Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN,


PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
Jalan Jamaluddin No. 1B Telp./Fax (0323) 323709
S A M P A N G (69213)

KERANGKA ACUAN KERJA


TERM OF REFERENCE

KEGIATAN :
KOORDINASI PERENCANAAN BIDANG INFRASTRUKTUR DAN
KEWILAYAHAN

PEKERJAAN :
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN
RUMAH SAKIT SAMPANG

TAHUN ANGGARAN 2022


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN MASTER PLAN
KAWASAN RUMAH SAKIT SAMPANG

1. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Paradigma Pelayanan Rumah Sakit

Kesehatan sebagai investasi sangat berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pencapaian IPM tidak terlepas dari peranan kesehatan serta peran lainnya seperti kemampuan daya beli,
pendidikan, dan usia harapan hidup merupakan hal penting pula. Masalah lain yang mempengaruhi IPM
adalah faktor kemiskinan. Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi bidang
kesehatan, maka peran Pemerintah Daerah bersama para stakeholders di daerah semakin tinggi dalam
proses pembangunan di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Desentralisasi kesehatan di Indonesia
yang pelaksanaan awalnya telah dimulai pada tahun 2001 hingga kini masih dihadapkan dengan
berbagai masalah yang fundamental, dimana salah satunya adalah perubahan rancangan dasar kebijakan
desentralisasi kesehatan yang dimanifestasikan oleh adanya perubahan secara sporadis berbagai
peraturan yang mendasarinya.

Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu upaya untuk memenuhi hak asasi manusia.
Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan,
kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat
2010 adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya
program pembangunan nasional harus mempunyai kontribusi positif terbentuknya lingkungan yang
sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan adalah konsep “Paradigma Sehat”,
yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan
penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitataif) secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Perkembangannya pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembangunan ekonomi
masyarakat. Perkembangan ini tercermin dari fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya hanya
memberikan pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap.
Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena kemajuan ilmu pengetahuan khususnya teknologi
kedokteran, peningkatan pendapatan, dan pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit
saat ini tidak saja bersifat kuratif (penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif).
Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif). Dengan demikian sasaran pelayanan rumah sakit bukan hanya untuk individu
pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya
memang terhadap pasien yang datang atau yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga.
Atas dasar sikap seperti itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang
komprehensif.

