Anda di halaman 1dari 63

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENATALAKSANAAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI


SEBAGAI UPAYA PENURUNAN AKI MELALUI
INOVASI “GARDU RESTI”
DI UPT PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Rizky Rahayu Pradani, S.Tr.Keb.


Kelas : LIX
No Presensi : 01

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


REGIONAL YOGYAKARTA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI

JUDUL : Optimalisasi Penatalaksanaan Ibu Hamil Resiko

Tinggi sebagai Upaya Penurunan AKI melalui

Inovasi “Gardu Resti” di UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan

DISUSUN OLEH : Rizky Rahayu Pradani, S.Tr.Keb.

NO PRESENSI : 01 (Satu)

INSTANSI : UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

Pekalongan, September 2021

Disetujui sebagai bahan Ujian/ Seminar


Coach Peserta

Ir. Subangkit Mulyono, M.Ed Rizky Rahayu Pradani,S.Tr.Keb


NIP. 195804271983031001 NIP. 198902172020122009

Mengetahui,
Kepala PPDM Kemendagri Regional Yogyakarta

Ir. R. Agus Irawan, MP


NIP. 19660814 199903 1 001

i
BERITA ACARA UJIAN/ SEMINAR
RANCANGAN AKTUALISASI

Pada hari : Jumat


Tanggal : 03 September 2021
Pukul : 08.00-08.45 WIB
Tempat : Zoom Meeting Instansi masing-masing
Telah diseminarkan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Gelombang VIII Angkatan LIX.
Judul : Optimalisasi Penatalaksanaan Ibu Hamil
Resiko Tinggi sebagai Upaya Penurunan
AKI melalui Inovasi “Gardu Resti” di UPT
Puskesmas Pekalongan Selatan
Disusun Oleh : Rizky Rahayu Pradani, S.Tr.Keb.
Kelas : LIX
Nomor Presensi : 01 (Satu)
Instansi : UPT Puskesmas Pekalongan Selatan
Jabatan : Ahli Pertama-Bidan
Dan telah mendapat pengujian/ komentar/ masukan/ saran/ dari Penguji,
Mentor dan Coach/ Moderator.

Coach/ Moderator Peserta

Ir. Subangkit Mulyono, M.Ed Rizky Rahayu Pradani, S.Tr.Keb.


NIP. 19580427 198303 1 001 NIP. 19890217 202012 2 009
Penguji Mentor

Tri Omi Handayani, S.IP, MM dr. Dita Rasnasuri


NIP. 19790614 200501 2 010 NIP. 19770522 201001 2 006

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan

Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Penatalaksanaan Ibu Hamil Resiko

Tinggi sebagai Upaya Menurunkan AKI dengan inovasi “Gardu Resti” di

UPT Puskesmas Pekalongan Selatan”. Penulis menyadari hanya dengan

ketelitian, kesabaran dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat

menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Achmad Afzan Arslan Djunaid selaku walikota Pekalongan

yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti LATSAR CPNS

2. Kepala BKPPD Kota Pekalongan yang telah memberikan pengarahan

selama proses LATSAR CPNS

3. Bapak Ir. R. Agus Irawan, MP selaku Kepala PPSDM Kemendagri

Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas kegiatan pelatihan dasar

(LATSAR) CPNS

4. Ibu Dra. Nanik Widyaningsih, M.Si selaku narasumber agenda 1

sampai 3 yang telah membimbing dengan baik

5. Bapak Ir. Subangkit Mulyono, M.Ed selaku coach yang telah

membimbing dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi sehingga

berjalan dengan baik

iv
6. Ibu dr. Dita Rasnasuri selaku Kepala Puskesmas Pekalongan Selatan

dan mentor yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan

selama penyusunan Rancangan Aktualisasi

7. Ibu Tri Omi Handayani, S.IP, MM selaku Penguji yang telah

memberikan masukan pada Rancangan Aktualisasi

8. Bapak dan Ibu Widyaiswara serta panitia dari PPSDM Kemendagri

Yogyakarata yang telah memfasilitasi dan membimbing pelaksanaan

LATSAR CPNS

9. Rekan-rekan UPT Puskesmas Pekalongan Selatan yang telah

memberikan dukungan dan saran dalam penyusunan Rancangan

Aktualisasi

10. Teman-teman peserta LATSAR CPNS Angkatan LIX yang selalu

memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan Rancangan

Aktualisasi

11. Suami, Anak dan Keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa

dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu pembuatan Rancangan Aktualisasi ini.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang

penulis miliki sehingga penulis sadar sepenuhnya bahwa penyusunan

Rancangan Aktualisasi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharap kritik dan saran untuk kemajuan penulis selanjutnya.

v
Pekalongan, September 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Rancangan Aktualisasi .................................... i

Berita Acara Ujian/ Seminar Rancangan Aktualisasi ......................... ii

Surat Pernyataan Persetujuan Mentor ............................................... iii

Kata Pengantar .................................................................................. iv

Daftar Isi............................................................................................. vii

Daftar Tabel ....................................................................................... ix

Daftar Gambar ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi ......................................... 13

1. Tujuan Aktualisasi ........................................................ 13

2. Manfaat Aktualisasi ...................................................... 14

C. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi .................................. 14

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI ............................................ 16

A. Diskripsi Organisasi ........................................................... 16

B. Tugas Unit Kerja ................................................................ 21

C. Tugas Peserta.................................................................... 23

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .............................................. 26

A. Diskripsi Isu........................................................................ 26

B. Matrik Rancangan Aktualisasi ............................................ 32

C. Jadwal Pelaksanaan .......................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

vii
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu .................................................................... 2

Tabel 1.2 Penetapan Isu Menggunakan Metode AKPL ..................... 5

Tabel 1.3 Penetapan Isu Menggunakan Metode USG ....................... 8

Tabel 1.4 Strategi Mengatasi Isu dengan Metode Tapisan ................ 12

Tabel 2.1 Struktur Organisasi ............................................................ 20

Tabel 3.1 Matrik Rancangan Aktualisasi ............................................ 32

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ........................................ 45

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Analisis Penyebab Masalah dengan Fishbone............... 10

Gambar 2.1 Peta Wilayah .................................................................. 18

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer

merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia.

Pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan bagian dari pelayanan

kesehatan keluarga yang diselenggarakan puskesmas dengan

sasaran utama adalah ibu hamil, bayi, dan balita.

Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan mewujudkan

pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi

pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Pusat

Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas

adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang

bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Berdasarkan hasil analisa

isu kontemporer yang dilakukan di UPT Puskesmas Pekalongan

selatan diambil isu berdasarkan masalah yang sedang terjadi dan

belum tuntas teratasi di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan. Menanggapi beberapa isu yang muncul, penulis

mengidentifikasi dan memetakan isu – isu yang ada dalam lingkungan

kerja dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS yaitu Manajemen

ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik yang dapat

dilihat pada tabel 1.1 berikut ini :

1
Tabel 1.1 Identifikasi Isu

Kondisi Saat
No Isu Sumber Isu Dampak
Ini
1 Kurang Pelayanan Belum Pendidikan
optimalnya Publik semua Bidan kesehatan
pendidikan melakukan tentang
kesehatan pendidikan perawatan
tentang kesehatan payudara yang
perawatan tentang kurang dapat
payudara perawatan menurunkan
pasca salin di payudara cakupan ASI
ruang PONED kepada eksklusif
UPT pasien nifas
Puskesmas
Pekalongan
Selatan
2 Kurangnya Managemen Belum APD yang
kepatuhan ASN semua tidak tepat
petugas petugas dalam
dalam memakai pelayanan
penggunaan APD yang dapat
APD yang tepat dalam meningkatkan
sesuai dalam pelayanan resiko
pelayanan di penularan
UPT penyakit
Puskesmas
Pekalongan
Selatan
3 Kurangnya Pelayanan Belum Pendididikan
pengetahuan Publik semua kesehatan
pasien petugas tentang cara
tentang cara memberikan menyusui yang
menyusui pendidikan tidak tepat
yang benar di kesehatan dapat
Ruang tentang cara menurunkan
PONED UPT menyusui cakupan ASI
Puskesmas yang benar Eksklusif
Pekalongan
Selatan
4 Belum Pelayanan Belum Penatalaksana
optimalnya Publik tepatnya an ibu hamil
penatalaksana penatalaksan resiko tinggi
an ibu hamil an ibu hamil yang kurang
resiko tinggi di resiko tinggi tepat dapat
UPT oleh bidan menyebabkan
Puskesmas keterlambatan
Pekalongan terhadap

2
Selatan deteksi dini
adanya
ketidaknormala
n selama
kehamilan
sehingga dapat
meningkatkan
angka
kesakitan dan
kematian ibu
5 Kurangnya Pelayanan Belum Informasi yang
informasi Publik semua bidan kurang
tentang memberikan terhadap IVA
pemeriksaan informasi test
IVA test pada tentang IVA menimbulkan
pasien wanita Test kepada minat
usia produktif pasien masyarakat
di Ruang KIA kurang
UPT sehingga dapat
Puskesmas menyebabkan
Pekalongan ketelambatan
Selatan dalam deteksi
dini Ca cervik
6 Kurangnya Whole of Kurangnya Kurangnya
koordinasi Government koordinasi koordinasi
antara bidan jadwal membuat
dan kader Posyandu masyarakat
kesehatan antara bidan yang akan
dalam dan kader datang ke
penjadwalan sehingga Posyandu
pelayanan jadwal bisa menjadi
Posyandu di berubah bingung
Wilayah sewaktu- sehingga dapat
Kerja waktu menurukan
UPT Cakupan
Puskesmas Posyandu
Pekalongan
Selatan

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu – isu yang telah

dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu

mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi.

3
Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan

menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan

melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria

kualitas isu yakni berupa :

1. AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Kelayakan)

AKPL memiliki 4 kriteria penilaian Aktual , Problematik,

Kekhalayakan, dan Kelayakan.

a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat

dibicarakan di kalangan masyarakat

b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang

kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya

c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang

banyak

d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta

relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Berikut ini beberapa isu yang ada di wilayah kerja UPT

Puskesmas Pekalongan Selatan yang akan ditentukan

menggunakan metode AKPL, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di

tabel 1.2 berikut ini :

4
Tabel 1.2. Penetapan Isu Menggunakan Metode AKPL

A K P L STATUS
NO ISU
1 Kurang optimalnya
pendidikan kesehatan
tentang perawatan
- V V - TMS
payudara pasca salin di
Ruang PONED UPT
Puskesmas Pekalongan
Selatan
2 Kurangnya kepatuhan
petugas dalam
penggunaan APD yang V V V V MS
sesuai dalam pelayanan
di UPT Puskesmas
Pekalongan Selatan
3 Kurangnya pengetahuan
pasien tentang cara
menyusui yang benar di V V V V MS
Ruang PONED UPT
Puskesmas Pekalongan
Selatan
4 Belum optimalnya
penatalaksanaan ibu
V V V V MS
hamil resiko tinggi di UPT
Puskesmas Pekalongan
Selatan
5 Kurangnya informasi
tentang pemeriksaan IVA
test pada pasien wanita V V V V MS
usia produktif di Ruang
KIA UPT Puskesmas
Pekalongan Selatan
6 Kurangnya koordinasi
antara bidan dan kader
kesehatan dalam
- V V - TMS
penjadwalan pelayanan
Posyandu di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas
Pekalongan Selatan

Setelah dilakukan analisis kualitatif AKPL, dari 6 isu yang diambil

yang memenuhi syarat (MS) ada 4 isu sedangkan 2 isu tidak

5
memenuhi syarat (TMS). Adapun 4 isu yang memenuhi syarat

adalah

a. Kurangnya kepatuhan petugas dalam penggunaan APD yang

sesuai dalam pelayanan di UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

b. Kurangnya pengetahuan pasien tentang cara menyusui yang

benar di Ruang PONED UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

c. Belum optimalnya penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi di

UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

d. Kurangnya informasi tentang pemeriksaan IVA test pada pasien

wanita usia produktif di Ruang KIA UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan

2. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)

Berdasarkan metode AKPL dari tabel di atas diperoleh 5 isu

utama terpilih. Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan

menggunakan metode USG. Analisis USG (Urgency, Seriousness,

dan Growth) mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan,

dan perkembangan setiap variable dengan rentang skor 1-5 yaitu :

a. Urgency (ugensi) yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak

atau tidak masalah tersebut diselesaikan

b. Seriousness (keseriusan) yaitu seberapa serius isu tersebut

perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan

penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu

tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain

6
c. Growth (berkembangnya masalah) yaitu apakah masalah

tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Penentuan prioritas isu permasalahan di wilayah kerja UPT

Puskesmas Pekalongan Selatan yang akan dipecahkan dapat dilihat

dari USG yang dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut :

7
Tabel 1.3 Penetapan Isu Menggunakan Metode USG

NO ISU YANG MEMENUHI SYARAT U S G JUMLAH PRIORITAS


Kurangnya kepatuhan petugas dalam
penggunaan APD yang sesuai dalam
1 3 4 3 10 3
pelayanan di UPT Puskesmas
Pekalongan Selatan
Kurangnya pengetahuan pasien
tentang cara menyusui yang benar di
2 4 3 2 9 4
Ruang PONED UPT Puskesmas
Pekalongan Selatan
Belum optimalnya penatalaksanaan
3 ibu hamil resiko tinggi di UPT 4 5 4 13 1
Puskesmas Pekalongan Selatan
Kurangnya informasi tentang
pemeriksaan IVA test pada pasien
4 wanita usia produktif di Ruang KIA 4 3 4 11 2
UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

8
Maka dari hasil jumlah skor tersebut diurutkan skala

prioritasnya dari yang terbesar (paling prioritas) ke yang terkecil

(prioritas kurang) maka didapat urutan prioritas sebagai berikut :

1. Belum optimalnya penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi di

UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

2. Kurangnya informasi tentang pemeriksaan IVA test pada

pasien wanita usia produktif di Ruang KIA UPT Puskesmas

UPTPekalongan Selatan

3. Kurangnya kepatuhan petugas dalam penggunaan APD

yang sesuai dalam pelayanan di UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan

4. Kurangnya pengetahuan pasien tentang cara menyusui yang

benar di Ruang PONED UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan

Jadi dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa isu

“belum optimalnya penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi di

UPT Puskesmas Pekalongan Selatan” menempati urutan isu

paling prioritas dengan total skor USG sebesar 13.

