Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BID’AH - BID’AH SEKITAR SHAUM

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Bida wa As-Sunan

Dosen Pengampu : Drs. H. Anwaruddin, M. Ag

Disusun Oleh :

Sri Nurwahyuni 21.01.1311

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

PERSATUAN ISLAM BANDUNG

2022 M / 1443 H
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Shaum........................................................................................ 4
B. Kedudukan Shaum dalam Islam.................................................................. 4
C. Pengertian Bid’ah ....................................................................................... 5
D. Macam-macam Bid’ah Sekitar Shaum........................................................ 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Shaum merupakan salah satu rukun Islam yang tidak sempurna keislaman
seseorang kecuali dengannya. Shaum juga merupakan amalan yang
dikhususkan oleh Allah SWT. untuk diri-Nya diantara amal-amal lainnya.
Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi:
“Setiap amal anak Adam itu untuk dirinya sendiri, kecuali puasa,
sesungguhnya ia adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan (langsung)
pahala atasnya..”.
Di bulan Ramadhan, yang disebut juga sebagai syahr ash-shiyam kita
sebagai muslim diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shaum selama satu
bulan. Di bulan tersebut, kita dilatih supaya bisa menahan untuk tidak makan
dan minum di siang hari, menahan hawa nafsu, dan perintah untuk melakukan
kebaikan-kebaikan. Semua ini dilakukan untuk mengharap ridha-Nya.
Dengan demikian, maka kita harus melakukan ibadah shaum tersebut sesuai
dengan yang telah diperintahkan oleh Allah melalui Rasul-Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian shaum secara etimologi dan terminologi?
2. Bagaimana kedudukan shaum dalam Islam?
3. Apa pengertian bid’ah secara etimologi dan terminologi?
4. Apa saja macam-macam bid’ah di sekitar shaum?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian shaum baik secara etimologi maupun
terminologi.
2. Untuk mengetahui kedudukan shaum dalam Islam.
3. Untuk mengetahui pengertian bid’ah baik secara etimologi maupun
terminologi.
4. Untuk mengetahui macam-macam bid’ah sekitar shaum..

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shaum
Menurut bahasa, kata ash-shaum memiliki beberapa pengertian,
diantaranya:
1. Menahan diri dari sesuatu
2. Mencegah
3. Meninggalkan
Di dalam kitab Maqaayiisul Lughah, Ibnu Faris mengatakan: “..Huruf Shad,
Wawu, dan Mim adalah dasar yang menunjukkan pada penahanan dan berdiam
diri di tempat..”
Al-Fairuz Abadi mengatakan bahwa shaum berarti menahan diri dari
makan, minum, berbicara, hubungan badan, dan melakukan perjalanan.
Menurut kitab Lisaanul ‘Arab, mengatakan: “Menurut bahasa, kata ash-
shaum berarti menahan diri dari sesuatu dan meninggalkannya. Orang yang
shaum disebut ash-shaa-im, karena tindakannya menahan diri dari makan”.
Sedangkan menurut istilah, shaum memiliki pengertian “Penahanan diri
dengan niat dari berbagai hal tertentu, dari orang tertentu dan dengan syarat-
syarat tertentu”.
B. Kedudukan Shaum dalam Islam
Shaum adalah ibadah individual yang tidak tampak secara eksternal, karena
ia merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Rabb-nya yang tercermin
di dalamnya unsur pengawasan yang tulus dalam nurani setiap mukmin.
Shaum akan menumbuhkan pada diri seorang mukmin muraqabatullah
(merasa diawasi oleh Allah SWT) dan rasa takut kepada-Nya. Dengan
demikian, dia akan menolak nafsu syahwatnya dan melawannya karena dia
merasa senantiasa diawasi oleh Allah SWT. padahal mungkin baginya untuk
makan dan minum tanpa diketahui oleh seorangpun. Namun dia megetahui
bahwa Allah SWT Maha Mengetahui, sehingga dia tunduk patuh kepada
perintah-Nya dan menahan diri karena-Nya.
Allah SWT. berfirman:

4
“Hai oranng-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertaqwa”.
(QS. Al-Baqarah [2] : 183)
Allah Ta’ala juga berfirman:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat [51] : 56)
Dan tampaklah tujuan yang besar dari shaum adalah taqwa. Dengan
demikian, taqwa adalah tujuan yang membangunkan apa yang ada di dalam hati,
ia pula yang menunaikan kewajiban dengan penuh keta’atan serta senantiasa
mengutamakan keridhaan-Nya.
C. Pengertian Bid’ah
Bid'ah adalah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah
ditetapkan, termasuk menambahi atau mengurangi ketetapan.
Bid'ah (bahasa Arab: ‫ )بدعة‬adalah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut
contoh yang sudah ditetapkan, termasuk menambahi atau mengurangi
ketetapan. Secara istilah linguistik, bid’ah memiliki arti yang berhubungan
dengan inovasi, pembaruan, atau bahkan doktrin sesat.
Bid'ah dalam bidang ibadah dan bidang-bidang agama lainnya sangat tegas
ditolak dan dilarang oleh Rasulullah SAW dalam banyak sabdanya, antara lain:
"Dan jauhilah perkara yang diada-adakan (dalam agama) karena
sesungguhnya perkara yang diada-adakan itu adalah bid'ah dan semua bid'ah
itu sesat.” (HR. Abu Daud).
D. Macam-macam Bid’ah Sekitar Shaum
Ada beragam jenis bid’ah dalam shaum, kita pun mungkin pernah
mendapatinya ketika di bulan Ramadhan, yang disebut juga sebagai Syahr ash-
Shiyam. Bid’ah-bid’ah yang banyak dilakukan ketika bulan Ramadhan adalah
sebagai berikut:
1. Melafadzkan Niat Shaum
Niat disini dilakukan ketika imam masjid shalat tarawih selesai
melaksanakan shalat witir mereka, kemudian mengomandoi untuk bersama-
sama membaca niat untuk melakukan shaum besok harinya.

