A. Identitas
Identitas Sekolah : SMK Kesehatan Nusantara
Mata Pelajaran : Kimia Farmasi
Kelas /Semester : XI / 1
Materi Pokok : Larutan
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
KD dari KI 2:
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi
Indikator:
Menunjukkan rasa ingin tahu pada pengamatan tentang larutan.
Jujur dan obyektif dalam menggunakan data pengamatan lapangan untuk
membuktikan larutan asam,basa, maupun netral.
Teliti dalam mengolah dan menganalisis data pengamatan larutan asam,basa dan
netral.
Ulet dalam mencari sumber pengetahuan yang mendukung penambahan wawasan
terhadap eksperimen untuk membuat larutan dalam bidang kesehatan dengan berbagai
konsentrasi..
KD dari KI 3
3.1 Memahami konsep larutan
Indikator :
Menjelaskan pengertian larutan
Menjelaskan jenis-jenis larutan dengan berbagai konsentrasi
KD dari KI 4
4.1 Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
Indikator
Melakukan eksperimen dengan membuat larutan dalam bidang kesehatan dengan
berbagai konsentrasi.
C. Tujuan Pembelajaran
Pendekatan : scientific
Model : Discovery
Strategi : Kerja Kelompok
Metode : Diskusi
Menanya
Mengajukan beberapa pertanyaan tentang
larutan
Mengajukan pertanyaan mengapa dapat dibuat
konsentrasi larutan tertentu
Mengajukan pertanyaan bagaimana proses
pembuatan larutan
Eksperimen/explore
1. Melakukan eksperimen untuk membuat
larutan di bidang kesehatan dengan berbagai
konsentrasi
Asosiasi
2. Menganalisis data hasil eksperimen
3. Menyimpulkan hasil analisis data eksperimen
Mengomunikasikan
Membuat tulisan tentang konsep larutan
Membuat laporan dan mempresentasikan
hasil eksperimen
Kegiatan a. Guru dan siswa membuat kesimpulan 15’
Penutup b. Memberikan umpan balik terhadap proses
pembelajaran
c. Merencanakan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan yanga akan datang
d. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam
Pengamatan Sikap
Indikator sikap ingin tahu dalam pembelajaran:
1. tidak menunjukkan rasa ingin tahu dalam pengamatan, sulit terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok atau individu walaupun telah didorong untuk terlibat.
2. menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu teliti, dan baru terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok ketika disuruh atau kurang teliti dalam menyelesaikan masalah secara
individu.
3. menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, teliti, jujur dan aktif dalam dalam kegiatan baik
kelompok maupun individu
Keterangan:
KB : Kurangbaik
B : Baik
SB : Sangatbaik
LAMPIRAN
Larutan merupakan campuran yang homogen, yaitu campuran yang memiliki komposisi
merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua
komponen atau lebih yang disebut zat terlarut (solut) dan pelarut (solven). Zat terlarut
merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang
terdapat dalam jumlah banyak. Pada contoh sirup, air merupakan pelarut sedangkan gula
merupakan zat terlarut.Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada
pembahasan materi ini dibatasi hanya larutan dengan dua macam komponen yaitu larutan
biner..
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mencari refrensi tentang larutan, siswa dapat menentukan jenis larutan
asam,basa dan netral.
2. Siswa dapat menghitung PH larutan asam-basa baik kuat maupun lemah.
3. Siswa dapat menggolongkan larutan asam-basa kuat dan lemah dari data hasil
percobaan.
D. Materi Pembelajaran
1. Teori Asam-Basa
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : scientific
2. Model : Student Fasilitator and Explaining
Eksperimen/explore
60 menit
4. Melakukan eksperimen membedakan larutan asam dengan basa
5. Mengukur pH larutan
6. Mendata berbagai larutan asam dan basa yang ada di alam sekitar
7. Mengidentifikasi ciri-ciri larutan asam dan basa
Menalar/Mengasosiasi/Menganalisis Data/Informasi
8. Mengolah data eksperimen pH larutan asam dan basa ke dalam
bentuk tabel
9. Menyimpulkan ciri-ciri larutan asam dan basa yang ditemukan di
lingkungan sekitar
Mengkomunikasikan
Membuat laporan hasil eksperimen dan analisis pengukuran pH
larutan
Menyampaikan hasil pengamatan dalam bentuk presentasi di depan
kelas
Penutup : 15 menit
1) Guru melakukan penilaian/ refleksi
Rincian Kegiatan Waktu
2) Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan
3) Peserta didik mencatat informasi guru tentang kegiatan
pembelajaran berikutnya.