9
3. Analisis Penyebab Masalah

Berdasarkan hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka

core isu yang perlu diselesaikan adalah isu “belum optimalnya

penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi di UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan”. Analisis penyebab masalah selanjutnya

menggunakan diagram fishbone meliputi man (sumber daya

manusia), material (bahan baku), method (metode), dan

environtment/ mileu (lingkungan) sehingga hasil analisis sebagai

berikut:

Gambar 1.1 Analisis Penyebab Masalah dengan Fishbone

Berdasarkan beberapa penyebab prioritas yang perlu

diselesaikan, pada rancangan aktualisasi ini adalah Dari diagram

diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab isu “belum optimalnya

10
penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi di UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan” yaitu dari 5 sebab antara lain:

a. Man

Adapun penyebab dari Man (manusia) antara lain kurangnya

skrinning, tata laksana dan pemantauan ibu hamil resiko tinggi

oleh bidan, jumlah tenaga bidan yang terbatas dan tingkat

pengetahuan pasien yang kurang tentang hamil resiko tinggi.

b. Material

Penyebab dari materialnya adalah belum adanya media yang

memadai baik untuk skrinning, tata laksana dan pemantauan

ibu hamil resiko tinggi

c. Environtment (Mileu)

Dari factor environtment (lingkungan) adalah kurangnya

dukungan terhadap keluarga kepada ibu hamil resiko tinggi.

d. Metode

Penyebab dari metode yaitu petunjuk pelaksanaan belum

tersusun dengan baik

4. Strategi Mengatasi Isu

Masalah utama yang diambil adalah kurangnya skrinning, tata

laksana dan pemantauan ibu hamil resiko tinggi. Adapun alternative

penyelesaian menggunakan metode tapisan dapat dilihat dari tabel

1.4 berikut :

11
Tabel 1.4 Strategi Mengatasi Isu dengan Metode Tapisan

ALTERNATIF
NO M1 M2 M3 M4 M5 JUMLAH PRIORITAS
SOLUSI
Pelayanan terpadu
yang meliputi
skrinning, tata
1 3 4 5 4 4 20 1
laksana dan
pemantauan ibu
hamil resiko tinggi
Kerjasama lintas
sektoral dengan
melibatkan
2 3 4 4 3 3 17 2
perangkat desa,
kader kesehatan,
dll

3 Study banding 2 2 2 3 3 12 4

Pelatihan/ diklat
4 untuk bidan 3 2 3 4 3 15 3

12
Dari tabel diatas alternatif penyelesaian isu berdasarkan M1

(Dana), M2 (Mudah), M3 (Waktu), M4 (SDM), dan M5 (Manfaat)

didapat strategi untuk memecahkan masalah adalah dengan

menggunakan metode/strategi pelayanan terpadu yang meliputi

skrinning, tata laksana dan pemantauan ibu hamil resiko tinggi.

Berdasarkan uraian di atas penulis memecahkan masalah

atau isu tersebut dengan rancangan aktualisasi dan habituasi

dengan judul “Optimalisasi Penatalaksanaan Ibu Hamil Resiko

Tinggi sebagai Upaya Penurunan AKI melalui Inovasi “Gardu Resti”

(Gerakan Terpadu untuk Ibu Hamil Resiko Tinggi) di Puskesmas

Pekalongan Selatan”.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan dari Rancangan Aktualisasi ini adalah :

a. Terwujudnya inovasi “Gardu Resti” sebagai upaya optimalisasi

penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi

b. Terdeteksinya ibu hamil resiko tinggi di wilayah

c. Terlaksananya pelabelan ibu hamil resiko tinggi di buku KIA

d. Terlaksananya kegiatan tata laksana kasus ibu hamil resiko

tinggi sesuai hasil pemeriksaan

e. Terciptanya kegiatan pemantauan terhadap ibu hamil resiko

tinggi oleh bidan dan jejaring

f. Terlaksananya evaluasi penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi

13
2. Manfaat

Manfaat dari rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Instansi/ Organisasi

Sebagai bahan pertimbangan untuk mengoptimalkan

penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi di Wilayah UPT

Puskesmas Pekalongan Selatan sesuai dengan visi, misi dan

tata nilai Puskesmas.

b. Bagi Stakeholder

Diharapkan masyarakat dapat lebih mengetahui factor resiko

selama kehamilan dan terutama ibu hamil resiko tinggi dapat

terpantau lebih optimal serta meningkatnya pemberdayaan

peran serta masyarakat di bidang kesehatan.

c. Bagi Pegawai

Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pegawai khusunya bidan di UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan sebagai sarana dalam meningkatkan

penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi.

C. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan aktualisasi dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan. Fokus kegiatan aktualisasi ini adalah kegiatan

penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi melalui inovasi “Gardu Resti”.

Kegiatan utama dalam aktualisasi ini adalah melaksanakan kegiatan

14
skrinning dan pelabelan ibu hamil resiko tinggi, tata laksana kasus,

pembuatan peta imaginer serta penguatan pemantauan oleh bidan

kemudian tahap akhirnya adalah evaluasi dengan mengisi googleform

untuk mengetahui peningkatan pelaksanaan ibu hamil resiko tinggi

oleh bidan. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di UPT Puskesmas

Puskesmas Pekalongan Selatan pada bulan Agustus-Oktober 2021.

Kegiatan didasarkan pada tugas pokok dan fungsi peserta sebagai

bidan.

15
BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Deskripsi Organisasi

1. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan

Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu

tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah

dan/atau masyarakat. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan

bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan

Perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis dinas kesehatan

kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan

kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan.

UPT Puskesmas Pekalongan Selatan sebagai suatu kesatuan

organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran

serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara

16
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja.

Pelayanan kesehatan yang diberikan preventif kuratif ,promotif

dan rehabilitatif.

UPT Puskesmas Pekalongan Selatan terletak di sebelah

Selatan Kota Pekalongan, Yang berbatasan dengan daerah

Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Lokasi

Puskesmas Pekalongan Selatan di Jl HOS Cokroaminoto No. 347

Kelurahan Kuripan Kertoharjo, Kecamatan Pekalongan Selatan,

Kota Pekalongan. Puskesmas ini didirikan pada 6 September

1990.

