MAKALAH
Oleh,
Maulana Azi Nazib
203507046
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan inayah-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “GERAKAN
BURUH MENOLAK UU CIPTA KERJA” dengan baik dan tepat waktu.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Makalah............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
A. Landasan Teoritis..........................................................................................3
B. Kerangka Berpikir.........................................................................................4
BAB III....................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Polemik UU Cipta Kerja...............................................................................5
B. Pertentangan buruh terhadap UU Cipta Kerja..............................................6
BAB IV....................................................................................................................8
PENUTUPAN..........................................................................................................8
A. Simpulan.......................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan sosial dapat hadir dari eskalasi – eskalasi terhadap suatu fenomena
atau peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat. Atau juga dapat dipahami
sebagai gerakan atau tindakan organisasi atau sekelompok masyarakat yang
terorganisir mempunyai tujuan untuk merubah suatu nilai. Sedangkan buruh
adalah orang yang memberikan tenaga, waktu, dan kemampuannya untuk
mendapatkan balasan berupa upah untuk memenuhi hidupnya. Pemerintah
menjadi stakeholder dalam pengambilan kebijakan yang dimana hal itu
dilegitimasi oleh masyarakatnya termasuk juga buruh. Akan tetapi pemerintah dan
buruh seringkali mengalami sebuah pertentangan nilai yang dimana buruh
melakukan gerakan sosial untuk memperjuangkan nilai-nilainya.
Maka dari itu di makalah ini membahas gerakan sosial buruh yang dimana
saya secara spesifik menulis tentang gerakan sosial buruh yang menentang
kebijakan dari UU Cipta Kerja yang dimana ini dinilai bertentangan dengan nilai
yang selama ini diperjuangkan oleh mereka. Dalam politik pada pendekatan
perilaku politik bukan hanya meninjau peraturan, pemerintah, dan masyarakat
secara formal namun juga perilaku-perilaku daripada ketiganya. Seberapa jauh
gerakan sosial ini dapat mempengaruhi kebijakan yang ada, respon dari
pemerintah pun menjadi penting dalam hal ini. Perubahan nilai apa yang berubah
dan apa yang belum.
Dalam suatu sistem politik selalu ada sirkulasi secara terus menerus dari
input ke output dan maupun sebaliknya bolak-balik. Input yang terdiri dari atas
dukungan dan tuntutan. Sistem politik yang mana adalah aktor-aktor politik
pengambil kebijakan itu menerima input dan mempertimbangkan reaksi dari
masyarakat terhadap kebijakan. Dari semua itu maka diterjemahkan ke dalam
institusi-institusi politik, lalu menghasilkan output berupa kebijakan-kebijakan
yang dilempar kepada masyarakat lalu menghasilkan reaksi yang menjadi input
baru lagi bagi sistem politik. Proses ini selalu mencari keseimbangan. Proses ini
1
2
terus berlanjut dan sistem politik dapat bertahan melalui suatu proses yang
dinamis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
Gerakan sosial muncul dari berbagai sudut pandang yang muncul dari apa
yang terjadi di masyarakat. Atau gerakan sosial juga dapat diartikan sebagai
aktivitas suatu kelompok atau organisasi terorganisir yang berfokus pada suatu isu
sosial dan politik untuk membawa perubahan. Suatu kegiatan dapat dikatakan
sebagai gerakan sosial apabila terbentuk suatu kelompok atau organisasi yang
mempunyai tujuan, cakupan wilayahnya, cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan dan sifat gerakan sosial tersebut. Gerakan buruh menentang UU Cipta
Kerja dapat dikategorikan sebagai gerakan sosial lama. Gerakan-gerakan sosial
lama terlihat mengandalkan materialis, seperti gerakan buruh ini yang berusaha
memperjuangkan hal-hal material. Tentu ini berbeda dengan gerakan sosial baru
yang berbasis budaya dan gaya hidup, seperti gerakan feminis, gerakan
perdamaian, dan gerakan lingkungan. Gerakan-gerakan sosial lama tidak bisa
lepas dari Marxisme klasik seperti kelas pekerj, upah, dan kapitalisme.