4) Salam penutup
3. Kompetensi Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian
c. Kisi-Kisi :
B. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Kelas : XI
Semester :I
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Periode Pengamatan : Tanggal.......
Butir Nilai :Mensyukuri hubungan keteraturan dan kompleksitas alam
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
Indikator Sikap :
1. Bersemangat dalam mempelajari berbagai sel elektrokimia
2. Serius dalam mengamati demonstrasi berbagai sel elektrokimia
LAMPIRAN 2A
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL
(LEMBAR OBSERVASI)
Petunjuk Pengisian
Dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan ketentuan sebagai
berikut:
4 = apabila SELALU melakukan perilaku yang diamati
3 = apabila SERING melakukan perilaku yang diamati
2 =apabila KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati
1= apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Kelas : XI
Semester :I
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Periode Pengamatan : Tanggal
Butir Nilai : Kejujuran
Indikator Sikap :
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan tes.
2. Mengakui kekurangan yang dimiliki.
LEMBAR OBSERVASI
Kelas : XI
Semester :I
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Periode Pengamatan : Tanggal … .. ...
Butir Nilai : Kedisiplinan.
Indikator Sikap :
1. Mengerjakan tugas review dan berpikir kritis pada lembar kerja
2. Mengerjakan Fortofolio tentang Laporan hasil eksperimen sel elektrokimia dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
LAMPIRAN 3A
Soal
Materi : Teori Asam- Basa
Nama :
Kelas :
Mata pelajaran : Kimia
Semester : 1 (Satu)
Tanggal : ____/____/_______
Kunci Jawaban:
No Kunci Jawaban Soal Skor
1 a. Anoda l ion ll ion l katoda = Cu l 25
Cu2+ ll Ag+ l Ag
3 c. Reaksi elektrode 25
K(Red) : Ag (aq) + e à Ag(s) l
+
x2 l 2Ag+(aq) + 2e à 2Ag(s)
A(oks) : Cu à Cu2+(aq) + 2 e l x1
l Cu à Cu2+(aq) + 2 e
4 d. Reaksi sel 25
2Ag (aq) + 2e + Cu à 2Ag(s) +
+
Cu2+(aq) + 2 e
2Ag+(aq) + Cu à 2Ag(s) +
Cu (aq)
2+
A. Rubrik Penilaian
Penskoran : setiap jawaban benar mendapat skor 1, dan jawaban salah mendapat skor
0
Nilai = jumlah skor x 4
Lampiran 2
Pengamatan Perilaku
Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3
1. Rasa ingin tahu
2. Ketekunan/ keuletan dan jujur dalam belajar baik secara
kelompok maupun individu dalam menyelesaikan
masalah yang ada di LKS.
Rubrik penilaian perilaku
No Aspek yang dinilai Rubrik
3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,
aktif dalam dalam kegiatan baik kelompok maupun
individu
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
1 Menunjukkan rasa ingin tahu
kelompok ketika disuruh atau kurang antusias dalam
menyelesaikan masalah secara individu.
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan,
sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok atau
individu walaupun telah didorong untuk terlibat.
3: tekun/ulet dalam menyelesaikan tugas dengan hasil
Ketekunan/ keuletan dan jujur
terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
dalam belajar baik secara
2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas,
2 kelompok maupun individu
namun belum menunjukkan upaya terbaiknya.
dalam menyelesaikan masalah
1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
yang ada di LKS.
menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai.
Lampiran 3
Reaksi keseluruhannya :
H+ + Cl- + NH4+ + OH- NH4+ + Cl- + H2O
Secara umum :
asam + basa garam + air
Konsep asam basa Arrhenius terbatas pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada
larutan non-air (fasa gas dan fasa padatan) dimana tidak ada H+ dan OH-.
Kekuatan asam basa ditentukan oleh banyak sedikitnya ion H + dan OH- yang dilepas
tergantung dari nilai derajat ionisasi/disosiasinya (banyaknya zat yang terurai : banyaknya zat
mula-mula)
pH menyatakan derajat keasaman sebagai fungsi konsentrasi ion H+
Jenis larutan [H+] pH Keterangan
Larutan asam >10-7 M <7 semakin kecil skala pH,
maka larutan bersifat
semakin asam
Larutan basa <10-7 M >7 semakin besar skala pH,
maka larutan bersifat
semakin basa
Larutan netral 10-7 M 7
Contoh macam-macam indicator adalah : kertas lakmus (biru dan merah), Metil jingga
(Metyl Orange), Metil merah (Metyl Red), Bromtimol biru, dan Phenol Ptalein.