2. Konsep Pembangunan Rumah Sakit base on patient focus


Tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan rumah sakit telah bergeser ke arah pelayanan
paripurna dengan berbasis kenyamanan dan keamanan lingkungan rumahsakit. Oleh karena itu,
rumah sakit hendaknya mampu memberi perlindungan dan kenyamanan bagi pasien dan pengunjung
lainnya untuk memenuhi unsur kenyamanan ekologis sebagai pertimbangan pasien dalam pemilihan
rumah sakit.
Keberhasilan proses penyembuhan manusia merupakan kompleksitas yang terjalin antara
kondisi fisiologis dengan kondisi psikologis (inner mind) manusia. Keduanya mempunyai kontribusi
dalam proses penyembuhan. Untuk mendukung kondisi psikologis pasien perlu diciptakan lingkungan
yang menyehatkan, nyaman, dalam arti secara psikologis lingkungan memberikan dukungan positif bagi
proses penyembuhan. Desain interior dalam rumah sakit merupakan lingkungan binaan yang
keberadaannya berhubungan langsung dengan pasien. Melalui elemen-elemen desain seperti warna,
dapat diciptakan sebuah lingkungan atau suasana ruang yang dapat mendukung proses penyembuhan.
Banyak pihak pengelola rumah sakit pemerintah maupun swasta yang beranggapan bahwa
pemulihan kesehatan hanya dapat dilakukan dengan jalan medis saja. Akan tetapi kenyataannya tidak
demikian. Salah satu faktor pendukung yang dominan bagi pemulihan kesehatan seseorang adalah faktor
psikologis yang mempengaruhi penderita tersebut. Dalam praktik di lapangan tidak jarang faktor
tersebut diabaikan dan dianggap tidak penting (Kaplan dkk, 1993).
Faktor psikologis dapat membantu pemulihan kesehatan penderita yang sedang dalam masa
perawatan di rumah sakit. Faktor tersebut dapat dibentuk melalui suasana ruang pada fisik bangunan
rumah sakit yang bersangkutan. Kehadiran sebuah suasana tertentu diharapkan dapat mereduksi faktor
stress atau tekanan mental yang dialami oleh penderita yang sedang menjalani proses pemulihan
kesehatan. Suasana tertentu dalam lingkungan fisik rumah sakit dapat menambah faktor stress penderita,
sehingga dapat menghambat atau menggagalkan proses pemulihan kesehatannya. (Kaplan dkk, 1993).
Menurut Utomo (1999) desain interior ruang rawat inap kelas ekonomi di rumah sakit yang
dikelola oleh pemerintah di Indonesia, terlihat sangat sederhana dan apa adanya. Dalam ruang tersebut
faktor psikologis pasien dan faktor kenyamanan pasiern dapat dikatakan diabaikan. Ruang tersebut
hanya diperuntukkan sebagai penunjang fungsi fisik penyembuhan pasien saja, padahal dengan keadaan
ruang demikian, fungsi ruang tersebut tidak akan optimal menunjang proses penyembuhan pasien.
Pendekatan holistik masalah penyembuhan seseorang merupakan kompleksitas yang terjalin antara
kondisi fisiologis dengan kondisi psikologis (inner mind) dari pasien.
Keduanya mempunyai kontribusi dalam proses penyembuhan seseorang. Untuk mendukung
kondisi psikologis pasien perlu diciptakan lingkungan yang nyaman, dalam arti secara psikologis
lingkungan memberikan dukungan positif bagi proses penyembuhan. Dalam konteks tersebut kontribusi
faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar (40%) dalam proses penyembuhan, faktor medis
10%, faktor genetis 20% dan faktor lain 30% (Kaplan dkk, 1993).
Ditinjau dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa faktor lingkungan mempunyai peran
terbesar dalam proses penyembuhan, maka seharusnya faktor lingkungan tersebut mendapat perhatian
yang cukup besar pada sebuah fasilitas penyembuhan. Desain interior rumah sakit merupakan
lingkungan binaan yang keberadaannya berhubungan langsung dengan pasien. Melalui elemen-elemen
yang pembentuk ruang dalam (interior) seperti elemen warna, dapat diciptakan sebuah lingkungan atau
suasana ruang yang mendukung proses penyembuhan.
Perkembangan basis perancangan rumah sakit di Indonesia pada era globalisasi ini salah satu
acuan perancangannya adalah base on patient focus dengan penekanan pada customer satisfaction
(Untung, 2002). Faktor non-medis atau psikologis pasien menjadi salah satu pertimbangan dalam
perancangan karena hal tersebut dapat membantu pemulihan kesehatan penderita yang sedang dalam
masa perawatan di rumah sakit. Interior rumah sakit sebagai lingkungan binaan memiliki pengaruh
cukup signifikan terhadap kenyamanan dalam mempengaruhi proses penyembuhan pasien. Ruang yang
dirancang dengan pendekatan interior yang tepat dapat mengurangi stress dan rasa takut yang dialami
pasien, sehingga proses penyembuhan yang dilakukan menjadi lebih efektif.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk umum bagi Konsultan dalam
melaksanakan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang yang memuat
masukan, proses dan keluaran yang harus diperhatikan dan dipenuhi serta dipresentasikan ke dalam
pelaksanaan pekerjaan Master Plan.
Tujuan dari penyusunan rencana induk (Master Plan) adalah untuk Pekerjaan Penyusunan
Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang, didasarkan sistem zonasi yang tepat sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan rumah sakit kepada masyarakat, dapat mengantisipasi kecenderungan
berkembangnya jenis penyakit serta mengakomodir kebutuhan sebagai Rumah Sakit rujukan.

