KEGIATAN :
KOORDINASI PERENCANAAN BIDANG INFRASTRUKTUR DAN
KEWILAYAHAN
PEKERJAAN :
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN
RUMAH SAKIT SAMPANG
1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan sebagai investasi sangat berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pencapaian IPM tidak terlepas dari peranan kesehatan serta peran lainnya seperti kemampuan daya beli,
pendidikan, dan usia harapan hidup merupakan hal penting pula. Masalah lain yang mempengaruhi IPM
adalah faktor kemiskinan. Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi bidang
kesehatan, maka peran Pemerintah Daerah bersama para stakeholders di daerah semakin tinggi dalam
proses pembangunan di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Desentralisasi kesehatan di Indonesia
yang pelaksanaan awalnya telah dimulai pada tahun 2001 hingga kini masih dihadapkan dengan
berbagai masalah yang fundamental, dimana salah satunya adalah perubahan rancangan dasar kebijakan
desentralisasi kesehatan yang dimanifestasikan oleh adanya perubahan secara sporadis berbagai
peraturan yang mendasarinya.
Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu upaya untuk memenuhi hak asasi manusia.
Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan,
kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat
2010 adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya
program pembangunan nasional harus mempunyai kontribusi positif terbentuknya lingkungan yang
sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan adalah konsep “Paradigma Sehat”,
yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan
penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitataif) secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Perkembangannya pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembangunan ekonomi
masyarakat. Perkembangan ini tercermin dari fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya hanya
memberikan pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap.
Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena kemajuan ilmu pengetahuan khususnya teknologi
kedokteran, peningkatan pendapatan, dan pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit
saat ini tidak saja bersifat kuratif (penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif).
Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif). Dengan demikian sasaran pelayanan rumah sakit bukan hanya untuk individu
pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya
memang terhadap pasien yang datang atau yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga.
Atas dasar sikap seperti itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang
komprehensif.
2. SASARAN
Tercapainya proses perencanaan (Master Plan) sesuai dengan siklus proyek, sehingga
Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang dapat berjalan sesuai dengan waktu
yang tersedia diharapkan dari perencanaan ini didapatkan prinsip-prinsip dasar perencanaan berupa :
1. Optimalisasi fungsi dan tata zona
2. Optimalisasi massa bangunan dan estimasi ruang
3. Optimalisasi sirkulasi tata ruangan.
4. Meningkatkan kualitas estetika
5. Menanggapi konteks dan lingkungan secara positif
6. Memperoleh kualitas distribusi pelayanan infrastruktur yang baik
3. LOKASI KEGIATAN
Berada di Desa Pangongseyan Kecamatan Torjun Kabupaten Sampang
5. DATA DASAR
Data dasar yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan ini antara lain :
(1) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sampang Tahun 2012-2032
(2) Master Plan Kota Kabupaten Sampang
(3) RDTR Kec. Torjun Kabupaten Sampang
(4) HSPK Kabupaten Sampang tahun 2022
6. STANDAR TEKNIS
Standar teknis yang diterapkan dalam pekerjaan perencanaan ini mengacu pada peraturan
(1) Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia no 5 Tahun 2021 tantang Penyelenggaraan Perijinan
berusaha berbasis Resiko
(2) Peraturan Menteri Kesehatan no 14 tahun 2021 tentang Standart kegiatan usaha dan Produk
Penyelenggaraan Perizinan berusaha berbasis resiko sector Kesehatan
(3) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
(4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
(5) Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
(6) Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
(7) Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum rencana Tata
Bangunan Gedung dan Lingkungan
(8) Standar pelaksanaan mengacu pada SNI (Standart Nasional Indonesia), dan peraturan yang berlaku
antara lain :
SNI 03-6768-2002 Spesifikasi Umum Sistem Pengelolaan Udara sebagai Pengendali Asap
Kebakaran Dalam Bangunan
SNI 03-6764-2002 Spesifikasi baja Struktural
SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A ( bahan Bangunan Bukan
Logam)
SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B ( bahan Bangunan dari Besi /
Baja)
SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C ( bahan Bangunan dari Logam
Bukan Besi)
7. STUDI-STUDI TERDAHULU
Dalam rangka pekerjaan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang,
Penyedia Jasa akan didukung dengan referensi berupa : Data-data Studi Kelayakan Pembangunan RSUD
Tipe B Kabupaten Sampang tahun sebelumnya Permenkes no 14 tahun 2021, Sertifikat Tanah di Desa
Pangongseyan Kecamatan Torjun.