Adapun batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan adalah :

Sebelah Utara : Wilayah kerja Kec Pekalongan Barat dan

Timur

Sebelah Barat : Wilayah Kota Pekalongan dan Kabupeten

Pekalongan

Sebelah Timur : Wilayah Kabupeten Batang

Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Batang dan

Kabupaten Pekalongan

Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

adalah 6,89 Km2 yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu :

a) Kelurahan Kuripan Kertoharjo

b) Kelurahan Kuripan Yosorejo

17
c) Kelurahan Soko Duwet

Gambar 2.1 Peta Wilayah UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

Jumlah penduduk dalam wilayah kerjanya ada 26931 Jiwa

yang terdiri dari :

a) Jumlah penduduk laki-laki : 13592 Jiwa

b) Jumlah penduduk perempuan : 13339 Jiwa

Adapun jumlah ketenagakerjaan di UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan adalah 57 orang yang terdiri dari :

a) Dokter umum : 3 orang

b) Dokter gigi : 1 orang

c) Perawat : 12 orang

d) Terapis gigi : 2 orang

18
e) Apoteker : 1 orang

f) Asisten apoteker : 2 orang

g) Bidan : 14 orang

h) ATLM : 2 orang

i) Promkes : 2 orang

j) Gizi : 2 orang

k) Sanitarian : 1 orang

l) Rekam Medis : 2 orang

m) Lainnya : 13 orang

Adapun struktur organisasi UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan sebagai berikut :

19
Tabel 2.1. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

Kepala Puskeskesmas
dr . Dita Rasnasuri

Pelaksana Tata Usaha


RIZKI YUNIARTATI RAHAJENG, A.Md

PenanggungJawab UKM PenanggungJawab UKM PenanggungJawab UKP, PenanggungJawab Jaringan PenanggungJawab Bangunan,
PenanggungJawab Mutu
Esensial Pengembangan Kefarmasian dan Laboratorium Pelayanan dan Jejaring Puskesmas prasarana, dan peralatan
TRISYANA FIBRIANTI, S.ST NUR RACHMAWATI, AMK. dr. PRATIANTI NINGRAHAYU MARDIYAH, S.Kep Ns BADRUS ABAS SUBAGYO, Amd drg. DIAH RETNO HAPSARI

Koord.Promkes Koord.UKS Koord.pemeriksaan umum Koord.Pusling


EVI NUR AFIDA, SKM NOVI WAHYURINA D, A.MK. dr. PRATIANTI NINGRAHAYU PRAPTO HIDAYAT, A.MK.

Koord.kesling Koord. KesehatanLansia Koord.kesehatan gigi dan mulut Koord.Jejaring


ERNAWATI, A.Md ZAHROTUN NISA, A.Md.Keb. drg. DIAH RETNO HAPSARI RENI VERMILA, A.Md.Keb.

Koord.KIA (UKM) Koord.kesehatan olahraga Koord.KIA (UKP)


ERMA YUNIANTI, AMd.Keb. PUJI WIDIA NINGRUM,SST. YULIA ARIANTI, A.Md.Keb.

Koord.gizi (UKM) Koord.kesehatan kerja Koord.gawat darurat


TRISYANA FIBRIANTI, S.ST RATNA DEWI, SKM AHMAD SAEFUDDIN, A.MK.

Koord.pencegahan dan
Koord.kesehatan jiwa Koord.gizi (UKP)
pengendalian penyakit
SONY ANGGORO, AMK HERMAN WICAKSONO, A.MK. TRISYANA FIBRIANTI, S.ST

Koord.keperawatan
Koord.persalinan
kesehatan masyarakat KEPALA UPT PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN
MARDIYAH, S.Kep Ns TADZKIROH, A.Md.Keb

Koord.rawat inap
dr. RIZKI MURTRINDA DITA RASNASURI

Koord. kefarmasian
MEGA AULIANA DEWI, S.Farm.Apt

Koord. laboratorium
DILIANA ENGGARWATI, AMD.

Koord. Pendafatran
KHOTIMATUL ATFALLIYAH, Amd.PK

20
2. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai

a. Visi

Visi UPT Puskesmas Pekalongan Selatan adalah Mewujudkan

Masyarakat Sehat Menuju Pekalongan Selatan Sejahtera.

b. Misi

Misi UPT Puskesmas Pekalongan Selatan adalah

1) Menggerakkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

2) Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu

3) Menerapkan manajemen yang transparan dan sumber daya

yang berkualitas

c. Motto

Motto UPT Puskesmas Pekalongan Selatan adalah yang

terbaik setiap saat.

d. Tata Nilai

Tata nilai Puskesmas Pekalongan Selatan adalah “Dinamis”

(Disiplin, Aman, dan Integritas.

B. Tugas dan Fungsi Unit Kerja (Jabatan Atasan)

Berdasarkan Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas,

Puskesmas mempunyaai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut,

Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan

pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan salah satu

cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan

jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di

21
wilayan kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas memiliki

fungsi yaitu:

1. Penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat

pertama di wilayah kerjanya

UKM terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan. Upaya kesehatan wajib meliputi promosi

kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak dan

keluarga berencana (KIA), perbaikan gizi masyarakat (gizi) dan

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2).

Sedangkan upaya kesehatan pengembangan meliputi upaya

kesehatan sekolah dan upaya kesehatan usia lanjut.

2. Penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKP) tingkat

pertama di wilayah kerjanya.

Berdasarkan Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat bahwa Puskesmas dipimpin oleh kepala

Puskesmas berdasarkan peraturan undang-undang. Kepala

Puskesmas merupakan penanggung jawab atas seluruh

penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di

satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan bangunan,

prasarana, dan peralatan. Adapun tugas pokok kepala puskesmas

adalah :

1. Menyusun perencanaan dan program kerja UPT Puskesmas

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

22
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain

terkait

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia

Puskesmas

7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan

kesehatan

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses,

mutu, cakupan pelayanan kesehatan

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini, dan respon

penanggulangan penyakit; dan

10. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT

Puskesmas

Fungsi kepala puskesmas adalah

1. Sebagai dokter (fungsional) melaksanakan tugas pelayanan

pemeriksaan dan pengobatan pasien Puskesmas

2. Sebagai seorang pimpinan

C. Tugas Peserta

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019

tentang Jabatan Fungsional Bidan, bahwa Jabatan Fungsional Bidan

adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung

jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan asuhan

kebidanan. Jenjang Jabatan Fungsional Bidan kategori keahlian dari

jenjang terendah sampai tertinggi yaitu Bidan Ahli Pertama, Ahli Muda,

Ahli Madya, Ahli Utama. Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional

23
peserta sebagai Bidan Ahli Pertama ditetapkan dalam butir kegiatan

sebagai berikut:

1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;

2. Menyusun perencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil

fisiologis;

3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis;

4. Melakukan pengkajian pada ibu bersalin fisiologis;

5. Melakukan asuhan kala I persalinan fisiologis;

6. Melakukan asuhan kala II persalinan fisiologis;

7. Melakukan asuhan kala III persalinan fisiologis;

8. Melakukan asuhan kala IV persalinan fisiologis;

9. Melakukan pengkajian pada ibu nifas fisiologis;

10. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis;

11. Melakukan persiapan pre operasi obstetric ginekologi;

12. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang

Kesehatan ibu dan anak pada individua tau keluarga sesuai

dengan kebutuhan;

13. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD);