2. SASARAN
Tercapainya proses perencanaan (Master Plan) sesuai dengan siklus proyek, sehingga
Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang dapat berjalan sesuai dengan waktu
yang tersedia diharapkan dari perencanaan ini didapatkan prinsip-prinsip dasar perencanaan berupa :
1. Optimalisasi fungsi dan tata zona
2. Optimalisasi massa bangunan dan estimasi ruang
3. Optimalisasi sirkulasi tata ruangan.
4. Meningkatkan kualitas estetika
5. Menanggapi konteks dan lingkungan secara positif
6. Memperoleh kualitas distribusi pelayanan infrastruktur yang baik
3. LOKASI KEGIATAN
Berada di Desa Pangongseyan Kecamatan Torjun Kabupaten Sampang

4. NAMA DAN ORGANISASI


1. Nama Program : Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Nama Kegiatan : Koordinasi Perencanaan Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan
3. Nama Pekerjaan : Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang.
4. Lokasi Satuan Kerja : Bappelitbangda Kabupaten Sampang
Jl. Jamaluddin No. 1 B Sampang
5. Pemberi Tugas : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
6. Nama PPK : Evi Hariati, ST, MT
7. Sumber Dana : APBD Kabupaten Sampang
8. Tahun Anggaran : 2022
9. Pagu Anggaran : Rp. 100.000.000,00

5. DATA DASAR

Data dasar yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan ini antara lain :
(1) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sampang Tahun 2012-2032
(2) Master Plan Kota Kabupaten Sampang
(3) RDTR Kec. Torjun Kabupaten Sampang
(4) HSPK Kabupaten Sampang tahun 2022

6. STANDAR TEKNIS
 Standar teknis yang diterapkan dalam pekerjaan perencanaan ini mengacu pada peraturan

(1) Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia no 5 Tahun 2021 tantang Penyelenggaraan Perijinan
berusaha berbasis Resiko

(2) Peraturan Menteri Kesehatan no 14 tahun 2021 tentang Standart kegiatan usaha dan Produk
Penyelenggaraan Perizinan berusaha berbasis resiko sector Kesehatan

(3) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

(4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.

(5) Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung

(6) Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

(7) Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum rencana Tata
Bangunan Gedung dan Lingkungan
(8) Standar pelaksanaan mengacu pada SNI (Standart Nasional Indonesia), dan peraturan yang berlaku
antara lain :

• Pekerjaan Bangunan Gedung


• LISTRIK ARUS KUAT
• SNI 04 – 0227 – 1994 Tentang Tegangan Standart
• SNI 04 – 0255 – 2000 Tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
• SNI 03 – 7015 – 2004 Tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan
• SNI 03 – 6197 – 2000 Tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan
• SNI 03 – 6575 – 2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Daryrat,Tanda dan
Sistem Peringatan Bahaya Pada Gedung
• SNI 03 – 6575 – 2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan
• SNI 03 – 7018 – 2001 Tentang Sistem Pasokan Daya Darurat dan Siaga (SPDD)
• Permen PU dan Tenaga Listrik Nomer :23/PRT/1978 Tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL)
• Permen PU dan Tenaga Listrik : 24/PRT/1978 Tentang Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SPL)
• Standart Penerangan Buatan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Direktorat Jendral
Cipta Karya
• Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tentang sistem Instalasi Tenaga Listrik
Frekuensi Standart 50 HZ ( SNI 04 – 1922 – 2002)
• Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Tentang Sistem Instalasi Tenaga Listrik :
Persyaratan Umum Instalasi (PUIL) 2000 ( SNI 04 – 0225 – 2000 )
• Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tentang Produk Peralatan Tenaga Listrik
: Saklar ( sni 04 – 6203 – 2001 )
• Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tentang Produk Peralatan Tenaga
Listrik : Tusuk Kontak dan Kotak Kontak ( SNI 04 – 3892.1 – 2001)
• Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tentang Produk peralatan Tenaga Listrik
: Pemutus Sirkit Proteksi Arus Lebih / MCB ( SNI 04 – 6507.1 – 2001 )
• Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tentang Produk pemanfaatan Tenaga
Listrik : Kipas Angin ( SNI 19 – 6292.1 – 2003 )
• Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tentang Tanda Keselamatan
Pemanfaatan Tenaga Listrik untuk Keperluan Rumah tangga dan Sejenisnya ( SNI 04 – 6291.1 –
m2001)
• Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) untuk bangunan di Indonesia, Departemen
Pekerjaan UMUM Direktorat Jendral Cipta Karya.
• Peraturan-Peraturan PLN / SPLN.
• Stabdart Internasional : IEC, DIN dll.
• LISTRIK ARUS LEMAH
• R-SNI - 03 – 3985 – 2000 Tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 378/KPTS/1987 Tentang Pedoman Pemasangan Sistem
Deteksi dan Alrem Kebakaran untuk Mencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 02/KPTS/ Tentang Ketentuan Pencegahan Penanggulangan
Kebakaran Pada Bangunan Gedung.

SNI 03-6481-2000 Sistem Plumbing


SNI 03-6571-2001 Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung
SNI 03-6764-2002 Spesifikasi baja Struktural
SNI 03-6767-2002 Spesifikasi Umum Sistem Ventilasi Mekanis dan Sistem Tata Udara
sebagai Pengendali Asap Kebakaran Dalam bangunan

SNI 03-6768-2002 Spesifikasi Umum Sistem Pengelolaan Udara sebagai Pengendali Asap
Kebakaran Dalam Bangunan
SNI 03-6764-2002 Spesifikasi baja Struktural
SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A ( bahan Bangunan Bukan
Logam)
SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B ( bahan Bangunan dari Besi /
Baja)
SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C ( bahan Bangunan dari Logam
Bukan Besi)

7. STUDI-STUDI TERDAHULU
Dalam rangka pekerjaan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang,
Penyedia Jasa akan didukung dengan referensi berupa : Data-data Studi Kelayakan Pembangunan RSUD
Tipe B Kabupaten Sampang tahun sebelumnya Permenkes no 14 tahun 2021, Sertifikat Tanah di Desa
Pangongseyan Kecamatan Torjun.

8. REFERENSI HUKUM
Dalam pekerjaan perencanaan ini berlandaskan pada peraturan-peraturan sebagai berikut :
(1) Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
(2) Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(3) Undang-Undang RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(4) Peraturan Pemerintah RI No. 36 tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksana UU RI No.28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

9. LINGKUP PEKERJAAN DAN LINGKUP TUGAS


A. LINGKUP PEKERJAAN MASTER PLAN
Master plan merupakan suatu studi yang dilakukan disuatu tempat dalam hal ini pada wilayah kerja
suatu rumah sakit. Adapun garis besar dalam pendekatan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan
Rumah Sakit Sampang adalah sebagai berikut;
 Studi sistem pelayanan kesehatan rumah sakit;
 Studi program fungsi pelayanan rumah sakit umum tipe B Plus yang meliputi; sarana fisik
bangunan, sarana fisik peralatan, dan sumber daya manusia (human resource development).
 Studi pembangunan rumah sakit umum tipe B Plus dengan proyeksi jangka waktu yang sudah
ditentukan Merencanakan pentahapan pembangunan rumah sakit.
B. LINGKUP TUGAS MASTER PLAN
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Pemberi Jasa Konsultasi atau Konsultan pada Tahap
Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang adalah;
a. Mengkaji dan meninjau advice planning, peruntukan lokasi sesuai dengan tata ruang serta
peraturan lain yang berkaitan dengan rencana pengembangan / kawasan lokasi RSUD Sampang
dan sekitarnya;
b. Membuat perencanaan skematis yang akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisa
dan perhitungan pada kelayakan selanjutnya (program Fungsi/jenis Kegiatan Rumah Sakit)
c. Membuat perencanaan site plan, blok plan dan sistem sirkulasi.
d. Membuat Rencana Induk Masterplan Rumah sakit dan fasilitas Pendukung Lainnya

e. Membuat perencanaan terintegrasi sistem Alat Kesehatan yang dibutuhkan dengan bagunan
gedung rencana.

Selain itu, lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Pemberi Jasa Konsultasi pada Tahap Pekerjaan
Pembuatan Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit adalah dengan tetap berpedoman pada ketentuan
yang berlaku yang dapat meliputi pekerjaan-pekerjaan Perencanaan Lingkungan, Rencana Tapak
Bangunan dan Perencanaan Fisik bangunan gedung Rumah Sakit yang terdiri dari :
1. Pekerjaan Persiapan Pembuatan Rencana Induk/ Master Plan, antara lain : mengumpulkan data
dan informasi kesehatan dan lokasi, analisa data, membuat interpretasi secara garis besar terhadap
KAK, dan konsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan
bangunan Rumah Sakit.
2. Pekerjaan Rencana Induk/Master Plan RSUD Sampang, antara lain menyusun :
• Perumusan Master Program tentang pengembangan pelayanan rumah sakit,
SDM, peralatan medis dan non medis dan lain sebagainya,
• Perumusan Kebutuhan Sarana dan Prasarana rumah sakit,
• Perumusan Program Fungsi yang berkaitan erat dengan pelayanan, untuk memenuhi
kebutuhan ruang untuk pelayanan,
• Perencanaan Fisik Bangunan (Block Plan), beserta uraian konsep:
- Kebutuhan luas bangunan berdasarkan program fungsi dan beban kerja (untuk
rumah sakit )
- Pengelompokkan ruangan berdasarkan fungsi menjadi blok bangunan; - Penyusunan
blok bangunan menjadi komposisi massa.
3. Rencana pentahapan Pembangunan/ Pengembangan Rumah Sakit secara keseluruhan yang
mencakup :
• Fisik Rumah Sakit;
• Prasarana dan Sarana Rumah Sakit;
• Pembiayaan.
10. METODOLOGI PEKERJAAN
PEKERJAAN MASTER PLAN
1. Tahap Persiapan
Penetapan batas wilayah studi, yaitu RSUD Sampang;
a. Mempersiapkan metodologi untuk survai dan analisis, yaitu perencanaan dan penetapan
metodologi yang akan dipergunakan dalam pembahasan/ analisis nantinya, termasuk studi
sosekbud yang menyangkut perilaku, perekonomian masyarakat, kebutuhan dan kebiasaan
serta keinginan masyarakat pengguna jasa layanan rumah sakit.
b. Mempersiapkan jadual pelaksanaan pekerjaan, yaitu ketepatan waktu pelaksanaan sesuai
dengan tenggang waktu yang diberikan kepada konsultan serta penetapan keterlibatan tenaga
ahli dalam penetapan waktu tersebut;
c. Mempersiapkan tenaga ahli, yaitu mempersiapkan semua komponen tenaga ahli yang
dibutuhkan sesuai dengan persyaratan yang diminta agar terdapat kesesuaian antara pekerjaan
dengan keahliannya.

2. Tahap Pengumpulan Data Dan Studi


A. Pengumpulan Data Primer
Yang dimaksud data primer adalah data yang dapat diambil/ bersumber langsung dari Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Sampang, Dinas Teknis, Bappelitbangda.
Data tersebut meliputi :
1. Data Kesehatan;
2. Data Lokasi;
3. Data FS (studi kelayakan RSUD Kab.Sampang tipe B)
B. Pengumpulan Data Sekunder
Yang dimaksud data sekunder adalah data yang diperoleh dan sumber luar atau tidak langsung.

