PENENTUAN RENTANG
T R U E N E S DATA KONTROL DESAIN QC
Intermediate and repeatability precision
• Pengujian impresisi Rerata
dilakukan minimal
terhadap 2 level sampel.
Lebih banyak lebih baik. Test Method
Pada setiap level lakukan CV3
pemeriksaan berulang Standar
sebanyak 3 kali selama 5 Deviasi
hari. Atau minimal 20 kali CV2
pada 20 hari yang
berbeda
• Setiap level harus
CV1 Coefficient
memiliki CV yang of Variation
memenuhi
persyaratan sebelum TV
C1 C2 C3
dilanjut ke
pengukuran bias
3
TEST METHOD Y = a + bX
DIKETAHUI
CV2
Bias 2
Data uji
impresisi dpt CV1
Bias 1 digunakan
untuk
mengukur
TV bias TV
C C C C C C
1 2 3 1 2 3
Performance Quantitative Expression of
Type of Error
Characteristics Performance Characteristics
Measurement
Total Error Accuracy
Uncertainty
SD / CV
Random Error Precision (Repeatibility /Reproducibility)
Improved precision
Blanko Kontrol
Standar Sp1 Sp2 Sp3 Sp4 Sp5
10
SFR 18 11
Konfirmasi Mengukur
Rentang Bahan Kontrol
01 02 03
Selama periode 20 hari, uji satu Setelah data diperoleh dan dapat Bandingkan SD dan % CV dengan
set materi QC baru pada setiap diterima didasarkan pada bahan Daftar Batas Allowable Error (ALE)
hari bersama dengan bahan QC QC, hitung mean, standar deviasi
yang ada. (Terbaik menggunakan (SD) dan koefisien variansi (% CV)
SD kumulatif dari 100 point (3-4 untuk data QC yang baru.
bulan) karena lebih stabil)
Penggunaan Lot Baru Bahan Quality Control (QC) 2
4 5 6
Untuk assay kontrol, rata-rata tentatif harus jatuh Menindaklanjuti penyelidikan dapat
Pastikan bahwa SD atau% CV dalam nilai dari mean produsen ± ALE (Lihat batas menghubungi produsen sistem reagen dan
kurang dari setengah dari ALE inakurasi). Jika perbedaannya adalah konsisten, ada lembaga QC untuk memverifikasi nilai
(1/2 ALE) kemungkinan merupakan masalah standarisasi, yang mean yang dikutip dan membandingkan
harus diselidiki. Jika perbedaan tidak konsisten, mean kelompok dari pengguna lain
metode ini mungkin tidak dapat digunakan atau menggunakan perusahaan kit yang sama
digunakan hanya dalam kisaran analitis yang sempit
dari klaim produsen
7 8 9 10
Siapkan grafik QC tentatif Idealnya lot baru bahan QC harus tumpang Jika 1 lot bahan kontrol telah Penilaian presisi
untuk analit. Set mean ± tindih dengan lot QC untuk setidaknya 20 habis digunakan, maka grafik beberapa metoda
2SD, batas kepercayaan batch tes. Kadang-kadang hal ini tidak kontrol yang sama masih bisa dengan menggunakan
layak misalnya: Untuk manual dan / atau tes digunakan, selama bahan
95%, sebagai rentang jarang: Langkah 1 dapat digantikan dengan
unit konsentrasi yang
kontrol lot yg baru memiliki nilai
sasaran sementara, yang evaluasi tunggal di mana 20 ulangan dari bahan berbeda dan memiliki
yang sama dengan lot yang
harus kurang dari mean ± QC baru dijalankan dalam satu batch.
lama. Sehinggga garis nol perbedaan rentang
ALE. kesalahan (zerro error line) dan normal dapat terlihat
garis batas kontrol tidak perlu langsung secara mudah.
dirubah.
NILAI KONTROL NILAI KONTROL BARU
PABRIKAN
18
NILAI KONTROL NILAI KONTROL BARU
PABRIKAN
3SD
2SD
1SD
Mean
-1SD 3SD’
-2SD 2SD’
1SD’
-3SD
Mean’
Bias > Mean Pabrik +/- TEa -1SD’
-2SD’
-3SD’ 19
NILAI KONTROL NILAI KONTROL BARU
PABRIKAN
3SD’
3SD
2SD’
2SD
1SD 1SD’
Mean Mean’
-1SD
-1SD’
-2SD
-2SD’
-3SD
-3SD’
23
Ditemukan oleh Abraham de Moivre dan dikembangkan
oleh Carl Fredreich Gauss
XXX
UCL
2,5% !!!