Berbagai jenis zat warna yang diekstrak dari tumbuhan kemungkinan juga dapat
digunakan sebagai indicator asam-basa, misalnya, daun mahkota bunga (kembang
sepatu, bogenvil, mawar, dan lain-lain), dan kunyit.
Tabel 4. Perubahan warna indicator pada larutan asam dan basa
Perubahan warna indicator
Nama Lakmus Lakmus Air bunga Air Phenol Ptalein Metyl Bromtimol
Larutan merah biru merah kunyit Red Biru
Asam merah merah merah kuning tak berwarna merah kuning
kotor
Basa biru biru biru / hijau Jingga Pink(merah kuning biru
jambu )
KD dari KI 4
4.5Membuktikan proses entalpi reaksi
Indikator
- Melakukan eksperimen untuk membuktikan proses entalpi reaksi
- Mengidentifikasi perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm
- Membuat laporan hasil eksperimen tentang proses entalpi reaksi
- Menyampaikan hasil diskusi dengan cara presentasi di depan kelas
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mencari refrensi tentang larutan, siswa dapat menjelaskan tentang hokum
kekekalan energi
2. Siswa dapat menjelaskan reaksi eksoterm dan endoterm serta menentukan harga
tetapan entalpi sesuai dengan hukum hess
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam perubahan entalpi sesuai dengan jenis reaksi
4. Siswa dapat melakukan eksperimen dan membuktikan proses entalpi reaksi
5. Siswa dapat membuat laporan eksperimen tentang proses entalpi reaksi
D. Materi Pembelajaran
Termokimia
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : scientific
Model : Student Fasilitator and Explaining
Menanya
Mengajukan pertanyaan apakah perbedaan
perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm
Mengajukan pertanyaan tentang ciri-ciri reaksi
eksoterm dan endoterm
Eksperimen/explore
Melakukan eksperimen untuk membuktikan
proses entalpi reaksi
Mengidentifikasi perbedaan reaksi eksoterm
dan endoterm
Asosiasi
Mengolah data hasil eksperimen proses entalpi
reaksi
Menyimpulkan hasil analisis data yang
diperoleh dari hasil eksperimen tentang proses
entalpi reaksi
Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil eksperimen tentang
proses entalpi reaksi
Menyampaikan hasil diskusi dengan cara
presentasi di depan kelas
Menanya
Mengajukan pertanyaan apakah perbedaan
perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm
Mengajukan pertanyaan tentang ciri-ciri reaksi
eksoterm dan endoterm
Eksperimen/explore
Melakukan eksperimen untuk membuktikan
proses entalpi reaksi
Mengidentifikasi perbedaan reaksi eksoterm
dan endoterm
Asosiasi
Mengolah data hasil eksperimen proses entalpi
reaksi
Menyimpulkan hasil analisis data yang
diperoleh dari hasil eksperimen tentang proses
entalpi reaksi
Mengomunikasikan
Membuat laporan hasil eksperimen tentang
proses entalpi reaksi
Menyampaikan hasil diskusi dengan cara
presentasi di depan kelas
Lampiran 1
Soal Tes Kompetensi
Lampiran 3
Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi.
Kalor reaksi adalah jumlah energi yang menyertai (dibebaskan/diserap) suatu reaksi
Sesuai dengan Hukum kekekalan energi (Hukum I Termodinamika) yang menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi hanya dapat diubah dari 1
bentuk energi ke bentuk energi yang lain, maka jumlah energi yang diperoleh sistem akan =
jumlah energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Sebaliknya, jumlah energi yang dilepaskan
oleh sistem akan = jumlah energi yang diperoleh oleh lingkungan.
Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja ( w ) atau menghasilkan panas / kalor ( q ).
Energi yang dimiliki oleh sistem dapat berupa energi kinetik ( berkaitan dengan gerak
molekul sistem ) maupun energi potensial.
Energi dalam ( E ) adalah jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem.
Perpindahan energi antara sistem dan lingkungan terjadi dalam bentuk kerja ( w ) atau dalam
bentuk kalor ( q ).
Jika sistem melepas kalor (-q) atau melakukan kerja (-w), maka energi sistem akan
berkurang
Jika sistem menyerap kalor (+q) atau dikenai suatu kerja (+w), maka energi sistem
akan bertambah
Lingkungan adalah bagian lain dari alam semesta yang terdapat di luar sistem.
a. Sistem terbuka : Suatu sistem dimana dapat terjadi perpindahan materi dan energi dengan
lingkungannya.
