Disusun Oleh :
i
LAPORAN PELAKSANAAN PKL
DI PUSKESMAS KOTA PESANTREN 1
KECAMATAN KOTA KOTA KEDIRI
TANGGAL 11 JANUARI – 30 JANUARI 2021
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun guna memenuhi mata kuliah
1. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt. selaku Rektor IIK Bhakti Wiyata Kediri
2. Ika Rahmawati, S.Kep., Ners., M.Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
S1 Kesehatan Masyarakat
4. Nining Tyas Triatmaja, S.Gz., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
6. Ibu Eny selaku dosen pembimbing lapangan dalam bidang gizi yang telah
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami megharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya. Atas perhatian kami
ucapkan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah kontak antara kulit ibu dengan kulit
bayi sesegera mungkin dalam jangka waktu 1 (satu) jam setelah bayi tersebut
dilahirkan. Bayi yang baru lahir tersebut diletakkan pada dada atau perut ibu
dengan kulit ibu melekat pada kulit bayi tanpa adanya penghalang apapun.
(IMD) di Indonesia ialah sebesar 58,2% jumlah ini lebih tinggi dibanding
dengan tahun 2013 yaitu sebesar 34,5%. Prevalensi Inisiasi Menyusui Dini
yaitu sebesar 63,7% dibanding dengan tahun 2013 yang hanya sebesar 33,3%.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Indonesia ini belum memenuhi target yang
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses meletakkan bayi baru lahir
pada dada atau perut ibu agar bayi secara alami dapat mencari sendiri sumber
air susu ibu atau ASI dan mulai menyusu. Bayi akan mendapatkan kekebalan
tubuh. IMD bermanfaat bagi ibu karena dapat membantu mempercepat proses
segera setelah kelahiran. Namun 87% bayi hanya diletakkan dengan durasi
kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal 1 jam
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ini sangat penting untuk dilakukan terhadap
bayi yang baru lahir. Dengan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
segera setelah bayi lahir maka akan dapat mencegah terjadinya hipotermia
pada bayi hal ini disebabkan karena adanya suatu kontak antara kulit ibu
dengan kulit bayi tersebut mampu menstabilkan suhu badan bayi sehingga
bayi akan tetap hangat serta meningkatkan kemampuan bayi baru lahir untuk
tersebut bayi juga dapat memperoleh kolostrum yang kaya akan antibodi dan
mencapai 31 per 1.000 kelahiran dan ini termasuk angka yang tinggi (F.B.
Monika, 2014).
Berdasarkan data sekunder tahun 2020 yang diperoleh dari
di wilayah kerja Puskesmas Pesantren 1 adalah sebesar 37%, hal ini dapat
diartikan bahwa hasil capaian tersebut belum memenuhi target yang telah
Dini (IMD) pada tahun 2020 yaitu Kelurahan Bangsal dengan prevalensi
sebesar 39,1% dimana terdapat Jumlah Bayi lahir sebanyak 46 dan 18 ibu
prevalensi sebesar 20,9% dimana terdapat Jumlah Bayi lahir sebanyak 67 dan
dimana terdapat Jumlah Bayi lahir sebanyak 48 dan 13 ibu melahirkan yang
melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah melahirkan. Dari ke-
lainnya tidak melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah bayi
menyusui dini serta masih adanya beberapa tempat persalinan yang belum
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) memberikan banyak manfaat bagi ibu dan
bayi yang dilahirkannya. Adapun manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bagi
bayi adalah antara lain adalah dapat meningkatkan kekebalan tubuh bagi bayi,
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bagi ibu antara lain adalah dapat mencegah
meningkatkan hubungan khusus pada ibu dan bayi, serta mengurangi stress
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kota Kediri
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menjadi salah satu
TINJAUAN PUSTAKA
menyusui dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bias
diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir
dengan usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan The Breast Crawl atau
dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama
setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit anatara bayi dengan kulit
ibunya, bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai
bakteri ibu yang tidak berbahaya atau ada antinya di ASI ibu,
luar.
kelangsungan hidupnya.
payudara.
selanjutnya.
kematian bayi dalam 1 jam pertama pada usia dibawah 28 hari. Namun
jika bayi menyusu pertama diatas dua jam dan dibawah 24 jam, maka
yang baik dengan mengurangi angka kematian bayi. 3 Selain itu IMD
Adanya hubungan antara kontak ibu dan bayi saat IMD dapat
memperlama waktu menyusui. Hal ini diungkapkan oleh Sose dkk dalam
setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Bayi yang
enam bulan dan 38% sampai usia setahun. Bayi yang tidak diberi
a. Setelah bayi lahir, bayi akan diletakkan pada perut ibu yang telah
ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit. Ibu dan bayi diselimuti secara
bersamaan.
Tatalaksana IMD dibagi menjadi dua yaitu tata laksana umum dan tata
laksana khusus seperti pada operasi sesar. Pertama, tata laksana IMD secara
persalinan.
jongkok.
5) Segera tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu. Jika perlu selimuti ibu
6) Biarkan bayi mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi sentuhan kulit dengan
payudara ibunya dalam satu jam, biarkan kulit ibu tetap bersentuhan
8) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah satu jam
9) Pelaksanaan rawat gabung, selama 24 jam sebaiknya bayi dan ibu tidak
secara umum biasanya tidak dapat dilakukan. Hal ini disebabkan karena pada
operasi sesar biasanya ibu diberi anestesi umum sehingga ibu berada dalam
keadaan tidak sadar dan tidak memungkinkan dilakukan IMD. Oleh karena itu,
sebaiknya diberikan anestesi spinal atau epidural. Untuk perihal tersebut, maka
1) Jika IMD belum terjadi di kamar bersalin atau kamar operasi maka bayi harus
2) Bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan ke kamar rawat dan
1. Pengertian Persalinan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
2. Jenis Persalinan
a. Persalinan Spontan
15
Persalinan spontan adalah persalinan yang terjadi jika persalinan
jalan lahir.
b. Persalinan Buatan
c. Persalinan Anjuran
3. Tanda Persalinan
fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam pintu atas paggul
1. Terjadinya his persalinan. Saat terjadi his ini pinggang terasa sakit
16
kekuatan makin besar, serta semakin beraktivitas (jalan) kekuatan
C. ASI Eksklusif
ASI yang diberikan kepada bayi mulai dari bai baru lahir sampai bayi
minuman lain seperti air putih, susu formula, air teh, air jeruk, madu,
bubur susu, bubur nasi tim, biskuit, pepaya dan pisang. Tambahan
makanan atau minuman lain tersebut dapat diberikan setelah bayi berusia
17
Air Susu Ibu (ASI) memberikan banyak manfaat baik bagi bayi,
ibu, keluarga, serta bagi bangsa dan negara. Berikut merupakan manfaat
yang didapatkan apabila ibu memberikan ASI kepada bayinya (Yefi dan
Nyna, 2015) :
7) Meningkatkan kecerdasan
ovulasi
18
c. Manfaat bagi Keluarga
membeli susu formula, bayi yang sehat karena diberi ASI dapat
keluarga.
2) Aspek Kemudahan
perlu repot untuk membawa botol, susu formula, air panas dan
gizi bayi menjadi baik serta angka kesakitan dan kematian anak
akan menurun.
19
3) Mengurangi Devisa dalam Pembelian Susu Formula
a. Kolostrum
vitamin A, nitrogen, sel darah putih, dan antibodi yang lebih tinggi
b. ASI Transisi/Peralihan
20
ASI peralihan/transisi adalah ASI yang diproduksi pada hari
keempat atau ketujuh sampai pada hari ke-10 atau ke-14 setelah
kolostrum sampai sebelum ASI matang (Roesli, 2012 dalam Yefi dan
laktosa, dan vitamin larut air yang lebih tinggi, serta memiliki
c. ASI Matur
ASI matur adalah ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan
seterusnya. ASI matur akan terlihat lebih encer daripada susu sapi,
namun pada tahap ini ASI memiliki banyak kandungan nutrisi yang
ASI matur memiliki dua tipe yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk
merupakan ASI yang keluar lebih dulu saat ibu menyusui, sifat
foremilk ini lebih encer serta memiliki kandungan laktosa dan protein
dimana sifat hindmilk ini lebih kental serta memiliki kandungan lemak
yang jauh lebih tinggi sehingga dapat memberikan efek kenyang pada
bayi dan bermanfaat bagi pertumbuhan fisik anak (Yefi dan Nyna,
2015).