WUCL
WLCL
2,5% !!!
XXX
LCL
SD’
SD SD X SD
SD=SD’
X’
29
GRAFIK KONTROL DAN
BATAS KONTROL
Fungsi grafik
pengendali
15% -20%
32
KURVA
LEVEY JENNING’S
XXX
UCL
2,5% !!!
WUCL
WLCL
2,5% !!!
XXX
LCL
UCL (Upper Control Limit)
CL (Central Line)
TV
40
2. Proses diluar kontrol
• Titik-titik melebihi batas atas atau bawah
• Titik-titik dalam batas kontrol membentuk suatu pola
Melewati
batas
kontrol
Bias
Siklik
Trend
41
Westgard Rules
12s Ulangi pemeriksaan (atau peringatan ) jika 1 nilai
observasi kontrol berada di luar ± 2 SD (tetapi masih di
dalam ± 3 SD).
13s Ulangi pemeriksaan jika satu nilai bahan kontrol di luar ±
3 SD
22s Ulangi pemeriksaan jika 2 nilai bahan kontrol terletak
pada sisi yang sama dari rata-rata dan di luar ± 2 SD dari
rata-rata.
41s Ulangi pemeriksaan jika 4 nilai bahan kontrol pada satu
sisi yang sama dari rata-rata dan di luar ± 1 SD dari nilai
rata-rata.
10x Ulangi pemeriksaan jika 10 nilai bahan kontrol berada
pada sisi yang sama dari rata-rata.
R4s Ulangi pemeriksaan jika jarak atau perbedaan antara nilai
tertinggi dan terendah bahan kontrol di luar 4 SD.
L-J chart interpretation
WESTGARD MULTIRULE
1-2S
Merupakan PERINGATAN
yang harus dilakukan adalah melihat performan hasil kontrol lainnya, yaitu
:
- Hasil kontrol yang sebelumnya dalam level yang sama (across run)
- Hasil kontrol level lainnya pada saat dikerjakan berbarengan (within run)
2SD
X
1-2S
-2SD
45
WESTGARD MULTIRULE
1-3S
Merupakan PENOLAKAN
Yaitu 1 (satu) hasil kontrol keluar batasan baik 3 SD (diatas) atau -3SD
(Dibawah)
-2SD
46
WESTGARD MULTIRULE
2-2S
Merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan sistematik
Yaitu : - 2 (dua) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama, keluar
di sisi yang sama baik 2 SD (diatas) atau -2SD (Dibawah) [across run]
- 2 (dua) hasil kontrol dari level kontrol yang berbeda, keluar di
sisi yang sama baik 2 SD (diatas) atau -2SD (Dibawah) [within run]
2SD 2SD
2-2S 2-2S
X X
-2SD -2SD
2SD 2SD
R-4S
X X
R-4S
-2SD -2SD
2SD 2SD
4-1S
X X
4-1S
-2SD -2SD
49
WESTGARD MULTIRULE
4-1S
Bagaimana dengan plot dibawah ini apakah 4-1S ?
2SD 2SD
4-1S
X X
4-1S
-2SD -2SD
50
WESTGARD MULTIRULE
10(x)
Merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan Sistematis
Yaitu : - 10 (sepuluh) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama [across
run] atau berbeda [within run], berada pada sisi yang sama diatas /
dibawah nilai rata-rata
2SD 2SD
10(X)
X X
10(X)
-2SD -2SD
51
WESTGARD MULTIRULE
10(x)
Bagaimana dengan plot dibawah ini apakah 10(x) ?