14. Melakukan asuhan neonatal esensial;

15. Melakukan asuhan pelayanan neonatal pada 6 jam – 48 jam paska

kelahiran (KN1);

16. Melakukan asuhan pelayanan neonatal pada hari ke 3 – hari ke 7

paska kelahiran (KN2);

17. Melakukan asuhan pelayanan neonatal pada hari ke 8 – hari ke 28

paska kelahiran (KN3);

18. Memfasilitasi konseling kesehatan reproduksi;

19. Memfasilitasi konseling pra nikah;

20. Memfasilitasi konseling keluarga berencana (KB);

24
21. Melakukan pemetaan sasaran dan analisis data pada keluarga dan

masyarakat;

22. Melakukan pembinaan keluarga balita/ remaja/ lansia;

23. Berpartisipasi aktif dalam musyawarah perencanaan pembangunan

desa;

24. Melakukan tugas jaga shift malam;

25. Melakukan asuhan kebidanan di kamar bedah;

26. Mengidentifikasi kebutuhan, melakukan analisis dan merencanakan

kegiatan UKM terkait pelayanan kebidanan di Puskesmas;

27. Melakukan pemantauan pelaksanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi;

28. Melakukan monitoring dan evaluasi asuhan kebidanan di tingkat

Puskesmas; dan

29. Melakukan skrining Pencegahan Penularan HIV, sifilis, hepatitis B

dari ibu ke anak (PPIA) di Puskesmas atau Rumah Sakit.

25
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu

Unit Kerja : UPT Puskesmas Pekalongan Selatan

Identifikasi Isu : 1. Kurangnya kepatuhan petugas dalam

penggunaan APD yang sesuai dalam

pelayanan di Puskesmas Pekalongan

Selatan Kurangnya kepatuhan petugas

dalam cuci tangan 6 langkah pada 5

moment di UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan

2. Kurangnya pengetahuan pasien tentang

cara menyusui yang benar di Ruang

PONED UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan

3. Belum optimalnya penatalaksanaan ibu

hamil resiko tinggi di UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan

4. Kurangnya informasi tentang pemeriksaan

IVA test pada pasien wanita usia produktif

di Ruang KIA UPT Puskesmas

Pekalongan Selatan

Isu yang Diambil : Belum optimalnya penatalaksanaan ibu hamil

26
resiko tinggi di UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan

Gagasan : Optimalisasi Penatalaksanaan Ibu Hamil

Pemecahan Isu Resiko Tinggi sebagai Upaya untuk

Menurunkan AKI melalui Inovasi “Gardu

Resti” di UPT Puskesmas Pekalongan

Selatan

Jenis Kegiatan : 1. Melaksanakan Konsultasi dengan mentor

yang Diambil terkait pelaksanaan rancangan aktualisasi

2. Melakukan sosialisasi “Gardu Resti”

(Gerakan Terpadu untuk Ibu Hamil Resiko

Tinggi) kepada teman sejawat

3. Melakukan skrinning ibu hamil resti

dengan pengisian skor pudji rochyati dan

pelabelan ibu hamil resti

4. Melakukan tata laksana kasus ibu hamil

resiko tinggi

5. Melakukan pembuatan peta imajiner dan

pemetaan ibu hamil resiko tinggi

6. Melakukan penguatan pemantauan ibu

hamil resiko tinggi melalui bidan jejaring,

follow up melalui WA atau kunjungan

rumah

7. Melakukan Evaluasi Penatalaksanaan ibu

27
hamil resiko tinggi oleh bidan

Isu “belum optimalnya penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi di

UPT Puskesmas Pekalongan Selatan” menempati urutan isu paling

prioritas. Di masa pandemi Covid-19 Fasilitas pelayanan kesehatan

merupakan garda terdepan dalam upaya penanggulangan kasus.

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer selama inii

merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia.

Pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan bagian dari pelayanan

kesehatan keluarga dalam UKM yang diselenggarakan puskesmas

dengan sasaran utama adalah ibu hamil, bayi, dan balita. Di

Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi

tantangan besar dan perlu mendapatkan perhatian dalam situasi

bencana COVID-19. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Tahun

2019 terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991- 2015 dari

390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu

menurut provinsi tahun 2018-2019 dimana terdapat penurunan dari

4.226 menjadi 4.221 kematian ibu di Indonesia. Di Jawa Tengah

secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode 2015-

2019 dari 111,16 menjadi 76,9 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes

Jateng, 2019). Di Kota Pekalongan sendiri jumlah kematian ibu pada

tahun 2019 sebanyak 6 kasus (101,30/100.000 KH). Jumlah kematian

ibu ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2018 yang

mencapai 7 kasus (118,42/100.000 KH). Walaupun terjadi

28
kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil

mencapai target SDGs yang harus dicapai di Indonesia yaitu sebesar

70 per 100.000 kelahiran hidup. Ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi

baru lahir juga merupakan sasaran yang rentan terhadap infeksi

COVID-19 dan kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.

Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir

ke semua layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi

baru lahir mengingat bahwa ibu hamil mempunyai risiko yang lebih

tinggi untuk terjadinya morbiditas dan mortalitas di bandingkan

perempuan usia subur yang tidak sedang hamil. Hal ini menyebabkan

pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi salah satu

layanan yang terkena dampak, baik secara akses maupun kualitas

terutama pada penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi. Menurunnya

layanan KIA berpotensi meningkatkan jumlah kematian ibu dan anak.

Terlewatnya K1 dan K4 dapat mengurangi upaya penapisan risiko

kehamilan yang dapat menyebabkan komplikasi persalinan hingga

kematian ibu. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah khususnya

Kota Pekalongan dalam rangka penurunan angka kematian ibu. Akan

tetapi pada kenyataannya, angka kematian ibu, tidak sesuai dengan

target yang diharapkan. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan

inovasi-inovasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya

bidan.

29
Strategi prioritas untuk mengatasi isu tersebut adalah dengan

kegiatan terpadu dalam penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi yang

meliputi kegiatan utama antara lain skrinning, tata laksana kasus dan

pemantauan yang diberi nama “Gardu Resti (Gerakan Terpadu untuk

Ibu Hamil Resiko Tinggi”. Selain ketiga kegiatan utama tersebut,ada

juga kegiatan yang lain termasuk kegiatan pelabelan ibu hamil resiko

tinggi, pembuatan peta imaginer ibu hamil resiko tinggi serta evaluasi

kegiatan. Kegiatan skrinning diawali dengan menentukan skorring ibu

hamil berdasarkan kriteria-kriteria berdasarkan kartu skor pudji

rochyati. Kegiatan skrinning ini bertujuan untuk deteksi dini adanya

penyulit/ kemungkinan komplikasi pada kehamilan. Skrinning

kehamilan yang kurang optimal dapat menyebabkan keterlambatan

penanganan terhadap deteksi dini adanya komplikasi atau

ketidaknormalan yang dapat terjadi selama kehamilan sehingga dapat

meningkatkan resiko angka kesakitan dan kematian ibu.Setelah

jumlah skor diketahui maka dapat ditentukan apakah ibu hamil

tersebut masuk ke dalam kategori Kehamilan Resiko Rendah (KRR),

Kehamilan Resiko Tinggi dan Kehamilan Resiko Sangat Tinggi

(KRST). Setelah kategori ibu hamil ditentukan maka selanjutnya

dilakukan pelabelan ibu hamil menggunakan buku KIA dengan

ketentuan Kehamilan Resiko Rendah (KRR) warna hijau, Kehamilan

Resiko Tinggi warna kuning dan Kehamilan Resiko Sangat Tinggi

(KRST) warna merah. Berdasarkan hasil pemeriksaan skrinning

antenatal di atas, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil

30
harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan.

Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem

rujukan. Tata laksana kasus dilakukan sesuai dengan hasil

pemeriksaan berupa follow up, konsul atau rujukan. Setelah data ibu

hamil didapat maka selanjutnya adalah pembuatan peta imaginer ibu

hamil resiko tinggi untuk memudahkan bidan dalam pemantauan.

Diharapkan seluruh kegiatan ini saling terpadu dilaksanakan oleh

bidan sehingga dapat mengoptimalkan penatalaksanaan atau

penanganan ibu hamil resiko tinggi di wilayahnya sebagai upaya

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).

31
B. Matrik Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.1. Matrik Rancangan Aktualisasi

NO KEGIATAN TAHAP OUTPUT KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATA


KEGIATAN DENGAN ANEKA DENGAN N NILAI-
TUPOKSI /VISI NILAI
MISI UNIT ORGANISA
KERJA SI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melaksanakan 1. Meminta 1. Terbentuk Akuntabilitas Dengan Kegiatan ini
konsultasi waktu kepada sinkronisasi (Partisipatif) melakukan menguatkan
dengan atasan terkait informasi terkait partisipatif antara konsultasi dan nilai
mentor terkait pelaksanaan pelaksanaan mentor dan peserta kesepakatan 1. Disiplin
pelaksanaan rancangan rancangan latsar terkait dengan mentor 2. Aman
rancangan aktualisasi aktualisasi pelaksanaan tentang 3. Integritas
aktualisasi dengan mentor rancangan aktualisasi pelaksanaan
rancangan
2. Menyampaika 2. Mendapatkan Nasionalisme aktualisasi maka
n pelaksa- hasil konsultasi (Nilai Kerakyatan) diharapkan dari
naan berupa data - musyawarah mufakat rancangan
rancangan data apa saja dengan mentor terkait aktualisasi
aktualisasi yang diperlukan pelaksanaan tersebut dapat
kepada sebelum rancangan aktualisasi meningkatkan
mentor dan melaksanakan pelayanan
menyampaika kegiatan Etika Publik kesehatan
n tujuan (Hormat dan Sopan) kepada
kegiatan menunjukkan sikap masyarakat
aktualisasi hormat dan sopan sesuai dengan
terhadap mentor visi misi
3. Meminta ijin/ 3. Mendapatkan puskesmas yaitu
persetujuan persetujuan atau Komitmen Mutu Kontribusi Visi :

32
mentor terkait dukungan penuh (Orientasi Mutu) Mewujudkan
kegiatan dari mentor Rancangan kegiatan Masyarakat
aktualisasi selama berorientasikan untuk Sehat Menuju
melaksanakan meningkatkan mutu Pekalongan
kegiatan pelayanan ibu hamil Selatan
Sejahtera
Anti Korupsi Kontribusi Misi:
(Taat aturan) 1. Memberikan
Melaksanakan pelayanan
kegiatan kesehatan
perencanaan sesuai dasar yang
dengan aturan bermutu
2. Menerapkan
manajemen
yang
transparan
dan sumber
daya yang
berkualitas
2 Melakukan 1. Konsultasi Pemahaman bidan Akuntabilitas Dengan Kegiatan ini
sosialisasi dengan Puskesmas dan (Tanggungjawab, diperolehnya menguatkan
“Gardu Resti” kepala jejaring tentang Jujur dan komitmen awal nilai
(Gerakan puskesmas Gardu Resti Partisipatif) dari bidan akan 4. Disiplin
Terpadu Ibu (Gerakan Terpadu Melaksanakan menjadi dasar 5. Integritas
Hamil Resiko Ibu Hamil Resiko sosialisasi secara kegiatan
Tinggi) Tinggi) jujur dengan materi penatalaksanaan
kepada teman 1. Persetujuan yang dapat ibu hamil resiko
sejawat dan kepala dipertanggungjawabk tinggi secara
bidan jejaring puskesmas an sumbernya dan baik. Hal ini
tentang rencana partisipatif dalam selaras dengan

33
kegiatan kegiatan sosialisasi Visi dan Misi
puskesmas yaitu
2. Koordinasi 2. Terjalinnya Nasionalisme :
dengan teman kerjasama (Nilai Ketuhanan Kontribusi Visi :
sejawat dengan sejawat dan Nilai Mewujudkan
dalam Kerakyatan) Masyarakat
pelaksanaan  Percaya diri Sehat Menuju
kegiatan dalam Pekalongan
mengemukakan Selatan
3. Membuat 3. Kesepakatan kegiatan ke Sejahtera
kesepakatan jadwal mentor (Nilai Kontribusi Misi:
jadwal sosialisasi Ketuhanan) 1. Menggerakk
sosialisasi  Musyawarah an
dengan bidan mufakat dalam kemandirian
puskesmas pembuatan masyarakat
dan jejaring kesepakatan untuk hidup
jadwal dengan sehat
4. Menyiapkan 4. Materi bidan Puskesmas 2. Memberikan
undangan, sosialisasi, dan jejaring (Nilai pelayanan
daftar hadir, undangan, Kerakyatan) kesehatan
dan materi daftar hadir dasar yang
sosialisasi yang sudah Etika publik bermutu
siap. (Respect, Sopan, 3. Menerapkan
Santun) manajemen
5. Melakukan 5. Ditandingatang  Berkonsultasi yang
sosialisasi ani nya Lembar dengan atasan transparan
dan Komitmen dengan penuh dan sumber
penggalangan respect, sopan daya yang
komitmen santun dan berkualitas
dengan bidan hormat.

34
Puskesmas  Melakukan
dan jejaring kegiatan
sosialisasi
dengan bahasa
yang sopan dan
santun

Komitmen Mutu
(Orientasi Mutu,
Efektif, Efisien)
 Meningkatkan
mutu pelayanan
puskesmas yaitu
melaksanakan
sosialisasi
kegiatan inovatif
dengan sepenuh
hati (Orientasi
Mutu)
 Kegiatan
sosialisasi ini
efektif untuk
meyebarkan
tentang inovasi
dan tujuan
dilakukannya
inovasi (Efektif)
 Sosialisasi ini
dilakukan untuk
efisiensi waktu

35
serta dana
(Efisien)

Anti Korupsi
(Jujur,
Tanggungjawab)
Menyampaikan
materi dengan jujur,
dan bertanggung
jawab.
3 Melakukan 1. Konsultasi 1. Persetujuan Akuntabiltas Dengan Kegiatan ini
skrinning ibu dengan kepala (jujur, melakukan menguatkan
hamil resti kepala puskesmas Tanggungjawab,Jel skrinning pada nilai:
dengan puskesmas tentang rencana as) ibu hami resiko 1. Disiplin
pengisian skor kegiatan tinggi maka akan 2. Aman
pudji rochyati Melakukan pengisian diperoleh hasil 3. Integritas
dan pelabelan 2. Koordinasi 2. Terjalinnya skrining Puji Rochyati skorring ibu
ibu hamil resti dengan teman kerjasama dengan jujur, penuh hamil yang
sejawat dengan sejawat kejelasan, dan sesuai dengan
dalam tanggungjawab kondisi
pelaksanaan kesehatannya
kegiatan Nasionalisme sehingga dapat
(Nilai Keadilan, Nilai meningkatkan
3. Melakukan 3. Tersedia dan Kemanusiaan) pelayanan
pengisian terisinya  Melakukan kesehatan yang
lembar Lembar scorring pelayanan ANC berkualitas. Hal
skrinning puji Puji rochyati dengan adil, tidak ini sesuai
rochyati dari pada rekam membeda- dengan Visi Misi
hasil medis bedakan pasien Puskesmas yaitu
pemeriksaan  Menghormati Kontribusi Visi :

36
4. Menandai 4. Tersedianya pasien ketika Mewujudkan
dengan stiker stiker sebagai melakukan Masyarakat
pada buku penanda pada pemeriksaan Sehat Menuju
KIA bagi ibu buku KIA ibu Pekalongan
hamil sesuai hamil resti Etika public Selatan
hasil scorring (Cermat, Menjaga Sejahtera
Rahasia) Kontribusi Misi :
Melakukan pengisian 1. Memberikan
skor pudji rochyati pelayanan
dengan cermat dan kesehatan
selalu menjaga dasar yang
kerahasiaan data bermutu
pasien 2. Menerapkan
manajemen
Komitmen Mutu yang
(Inovatif, Efektif dan transparan
Efisien) dan sumber
 Meningkatkan daya yang
mutu pelayanan berkualitas
puskesmas yaitu
melaksanakan
kegiatan inovatif.
 Efisien dan efektif
dalam melakukan
layanan ANC
.
Anti Korupsi
(Jujur, Berani,
Peduli)
 Berani dalam

37
menyampaikan
hasil
pemeriksaan
kepada pasien
secara jujur
sebagai bentuk
kepedulian
terhadap kondisi
kesehatannya
4 Melakukan 1. Konsultasi Dilaksanakannya Akuntabilitas Dengan Kegiatan ini
tata laksana dengan tata laksana kasus (Transparan, melakukan tata menguatkan
kasus ibu kepala pada ibu hamil Partisipatif) laksana kasus nilai:
hamil resiko puskesmas resti Tata laksana kasus sebagai upaya 1. Disiplin
tinggi 1. Persetujuan dilakukan secara peningkatan 2. Aman
kepala transparan dan kualitas 3. Integritas
Puskesmas partisipatif dengan kesehatan
tentang rencana melibatkan masyarakat. Hal
kegiatan pasien/keluarga ini selaras
dengan Visi dan
2. Melakukan 2. Terlaksananya Nasionalisme Misi puskesmas
tata laksana tata laksana (Nilai Kemanusiaan, yaitu :
kasus sesuai kasus ibu hamil Nilai Keadilan) Kontribusi Visi :
hasil skorring resiko tinggi Melakukan tata Mewujudkan
secara tepat laksana kasus Masyarakat
dengan menghargai Sehat Menuju
3. Melakukan 3. Terjalinnya pendapat Pekalongan
KIE pasien kerjasama serta keluarga/pasien serta Selatan
terkait hasil komunikasi senantiasa tolong Sejahtera
pemeriksaan antara bidan menolong tanpa Kontribusi Misi:
dan pasien membeda-bedakan 1. Menggerakk

38
4. Melakukan 4. Terisinya Etika Publik an
pendokument dokumentasi (Cermat, Taat kemandirian
asian tata tata laksana Aturan-Perintah, masyarakat
laksana pada rekam Sopan) untuk hidup
kasus/ medis dan buku  Melakukan tata sehat
tindakan yang KIA laksana kasus 2. Memberikan
diambil pada secara cermat pelayanan
buku KIA ibu dan sesuai kesehatan
hamil dengan peraturan dasar yang
dan bila bermutu
diperlukan konsul 3. Menerapkan
dokter maka manajemen
melakukan yang
perintah sesuai transparan
advis dokter dan sumber
 Meminta daya yang
persetujuan berkualitas
mentor terkait
kegiatan secara
sopan

Komitmen Mutu
(Efektif,
Kebermanfaatan)
Tata laksana kasus
untuk penanganan
ibu hamil resiko tinggi
secara efektif dan
bermanfaat

39
Anti Korupsi
(Berani, Peduli)
Berani dan peduli
melakukan
penetapan tindakan
tata laksana kasus
yang sesuai dengan
kondisi kesehatan ibu
5 Melakukan 1. Konsultasi 1. Persetujuan Akuntabilitas Pembuatan peta Kegiatan ini
pembuatan dengan kepala (Jujur) imaginer menguatkan
peta imajiner kepala puskesmas Pengisian peta berfungsi nilai:
dan pemetaan puskesmas tentang rencana imaginer secara jujur sebagai alat 1. Disiplin
ibu hamil kegiatan bantu 2. Integritas
resiko tinggi Nasionalisme pemantauan ibu
2. Membuat peta 2. Adanya peta (Nilai Kerakyatan) hamil resiko
imajiner imajiner dengan Musyawarah mufakat tinggi sehingga
dengan penanda dalam pembuatan dapat membantu
penanda keberadaan ibu peta imaginer bidan dalam
keberadaan hamil resiko peningkatan
ibu hamil tinggi Etika public pelayanan
resiko tinggi (Respect, Sopan, kesehatan yang
Santun, Hormat) berkualitas. Hal
Berkonsultasi dengan ini selaras
atasan dengan penuh dengan visi misi
respect, sopan puskesmas yaitu
santun dan hormat. :
Kontribusi Visi :
Komitmen Mutu Mewujudkan
(Orientasi Mutu) Masyarakat
Meningkatkan mutu Sehat Menuju

40
pelayanan Pekalongan
puskesmas yaitu Selatan
membuat peta Sejahtera
imaginer untuk Kontribusi Misi :
memudahkan bidan 1. Memberikan
dalam pemantauan pelayanan
pasien sehingga kesehatan
dapat meningkatkan dasar yang
mutu pelayanan bermutu
2. Menerapkan
Anti Korupsi manajemen
(Jujur, Tanggung yang
Jawab) transparan
Pengisian peta dan sumber
imaginer secara jujur daya yang
dan sesuai dengan berkualitas
kondisi sebenarnya
sehingga dapat
dipertanggungjawabk
an

6 Melakukan 1. Konsultasi 1. Adanya Akuntabilitas Pemantauan ibu Kegiatan ini


penguatan dengan persetujuan (Tanggung Jawab) hamil resiko menguatkan
pemantauan kepala kepala Melaksanakan tinggi secara nilai:
ibu hamil puskesmas puskesmas kegiatan dengan berkesinambung 1. Disiplin
resiko tinggi tentang rencana penuh an bertujuan 2. Aman
melalui bidan kegiatan tanggungjawab untuk 3. Integritas
jejaring, follow peningkatan
up melalui WA 2. Membuat WA 2. Adanya grup Nasionalisme pelayanan
atau grup dengan WA dengan (Nilai Kerakyatan) kesehatan

41
kunjungan bidan di bidan wilayah/ Musyawarah mufakat sebagai upaya
rumah wilayah jejaring dalam pembuatan penurunan AKI.
kesepakatan jadwal Hal ini selaras
3. Melaporkan 3. Adanya data/ dengan pasien dengan visi misi
setiap temuan laporan temuan dalam pelaksanaan puskesmas yaitu
ibu hamil ibu hamil resiko pendampingan :
resiko tinggi tinggi dari bidan melalui kunjungan Kontribusi Visi :
jejaring rumah Mewujudkan
Masyarakat
4. Pemantauan 4. Dilaksanakanny Etika public Sehat Menuju
ibu hamil a kunjungan (Respect, Sopan, Pekalongan
resiko tinggi rumah/ follow Santun, Hormat) Selatan
melalui up melalui WA Berkonsultasi dengan Sejahtera
kunjungan pada ibu hamil atasan dengan penuh Kontribusi Misi :
rumah/ follow resiko tinggi respect, sopan 1. Memberikan
up melalui santun dan hormat. pelayanan
WA kesehatan
Komitmen Mutu dasar yang
(Inovatif) bermutu
Meningkatkan mutu 2. Menerapkan
pelayanan manajemen
puskesmas yaitu yang
melaksanakan transparan
sosialisasi kegiatan dan sumber
inovatif dengan daya yang
sepenuh hati. berkualitas

Anti Korupsi
(Jujur,
Tanggungjawab)

42
Menyampaikan
materi dengan jujur,
dan bertanggung
jawab.

7 Melakukan 1. Membuat 1. Tersusunnya Akuntabilitas Evaluasi Kegiatan ini


Evaluasi evaluasi soal evaluasi (Kejelasan dan dilakukan untuk menguatkan
Penatalaksan dengan dengan google Konsisten) mengetahui nilai:
aan ibu hamil menggunakan form Membuat kuisioner keberhasilan 1. Disiplin
resiko tinggi pertanyaan secara jelas dan kegiatan inovasi 2. Aman
oleh bidan tertutup informatif sehingga yang sesuai 3. Integrita
mengenai bidan mudah dengan visi misi s
kegiatan memahami puskesmas yaitu
penatalaksan pertanyaan. :
aan ibu hamil Dalam Menyusun Kontribusi Visi :
resiko tinggi pertanyaan konsisten Mewujudkan
meliputi dengan materi yang Masyarakat
skrinning, tata telah disampaikan Sehat Menuju
laksana dan Pekalongan
pemantauan Nasionalisme Selatan
(Nilai Kemanusiaan) Sejahtera
2. Mengirimkan 2. Tersedianya Saling menghormati Kontribusi Misi:
link google akses kuisioner dalam bersikap antar 1. Menggerakk
form ke Grup google form teman sejawat an
WA Bidan oleh bidan kemandirian
Etika Publik masyarakat
3. Mengumpulka 3. Adanya nilai (Tanggung jawab) untuk hidup
n hasil hasil evaluasi Membuat kuisioner sehat
evaluasi dari dari kuisioner dapat 2. Memberikan
google form dipertanggungjawabk pelayanan

43
an karena sesuai kesehatan
dengan teori dan dasar yang
yang telah bermutu
disampaikan 3. Menerapkan
manajemen
Komitmen Mutu yang
(Efektif, Efisien) transparan
Evaluasi kegiatan dan sumber
melalui goggle form daya yang
efektif dan efisien berkualitas
dalam mengevaluasi
penatalaksanaan ibu
hamil resiko tinggi
secara mudah dan
cepat

Anti Korupsi
(Mandiri,
Sederhana, Jujur)
Evaluasi dilakukan
secara mandiri,
sederhana dan jujur

44
C. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

September Oktober
No Kegiatan Bukti Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3
1 Melaksanakan  Foto/ Dokumentasi
konsultasi dengan Kegiatan
mentor terkait 1-6  Adanya Surat
pelaksanaan rancangan Sept Persetujuan
aktualisasi Aktualisasi dari
mentor
2 Melakukan sosialisasi  Foto Kegiatan
“Gardu Resti” (Gerakan  Undangan
Terpadu Ibu Hamil  Daftar Hadir
8-14 Sept
Resiko Tinggi) kepada  Notulen Kegiatan
teman sejawat  Materi Sosialisasi
 Lembar Komitmen
3 Melakukan skrinning ibu  Foto/ Video
hamil resti dengan Kegiatan
pengisian skor pudji  Foto Buku KIA
rochyati dan pelabelan 15 Sept-19 Okt dengan label
ibu hamil resti  Foto Lembar Pudji
Rochyati yang
terisi
4 Melakukan tata laksana  Foto/ Video
kasus ibu hamil resiko 15 Sept-19 Okt Kegiatan
tinggi  Dokumentasi Buku

45
KIA sebagai bukti
tata laksana
 Foto Lembar Pudji
Rochyati bagian
tata laksana
5 Melakukan pembuatan  Foto/ Video
peta imajiner dan Kegiatan
22 Sept-19 Okt
pemetaan ibu hamil  Peta Imaginer
resiko tinggi
6 Melakukan penguatan  Foto/ Video
pemantauan ibu hamil Kegiatan
resiko tinggi melalui 22 Sept-19 Okt  Adanya grup WA
bidan jejaring, WA atau Bidan Jejaring
kunjungan rumah
7 Melakukan Evaluasi  Foto Kegiatan
Penatalaksanaan ibu (Screenshoot)
8-14
hamil resiko tinggi oleh
Okt  Daftar Pertanyaan
bidan Google Form

46
DAFTAR PUSTAKA

Buku Profil Kesehatan UPT Puskesmas Pekalongan Selatan Tahun 2020.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi


Jawa Tengah tahun 2019. Semarang.

IBI. (2020). Situasi Pelayanan Kebidanan Pada Masa Pandemi COVID-19.

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas,


Dan Bayi Baru Lahir Di Era Adaptasi Baru. Direktorat Kesehatan
Keluarga. Jakarta.

Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Akuntabilitas, Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Anti Korupsi, Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Etika Publik, Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Komitmen Mutu, Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Manajemen Aparatur Sipil Negara,


Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Nasionalisme, Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Pelayanan Publik, Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Whole of Government, Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Menkumham RI. (2019). UU Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan.


Jakarta.

Pemerintah Kota Pekalongan Dinas Kesehatan. (2019). Profil Kesehatan


Kota Pekalongan Tahun 2019. Pekalongan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Permenkes


Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi RI. (2019). Permenpan RB Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Bidan. Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai