masih terbatas. Pengkajian BAL dari lingkungan alam Indonesia dilakukan untuk
BAL dapat diisolasi dari berbagai sumber alam maupun selama proses
pada bahan pangan yang lain diantaranya sayuran, buah-buahan, serta produk
daging. Peranan BAL pada bahan pangan ini ternyata lebih banyak yang
simpan (keawetan) produk yang lebih lama dibandingkan dengan bahan dasarnya.
Keawetan ini disebabkan oleh asam laktat, khususnya maupun asam-asam yang
lain yang diproduksi oleh BAL selama fermentasi dapat menekan pertumbuhan
bakteri pembusuk maupun patogen. Disamping asam yang dihasilkan ternyata
Menurut Alakomi et al. (2000), asam laktat yang diproduksi oleh kultur
starter BAL dapat berfungsi sebagai antimikrobia alami. Asam laktat mampu
patogen dapat ditemukan di mana saja, di tanah, air, udara, tanaman, binatang, dan
terbawa sejak bahan pangan masih hidup di ladang, kolam, atau kandang ternak5
Buah dapat tercemar oleh mikrobia patogen yang berasal dari air yang
tercemar limbah, tanah, atau kotoran hewan yang digunakan sebagai pupuk.
Tingkat cemaran akan meningkat pada bagian tanaman yang ada di dalam tanah
atau dekat dengan tanah. Air irigasi yang tercemar Shigella sp., Salmonella sp., E.
coli, dan Vibrio cholerae dapat mencemari buah. Selain itu, bakteri Bacillus sp.,
tanah6
bahan pangan karena sifatnya tidak menghasilkan racun bahkan beberapa jenis
diantaranya berguna bagi kesehatan. BAL bermanfaat juga untuk peningkatan
biologis yang dikenal dengan nama biopreservatif mulai digunakan, yaitu dengan
Faktor utama biopreservatif ini ialah pada pemilihan prosedur yang benar dimana
karakteristik dari produk makanan yang akan diawetkan dan karakteristik dari
bakteri patogen dan pembusuk dipengaruhi oleh kepadatan, strain BAL, dan
komposisi media. Selain itu, produk substansi penghambat dari BAL dipengaruhi
Isolasi BAL dari lingkungan alam telah banyak dilakukan pada berbagai
terutama buah sirsak dan mangga matang belum banyak ditemukan. Padahal
tanaman buah diduga merupakan sumber untuk mendapatkan BAL yang potensial