10(X)
2SD 2SD
X X
52
WESTGARD MULTIRULE
2 of 32s
Merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan
sistematik
Yaitu : - 2 (dua) dari 3 hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang
sama, keluar di sisi yang sama baik 2 SD (diatas) atau -
2SD(Dibawah) [across run]
- 2 (dua) dari 3 hasil kontrol dari level kontrol yang berbeda,
keluar disisi yang sama baik 2 SD (diatas) atau -2SD
(Dibawah) [within run]
2SD
2-3(2S)
X
-2SD
53
WESTGARD MULTIRULE
3-1S
Merupakan PENOLAKAN
Yaitu 3 (tiga) hasil kontrol keluar batasan baik 1 SD (diatas) atau -1SD
(Dibawah)
3-1S
2SD
-2SD
54
WESTGARD MULTIRULE
6(X)
Merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan Sistematis
Yaitu : - 6 (enam) hasil kontrol berada pada sisi yang
sama diatas / dibawah nilai rata-rata
2SD 6X
-2SD
55
WESTGARD MULTIRULE
9(X)
Merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan Sistematis
Yaitu : - 9 (sembilan) hasil kontrol berada pada sisi yang
sama diatas / dibawah nilai rata-rata
2SD 9X
-2SD
56
INTERPRETASI (SINGLE RULE)
Hasil kontrol di bawah limit (2 SD atau 3SD), kontrol masuk,
pemeriksaan pasien bolehdikerjakan
Hasil kontrol diatas limit (2 SD atau 3SD) harus ditolak,
Pemeriksaan tidak boleh dilakukan dan tindakan perbaikan harus
dilakukan
– 12s : lebih umum dipakai , error deteksi tinggi, tetapi penolakan
palsu jugatinggi,
– 13s : LJ chart diset pada limit ± 3SD, penolakan palsu rendah,
tetapi error deteksi juga rendah
Original Wesgard Multi-Rule Algorithm
Interpretasi Wesgard Multi Rule
• Wesgard multi rule biasanya menggunakan multi
kontrol/multi level, N=2,4,8 atau 3,6,12
• Masing-masing level harus diinterpretasi bersama-sama
secara “cross control within run” dan “cross run within
control”
• Rule dalam cross control yang dipakai adalah 2 – 2s dan R– 4s
• Rule yang dipakai dalam cross run adalah 2 – 2s (2 hari), 4 – 1s (2
hari pada 2 kontrol atau 4 hari pada setiap kontrol), 10 x (5 hari pada
2 kontrol atau 10 hari pada setiap kontrol)
• Rule R– 4s hanya dipakai pada cross control (tidak berlaku
untuk masing-masing kontrol)
• Rule 1 – 3s diinterpretasi pada masing-masing kontrol.
The original Westgard multi-rule algorithm combine a set of QC rule to
minimize false positive and maximize error detection.
No
Yes
No No No No
Yes
Yes
Yes
Yes
Out of Control Reject Run
No
Yes
No No No No
Yes
Yes
Yes
Yes
Out of Control Reject Run
63
12s
•Jenis Pelanggaran Westgard: ……………………………………..
•Penolakan / Peringatan ( Coret yang salah)
•Kesalahan Sistematik / Kesalahan Acak (Coret yang salah)
64
22s
•Jenis Pelanggaran Westgard: …………………………………..
•Penolakan / Peringatan ( Coret yang salah)
•Kesalahan Sistematik / Kesalahan Acak (Coret yang salah)
65
•Jenis Pelanggaran Westgard: ……………………………………..
41s
•Penolakan / Peringatan ( Coret yang salah)
•Kesalahan Sistematik / Kesalahan Acak (Coret yang salah)
66
•Jenis Pelanggaran Westgard: ……………………………………..
