tahun 2011 yang tentu saja sekarang jauh lebih besar. Rata-rata 700 miliar menit
dihabiskan di situs jejaring sosial ini per bulan. (Kustijono et al., 2018)
Pengguna Facebook di Indonesia berasal dari berbagai kalangan dan sebagian
besar adalah remaja. Kemudahan yang didapat di Facebook menjadi daya tarik
tersendiri bagi para remaja, sehingga sebagian besar dari mereka memiliki akun
Facebook. Di era global seperti sekarang ini, penggunaan facebook dalam
pembelajaran merupakan suatu keniscayaan, walaupun ada kelebihan dan
kekurangannya. Layanan yang ditawarkan oleh Facebook sangat lengkap, salah satu
kelebihan yang dimilikinya adalah dapat digunakan untuk membangun komunitas.
Dengan komunitas ini, kita bisa berbagi dan mencari solusi berbagai masalah dengan
sesama anggota komunitas. Sayangnya, penggunaan facebook oleh pelajar di tanah
air seringkali digunakan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat atau hanya untuk
bersenang-senang (just for fun). Mereka lebih suka bermain game, kuis yang tidak
memiliki tujuan dan manfaat yang jelas, atau hanya mengobrol dengan topik yang
tidak perlu. Kegiatan seperti ini akan banyak membuang waktu dan uang. Adalah
keputusan yang salah jika kita menyalahkan Facebook, karena pada dasarnya
teknologi itu netral. Oleh karena itu, kita perlu mengajak siswa untuk menggunakan
Facebook secara lebih positif. Penulis memandang, dengan mengembangkan
kreativitas, Facebook dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran.
(Kustijono et al., 2018)
e. Twitter
Twitter yang merupakan salah satu jejaring sosial di dunia maya semakin
menunjukkan eksistensinya sebagai media komunikasi penduduk dunia. Baru-baru
ini, tepatnya pada Maret 2011, Comscore.Inc sebagai lembaga riset terkemuka dunia
digital dan intelijen pemasaran digital merilis jumlah pengguna twitter yang
menunjukkan Indonesia sebagai pengguna terbesar ke-4 setelah Belanda, Brasil, dan
Jepang.
Tingginya jumlah pengguna twitter berimplikasi tidak tunggal dan tidak terbatas
pada teknologi komunikasi dunia maya. Lebih jauh lagi, dampaknya telah
menghantam bidang ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik. Media sosial termasuk
twitter ternyata
menjadi landasan semangat untuk membangun sistem politik, sosial, ekonomi
dan perdagangan yang mampu menggerakkan banyak orang untuk mencari alternatif
di tengah perilaku elit politik yang dianggap tidak demokratis. Dalam hal ini para
pemimpin negaralah yang dipandang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya
sendiri dan mengabaikan kepentingan rakyatnya. Bukti nyata peran besar twitter di
dunia
Politik adalah pergolakan politik dan sosial di kawasan Timur Tengah yang
melanda seluruh negara Arab. Rakyat terpanggil dan bersatu dalam arah dan
gerakannya melalui jejaring sosial digital untuk menentukan arah masa depan
negaranya.
Revolusi yang terjadi di Mesir dan Tunisia, serta masih bergejolak di beberapa
negara Timur Tengah lainnya, mau tidak mau harus diakui sebagai bukti kekuatan
media sosial. Twitter yang jumlah penggunanya terus meningkat dari tahun ke tahun
merupakan salah satu bagian dari media sosial yang turut melahirkan gerakan massa
untuk menggulingkan rezim diktator. Dapat dikatakan bahwa gerakan massa dengan
kontribusi Twitter di dalamnya, yang terjadi di Mesir dan Tunisia, merupakan
gerakan massa jenis baru yang tidak bisa dipandang sebelah mata. ( et al., 2013)
(Tamburaka, 2013:82). Menambahkan bahwa antusiasme dari sekian banyak
pengguna di dunia adalah partisipasi selebriti di dunia twitter. Fitur di Twitter yang
memungkinkan siapa saja untuk berkomunikasi tanpa batas digunakan oleh
penggemar sebagai tempat berkumpul dan berkomunikasi dengan artis idola mereka.