21
4. Komposisi Gizi dalam ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi,
Adapun komposisi ASI antara lain adalah sebagai berikut (Yefi dan Nyna,
2015) :
a. Laktosa
dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi. Selain hal
tersebut, laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang
bayi.
b. Lemak
Lemak 3,7 – 4,8 g/100 ml, merupakan zat gizi terbesar kedua di
ASI dan menjadi sumber energi utama bagi bayi serta berperan dalam
asam lemak esensial yaitu asam linoleat dan asam alfa linoleat yang
akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA yang sangat
c. Vitamin
22
katalisator pada proses pembekuan darah, serta vitamin D yang
Kandungan garam dan mineral yang terdapat dalam ASI yaitu zat
besi dan seng. Jumlah zat besi yang terkandung dalam ASI cukup
e. Oligosakarida
f. Protein
Protein yang terkandung dalam susu yaitu kasein dan whey dengan
kadar sebanyak 0,9%. Komponen dasar dari suatu protein adalah asam
(memori).
23
Berikut merupakan beberapa zat protektif yang terdapat dalam
ASI:
a. Lactobacillus bifidus
menjadi asam laktat dan asam asetat yang akan membantu dalam
b. Lactoferin
c. Lisozim
d. Komplemen C3 dan C4
2014).
e. Faktor Antistreptococcus
f. Imunitas seluler
24
ASI mengandung sel-sel yang berfungsi untuk membunuh dan
25
BAB III
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
melalui lisan, baik secara tatap muka maupun melalui telepon, jawaban
yang diberikan oleh responden akan dicatat dan dirangkum oleh peneliti.
26
Wawancara ini dilakukan terhadap 21 responden yang melalui
tempat persalinan. Selain hal tersebut, pada metode wawancara ini juga
Kediri.
minggu (21 hari) yang dimulai pada tanggal 11 Januari 2021 hingga 30
Januari 2021
27
C. Kerangka Operasional
Pengumpulan Data
28
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua yang
Dini (IMD) tahun 2020, serta data monitoring dan evaluasi tribulanan
2020.
29
BAB IV
30
d. Progam Inovasi Puskesmas Pesantren 1
c. Pemeriksaan Gigi
e. Konseling
Tidak Menular)
31
d. Skrining pada masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pesantren 1
Tujuan Geram :
perempuan.
Kegiatan Geram :
c. Pemberian tablet Fe
- Penyuluhan
32
- Penyuluhan
- Senam lansia
- Ketrampilan
- Arisan
B. Identifikasi Masalah
Dini (IMD). Program mengenai Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ini berupa
penyuluhan yang diadakan pada kelas ibu hamil, namun setelah adanya
program kelas ibu hamil tersebut persen capaian Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) ini belum memenuhi target yang telah ditentukan yaitu hanya sebesar
37% dengan target sebesar 47%. Hal ini dapat disebabkan karena masih
Dini (IMD) segera setelah lahir, serta masih adanya beberapa tempat
ibu melahirkan. Selain hal tersebut jenis persalinan bayi juga turut
33
menentukan dilakukan atau tidaknya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tersebut.
Dewasa ini terdapat banyak ibu yang lebih memilih melakukan persalinan
dengan metode Sectio Caesar pada sejumlah rumah sakit, ibu yang
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) hal ini disebabkan karena ibu tersebut masih
tindakan operasi serta adanya rasa sakit yang dirasakan oleh ibu pada sekitar
C. Pemecahan Masalah
balita
pada Posyandu
34
D. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
20 – 25 7 33
26 – 30 9 43
31 – 35 3 15
36 – 40 2 9
Jumlah 21 100
Sumber : Data primer terolah, 2021
35
b. Pendidikan Responden
Pendidikan Terakhir n %
SMP 3 14,3
SMA/SMK 13 61,9
Sarjana/Diploma 5 23,8
Jumlah 21 100
Sumber : Data primer terolah, 2021
36
c. Pekerjaan Responden
Pekerjaan n %
Ibu Rumah Tangga 15 71,4
Karyawan Swasta 1 4,8
Guru/PNS 1 4,8
Wiraswasta 4 19
Jumlah 21 100
Sumber : Data primer terolah, 2021
d. Jenis Persalinan
Jenis Persalinan n %
Normal 9 42,1
Caesar 12 57,1
Jumlah 21 100
Sumber : Data primer terolah, 2021
37
persalinan caesar yaitu sejumlah 12 responden dengan presentase
normal.
e. Tempat Persalinan
Persalinan
Tempat Persalinan n %
Bidan 3 14,3
Rumah Sakit 18 85,7
Jumlah 21 100
Sumber : Data primer terolah, 2021
(IMD)
Pengetahuan n %
Baik 21 100
Kurang 0 0
Jumlah 21 100
38
Sumber : Data primer terolah, 2021
(IMD)
Perilaku n %
Baik 14 66,7
Kurang 7 33,3
Jumlah 21 100
Sumber : Data primer terolah, 2021
Pelaksanaan IMD N %
Ya 14 66,7
Tidak 7 33,3
39
Jumlah 21 100
Sumber : Data primer terolah, 2021
7 responden (33,3%).