Contoh : kopi panas dalam gelas terbuka, akan melepaskan panas dan uap air ke
lingkungannya.
b. Sistem tertutup : Suatu sistem dimana hanya dapat terjadi perpindahan energi ke
lingkungannya tetapi tidak dapat terjadi perpindahan materi.
Contoh : kopi panas dalam gelas tertutup, dapat melepaskan panas / kalor ke lingkungannya
tetapi tidak ada uap air yang hilang.
c. Sistem terisolasi : Suatu sistem dimana tidak dapat terjadi perpindahan materi maupun
energi ke lingkungannya.
contoh : fotosintesis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMK Kesehatan Nusantara
Mata Pelajaran : Kimia Farmasi
Kelas /Semester : Xl/ 1
Materi Pokok : Kecepatan reaksi
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
KD dari KI 4
4.4 Membuktikan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
Indikator
1. Melakukan eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
3. Membuat laporan hasil eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
reaksi
4. Menyampaikan hasil diskusi dengan cara presentasi di depan kelas
B. Tujuan Pembelajaran
- Setelah siswa mencari refrensi tentang larutan, siswa dapat mengamati berbagai
reaksi kimia
- Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
- Siswa dapat melakukan eksperimen untuk membuktikan factor-faktor yang
mempenggaruhi kecepatan reaksi
- Siswa dapat menyusun laporan hasil eksperimen yang berkaitan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi. .
D. Materi Pembelajaran
Kecepatan Reaksi Kimia
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan: scientific
2. Model : Discovery
3. Strategi : Kerja Kelompok
4. Metode : Diskusi
Menanya :
Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang belum dipahami.
Mengumpulkan data :
Membaca literature lain yang berkaitan dengan
azas kekekalan energi
Mengamati gambar diagram energi reaksi
yang menunjukkan reaksi
Merancang dan melakukan percobaan untuk
menentukan kalor pembakaran beberapa bahan
bakar melalui kerja kelompok di laboratorium
Mengasosiasi :
Secara berkelompok mengolah, dan
menganalisis data hasil pengamatan
Mengumpulkan hasil percobaan dalam
menentukan kalor pembakaran secara
berkelompok.
Mengomunikasi :
Membuat laporan hasil pengamatan/uji coba
dan eksplorasi yang berkaitan dengan materi.
Menampilkan hasil percobaan secara
berkelompok
Mempresentasikan laporan hasil
pengamatan/uji coba dan eksplorasi yang
berkaitan dengan Analisa Kualitatif
Kegiatan i. Guru dan siswa membuat kesimpulan 10’
Penutup j. Memberikan umpan balik terhadap proses
pembelajaran
k. Merencanakan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan yanga akan datang
l. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam
Lampiran 2
Pengamatan Perilaku
Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3
1. Rasa ingin tahu
2. Ketekunan/ keuletan dan jujur dalam belajar baik secara
kelompok maupun individu dalam menyelesaikan
masalah yang ada di LKS.
Rubrik penilaian perilaku
No Aspek yang dinilai Rubrik
3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,
aktif dalam dalam kegiatan baik kelompok maupun
individu
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
1 Menunjukkan rasa ingin tahu
kelompok ketika disuruh atau kurang antusias dalam
menyelesaikan masalah secara individu.
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan,
sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok atau
individu walaupun telah didorong untuk terlibat.
3: tekun/ulet dalam menyelesaikan tugas dengan hasil
Ketekunan/ keuletan dan jujur
terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
dalam belajar baik secara
2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas,
2 kelompok maupun individu
namun belum menunjukkan upaya terbaiknya.
dalam menyelesaikan masalah
1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
yang ada di LKS.
menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai.
Lampiran 3
Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan
waktu.Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.Sebagai contoh,
seseorang lari dengan kecepatan 10 km/jam.Artinya orang tersebut telah berpindah tempat
sejauh 10 km dalam waktu satu jam. Bagaimanakah cara menyatakan laju dari suatu reaksi?
Dalam reaksi kimia, perubahan yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau
produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan makin
sedikit, sedangkan produk makin banyak.
Laju reaksi (V) dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju
bertambahnya produk.Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M) atau mol per
liter (mol. L-1). Satuan waktu yang digunakan biasanya detik (dt). Sehingga laju reaksi
mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1. dt-1 atau M.dt-1).