Fenomena penggunaan Twitter oleh selebriti dipelopori oleh Ashton Kutcher sebagai
selebriti pertama yang mendapatkan satu juta pengikut(Azeharie & Kusuma, 2014)

5
f. Youtube
YouTube merupakan satu dari sekian banyak layanan berbagi video paling
populer di internet saat ini. YouTube adalah situs web berbagi video yang
memungkinkan pengguna mengunggah, mencari video, menonton,
berdiskusi/bertanya, dan berbagi klip video secara gratis. Video ini adalah klip video,
film, TV, dan video yang dibuat oleh pengguna. YouTube adalah situs penyedia
video online paling dominan di dunia dan tidak membatasi durasi untuk mengunggah
video. Keunggulan lainnya, YouTube menawarkan layanan gratis, terutama untuk
menikmati dan mengakses video yang disertakan dalam sistem. Untuk mengakses
video pengguna tidak perlu memiliki akun premium atau membayar sejumlah uang
dalam skala waktu tertentu. Pengguna dapat mengakses video ini secara gratis.
Pengguna YouTube dapat mendownload beberapa video dan setelah berhasil
didownload, video tersebut dapat disimpan di gadget masing-masing untuk dinikmati
kapan saja tanpa menggunakan koneksi internet.(B. Pratiwi & Puspito Hapsari, 2020)
Fungsi Media Sosial
a. Literasi Digital
Istilah literasi digital pada dasarnya telah lama muncul bersamaan dengan
literasi media. Hal ini mengacu pada masyarakat informasi yang sedang berkembang,
terutama saat ini. Peningkatan jumlah pengguna internet setiap tahunnya
menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat terhadap literasi media semakin
meningkat, dan pada akhirnya keterampilan literasi digital terus mengalami
pertumbuhan yang pesat.
Menurut (Potter, 2019) Literasi digital adalah minat, sikap, dan kemampuan
individu untuk menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses,
mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi informasi,
membangun pengetahuan baru, menciptakan dan berkomunikasi dengan orang lain
dalam rangka berpartisipasi. secara efektif. di masyarakat. (Harahap & Adeni, 2020)
b. Masyarakat Informasi
Pesatnya perkembangan informasi saat ini memberikan peluang besar bagi
penyebaran informasi itu sendiri dengan cepat. Sehingga orang yang memiliki
kesempatan dan akses informasi secara cepat dan akurat akan jauh lebih maju
dibandingkan mereka yang tidak memiliki 'nasib' baik dalam hal memperoleh
informasi. Menurut Putu L. Pendit (2005 dalam Riady, 2015), misi utama masyarakat
informasi adalah mewujudkan masyarakat yang sadar akan pentingnya informasi,
ilmu pengetahuan dan teknologi, terciptanya layanan informasi yang terintegrasi,
terkoordinasi dan terdokumentasi. dan penyebaran informasi kepada masyarakat luas
secara cepat, tepat dan bermanfaat.
Pemahaman masyarakat informasi mengarah pada kesimpulan bahwa yang
mendorong munculnya masyarakat informasi adalah dinamika informasi dan
komunikasi, perkembangan teknologi informasi (komputer), dan perkembangan
teknologi komunikasi serta disertai dengan beberapa karakteristik yang mendasari
informasi. masyarakat, termasuk teknologi, ekonomi, sosiologis, spasial, dan budaya.
Sutarno (2005) menjelaskan bahwa ciri masyarakat informasi adalah (1) semua
sumber informasi dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat; (2) adanya kesadaran
masyarakat akan pentingnya informasi dalam aktivitas kehidupan; (3) terbukanya
wawasan dan pandangan dalam pemanfaatan teknologi informasi secara efektif; (4)
pengembangan lembaga perpustakaan, dokumentasi dan informasi secara merata; (5)
kemajuan sumber daya manusia, informasi fisik yang memanfaatkan ilmu
pengetahuan; (6) informasi yang dikelola dengan baik, disajikan tepat waktu dan
dikemas dengan teknologi dapat dikembangkan sebagai komoditas yang bernilai
ekonomi.(Harahap & Adeni, 2020)

6
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, D. P. R. (2020). Pengaruh Penggunaan Aplikasi TikTok Terhadap
Kepercayaan Diri Remaja di Kabupaten Sampang. Jurnal Komunikasi, 14(2),
135–148. https://doi.org/10.21107/ilkom.v14i2.7504
Agianto, R., Setiawati, A., & Firmansyah, R. (2020). Pengaruh Media Sosial
Instagram Terhadap Gaya Hidup dan Etika Remaja. TEMATIK - Jurnal
Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 7(2 SE-Articles), 130–139.
https://jurnal.plb.ac.id/index.php/tematik/article/view/461
Asdiniah, E. N. A., & Lestari, T. (2021). Pengaruh Media Sosial Tiktok terhadap
Perkembangan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(Vol. 5 No. 1 (2021): 2021), 1675–1682.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1156/1036
Azeharie, S., & Kusuma, O. (2014). Analisis Penggunaan Twitter Sebagai Media
Komunikasi Selebritis Di Jakarta. 83–98.
Efendi, A., Astuti, P. I., & Rahayu, N. T. (2017). Analisis Pengaruh Penggunaan
Media Baru Terhadap Pola Interaksi Sosial Anak Di Kabupaten Sukoharjo.
Jurnal Penelitian Humaniora, 18(2), 12–24.
https://doi.org/10.23917/humaniora.v18i2.5188
Fitri, S. (2017). Dampak Positif Dan Negatif Sosial Media Terhadap Perubahan
Sosial Anak. NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan
Pembelajaran, 1(2), 118–123. https://doi.org/10.35568/naturalistic.v1i2.5
Harahap, M. A., & Adeni, S. (2020). Tren penggunaan media sosial selama pandemi
di indonesia. Jurnal Professional FIS UNIVED, 7(2), 13–23.
Kustijono, R., Sunarti, T., & Budiningarti, H. (2018). Penggunaan Facebook Sebagai
Media Inovatif Dalam Pembelajaran Smp Dan Sma Di Perguruan
Muhammadiyah Wiyung Surabaya. Jurnal ABDI, 3(2), 68.
https://doi.org/10.26740/ja.v3n2.p68-75
Pekanbaru, D. I. K., Komunikasi, J. I., Ilmu, F., Ilmu, S., Riau, U., Lubis, E. E.,
Rimayanti, N., & Yohana, N. (2015). Pengaruh Penggunaan Media Sosial
Terhadap. 4(1), 163–172.
Pratiwi, B., & Puspito Hapsari, K. (2020). Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Melalui Pemanfaatan YouTube Sebagai Media Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(2), 282.
https://doi.org/10.23887/jisd.v4i2.24238
Pratiwi, M. R., Mukaromah, M., & Herdiningsih, W. (2018). Peran Pengawasan
Orangtua Pada Anak Pengguna Media Sosial. Jurnal Penelitian Pers Dan
Komunikasi Pembangunan, 22(1), 37–57.
https://doi.org/10.46426/jp2kp.v22i1.73
Suryadi, E., Ginanjar, M. H., & Priyatna, M. (2018). PENGGUNAAN SOSIAL
MEDIA WHATSAPP PENGARUHNYA TERHADAP DISIPLIN BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (Studi Kasus Di SMK Analis Kimia YKPI Bogor). Edukasi Islami :
Jurnal Pendidikan Islam, 7(01), 1. https://doi.org/10.30868/ei.v7i01.211
Untari, D., & Fajariana, D. E. (2018). Strategi Pemasaran Melalui Media Sosial
Instagram (Studi Deskriptif Pada Akun @Subur_Batik). Widya Cipta, 2(2), 271–
278. http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta
Wibowo, K. A., & Mirawati, I. (2013). Realitas Politik Indonesia Dalam “Kacamata”
Pengguna Twitter. Jurnal Kajian Komunikasi, 1(1), 11–17.
https://doi.org/10.24198/jkk.vol1n1.2

Anda mungkin juga menyukai