40
BAB V
PEMBAHASAN
1. Umur Responden
diberikan secara baik. Selain itu, umur ibu juga sangat menentukan
dan nifas, serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu yang berumur
kurang dari 20 tahun masih belum matang dan siap dalam hal jasmani dan
2. Pendidikan Responden
41
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fanny (2012)
seseorang dalam bertindak atau berifikir. Hal tersebut juga sesuai dengan
3. Pekerjaan Responden
persalinan, hal ini disebabkan karena seorang ibu yang tidak bekerja (ibu
dengan ibu balita yang mengikuti posyandu, kegiatan RT dan RW, serta
arisan ibu-ibu PKK untuk dapat menambah informasi atau saling bertukar
42
4. Jenis Persalinan
dan bayi pasca persalinan. pada persalinan caesar ibu akan merasa
mengantuk sebagai efek dari obat bius, sedangkan pada persalinan dengan
metode normal ibu akan merasa lebih lelah karena harus melalui proses
5. Tempat Persalinan
Dini (IMD), karena dalam 30 menit pertama setelah bayi lahir umumnya
diharapkan interaksi ibu dan bayi akan segera terjadi (Asyifa, dkk., 2016).
43
B. Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Inisiasi Menyusui Dini
(IMD)
bahwa dengan banyaknya sumber informasi yang ada maka akan dapat
menambah pengetahuan seseorang menjadi lebih luas, pada era globalisasi ini
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
sudah baik.
44
D. Gambaran Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi mulai menyusu sendiri
kepada ibunya segera setelah lahir dimana terdapat suatu kontak kulit antara
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ini sangat penting untuk dilakukan terhadap
bayi yang baru lahir. Dengan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
segera setelah bayi lahir maka akan dapat mencegah terjadinya hipotermia
pada bayi hal ini disebabkan karena adanya suatu kontak antara kulit ibu
dengan kulit bayi tersebut mampu menstabilkan suhu badan bayi sehingga
bayi akan tetap hangat serta meningkatkan kemampuan bayi baru lahir untuk
tersebut bayi juga dapat memperoleh kolostrum yang kaya akan antibodi dan
mencapai 31 per 1.000 kelahiran dan ini termasuk angka yang tinggi (F.B.
Monika, 2014).
45
Berdasarkan pada data penelitian yang telah dilakukan, sebesar 66,7% atau
14 ibu melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada saat bersalin, dan
33,3% atau 7 ibu lainnya tidak melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
(IMD) ini sangat dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan dan motivasi bidan
ataupun dokter yang membantu menangani proses persalinan ibu. Selain itu,
keberhasilan ibu menyusui juga harus didukung oleh suami, keluarga, petugas
46
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan kriteria responden adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 6 bulan,
dalam melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah bayi lahir.
sebagian besar ibu melakukan persalinan di rumah sakit baik dengan metode
persalinan normal maupun dengan metode sesar, selain hal tersebut adanya
peran tenaga kesehatan yang membantu dalam proses persalinan ibu untuk
47
B. Saran
Menyusui Dini (IMD) secara rutin kepada ibu hamil baik melalui kelas ibu
hamil maupun secara pendekatan personal terhadap ibu hamil yang ada.
lain yang membantu dalam proses kelahiran bayi untuk melakukan Inisiasi
48
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan RI
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
Bunda
Puskesmas Pesantren 1. 2019. Data Laporan Bulanan Gizi IMD dan BBLR.
Pesantren 1
Monika, F.B. 2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta : Mizan Media Utama
Marliandiani, Yefi dan Nyna Puspita Ningrum. 2015. Buku Ajar Asuhan
Sarinah dan Lydia Fanny. 2013. Determinan Perilaku Inisasi Menyusui Dini
(IMD) pada Ibu Hamil (7 – 9 Bulan) yang Bersalin di RSKD Ibu dan Anak
Siti Fatimah Makassar. Jurnal MKMI Juni 2013, Hal. 95 – 102. Makassar
Yusuf, Nur Hidayah. 2011. “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi
Menyusu Dini di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2011”. Fakultas Ilmu
49
Novianti dan Mujiati. 2015. Faktor Pendukung Keberhasilan Praktik Inisiasi
Jakarta
Norhana, Asyifa., dkk. 2016. Hubungan Tempat Persalinan dan Jenis Penolong
50