3
4
B. Kerangka Berpikir
Penjelasan :
PEMBAHASAN
5
6
kabupaten/kota, tidak benar jika UMK Indonesia lebih tinggi dari negara ASEAN
lainnya, rata-rata UMK Indonesia malah lebih rendah dari UMK di Vietnam.
Buruh berpendapat tidak adil jika UMK perusahaan sandang atau kerupuk
menandingi perusahaan-perusahaan sektor otomotif seperti Toyota, Astra dan
lain-lain, atau di sektor pertambangan seperti Freeport, Nikel di Morowali dan
lain-lain. Namun, berbeda dengan sikap para pengusaha, Asosiasi Persepatuan
Indonesia (Asprisindo) mendukung pengesahan UU Cipta Kerja. Asprisindo
percaya bahwa Undang-Undang Cipta Kerja dapat menciptakan lingkungan yang
menguntungkan bagi investasi dan bisnis. Terutama di industri sepatu agar bisa
bersaing di tingkat global. Dan undang-undang Cipta kerja juga menjadi salah
satu insentif untuk menarik investasi baru dan memperluas kapasitas industri di
sektor alas kaki. Seperti halnya Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO),
undang-undang Cipta Kerja ini bisa menjadi jalan keluar untuk menyelesaikan
masalah regulasi di Indonesia. Manfaat UU Cipta Kerja adalah menghilangkan
peraturan yang tumpang tindih, efisien karena tidak memerlukan perubahan
seluruh UU, dan menghilangkan ego sektoral. Buruh sebenarnya terlibat dalam
penyusunan UU Cipta Kerja, tetapi dalam diskusi dua dari enam serikat pekerja
memutuskan untuk meninggalkan forum, juga dikenal sebagai mogok, dan terus
memilih pengaturan ketenagakerjaan berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 . Dalam
hal ini ada yang namanya dukungan dan tuntutan yang menjadi input ke dalam
sistem politik yang diproses oleh sistem.
Pada tanggal 5 Oktober 2020 UU Cipta Kerja resmi disahkan oleh DPR RI
dalam rapat paripurna. Gelombang pertentangan pun muncul dari buruh dan
mahasiswa. Konfederasi Serikat Pekerja Buruh (KSPI) akan melakukan mogok
kerja sebagai bentuk protes terhadap disahkannya UU Cipta Kerja karena dinilai
merugikan buruh. Aksi mogok akan dilaksanakan pada 6 - 8 Oktober 2020 di
berbagai daerah industri Cilegon, Serang, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi, Purwakarta, Karawang, Cianjur, Semarang, Bandung, Surabaya, Gresik,
Pasuruan, Lampung, Mojokerto, Medan, Deli Serdang, Banda Aceh, Batam,
Gorontalo, dan Banjarmasin. Seperti yang dijelaskan diatas Tuntutan utama
dalam unjuk rasa buruh diantaranya Sanksi pidana, Tenaga Kerja Asing (TKA),
7
PENUTUPAN
A. Simpulan
Gerakan sosial yang dilakukan oleh buruh untuk perubahan pada nilai-nilai
dalam UU Cipta Kerja yang dianggap berdampak buruk bagi buruh, tanggapan
yang berupa tuntutan dari buruh ini menjadi input yang diproses oleh sistem
politik dan menjadi output baru dimana dari 10 tuntutan buruh itu ada 3 tuntutan
yang mana tentang PHK, sanksi dan TKA, dapat kembali kepada ketentuan yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dalam proses ini untuk
mencari keseimbangan, Keseimbangan antara kepentingan buruh dan pengusaha
agar sistem politik dapat bertahan dan berjalan dengan proses yang dinamis.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10
bisnis.com/amp/read/20201016/9/1305823/dukung-pengesahan-uu-cipta-
kerja-apindo-beberkan-kelebihannya. [2 Juli 2021]