Departemen Komunitas
OLEH:
VINSENSIUS JOKO
NIM. 190070300011017
Kelompok 2
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah
atau hiperglikemia (Smaltzer & Bare, 2014). Dorland (2014) mengatakan DM merupakan
sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat sekresi
insulin yang tidak mencukupi atau adanya resistensi insulin. Menurut definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa DM adalah salah satu penyakit tidak menular yang
menyebabkan gangguan pada metabolisme di dalam tubuh yang umumnya ditandai
dengan adanya peningkatan pada kadar gula dalam darah.
World Health Oragnization atau WHO (2016) menyebutkan bahwa penyakit ini
ditandai dengan munculnya gejala khas yaitu poliphagia, polidipsia dan poliuria serta
sebagian mengalami kehilangan berat badan. DM merupakan penyakit kronis yang
sangat perlu diperhatikan dengan serius. DM yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
beberapa komplikasi seperti kerusakan mata, ginjal pembuluh darah, saraf dan jantung.
Data kejadian DM menurut International Diabetes Federation (IDF) Tahun 2017
mengatakan bahwa dari 425 juta orang yang menderita DM sepertiganya adalah yang
memiliki usia lebih dari 65 tahun serta anak-anak dan remaja yang memiliki usia
dibawah 20 tahun. Penderita DM telah mengalami peningkatan menjadi lebih dari satu
juta dan diperkirakan pada tahun 2045 yang menderita DM akan mengalami
peningkatan menjadi 629 juta orang. Prevalensi DM di Indonesia menurut konsensus
Perkeni 2015 mengalami peningkatan dari tahun 2013-2018 yaitu sebesar 6.9% menjadi
10.9%. Riskesdas (2018) menyatakan wilayah Jawa Timur (Jatim) termasuk urutan ke-5
teratas di Indonesia yaitu sebesar 2,1%, sedangkan prevalensi DM di Kota Malang
menempati urutan ke-11 tertinggi se-Jatim yaitu sebesar 2,3%.
Data diatas menunjukkan semakin tinggi angka kejadian DM maka diprediksi
morbiditas pun akan semakin meningkat, terlebih apabila penderita DM mengalami
komplikasi.
Garnita (2016) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor risiko yang dapat
menyebabkan penyakit DM tipe 2 antara lain sebagai berikut : Riwayat DM keluarga/
Genetik, Berat lahir, Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan, Pola
makan, Aktivitas fisik, Merokok dan yang terakhir adalah stres.
Stress adalah perasaan yang dihasilkan dari pengalaman atau pistiwa tertentu.
Sakit, cedera dan masalah dalam kehidupan dapat memicu terjadinya stress. Tubuh
secara alami akan merespon dengan banyak mengeluarkan hormon untuk mengatasi
stress. Hormon-hormon tersebut membuat banyak energi (glukosa dan lemak) tersimpan
d dalami sel. Insulin tidak membiarkan energi ekstra ke dalam sel sehingga glukosa
menumpuk di dalam darah. Untuk mengurangi stres yang merupakan faktor risiko
terjadinya DM, maka salah satu penanganannya adalah dengan manajemen stres
dengan teknik PMR (Progressive Muscle Relaxation) atau yang sering dikenal relaksasi
otot progresif.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan klien mampu memahami tentang stress
yang timbul dan manajemen stress dengan menggunakan teknik PMR (Progressive
Muscle Relaxation)
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan:
a. Klien dapat mengetahui tentang stress yang dialami dan bagaimana mencegah
stress
b. Klien dapat menyebutkan kembali dan mendemonstrasikan kembali teknik
mengatasi stress dengan metode PMR (Progressive Muscle Relaxation)
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
3. Demontrasi
E. Media
1. Leaflet
2. Video Latihan PMR
F. Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta Metode Media
Pembuka 1. Mengucapkan 1. Menjawab
3 menit Diskusi Leaflet
an salam salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri &
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 3. Menyetujui
pembelajaran kontrak waktu
5. Membagikan 4. Menjawab
leaflet pertanyaan
yang diberikan
1. Menjelaskan
30 1. Mendengarkan Penyuluh
Penyajian materi penyuluhan Leaflet
menit & an
terkait Stres : dan
memperhatikan kesehatan
Pengertian, Video
2. Menyampaikan
Klasifikasi,
pertanyaan
Penyebab, Gejala,
3. Menyimak
dan Cara
jawaban
Mengurangi Stres
pertanyaan
2. Menjelaskan
Manajemen Stres
dengan Teknik
PMR
3. Demontrasi dan
Pemutan Video
Meminta peserta
10 1. Menjawab
Evaluasi menjelaskan atau Diskusi
menit pertanyaan
menyebutkan
2. Bertanya jika
kembali :
masih ada
1. Penyebab Stres
yang belum
2. Tanda dan gejala
dipahami
Stres
3. Klaifikasi Stres
4. Cara Mengatasi
Stres
Meminta peserta
mendemonstrasikan
teknik PMR
H. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
3. Video
I. Daftar Pustaka
Widyawati palupi dan yulianti Devi (2004). Manajemen stres National Safety Council,
Jakarta: EGC56T
Moyad, M. & Hawks, J.H. 2009. Complementary and alternative therapies, dalam Black,
J.M. & Hawks, J.H. Medical-surgical nursing: clinical management for possitive
outcomes 8th edition. USA: Elsevier Saunders.
Price, S.A. & Wilson, L.M. 2014. Patofisiologi, 2. Jakarta: EGC
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M.K. & Setiati, S. (2009). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, jilid III, edisi V. Jakarta: Interna Publishing
Wade, C. & Tavns, C. (2007). Psikologi, edisi 9, jilid 2. Jakarta: Erlangga
Horowitz M. 2002. Stress response syndromes and their treatment in Handbook of
Stress. Theoretical and Clinical Aspects. GoIdbct Breznltz S (eds). New York: The
Free Press.
Kaplan HI. Sadock BJ. Grebb JA. 2004. Kaplan and Sadock's Synopsis of Psychia try,
Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry. seventhed. Baltimore: Williams & Wilkins
Sukadiyanto. 2010. Jurnal Stress dan Cara Mengatasinya Th. XXI,No.1. Yogyakarta :
Cakrawala Pendidikan
Yuliani,Tika & Hutasoiy,Masta.2013. Jurnal Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Terhadap
Kadar Gula Darah Pada Pasien DM Type II.Vol2,No.1. Yogyakarta : Media Ilmu
Kesehatan
Astuti,Puji. 2014. Jurnal Teknik Progressive Muscle Relaxation Mempengaruhi Kadar
Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Type 2. Vol 7, No.2. Surabaya : Jurnal
Ilmiah Kesehatan
Musradinur. 2016. Jurnal Stress Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi.
Vol.2,No.2. Aceh : Jurnal Edukasi
Maghfirah,Sholihatul ; Sudiana,I ketut ; Widyawati,Ika Yuni. 2015. Jurnal Relaksasi Otot
Progressive Terhadap Stress Psikologis Dan Perilaku Perawatan Diri Pasien
Diabetes Mellitus Type 2. Jurnal Kesehatan Masyarakat yang diakses Melalui http
://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Simanjutak,Galvani Volta & Simamora,Marthalena. 2017. Jurnal Pengaruh Latihan
Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kadar Gula darah dan Ankle Brachial Index
Pada Pasien Diabetes Mellitus Type II. Vol VIII No.1. Medan : Idea Nursing
Journal
Lampiran Materi
STRESS PADA PASIEN DM
MANAJEMEN STRESS DENGAN TEKNIK PMR (Progressive Muscle Relaxation)
A. STRESS
1) Pengertian
Secara garis besar ada empat pandangan mengenai stres, yaitu:
a) Stres Sebagai Stimulus
Menurut konsepsi ini stres merupakan stimulus yang ada dalam lingkungan
(environment).
2) Klasifikasi
a Eustress itu stress yang sifatnya positif dan memberikan efek menyenangkan
seperti merasa termotivasi dll
b Distress bersifat negative, artinya memperlihatkan dampak tidak menyenangkan
3) Penyebab
Penyebab stres/stesor terdiri dari 4 macam yaitu
a. Stresor internal yang berasal dari diri seseorang (contonya kanker atau perasaan
depresi yang dalam hal ini karena penyakit DM),
b. Stresor eksternal yang berasal dari luar individu (contohnya perpindahan ke kota
lain, kematian anggota keluarga, tekanan dari teman sebaya),
c. Stresor perkembangan yang terjadi pada waktu yang dapat diperkirakan
sepanjang hidup individu, dan
d. Stresor situasional yang tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi kapanpun
sepanjang hidup dimana stres situasional dapat positif atau negatif (contohnya
kematian anggota keluarga, pernikahan atau perceraian, kelahiran anak.
4) Gejala
a. Gejala fisik : gangguan jantung, tekanan darah tinggi, ketegangan otot, sakit
kepala, telapak tangan dan kaki terasa dingin, kepala pusing, perut mual,
gangguan pencernaan, dan pada wanita bisa terjadi gangguan menstruasi,
gangguan seksual, dll
b. Gejala Psikologis : perasaan selalu gugup dan cemas, peka dan mudah
tersinggung, gelisah, kelelahan yang hebat, enggan melakukan kegiatan,
kemampuan kinerja dan penampilan menurun, perasaan takut, mengasingkan
diri, dan pobia.
5) Cara Mengurangi Stress
a. Mengetahui penyebab timbulnya stress
b. Pola makan yang sehat dan bergizi
c. Memelihara kebugaran jasmani
d. Melakukan aktivitas menyenangkan seperti menonton, memelihara tanaman atau
hewan/hobi atau berlibur
e. Menjalin hubungan yang harmonis/menghindari diri dalam kesendirian
f. Meluangkan waktu untuk diri sendiri ataupun keluarga
g. Latihan relaksasi
Tujuan :
a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,tekanan darah
tinggi.frekuensi jantung dan laju metabolic
b. Mengurangi disritmia jantung dan kebutuhan oksigen
c. Meningkatkan gelombang alfa di otak dan menyebabkan rileks
d. Meningkatkan rasa kebugaran dan konsenterasi
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
f. Mengatasi insomnia depresi,spasme otot fobia ringan
g. Membangun emosi positive dari emosi negative
Petunjuk pelaksanaan :
1. Progressive muscle relaxation sebaiknya dilakukan pada sepuluh kelompok otot
sesuai petunjuk secara berurutan. Jika ada yang terlupa maka boleh melakukan
kembali latihan pada kelompok otot yang terlupa.
2. Progressive muscle relaxation dapat dilakukan sambil berbaring, duduk
menyandarkan punggung di sofa, atau di kursi keras dengan bantuan bantal pada
punggung. Pada dasarnya, anda merasakan kenyamanan pada posisi tubuh anda.
3. Pakailah pakaian yang longgar dan lepaskan ikat pinggang.
4. Yakinkan posisi anda telah nyaman dan tutuplah mata anda.
5. Mulailah dengan latihan nafas dalam dengan cara menarik nafas panjang melalui
hidung, tahan selama 3 detik lalu keluarkan nafas perlahan-lahan melalui mulut
sehingga anda akan merasakan tubuh menjadi nyaman. Ulangi latihan nafas dalam
ini sebanyak tiga kali.
6. Agar efektif maka lakukan teknik ini dua kali sehari saat bangun tidur dan saat akan
tidur
7. Sekarang mulailah melakukan progressive muscle relaxation dan bernafaslah secara
perlahan-lahan selama melakukan progressive muscle relaxation.