3. Tahap Studi Literatur


Studi ini dimaksudkan untuk menganalisis pembangunan RSUD Sampang, ditinjau dari aspek
peraturan/ kebijakan, standar dan literatur lainnya yang berhubungan dengan Pekerjaan
Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang
4. Tahap analisa :
1. Analisis Situasi;
Merupakan bagian intisari dari master plan yang memuat semua data dasar termasuk penilaian
dan analisis serta asumsi yang digunakan yang terdiri dari :
• Data Demografi keadaan wilayah;
• Kependudukan,
• Sosio – ekonomi masyarakat, meliputi :
 Tingkat pendidikan;
 Tingkat kesadaran untuk kesehatan;
 Angka ketergantungan;
 Pendapatan daerah dan daya beli masyarakat terhadap jasa pelayanan kesehatan
khususnya serta derajat kesehatan yang menggambarkan angka dan pola morbiditas.
Hal-hal tersebut sebagai masukan mengenai kebutuhan dan permintaan masyarakat akan
layanan kesehatan yang mencakup ketersediaan fasilitas, sarana dan sumber daya serta
kegiatan layanan lain yang penting bagi masyarakat dimana RSUD Sampang berada.
2. Analisis Kebijakan Kota/Kabupaten;
3. Analisis Data Kesehatan;
4. Analisis Data Keadaan Lokasi;
5. Analisis Data Kota;
6. Analisa terhadap kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan medis dan non medis;
7. Analisa terhadap pembiayaan.

5. Tahap Penyusunan Master Program & Program Fungsi


Merupakan tahap penyusunan program utama pengembangan rumah sakit untuk jangka waktu
tertentu yang tertuang dalam master program. Selanjutnya dari beberapa program pengembangan
yang sudah disusun, dirinci atau didetailkan dalam bentuk kegiatankegiatan per unit
/instalasi/bagian dalam rumah sakit. Rincian detail tersebut tertuang dalam program fungsi.

11. DATA & FASILITAS PENUNJANG


1. Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan pengguna jasa meliputi;
a) Untuk melaksanakan tugas, Konsultan Perencana harus mencari sendiri data dan informasi
yang dibutuhkan selain dari data dan informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas dalam
pengarahan penugasan ini.
b) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran data dan informasi dalam pelaksanaan
pekerjaannya, baik yang berasal dari Pemberi Tugas, maupun masukan lain dari luar.
Kesalahan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab
Konsultan Perencana.
c) Untuk melaksanakan tugas ini Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga yang
memenuhi kebutuhan proyek ditinjau dan lingkup (besarnya) proyek dan tingkat
kekomplekan proyek yang terikat selama pelaksanaan.
d) Dalam hal ini informasi perencanaan memuat hal – hal sebagai berikut :
1. Informasi tentang lahan meliputi :
a. Lokasi
b. Luas
c. Batas-batas
d. Topografi
e. Kondisi tanah
f. Keadaan air tanah
g. Peruntukan tanah
h. Koefisien dasar bangunan
i. Perincian bangunan lahan, kekerasan, penghijauan bangunan
j. Daerah milik jalan (DMJ)
2. Pemakaian Bangunan
a. Fungsi bangunan gedung semaksimal mungkin
b. Manfaat sebagai bangunan kegiatan utama, penunjang dan pelengkap
3. Kebutuhan Bangunan
a. Program bentuk
b. Keinginan tentang organisasi
4. Informasi lain yang dibutuhkan baik oleh pemakai atau pemberi tugas maupun instansi
terkait
a. Keinginan tentang bentuk – bentuk tertentu baik yang berhubungan dengan pemakai
atau perlengkapan alat medis (alkes) dan non medis yang akan digunakan dalam
bangunan tersebut.
b. Keinginan tentang utilitas bangunan

2. Penyediaan oleh Penyedia Jasa


Penyedia Jasa harus menyediakan semua fasilitas/peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. Fasilitas dan peralatan tersebut antara lain:
 Kantor / studio perencanaan sebagai tempat pelaksanaan pekerjaan . kantor / studio ini dapat
berupa milik sendiri atau sewa berikut furniturenya seperti : alat tulis kantor (tinta, printer,
kertas, dll), alat fotocopy, komputer, LCD proyektor, printer dan plotter, alat komunikasi
(telepon dan fax).
 Peralatan transportasi seperti : kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 2
 Peralatan survey, pengukuran dan pengumpulan data seperti : theodolite, kamera digital, water
pass, peralatan penyelidikan tanah, dll.

12. TANGGUNG JAWAB PENYUSUN


1. Konsultan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang, bertanggung jawab
secara profesional atas Jasa Konsultasi yang dilakukannya sesuai ketentuan dan kode tata laku
profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab Konsultan Pekerjaan Pembuatan Master Plan dan
Perencanaan Teknis adalah sebagai berikut :
 Hasil karya Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang yang
dihasilkan harus memenuhi pedoman Master Plan Rumah Sakit yang berlaku dan peraturan/
kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setempat yang berlaku;
 Hasil karya Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang yang
dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pengguna
Jasa;
 Hasil karya Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang yang
dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan Kerangka Acuan Kerja Pembuatan
Pekerjaan Master Plan RSUD Sampang yang berlaku untuk bangunan gedung dengan
pelayanan rumah sakit.

3. Masukan berupa informasi , kriteria dan azas-azas perencanaan wajib diperoleh konsultan perencana
untuk bahan analisis dan pertimbangan selanjutnya menjadi dasar mengambil keputusan dalam
menentukan alternatif rencana. Informasi, kriteria dan azas-azas perencanaan dimaksud adalah
sebagai berikut;
a. Informasi
 Konsultan perencana wajib mencari dan menginventarisir informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diperoleh dari pelaksana kegiatan termasuk informasi pada
kerangka acuan kerja (KAK) ini.
 Konsultan perencana wajib meneliti kebenaran informasi yang diperoleh, baik yang
bersumber dari pelaksana kegiatan maupun sumber informasi lain, karena kesalahan
perencanaan sebagai akibat kesalahan informasi merupakan kelalain dan menjadi
tanggungjawab konsultan perencana.
 Informasi yang diperlukan dan wajib diinventarisir konsultan perencana sebagai bahan
perencanaan antara lain seperti berikut ; – Informasi tentang lahan, meliputi:
o Arahan peruntukan lahan berdasar rencana tata ruang wilayah
o Kondisi fisik lokasi, seperti : luasan, batasan-batasan dan topografi o Kondisi
tanah dan eksisting struktur bangunan
o Keadaan air tanah
o Peruntukan tanah
o Koefisien dasar bangunan
o Koefisien lantai bangunan
o Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.

– Pemakai (user) bangunan, meliputi ;


o Struktur organisasi
o Jumlah personil sekarang dan proyeksi pengembangan untuk 10-20 tahun
mendatang
o Jenis pelayanan, pelayanan unggulan, penunjang dan pelengkap o
Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat dan dimensinya.
– Kebutuhan bangunan;
o Jumlah unit dan jenis/fungsi bangunan
o Program ruang
o Keinginan tentang pemanfaatan ruang
– Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang
berhubungan dengan pemakai atau perlengkapan yang akan
digunakan dalam ruang tersebut
– Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi
ruang/bangunan
– Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti;
o Air bersih
o Air hujan dan air buangan
o Air kotor dan sampah
o Transportasi vertikal dalam bangunan
o Penanggulangan bahaya kebakaran
o Jaringan listrik
o Jaringan komunikasi
b. Kriteria
 Kriteria umum
– Persyaratan peruntukan dan intensitas
O Menjamin bangunan tersebut didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan
bangunan yang ditetapkan oelh pengguna jasa atau instansi terkait.
o Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
o Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan
– Persyaratan arsitektural dan lingkungan
o Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasar karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah sehingga seimbang,
serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya)
o Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungan
o Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
– Persyaratan jalan masuk dan keluar;
o Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak,
aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan didalamnya
o Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka pada
saat evakuasi pada keadaan darurat
o Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi penyandang cacat khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
– Persyaratan transportasi didalam gedung
o Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman dan nyaman didalam
bangunan gedung
o Menjamin tersedianya aksesibilitas penyandang cacat khusunya untuk bangunan
fasilitas umum dan sosial.
– Persyaratan sanitasi dalam bangunan;
o Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya
o Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi
penghuni bangunan dan lingkungannya
 Kriteria khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus
bangunan dan segi teknis lainnya, misalnya;
– Dikaitkan dengan upaya pelestarian budaya atau konservasi bangunan yang ada
– Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan
– Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografis, klimatologis dll
– Bentuk arsitektur bangunan khususnya disesuaikan dengan arsitektur daerah setempat
, dengan mengacu pada desain lokal dengan tidak mengurangi inovasi pengembangan
ide sesuai kebutuhan saat ini maupun masa yang akan datang
– Mendesain kualitas mutu bahan bangunan yang up to date hingga jangka waktu 50
tahun kedepan.

c. Azas-azas
Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara, seperti ;
– Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan
– Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada ketahanan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat
– Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
gedung sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
– Desain gedung hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dilaksanakan dalam
waktu yang relatif singkat dan dapat dimanfaatkan secepatnya
– Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadi
acuan tata bangunan dan lingkungan sekitarnya.
13. BIAYA
Biaya Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang dengan pagu dana
sebesar Rp. 100.000.000,00 dari dana APBD Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2022 dan tata cara
pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan Konsultan Pekerjaan
Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang sesuai peraturan yang berlaku, yang
terdiri dari :
 Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
 Materi dan penggandaan Laporan/ Dokumen Pekerjaan;
 Pembelian dan atau sewa Peralatan Kerja;
 Presentasi;
 Perjalanan (lokal maupun luar kota);
1. Jasa dan Overhead Pelaksanaan Kerja;
2. Pajak dan Iuran daerah lainnya.

14. ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN


Dalam menangani pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang,
Konsultan Pelaksanaan Pekerjaan harus menyediakan tenaga ahli yang memenuhi ketentuan proyek, baik
ditinjau dari segi kompleksitas lengkap (besaran) Proyek maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli inti yang dibutuhkan dalam kegiatan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan
Rumah Sakit Sampang terdiri dari :

No TENAGA PROFFESIONAL : Pendidikan Tingkat Keahlian Pengalaman/Jumlah

I. TENAGA AHLI/ASISTEN
1. Team Leader (Arsitektur) : S1 Arsitektur SKA 5 Tahun/ 1 orang
2. Ahli Teknik Sipil : S1 Sipil SKA 5 Tahun/ 1 orang
3. Asisten Tenaga Ahli Geodesi : S1 Sipil / Geodesi - 3 Tahun/ 1 orang
III SUB PROFESIONAL STAF
1 Teknisi Surveyor : D3 / SMK 1 orang
2 Juru Gambar : D3 / SMK 1 orang
3 Architecture Visualization & : S1 Arsitektur 1 orang
Rendering S1

15. PROGRAM KERJA


Konsultan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang harus segera menyusun
program kerja minimal meliputi :
1. Rencana Jadwal Kegiatan secara Detail.
2. Alokasi Tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh
Konsultan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang harus mendapatkan
persetujuan dari PPK dan sesuai kualifikasi di KAK .
15. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang diselesaikan dalam
kurun waktu selama 60 (Enam puluh) hari kalender sejak SPMK ditandatangani.

16. KELUARAN PEKERJAAN MASTER PLAN

a. Laporan pendahuluan, meliputi rencana kerja dan metodologi serta analisa – analisa yang akan
digunakan sebanyak 3 (Tiga) eksemplar dijilid dengan soft cover
b. Laporan Akhir, sebanyak 3 (Tiga) eksemplar dijilid dengan hard cover setelah seluruh pekerjaan
telah selesai dengan memperbaiki dan menyempurnakan Draft Laporan Akhir sesuai dengan
Diskusi dan Presentasi.
c. Gambar perspektif 3D
d. Laporan dalam bentuk flashdisk sebanyak 1 (satu) copy.

17. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Koordinasi Perencanaan Bidang
Infrastruktur dan Kewilayahan untuk Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit
Sampang Tahun Anggaran 2022 ini disusun sebagai acuan bagi pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi.
Hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan pada saat penjelasan pekerjaan
(Aanwijizing).

Dibuat di : Sampang
Tanggal : 28 Juli 2022

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

EVI HARIATI, ST, MT


NIP. 19680704 200212 2 002

Anda mungkin juga menyukai