10X
•Penolakan / Peringatan ( Coret yang salah)
•Kesalahan Sistematik / Kesalahan Acak (Coret yang salah)
67
Data Kontrol Kolesterol Februari 2012
4
Warning
3 /Accept Reject Warning
Reject /Accept
2
1
Standar Deviasi
0 Level I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Level II
-1
-2
Warning
Warning
/Accept Warning
-3 /Accept
Reject /Accept
-4
Tanggal
Reject
Warning / Accept : Accept this run because none of the rejection rules are violated
Reject : Stop, Reject the run, trouble shoot the method, fix the cause of the problem,
Slide 68
than restart the method and reanalyze the patient specimens
DATA KONTROL KOLESTEROL JANUARI 2014
4.0
12s/Warning 22sReject
S
3 SD
3.0 /Accept
T R4s/Reject 10x/Reject
A R4s/Reject
2 SD
N 2.0
D
A
1 SD
R 1.0
D
E TV0.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
V
I LEVEL II
-1SD
A
-1.0
LEVEL I
S
I
-2SD
-2.0
22s/Reject
-3SD
-3.0
-4.0
12s/Warning/Accept
TANGGAL
13s/Reject
Warning / Accept : Accept this run because none of the rejection rules are violated
Reject : Stop, Reject the run, trouble shoot the method, fix the cause of the problem,
69
than restart the method and reanalyze the patient specimens
QC Protocol : 13s/22s/R4s/41s/10x
Data Kontrol Kolesterol Maret2012
4
3
2
Standar Deviasi
1
Level I
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Level II
-1
-2
-3
-4
Tanggal
Penyelesaian :
Bahan kontrol dikerjakan
ulang menggunakan reagen
yang sama hasil kontrol akan masuk
dalam limit
sfr08 71
2. Kesalahan sistematik (Sistematic Error)
Penyelesaian :
diidentifikasi penyebabnya diperbaiki sesuai
penyebab yang ditemukan
sfr08 72
2. Kesalahan sistematik
sfr08 73
KONTROL I
DITOLAK
SEMUA BAIK
Ulang pemeriksaan kontrol I
Dng tabung reaksi, cup, atau
peralatan yg berbeda
BILA
MASIH DITOLAK
Ulangi dengan bahan kontrol II
yg berbeda
BILA MASIH
TETAP DITOLAK
Gunakan kalibrator / standar
yang baru
BILA
MASIH DITOLAK
ALAT TDK PANGGIL 74
BERFUNGSI TEKNISI
PEMANTAUAN MINGGUAN DAN BULANAN
TERHADAP HASIL QC
Tujuan pemantauan adalah :
# Mengidentifikasi terjadinya sistematik error,
penyimpangan presisi pemeriksaan dan Total Error
# Masalah akan terdeteksi lebih dini
# Penyebab penyimpangan dapat segera ditelusuri dan
dikaitkan dengan
- adanya perubahan no. lot/batch reagen atau
standar/kalibrator
- setelah melakukan perawatn/service besar pada alat
- hasil QC bulanan
- hasil QC eksternal
sfr08 75
DESAIN QC
VARIASI HASIL PENGUJIAN
BATAS KONTROL : MEAN ± 2 SD
MASALAHNYA ADALAH NILAI MEAN DAN SD UNTUK BAHAN KONTROL YANG SAMA,
UNTUK TES YANG SAMA BISA BERBEDA DILABORATORIUM YANG SAMA DAN ANTAR
LABORATORIUM
No Yes
No
QC Flag
B
√ 2 SD
137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147
Z-Bars of Sodium Controls With SD of 1,0 and 2,0 compared to TEa of 4,0
ALT I I I
Mean and SD
AST I I I
HGB I I I
Target and TEa
CL I I I
3SD
2SD
3SD’
1SD
2SD’
Mean 1SD’
Mean
-1SD
’
-1SD’
-2SD
-2SD’
-3SD -3SD’
96
Bagaimana mengukur penyimpangan maksimal dari
Mean ?
Bagaimana mengukur penyimpangan maksimal dari
Mean ?
Sigma
SEc 5%
2 SD/CV
True Value 3SD/CV
Nilai Pengukuran TEa
TEa (Mean)
Total Error
TOTAL ERROR
Adalah kombinasi atau gabungan antara
kesalahan systemik dan kesalahan
acak/random
Total Error = Inakurasi + impresisi
TE = | Bias | + 2 * SD
%TE = |% Bias |+ 2*CV %
Menghitung Bias
• Bias adalah perbedaan nilai pengukuran (rata-rata
pengukuran) dengan nilai sebenarnya (true value).
= SEc
Δ SEc measures the maximum acceptable shift in the mean before
results exceed quality specifications.
Jadi aturan QC bisa diperketat bila metoda mendekati batas error
Zoe C. Brooks, 2001, Performance-Driven Quality Control
Non-diseased Diseased
cases cases
118
VARIABEL DALAM DESAIN QC
N=2 artinya 2 level kontrol
Accuracy and
atau 2 pengulangan kontrol
Precision Error Rate
(SEc/Sigma) tunggal pada setiap run
analisis.
Jika kita run lebih banyak
level kontrol atau run kontrol
Quality
Clinically Relevant
Laboratorytunggal
Results lebih banyak,Goal
kita
sedang meningkatkan
probabilitas mendeteksi
error, tetapi hati2 karena
Number of QC Rule
akan and
meningkatkan pula false
Controls Strategy
rejection
QC Rules, number of controls, and other strategies vary to
match changes in analytical performance
Zoe C. Brooks, 2001, Performance-Driven Quality Control
VARIABEL DALAM DESAIN QC
Accuracy and
Precision Error Rate
(SEc/Sigma)
James Westgard dkk membuat simulasi
komputer untuk memprediksi
Probability error detection
Clinically Relevant
(Ped) dan Quality
Probability False rejection
Laboratory Results(Pfr) untuk Goal
variasi QC rule dan kombinasi multy rule
123
Pemilihan QC Rule dan NKontrol
Kemampuan mendeteksi Error
– QC harus mampu mendeteksi minimal 90 %error
(dalam statistik dinyatakan 1,65SD)
Tingkat false rejection
– Semakin banyak rule yang digunakan dan
semakin besar jumlah dan frekuensi kontrol maka
semakin besar “penolakan palsu”, maksimal 5 %
Efesiensi & efektifitas
Pemilihan QC Rule dan NKontrol
Pada saat performance kurang baik
maka kontrol harus didesain dengan
kemampuan deteksi error tinggi, mis
memperketat rule, menambah jumlah
kontrol
Pada saat performance kita baik, maka
harus meminimalisasi “false rejection”
dengan mengurangi jumlah kontrol dan rule
Acuan Pemilihan
Manual
– Berdasarkan SEcdan Error rate dari AACC –
Performace driven Quality Kontrol
– Berdasarkan SEcdan dan Detection Error –
Power Function Graph dari wesgard
– Berdasarkan nilai Six-Sigma – OPSpec Chart
Software
127
Table QSStrategy dari AACC
QIK-QC Strategy table #1
Error Rate Low N=2,4,8
SEc Single Rule Multi Rule
> 3.0 1-3.5s 1-3s/4-1s(w)
141
Sebuah metode dengan good
performance memenuhi
kebutuhan
Sebuah metodeAnda
dengan untuk kualitas
excelent 1 = Unacceptable
dan dapat dengan
performance jelasbaik mengelola
dapat 2 = Poor
Sebuah metode
dalam
diterima dan dengan
operasi
dapat rutin world
dengan denganclass2
baik
performance 3 = Marginal
sampai 4 bahkan
dilaksanakan pengukuran
dalam lebih mudah
kontrol
operasi per
untuk rundikelola
rutin dengan
dengan dan hanya
dikendalikan,
menggunakan 2 4 = Good
biasanya membutuhkan
prosedur
pengukuran hanya
QC multirule
kontrol per 1run atau
atau 5 = Excellent
2 pengukuran
dengan kontroltunggal
aturan menggunakan
kendali per run dan
dengan
aturan 6 = Word Class
aturan kontrol
batas
kendali tunggal
kontrol
tunggal s dengan
2,5dengan 2,5 batas
s
yang lebar,
atau seperti
batas 3,03,0
kontrol s atau
s. 3,5 s
1
6 5 4 3 2
142
CONTOH KASUS
SFR16
DATA HASIL QC GLUKOSA
SFR16
2. Tentukan Persyaratan Kualitas
SFR16
3. Kalkulasi Sigma Metriks
SFR16
Sigma
SEc
5%
Inakurasi
Kesalahan sistematik / Bias
2 SD/CV
3 SD/CV (Impresisi)
Total Error
Rumus : Sigma = (TEa – lBiasl)
SD
SFR16
Dari data di atas akhirnya diperoleh
SFR16
4. Method Decision Chart
SFR16
Method Level CV % Bias %
Glukosa 85,4 2,1 % 4,68 %
211 3,8 % 10,05 %
282,5 5,6 % 10,97 %
SFR16
KESIMPULAN
• Kontrol harus dikerjakandengan
benar
• QC dirancang secara spesifik pada
setiap testdan setiap Laboratorium.
• Pemilihan rule tergantung pada
assay performance