Δ[ M ]
V=
t
Δt
Δt Δt
2. Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan
lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan
dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan
Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan
konsentrasi reaktan.
Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju reaksi:
Δ[ reaktan]≈ ΔV
Δ[ reaktan]=x ≈ ΔV =1
x n=1Orde Reaksi
a.
n=o
Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde reaksi
Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi berapapun
perubahan konsentrasi pereaksi.
Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan
laju reaksi lebih cepat 2 kali.
Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali
menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.
Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi
Konsentrasi
Lajureaksi
Laju reaksi
Δ[ NO]m= ΔV Δ[ Cl 2 ] n= ΔV
( )
[ NO]3 m V 3
( )
n
[Cl 2 ]2 V2
= =
[ NO]1 V1 [Cl 2 ]1 V1
( )
0,2 m 8
= laju reaksinya adalah :
Maka rumusan
0,1 1 4
V=k.[NO] .[Cl2] 2 0,1 ( )
0,2 n 16
=
4
2 m=2
Harga 2 n=4
k diperoleh dengan memasukan salah satu data percobaan
m=1 n=2
V
k=
[ NO].[Cl 2 ]2
4
k= 2
0,1.0,1
Maka laju reaksi pada percobaan 4 adalah :
k =4 .103 M2−2
V= k.[NO].[Cl ]2 s
−1
V= 4.103.0,3. 0,32
V= 108 Ms-1
3. Luas Permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin
banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan
efektif menghasilkan perubahan
Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil
ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat
4. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, hal ini disebabkan karena
katalisator dapat menurunkan energy pengaktifan (Ea), sehingga memudahkan zat-zat
untuk bereaksi.
Ada 2 jenis katalis :
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir reaksi terbentuk
kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media reaksi saja.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMK Kesehatan Nusantara
Mata Pelajaran : Kimia Farmasi
Kelas /Semester : Xl/ 2
Materi Pokok : Sistem Koloid
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
KD dari KI 4
4.7 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya serta
menganalisis sifat-sifat dari sistem koloid yang dibuat
Indikator
1. Jenis koloid dibedakan berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya
2. Sifat- sifat koloid digunakan sebagai dasar penggunaannya dalam kehidupan sehari –
hari dan industri
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mencari refrensi tentang larutan, siswa dapat membedakan pengertian
koloid,suspensi dan larutan sejati berdasarkan sifat-sifatnya.
2. Siswa dapat membedakan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi.
3. Siswa dapat menerapkan sifat-sifat koloid sebagai dasar penggunaan dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Materi Pembelajaran
Sistem Koloid
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : scientific
Model : Student Fasilitator and Explaining
Menanya
Mengajukan beberapa pertanyaan tentang
larutan
Mengajukan pertanyaan mengapa dapat dibuat
konsentrasi larutan tertentu
Mengajukan pertanyaan bagaimana proses
pembuatan larutan
Eksperimen/explore
10. Melakukan eksperimen untuk membuat
larutan di bidang kesehatan dengan berbagai
konsentrasi
Asosiasi
11. Menganalisis data hasil eksperimen
12. Menyimpulkan hasil analisis data eksperimen
Mengomunikasikan
Membuat tulisan tentang konsep larutan
Membuat laporan dan mempresentasikan
hasil eksperimen
Kegiatan m. Guru dan siswa membuat kesimpulan 10’
Penutup n. Memberikan umpan balik terhadap proses
pembelajaran
o. Merencanakan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan yang akan datang
p. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam
Lampiran 1
Soal Tes Kompetensi
1.Koloid yang mempunyai fase terdispersi padat dan fase pendispersi cair disebut…
a. Emulsi
b. Sol
c. Aerosol
d. Buih
e. Emulsi padat
2. Pernyataan yg tidak benar tentang koloid adalah…..
a. Merupakan campuran heterogen
b. Punya ukuran partikel 10-7 cm – 10-5 cm
c. Dapat disaring melalui membrane
d. Bersifat tidak stabil
e. Terdiri dari 2 fase
3. Larutan berikut yang menunjukkan efek Tyndalladalah…
a. larutan CuSO4 jenuh
b. larutan K2CrO4
c. larutan FeCl3 jenuh
d. larutan I2 dalam KI
4. Beberapa cara pembuatan koloid
(1) mengalirkan udara dalam larutan H2S
(2) menggiling serbuk belerang & dicampur dalam medium
(3) menambah HCl pada larutan Na2S2O3
(4) menambah larutan AlCl3 ke dalam endapan Al(OH)3
Pembuatan koloid dengan cara dispersi adalah…..
a. 1,2,3
b. 1,3
c. 2,4
d. 4
e. 1,2,3,4
5. Minyak dan air dapat bercampur baik jika dikocok dengan air sabun. Hal ini
disebabkan karena…
a. sabun menurunkan tegangan permukaan
b. molekul sabun memiliki bagian yang polar & nonpolar
c. massa jenis minyak & air dibuat serupa oleh sabun
d. buih sabun mengandung udara yg mencegah memisahnya minyak
e. sabun memiliki daya pembersih sangat kuat
Penskoran : setiap jawaban benar mendapat skor 1, dan jawaban salah mendapat skor
0
Nilai = jumlah skor x 4
Lampiran 2
Pengamatan Perilaku
Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3
1. Rasa ingin tahu
2. Ketekunan/ keuletan dan jujur dalam belajar baik secara
kelompok maupun individu dalam menyelesaikan
masalah yang ada di LKS.
Rubrik penilaian perilaku
No Aspek yang dinilai Rubrik
3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,
aktif dalam dalam kegiatan baik kelompok maupun
individu
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
1 Menunjukkan rasa ingin tahu
kelompok ketika disuruh atau kurang antusias dalam
menyelesaikan masalah secara individu.
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan,
sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok atau
individu walaupun telah didorong untuk terlibat.
3: tekun/ulet dalam menyelesaikan tugas dengan hasil
Ketekunan/ keuletan dan jujur
terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
dalam belajar baik secara
2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas,
2 kelompok maupun individu
namun belum menunjukkan upaya terbaiknya.
dalam menyelesaikan masalah
1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
yang ada di LKS.
menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai.
Lampiran 3
1. Dispersi kasar (suspensi) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih besar daripada
100 milimikron.
2. Dispersi halus (koloid) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1
sampai dengan 100 milimicron.
3. Dispersi molekular (larutan sejati) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih kecil
daripada 1 milimicron.
No Nama sistem
Fase terdispersi Fase Pendispersi Contoh sistem koloid
. koloid
1. Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan
2. Cair Cair Emulsi cair Air susu, santan
3. Cair Padat Emulsi padat Jelly, mutiara, keju
4. Padat Gas Aerosol padat Asap, Debu di udara
5. Padat Cair Sol Cat, Tinta, kanji, Air sungai
6. Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, intan hitam
7. Gas Cair Busa, buih Buih sabun, krim kocok
8. Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa
1. Emulsi minyak dalam air (M/A); contohnya santan, susu, dan lateks.
2. Emulsi air dalam minyak (A/M); contohnya mayonaise, minyak bumi, dan minyak
ikan.
B. Sifat- sifat koloid dalam kehidupan sehari – hari dan industri
1. Efek Tyndall
Adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam
sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat.
Contoh: berkas sinar dari proyektor film di bioskop dan berkas cahaya lampu mobil pada
malam yang berkabut, serta langit yang berwarna biru.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-menerus dalam
sistem koloid.Sifat inilah yang berperan terhadap kestabilan koloid.Gerak brown dapat
diamati pada mikroskop ultra.
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut
sehingga koloid akan memiliki muatan listrik. Sifat ini banyak dimanfaatkan untuk industry
pemutihan gula, untuk proses pewarnaan tekstil, serta proses penjernihan air.
4. Elektroforesis
Partikel-partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel-partikel itu
bermuatan listrik. Gejala ini disebut Elektroforesis. Partikel-partikel koloid yang bermuatan
dengan bantuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya
berlawanan. Sifat ini dimanfaatkan untuk mengetahui muatan koloid.
5. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau
penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya
casein dalam susu. Jenis koloid ini disebut emulgator.
6. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian koloid dari ion-ion pengganggu dengan menggunakan
membran yang diletakkan di dalam air yang mengalir.
7. Koagulasi
Cara mekanik dapat dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan. Cara
kimia dilakukan dengan penambahan zat-zat kimia, misalnya elektrolit
Sol liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya
(senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya
sangat kuat.
Sol liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase terdispersinya kurang/tidak
senang akan cairannya (mediumnya).
Contoh pemanfaatan sifat hidrofil dan hidrofob yaitu pada penggunaan sabun atau detergen
dalam proses pencucian pakaian.
Perbedaan antara koloid liofob dengan koloid liofil dapat disimak pada tabel dibawah ini .