8. REFERENSI HUKUM
Dalam pekerjaan perencanaan ini berlandaskan pada peraturan-peraturan sebagai berikut :
(1) Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
(2) Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(3) Undang-Undang RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(4) Peraturan Pemerintah RI No. 36 tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksana UU RI No.28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
e. Membuat perencanaan terintegrasi sistem Alat Kesehatan yang dibutuhkan dengan bagunan
gedung rencana.
Selain itu, lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Pemberi Jasa Konsultasi pada Tahap Pekerjaan
Pembuatan Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit adalah dengan tetap berpedoman pada ketentuan
yang berlaku yang dapat meliputi pekerjaan-pekerjaan Perencanaan Lingkungan, Rencana Tapak
Bangunan dan Perencanaan Fisik bangunan gedung Rumah Sakit yang terdiri dari :
1. Pekerjaan Persiapan Pembuatan Rencana Induk/ Master Plan, antara lain : mengumpulkan data
dan informasi kesehatan dan lokasi, analisa data, membuat interpretasi secara garis besar terhadap
KAK, dan konsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan
bangunan Rumah Sakit.
2. Pekerjaan Rencana Induk/Master Plan RSUD Sampang, antara lain menyusun :
• Perumusan Master Program tentang pengembangan pelayanan rumah sakit,
SDM, peralatan medis dan non medis dan lain sebagainya,
• Perumusan Kebutuhan Sarana dan Prasarana rumah sakit,
• Perumusan Program Fungsi yang berkaitan erat dengan pelayanan, untuk memenuhi
kebutuhan ruang untuk pelayanan,
• Perencanaan Fisik Bangunan (Block Plan), beserta uraian konsep:
- Kebutuhan luas bangunan berdasarkan program fungsi dan beban kerja (untuk
rumah sakit )
- Pengelompokkan ruangan berdasarkan fungsi menjadi blok bangunan; - Penyusunan
blok bangunan menjadi komposisi massa.
3. Rencana pentahapan Pembangunan/ Pengembangan Rumah Sakit secara keseluruhan yang
mencakup :
• Fisik Rumah Sakit;
• Prasarana dan Sarana Rumah Sakit;
• Pembiayaan.
10. METODOLOGI PEKERJAAN
PEKERJAAN MASTER PLAN
1. Tahap Persiapan
Penetapan batas wilayah studi, yaitu RSUD Sampang;
a. Mempersiapkan metodologi untuk survai dan analisis, yaitu perencanaan dan penetapan
metodologi yang akan dipergunakan dalam pembahasan/ analisis nantinya, termasuk studi
sosekbud yang menyangkut perilaku, perekonomian masyarakat, kebutuhan dan kebiasaan
serta keinginan masyarakat pengguna jasa layanan rumah sakit.
b. Mempersiapkan jadual pelaksanaan pekerjaan, yaitu ketepatan waktu pelaksanaan sesuai
dengan tenggang waktu yang diberikan kepada konsultan serta penetapan keterlibatan tenaga
ahli dalam penetapan waktu tersebut;
c. Mempersiapkan tenaga ahli, yaitu mempersiapkan semua komponen tenaga ahli yang
dibutuhkan sesuai dengan persyaratan yang diminta agar terdapat kesesuaian antara pekerjaan
dengan keahliannya.
3. Masukan berupa informasi , kriteria dan azas-azas perencanaan wajib diperoleh konsultan perencana
untuk bahan analisis dan pertimbangan selanjutnya menjadi dasar mengambil keputusan dalam
menentukan alternatif rencana. Informasi, kriteria dan azas-azas perencanaan dimaksud adalah
sebagai berikut;
a. Informasi
Konsultan perencana wajib mencari dan menginventarisir informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diperoleh dari pelaksana kegiatan termasuk informasi pada
kerangka acuan kerja (KAK) ini.
Konsultan perencana wajib meneliti kebenaran informasi yang diperoleh, baik yang
bersumber dari pelaksana kegiatan maupun sumber informasi lain, karena kesalahan
perencanaan sebagai akibat kesalahan informasi merupakan kelalain dan menjadi
tanggungjawab konsultan perencana.
Informasi yang diperlukan dan wajib diinventarisir konsultan perencana sebagai bahan
perencanaan antara lain seperti berikut ; – Informasi tentang lahan, meliputi:
o Arahan peruntukan lahan berdasar rencana tata ruang wilayah
o Kondisi fisik lokasi, seperti : luasan, batasan-batasan dan topografi o Kondisi
tanah dan eksisting struktur bangunan
o Keadaan air tanah
o Peruntukan tanah
o Koefisien dasar bangunan
o Koefisien lantai bangunan
o Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
c. Azas-azas
Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara, seperti ;
– Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan
– Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada ketahanan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat
– Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
gedung sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
– Desain gedung hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dilaksanakan dalam
waktu yang relatif singkat dan dapat dimanfaatkan secepatnya
– Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadi
acuan tata bangunan dan lingkungan sekitarnya.
13. BIAYA
Biaya Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang dengan pagu dana
sebesar Rp. 100.000.000,00 dari dana APBD Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2022 dan tata cara
pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan Konsultan Pekerjaan
Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit Sampang sesuai peraturan yang berlaku, yang
terdiri dari :
Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
Materi dan penggandaan Laporan/ Dokumen Pekerjaan;
Pembelian dan atau sewa Peralatan Kerja;
Presentasi;
Perjalanan (lokal maupun luar kota);
1. Jasa dan Overhead Pelaksanaan Kerja;
2. Pajak dan Iuran daerah lainnya.
I. TENAGA AHLI/ASISTEN
1. Team Leader (Arsitektur) : S1 Arsitektur SKA 5 Tahun/ 1 orang
2. Ahli Teknik Sipil : S1 Sipil SKA 5 Tahun/ 1 orang
3. Asisten Tenaga Ahli Geodesi : S1 Sipil / Geodesi - 3 Tahun/ 1 orang
III SUB PROFESIONAL STAF
1 Teknisi Surveyor : D3 / SMK 1 orang
2 Juru Gambar : D3 / SMK 1 orang
3 Architecture Visualization & : S1 Arsitektur 1 orang
Rendering S1
a. Laporan pendahuluan, meliputi rencana kerja dan metodologi serta analisa – analisa yang akan
digunakan sebanyak 3 (Tiga) eksemplar dijilid dengan soft cover
b. Laporan Akhir, sebanyak 3 (Tiga) eksemplar dijilid dengan hard cover setelah seluruh pekerjaan
telah selesai dengan memperbaiki dan menyempurnakan Draft Laporan Akhir sesuai dengan
Diskusi dan Presentasi.
c. Gambar perspektif 3D
d. Laporan dalam bentuk flashdisk sebanyak 1 (satu) copy.
17. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Koordinasi Perencanaan Bidang
Infrastruktur dan Kewilayahan untuk Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Rumah Sakit
Sampang Tahun Anggaran 2022 ini disusun sebagai acuan bagi pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi.
Hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan pada saat penjelasan pekerjaan
(Aanwijizing).
Dibuat di : Sampang
Tanggal : 28 Juli 2022