5
Perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah
saw. Juga orang-orang shaleh setelah beliau. Yang sesuai tuntunan adalah
berniat untuk melaksanakan shaum pada malam hari sebelumnya cukup
dengan meniatkan dalam hati saja, tanpa dilafadzkan.
2. Imsak
Tradisi imsak dan mengingatkan waktu imsak baik di masjid-masjid
maupun tayangan media televise sudah menjadi budaya dan kebiasaan di
bulan Ramadhan. Waktu imsak pun dilakukan 10 menit sebelum adzan
shubuh.
Namun justru diwaktu itulah Rasulullah menganjurkan untuk makan
dan minum. Shahabat Anas meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.a,: “Kami
makan sahur bersama Rasulullah saw. kemudian beliau shalat. Maka kata
Anas, “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?”, Zaid menjawab, “Kira-
kira 50 ayat membaca ayat al-Qur’an”.
3. Menunda Adzan Maghrib dengan Alasan Kehati-hatian
Terkadang disaat mulai masuk waktu berbuka, ada yang menunda
adzan Maghrib dengan alasan takut belum masuk waktu berbuka
dikarenakan seperti langit masih cerah walaupun matahari sudah terbenam.
Hal ini bertentangan dengan perintah Nabi saw. Yang menganjurkan
kita untuk menyegerakan berbuka. Rasulullah saw. Bersabda: “Manusia
senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”.
4. Padusan
Padusan adalah mandi besar pada satu hari menjelang satu Ramadhan
dimulai. Perbuatan ini tidak disyari’atkan dalam agama, karena yang
menjadi syarat untuk melakukan shaum pada bulan Ramadhan adalah niat
untuk shaum esok pada malam sebelumnya. Adapun mandi junubuntuk
melakukan ibadah shaum di bulan Ramadhan tidak ada tuntunannya dari
Nabi saw.
5. Mendahului Puasa Satu Hari atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah telah melarang mendahului shaum di bulan Ramadhan
dengan melakukan shaum pada dua hari terakhir di bulan Sya’ban, kecuali

6
bagi yang memang sudah terbiasa shaum pada jadwal tersebut. Misalnya,
shaum senin-kamis atau shaum dawud.
Rasulullah saw. bersabda; “Janganlah kalian mendahului shaum
Ramadhan dengan melakukan shaum satu hari atau dua hari sebelumnya.
Kecuali bagi yang terbiasa melakukan shaum pada hari tersebut maka tidak
apa baginya untuk shaum”. (HR. Bukhari dan Muslim)

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut bahasa, kata ash-shaum memiliki beberapa pengertian, diantaranya


menahan diri dari sesuatu, mencegah, dan meninggalkan.
Sedangkan menurut istilah, shaum memiliki pengertian “Penahanan diri
dengan niat dari berbagai hal tertentu, dari orang tertentu dan dengan syarat-syarat
tertentu”.
Sedangkan bid'ah (bahasa Arab: ‫ )بدعة‬adalah perbuatan yang dikerjakan tidak
menurut contoh yang sudah ditetapkan, termasuk menambahi atau mengurangi
ketetapan. Secara istilah linguistik, bid’ah memiliki arti yang berhubungan dengan
inovasi, pembaruan, atau bahkan doktrin sesat.
Ada beragam jenis bid’ah dalam shaum, kita pun mungkin pernah
mendapatinya ketika di bulan Ramadhan, yang disebut juga sebagai Syahr ash-
Shiyam. Bid’ah-bid’ah yang banyak dilakukan ketika bulan Ramadhan adalah
sebagai berikut:
1. Melafadzkan niat shaum
2. Imsak
3. Menunda adzan maghrib dengan alasan kehati-hatian
4. Padusan (mandi besar)
5. Mendahului shaum satu hari atau dua hari sebelumnya

8
DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/16222-16222.html
https://almanhaj.or.id/16203-kedudukan-puasa-dalam-islam.html
http://www.dakta.com/news/24499/kenali-macam-macam-bidah-di-bulan-
ramadhan

Anda mungkin juga menyukai