Anda di halaman 1dari 6

RSUD K.H.

DAUD ARIF ANESTESI PADA PASIEN DENGAN CHRONIC


KAB. TANJUNG JABUNG
BARAT KIDNEY DISEASE (CKD)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

………. 1/6

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


STANDAR PROSEDUR Direktur RSUD
KH.Daud Arif
OPERASIONAL

(SPO)
dr. H.Elfry Syahril
NIP.198004042008041001
PENGERTIAN Sindrom Uremia merupakan kumpulan keadaan klinis
yang berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit,
hormonal, asam basa, serta kelainan metabolic yang
berkembang seiring dengan terjadinya kerusakan ginjal.

MANIFESTASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DENGAN


UREMIA
 Neurologis: neuropati perifer, neuropati otonom,
muscle twitching, ensefalopati
( asterixis,myoclonus, letargi, confusion, kejang,
koma)
 Kardiovaskular; kelebihan cairan, congestive heart
failure, hipertensi, perikarditis, aritmia, blok
konduksi, kalsifikasi vascular,aterosklerosis.
 Pulmonal: hiperventilasi, edema interstisial, edema
alveolar, effuse pleura.
 Gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah,
gangguan pengosongan lambung, hiperasiditas,
ulserasi mukosa, perdarahan, ileus.
 Metabolik; metabolic asidosis, hiperkalemia,
hiponatremia, hipermagnesemia,
hiperfosfatemia,hipokalsemia, hiperurisemia,
hipoalbuminemia.
 Hematologis; anemia,disfungsi platelet, disfungsi
RSUD K.H. DAUD ARIF ANESTESI PADA PASIEN DENGAN CHRONIC
KAB. TANJUNG JABUNG
BARAT KIDNEY DISEASE (CKD)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

………. 2/6

PENGERTIAN leukosit.
 Endokrin; intoleransi glukosa, hiperparatiroid
skunder, hipertrigliseridemia.
 Skeletal; osteodistrofi, kalsifikasi
 Kulit; hiperpigmentasi, ekimosis, priritus
TUJUAN Sabagai acuan dalam pelaksanaan tindakan anestesi
pada pasien dengan CKD yang akan menjalani tindakan
pembedahan.
KEBIJAKAN SK Kebijakan Pelayanan Sedasi

PROSEDUR MANAJEMEN PREOPERATIF


 Evaluasi prabedah dimulai dengan mengumpulkan
data-data untuk mengetahui riwayat medis lengkap
tentang keadaan kondisi umum yang meliputi tanda
manifestasi dari uremia dan hasil pemeriksaan
laboratorium/ penunjang secara lengkap untuk
memastikan apakah pasien berada dalam kondisi
medis yang optimal. Semua manifestasi uremia
yang telah disebutkan di atas harus dikontrol.
 Pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium harus
difokuskan pada pemeriksaan fungsi jantung dan
respirasi.
 Perhatikan tanda-tanda hipovolemia atau
hipervolemia. Periksa kesadaran, membrane
mukosa, perubahan ortostatik terhadap laju nadi
dan tekanan darah, dieresis, laju nadi, isi dan
tekanan nadi, tekanan darah, dan turgor kulit.
 Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi tanda-tanda
hiperkalemia atau hipokalsemia, iskemik, blok
konduksi, hipertropi ventrikel.
RSUD K.H. DAUD ARIF ANESTESI PADA PASIEN DENGAN CHRONIC
KAB. TANJUNG JABUNG
BARAT KIDNEY DISEASE (CKD)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

………. 3/6

PROSEDUR  Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah


darah rutin,waktu perdarahan dan faktor koagulasi
(terutama bila akan dilakukan anestesi regional),
serum elektrolit, BUN, kreatinin, gula darah.
 hiperkalemia atau hipokalsemia, iskemik, blok
konduksi, hipertropi ventrikel.
 Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah
darah rutin,waktu perdarahan dan faktor koagulasi
(terutama bila akan dilakukan anestesi regional),
serum elektrolit, BUN, kreatinin, gula darah.
 Pada pasien yang sesak sebaiknya diperiksa AGD
 untuk mengetahui apakah terdapat hipoksemia dan
status asam basa.
 Transfusi darah hanya diberikan pada pasien
dengan anemia berat (hb < 6-7 g/dL) atau bila
diperkirakan pada saat operasi akan terjadi
perdarahan yang banyak.
 Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi tanda-tanda
hiperkalemia atau hipokalsemia, iskemik, blok
konduksi, hipertropi ventrikel.

INDIKASI HAEMODIALISA
 Hipervolemia
 Hiperkalemia
 Asidosis berat
 Ensefalopati metabolic
 Perikarditis
 Koagulopati
 Gejala gastrointestinal yang refrakter
 Toksisitas obat
RSUD K.H. DAUD ARIF ANESTESI PADA PASIEN DENGAN CHRONIC
KAB. TANJUNG JABUNG
BARAT KIDNEY DISEASE (CKD)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

………. 4/6

PROSEDUR MANAJEMEN INTRAOPERATIF


Teknik anestesi dapat dilakukan dengan anestesi umum
atau anestesi regional (disesuaikan dengan daerah
operasi dan kondisi masing-masing pasien).
Monitoring:
 Alat monitoring standar: EKG, pulse oxymetri,
NIBP, temperature, kateter urin dipergunakan pada
operasi yang tidak lama dan kehilangan cairan
yang diperkirakan hanya sedikit.
 Monitor intraarterial, vena sentral, dan arteri
pulmonal diperlukan pada operasi yang
diperkirakan akan terjadi perdarahan/ perpindahan
cairan yang banyak.
 Arterial line juga diperlukan pada pasien dengan
hipertensi tidak terkontrol dimana dapat terjadi
perubahan tekanan darah yang cepat.

Induksi:
 Pertimbangkan induksi dengan teknik rapid
sequence induction dengan penekanan krikoid
pada pasien dengan riwayat mual, muntah serta
perdarahan gastrointestinal.
 Dosis obat induksi pada pasien sakit berat/ kritis
harus dikurangi, dapat diberikan thiopental 2-3 mg/
kg, propofol 1-2 mg/ kg, sedangkan pada pasien
dengan hemodinamik yang tidak stabil dapat
diberikan etomidat 0,2-0,4 mg/ kg.
 Respon hipertensi terhadap intubasi dapat
ditumpulkan dengan menggunakan opioid, beta
bloker (esmolol), atau lidokain.
RSUD K.H. DAUD ARIF ANESTESI PADA PASIEN DENGAN CHRONIC
KAB. TANJUNG JABUNG
BARAT KIDNEY DISEASE (CKD)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

………. 5/6

PROSEDUR  yang dapat mencetuskan terjadinya kejang.


Penggunaan morfin masih memungkinkan dengan
kemungkinan efek yang akan memanjang.
 Lakukan kontrol ventilasi untuk menghindari
terjadinya hiperkarbia karena pernafasan yang tidak
adekuat dan dapat menyebabkan terjadinya
asidosis respiratorik yang akan memperberat
kondisi asidosis yang sudah ada, depresi
pernafasan, dan akan meningkatkan kadar
potassium serum.
 Alkalosis repiratorik juga harus dihindari karena
akan menyebabkan pergeseran ke kiri kurva
disosiasi hb dan akan menurunkan aliran darah
serebral.
 Bila dilakukan anestesi regional harus dipastikan
terlebih dahulu tidak adanya gangguan koagulasi.
Keadaan asidosis dapat menurunkan ambang
kejang yang berhubungan dengan pemakaian
anestesi lokal.

MANAJEMEN PASCAOPERASI
 Pemantauan dilakukan di ruang intermediet dengan
monitoring standar untuk mengevaluasi kesadaran,
pernafasan, hemodinamik, dan dieresis.
 Penggunaan opioid sebagai analgetik pascaoperasi
 harus dipantau terhadap kemungkinan terjadinya
penurunan kesadarn dan hipoventilasi. Berikan
nalokson jika terjadi efek samping akibat
pemakaian opioid.
RSUD K.H. DAUD ARIF ANESTESI PADA PASIEN DENGAN CHRONIC
KAB. TANJUNG JABUNG
BARAT KIDNEY DISEASE (CKD)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

………. 6/6

PROSEDUR  harus dipantau terhadap kemungkinan terjadinya


penurunan kesadarn dan hipoventilasi. Berikan
nalokson jika terjadi efek samping akibat
pemakaian opioid.
 Hindari penggunaan analgetik golongan NSAID
yang dapat memperburuk fungsi ginjal
 Lakukan pemeriksaan EKG serial untuk
mengevaluasi disritmia akibat hiperkalemia.
 Berikan oksigen suplemen terutama pada pasien
dengan anemia dan perdarahan yang memerlukan
transfuse.
 Kesadaran dan pernafasan yang tidak adekuat,
asidosis berat dan hemodinamik yang tidak stabil
menendakan adanya kegagalan organ dan
merupakan indikasi untuk perawatan di ruang
intensif dan penilaian untuk perlu tidaknya
dilakukan hemodialisa pascaoperatif.
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai