Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PERBANKAN

BILYET GIRO, CEK, TABUNGAN, DEPOSITO, dan SERTIFIKAT DEPOSITO

DISUSUN OLEH :
PUTRI DAMAYANTI / 182101018
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS 45 SURABAYA
JL. MAYJEND SUNGKONO NO.106 (KOMPLEK GEDUNG JUANG)
SURABAYA
BILYET GIRO
Pengertian dan Prinsip Umum Bilyet Giro
Bilyet Giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro
nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.
Dalam penggunaan Bilyet Giro berlaku prinsip umum sebagai berikut:

1. Sebagai sarana perintah pemindahbukuan.


2. Tidak dapat dipindahtangankan.
3. Diterbitkan dalam mata uang Rupiah.
4. Ditulis dalam Bahasa Indonesia. 
Gambar 1 : Contoh Bilyet Giro

Karakteristik Bilyet Giro

 Dari segi pengendapan (maturity), giro memiliki sifat fluktuatif dan cenderung berjangka
pendek.
 Dari sisi administratif, giro agak menyita waktu dan biaya karena prosesnya agak rumit.
 Dari sisi biaya, giro memiliki biaya dana yang relatif rendah.
 Dari sisi penempatan dana, giro biasa digunakan untuk jangka pendek.

Syarat Formal Bilyet Giro

a. Bilyet Giro harus memenuhi syarat formal sebagai berikut:


1. Nama “Bilyet Giro” dan nomor Bilyet Giro.
2. Nama Bank Tertarik.
3. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah dana atas
beban Rekening Giro Penarik.
4. Nama dan nomor rekening Penerima.
5. Nama Bank Penerima.
6. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf
secara lengkap. Jumlah dana yang dipindahbukukan dilakukan dalam valuta/mata
uang Rupiah.
7. Tanggal Penarikan.
8. Tanggal Efektif
Pengisian Tanggal Efektif harus berada dalam Tenggang Waktu Pengunjukan.
9. Nama jelas Penarik.
Pengisian nama jelas Penarik dapat dilakukan melalui personalisasi oleh Bank
Tertarik, paling sedikit memuat nama Penarik sesuai dengan yang tercatat di Bank
Tertarik. Nama jelas Penarik tidak wajib dicantumkan saat penerbitan Bilyet Giro
apabila telah dilakukan personalisasi oleh Bank Tertarik. Dalam hal Penarik
adalah badan hukum/badan usaha, nama jelas Penarik adalah nama badan
hukum/badan usaha.
10. Tanda tangan Penarik.
Tanda tangan Penarik dilakukan dengan menggunakan tanda tangan basah sesuai
dengan spesimen tanda tangan yang ditatausahakan oleh Bank Tertarik. Dalam
hal Penarik berupa badan hukum, tanda tangan dilakukan oleh pihak yang
berwenang mewakili badan hukum atau yang menerima kuasa, yang spesimennya
ada di Bank Tertarik. Tanda tangan Penarik juga dapat dilengkapi dengan
cap/stempel apabila telah diperjanjikan dalam perjanjian pembukaan rekening.
b. Pemenuhan syarat formal harus menggunakan Bahasa Indonesia dan dapat ditambahkan
padanan katanya dalam Bahasa Inggris.
c. Pemenuhan syarat formal angka (1) sampai dengan angka (3) dilakukan oleh Bank
Tertarik pada saat pencetakan Bilyet Giro, angka (4) sampai dengan angka (10) dilakukan
oleh Penarik pada saat penerbitan Bilyet Giro.
d. Bilyet Giro yang tidak memenuhi syarat formal tidak berlaku sebagai Bilyet Giro. 

Gambar 2 : Ilustrasi Pemenuhan Syarat Formal Bilyet Giro

Keterangan Gambar 2

 Penarik : Pemilik Rekening Giro yang menerbitkan Bilyet Giro.


 Bank Tertarik : Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk melakukan
pemindahbukuan sejumlah dana dengan menggunakan Bilyet Giro.
 Penerima : Pemilik rekening yang disebutkan namanya dalam Bilyet Giro untuk
menerima sejumlah dana.
 Bank Penerima : Bank yang menatausahakan rekening Penerima.
 Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan tanggal
diterbitkannya Bilyet Giro.
 Tanggal Efektif : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan tanggal
mulai berlakunya perintah pemindahbukuan.

Kewajiban Para Pihak dalam Menggunakan Bilyet Giro

a. Kewajiban Bank Tertarik adalah:


1. Mencantumkan syarat formal Bilyet Giro berupa nama dan nomor Bilyet Giro,
nama Bank Tertarik, serta perintah yang jelas dan tidak bersyarat pada saat
pencetakan Bilyet Giro.
2. Menatausahakan Rekening Giro Penarik. 
3. Menatausahakan Bilyet Giro yang diberikan kepada Penarik.
4. Melakukan verifikasi Bilyet Giro yang ditarik oleh Penarik.
5. Melaksanakan perintah pemindahbukuan sejumlah dana sesuai dengan perintah
dalam Bilyet Giro. 
6. Menindaklanjuti pemblokiran pembayaran Bilyet Giro berdasarkan surat
permohonan dari Penarik dan/atau pihak yang berwenang. 
7. Melakukan penolakan Bilyet Giro disertai alasan penolakan. 
8. Menatausahakan penggunaan Bilyet Giro.
b. Kewajiban Penarik adalah:
1. Memenuhi syarat formal Bilyet Giro secara lengkap pada saat penerbitan Bilyet
Giro. 
2. Menyediakan dana yang cukup selama Tenggang Waktu Efektif.   
3. Menginformasikan kepada Bank Tertarik mengenai Bilyet Giro yang diblokir
pembayarannya.
c. Kewajiban Bank Penerima
1. Memastikan pemenuhan syarat formal Bilyet Giro yang diterima dari Penerima. 
2. Melakukan verifikasi terhadap Bilyet Giro yang diterima dari Penerima meliputi:
 Pengecekan jumlah koreksi yang tercantum dalam Bilyet Giro.
 Pengecekan masa berlaku Bilyet Giro.
 Memastikan pihak yang mengunjukkan Bilyet Giro merupakan Penerima
atau pihak yang memperoleh Kuasa dari Penerima.
3. Meneruskan Bilyet Giro kepada Bank Tertarik.
4. Melakukan penolakan Bilyet Giro yang tidak memenuhi ketentuan. 
5. Memindahbukukan sejumlah dana yang diterima dari Bank Tertarik ke rekening
Penerima.  
6. Menyampaikan informasi kepada Penerima dalam hal Bilyet Giro ditolak oleh
Bank Tertarik disertai dengan alasan penolakan.
d. Kewajiban Penerima adalah:
1. Memastikan pemenuhan ketentuan syarat formal Bilyet Giro. 
2. Menolak Bilyet Giro yang tidak memenuhi syarat formal Bilyet Giro. 
3. Meminta Penarik untuk melakukan pemblokiran atas Bilyet Giro yang diterima,
dalam hal diperlukan.
e. Bank Tertarik bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tidak dipenuhinya
syarat formal Bilyet Giro yang wajib diisi oleh Bank Tertarik secara lengkap.
f. Penarik bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tidak dipenuhinya syarat
formal Bilyet Giro yang wajib diisi oleh Penarik secara lengkap.

Tenggang Waktu Pengunjukan dan Tenggang Waktu Efektif Bilyet Giro

a. Tenggang Waktu Pengunjukan Bilyet Giro yaitu 70 hari terhitung sejak Tanggal
Penarikan.
b. Tanggal Efektif harus berada dalam Tenggang Waktu Pengunjukan, yaitu rentang waktu
selama 70 hari sejak Tanggal Penarikan. 
c. Tenggang Waktu Efektif Bilyet Giro terhitung sejak Tanggal Efektif sampai dengan
berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan.
d. Setelah berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan maka Bilyet Giro menjadi tidak
berlaku dan kewajiban Penarik untuk menyediakan dana atas Bilyet Giro dihapuskan.
e. Tanggal Penarikan dapat dicantumkan sama dengan Tanggal Efektif. Yang perlu
diperhatikan, pencantuman Tanggal Efektif harus berada dalam Tenggang Waktu
Pengunjukan. 

Gambar 3 : Ilustrasi Tenggang Waktu Pengunjukan dan Tenggang Waktu Efektif Bilyet Giro

Keterangan Gambar 3

 Tenggang Waktu Pengunjukan : Jangka waktu berlakunya Bilyet Giro


 Tenggang Waktu Efektif : Jangka waktu yang disediakan oleh Penarik kepada Penerima
untuk meminta pelaksanaan perintah dalam Bilyet Giro kepada Bank Tertarik.
 Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan tanggal
diterbitkannya Bilyet Giro.
 Tanggal Efektif : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan tanggal
mulai berlakunya perintah pemindahbukuan.

Koreksi Bilyet Giro

a. Dalam hal terdapat kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro, Penarik harus melakukan
koreksi. 
b. Setiap koreksi harus ditandatangani oleh Penarik di tempat kosong yang terdekat dengan
tulisan yang dikoreksi. 
c. Koreksi kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro oleh Penarik dilakukan paling banyak 3
kali. Koreksi hanya dapat dilakukan pada:
1. Nama Penerima.
2. Nomor rekening Penerima.
3. Nama Bank Penerima.
4. Jumlah dana yang dipindahbukukan dalam angka.
5. Jumlah dana yang dipindahbukukan dalam huruf.
6. Tanggal Penarikan.
7. Tanggal Efektif.  
8. Nama jelas Penarik.
d. Tanda tangan dan stempel perusahaan tidak dapat dikoreksi.

Gambar 4 : Contoh Koreksi Pada Bilyet Giro yang Dapat Dibayarkan

Gambar 5 : Contoh Koreksi Pada Bilyet Giro sehingga Tidak Dapat Dibayarkan
Pembatalan dan Pemblokiran Bilyet Giro

a. Penarik tidak dapat membatalkan Bilyet Giro selama Tenggang Waktu Pengunjukan.
b. Penarik dapat mengajukan permohonan pemblokiran pembayaran Bilyet Giro dengan
alasan tertentu selama Tenggang Waktu Pengunjukan.
o Jika Bilyet Giro hilang atau dicuri, surat permohonan pemblokiran wajib disertai
dengan surat keterangan dari Kepolisian.
o Jika Bilyet Giro rusak, surat permohonan pemblokiran disertai dengan Bilyet Giro
yang rusak.

CEK
Cek adalah suatu surat ataupun dokumen yang isinya berupa perintah tanpa syarat dari nasabah
kepada pihak bank untuk membayarkan sejumlah uang yang nominalnya sudah tertulis pada
surat tersebut kepada orang yang ditulis ataupun pembawa cek tersebut.
Dalam penggunaan Cek berlaku prinsip umum sebagai berikut:
1. Sebagai sarana perintah pembayaran tunai atau pemindahbukuan.
2. Dapat dipindahtangankan.
3. Diterbitkan dalam mata uang Rupiah.

Jenis cek :
a) Berdasarkan jenisnya, Cek terdiri atas:
1. Cek Atas Nama (Aan Order), yaitu Cek yang mencantumkan nama penerima dana.
Bank Tertarik akan melakukan pembayaran hanya kepada nama yang tertera pada Cek
tersebut.
Gambar 6 : Contoh Cek Atas Nama
2. Cek Atas Unjuk/Pembawa (Aan Tonder), yaitu Cek yang tidak mencantumkan nama
penerima dana. Bank Tertarik akan melakukan pembayaran kepada siapa saja yang
membawa Cek tersebut dan mengunjukan kepada Bank Tertarik.

Gambar 7 : Contoh Cek Atas Unjuk


b) Untuk pengamanan Cek, Penarik atau Pemegang dapat membatasi pihak yang dapat menerima
pembayaran atas Cek, yaitu melalui:
- Cek Silang (Cek Bersilang), yaitu membatasi orang-orang dan/atau bank tertentu yang dapat
menerima pembayaran atas Cek tersebut dengan menyilang Cek. Cek Silang terdiri dari 2 (dua)
jenis yaitu:

1. Cek Silang Umum, yaitu Cek yang di antara garis silangnya tidak dimuat suatu petunjuk
atau dicantumkan tulisan apapun. Konsekuensi dari Cek Silang Umum adalah Bank
Tertarik hanya dapat membayarkan Cek tersebut dengan cara:

o Pemindahbukuan kepada nasabah di bank selain Bank Tertarik; atau


o Tunai maupun pemindahbukuan kepada nasabah di Bank Tertarik.

Gambar 8 : Contoh Cek Silang Umum


2. Cek Silang Khusus, yaitu Cek yang diantara garis silangnya dimuat atau dicantumkan
nama suatu bank. Konsekuensi dari Cek Silang Khusus adalah Bank Tertarik hanya dapat
melakukan pembayaran kepada bank yang namanya dicantumkan dalam Cek Silang
Khusus. Dalam hal nama bank yang dicantumkan dalam Cek Silang Khusus adalah nama
Bank Tertarik sendiri, maka Cek Silang Khusus tersebut dapat dibayarkan kepada
nasabah Bank Tertarik.
Gambar 9 : Contoh Cek Silang Khusus

3. Cek Perhitungan, yaitu membatasi pembayaran Cek hanya secara pemindahbukuan.


Pembatasan pembayaran Cek dilakukan dengan menulis pada halaman depan Cek dengan
arah miring, “untuk dimasukkan ke dalam rekening” atau pernyataan sejenis.

Gambar 10 : Contoh Cek Perhitungan


Unsur/Syarat Formal Cek
a) Unsur Cek atau dikenal juga sebagai syarat formal Cek adalah sebagai berikut:
Nama “Cek” harus termuat dalam warkat.
Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
Nama pihak yang harus membayar (Bank Tertarik).
Penunjukan tempat di mana pembayaran harus dilakukan.
Pernyataan tanggal beserta tempat Cek ditarik.
Tanda tangan orang yang mengeluarkan Cek (Penarik).
b) Cek yang tidak memenuhi unsur/syarat formal Cek tidak berlaku sebagai Cek.
c) Jika Cek tidak mencantumkan tempat pembayaran maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Jika tidak terdapat tempat di mana pembayaran harus dilakukan, maka tempat yang
ditulis di samping nama penarik dianggap sebagai tempat pembayaran. 
2. Jika pada Cek tidak mencantumkan sama sekali tempat pembayaran, maka Cek harus
dibayarkan di tempat kedudukan kantor pusat Bank Tertarik.
d) Namun dalam prakteknya, dengan memperhatikan perkembangan teknologi yang sudah
memungkinkan Bank Tertarik dapat melakukan verifikasi data Penarik secara nasional maka Cek
tidak harus dibayarkan di tempat kedudukan kantor pusat Bank Tertarik.

Gambar 11 : Ilustrasi Pemenuhan Unsur Cek


Keterangan Gambar 11

 Penarik : Orang atau badan pemilik Rekening Giro atau fasilitas Rekening Khusus yang
menerbitkan Cek.
 Bank Tertarik : Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk melakukan pembayaran
atau pemindahbukuan sejumlah dana dengan menggunakan Cek.
 Pemegang : Orang atau badan yang berhak memperoleh pembayaran atau
pemindahbukuan dana dari Bank Tertarik. 
 Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Cek dan merupakan tanggal
diterbitkannya Cek.
Tenggang Waktu Pengunjukan dan Daluwarsa Cek

 a) Tenggang waktu pengunjukan Cek adalah jangka waktu yang disediakan bagi
Pemegang untuk melakukan pengunjukkan, yaitu selama 70 hari sejak Tanggal Penarikan
Cek. 
 b) Masa kedaluwarsa Cek dihitung setelah 6 bulan sejak berakhirnya Tenggang Waktu
Pengunjukan.

Gambar 12 : Ilustrasi Pengunjukan dan Pembayaran Cek

Keterangan Gambar 12

 Tenggang Waktu Pengunjukan : Jangka waktu selama 70 hari terhitung sejak tanggal


penerbitan.
 Tanggal Penarikan : Tanggal diterbitkannya Cek.

Pengalihan Cek

a) Cek sebagai surat berharga atau negotiable instrument dapat dialihkan kepada pihak lain. 
b) Pengalihan Cek Atas Unjuk/Pembawa dialihkan dengan cara penyerahan Cek secara fisik dari
tangan ke tangan. 
c) Pengalihan Cek Atas Nama dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: 

 Cek Atas Nama dengan atau tanpa klausula yang tegas “kepada tertunjuk” dialihkan
dengan cara endosemen. 
 Cek Atas Nama dengan klausula “tidak kepada tertunjuk” (Cek Rekta), hanya dapat
dialihkan dengan cara menerbitkan akta cessie . (Cessie adalah pengalihan hak
berdasarkan Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

d) Endosemen dilakukan dengan: 

 Membubuhkan tanda tangan dengan mencantumkan nama pihak yang diendosemenkan


(endosemen biasa). 
 Membubuhkan tanda tangan tanpa mencantumkan nama pihak yang diendosemenkan
(endosemen blangko).
e) Dengan dialihkannya Cek, maka seluruh hak atas pembayaran Cek tersebut dialihkan kepada
Pemegang baru.

Perubahan Cek
Jika terdapat perubahan penulisan pada Cek, Penarik harus mencoret tulisan sebelumnya,
menuliskan perubahannya, dan membubuhkan tanda tangannya pada tempat terdekat dari
perubahan tersebut.

Gambar 13 : Ilustrasi Koreksi Cek


Pembatalan dan Pemblokiran Cek

a) Penarik tidak dapat membatalkan Cek selama Tenggang Waktu Pengunjukan.


b) Pembatalan Cek hanya dapat dilakukan setelah Tenggang Waktu Pengunjukan Cek berakhir.
c) Pembatalan Cek hanya dapat dilakukan oleh Penarik dengan cara menyampaikan surat
permohonan pembatalan Cek kepada Bank Tertarik secara tertulis, yang paling sedikit memuat
informasi nomor Cek, Tanggal Penarikan Cek, nilai nominal Cek, dan tanggal mulai berlakunya
pembatalan. Pada surat tersebut juga dilampirkan fotokopi identitas diri Pemilik Rekening.
d) Penarik dapat mengajukan permintaan pemblokiran pembayaran Cek dengan alasan hilang
atau dicuri.

 Untuk pemblokiran Cek hilang, Bank Tertarik melakukan pemblokiran Cek berdasarkan
surat permintaan pemblokiran Cek dari Penarik, yang disertai dengan surat asli
keterangan dari Kepolisian.
 Untuk pemblokiran Cek karena Penarik diduga terkait dengan tindak pidana, Bank
Tertarik melakukan pemblokiran Cek berdasarkan surat dari instansi yang berwenang.
TABUNGAN

Tabungan adalah suatu simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak digunakan untuk
keperluan sehari-hari maupun kepentingan lainnya. Simpanan uang dapat digunakan dan diambil
kapan saja tanpa terikat oleh perjanjian dan waktu.

Salah satu tabungan yang paling sering digunakan banyak orang zaman sekarang adalah di Bank.
Banyak kemudahan yang ditawarkan oleh Bank-Bank untuk mereka calon nasabah yang ingin
menabung, salah satu kemudahannya adalah dapat menarik tunai secara mandiri melalui mesin
ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang disebar oleh Bank tersebut. Ketika menabung di Bank
umumnya nasabah akan mendapatkan fasilitas seperti kartu ATM, Buku Tabungan, Mobile
Banking serta beberapa layanan lain sesuai dengan kebijakan masing-masing Bank.

Jenis-Jenis Tabungan

Tabungan juga memiliki banyak jenis serta fungsi-fungsi yang berbeda yaitu:

Tabungan Konvensional

Tabungan konvensional adalah tabungan yang paling umum dan banyak dimiliki setiap orang.
Seperti yang sudah kita bahas sedikit di atas, bahwa nasabah dari tabungan yang satu ini
biasanya diberikan fasilitas buku tabungan, kartu debit dan layanan banking baik itu sms
banking, mobile banking atau internet banking.

Untuk tabungan yang konvensional keuntungan atau bunga yang diterima terbilang rendah,
karena tujuannya memang hanya untuk menyimpan uang bukan untuk pengembangan dana.
Bunga yang dapat diterima 0% hingga 2%.

Tabungan Berjangka

Berbeda dengan tabungan konvensional, tabungan yang satu ini cocok untuk kamu yang
memiliki tujuan untuk menyimpan uang dan beberapa tujuan lainnya. Seperti untuk liburan atau
tujuan lainnya. Bunga dari tabungan berjangka ini relatif lebih baik dibandingkan tabungan
konvensional dengan bunga tabungan 3% hingga 7% per tahun. Hanya, tabungan berjangka
hanya dapat diambil sesuai dengan yang telah disepakati. Jika melanggar yang telah disepakati,
maka akan dapat terkena denda atau penalti.

Tabungan Anak

Tabungan anak ini ditujukan untuk mereka yang ingin mengajarkan anak-anaknya untuk
menabung sejak dini. Dari fasilitasnya tidak jauh berbeda dengan tabungan konvensional.
Mereka akan diberikan buku tabungan atau beberapa juga kartu debit tergantung kebijakan dari
Bank. namun, tentunya tidak terdapat fasilitas banking.

Setoran untuk tabungan ini memang dibuat cukup ringan biasanya mulai dari Rp5.000 hingga
Rp20.000. Hal ini agar si kecil dapat mulai menabung sejak dini.
Tabungan Mata Uang Asing

Tabungan yang satu ini sering disebut valas (valuta asing), tabungan ini biasanya sering ditemui
di perbankan. Mata uang yang sering digunakan dalam tabungan ini seperti dollar, euro,
poundsterling dan beberapa mata uang asing lainnya. Namun, untuk kamu yang hanya memiliki
rupiah tetap dapat melakukan investasi dengan menukarkan rupiah milikmu dan dikonversikan
ke dalam mata uang asing.
Untuk setoran awal dari tabungan ini cukup beragam, hanya saja tabungan ini dapat memberikan
keuntungan yang lebih besar karena nilai konversi mata uang asing lebih tinggi dibandingkan
rupiah.

Tabungan Haji

Tabungan ini sering sekali digunakan untuk mereka yang memiliki rencana untuk berhaji dalam
beberapa tahun kedepan. Tabungan ini tidak jauh berbeda dengan tabungan berjangka, jika
nominal yang dibutuhkan sudah tercapai maka dana dapat dicairkan dan digunakan untuk biaya
keberangkatan haji.
Syarat dan dokumen yang disiapkan biasanya lebih banyak dibandingkan dengan tabungan biasa.
Karena untuk tabungan yang satu ini tidak hanya soal nominal dan identitas diri saja yang
diperlukan, tetapi riwayat dari kesehatan juga perlu dipersiapkan.
Untuk setoran awalnya biasanya berbeda tergantung dari kebijakan dari masing-masing bank.
Namun, semakin besar dana yang disetorkan maka akan semakin cepat pula tujuan kamu dapat
tercapai.

Tabungan Giro

Yang terakhir adalah tabungan Giro. Tabungan ini seringkali disebut sebagai tabungan bisnis,
karena memang fasilitas dari tabungan ini ditujukan untuk kebutuhan bisnis seperti transfer ke
beberapa rekening dan transaksinya dapat menggunakan cek dan bilyet.

Apa untungnya menabung di Bank?

1. Aman, karena uang disimpan dengan aman di bank, tidak mudah dicuri maupun
tercecer.
2. Terjamin, karena tabungan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
sesuai dengan ketentuan yang ada.
3. Berkembang, karena bank akan memberikan bunga yang dihitung berdasarkan
saldo tabungan.
4. Praktis, karena terdapat kemudahan layanan perbankan elektronik 24 jam per hari
antara lain ATM, SMS Banking, Mobile Banking, Internet Banking, Phone
Banking  dan  Call Center.
5. Hemat, karena kalau terbiasa menabung, Anda dapat menyisihkan uang dan
terhindar dari kebiasaan membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.
Apa yang harus dipenuhi nasabah?

1. Melakukan setoran awal untuk pembukaan rekening dalam jumlah minimal yang
ditentukan bank.
2. Melengkapi formulir pembukaan tabungan disertai dengan dokumen yang diperlukan.
3. Membayar biaya administrasi yang telah ditetapkan oleh bank. 

Tips bijak memanfaatkan tabungan di bank

1. Pilih bank yang memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan Anda.


2. Pastikan tabungan Anda memenuhi syarat untuk dijamin oleh Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS), salah satunya adalah dengan memastikan besaran bunga sesuai dengan
ketentuan penjaminan oleh LPS.
3. Baca dan perhatikan ketentuan produk tabungan yang akan Anda pilih.
4. Sisihkan uang yang baru Anda terima di tabungan (seperti gaji, uang saku, dsb.) 
5. Lakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan pengeluaran Anda.
6. Jaga saldo tabungan Anda agar bunga yang diperoleh setiap bulannya lebih besar
dari biaya administrasi bulanan sehingga tabungan Anda tidak berkurang.
7. Gunakan layanan transaksi perbankan elektronik agar hemat biaya,
energi dan waktu, karena tidak perlu datang ke cabang
bank.

Contoh Kartu ATM

DEPOSITO
Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu
dan syarat-syarat tertentu. Karakteristik deposito dari bank antara lain adalah:

1. Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir.


2. Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis
atau automatic roll over (ARO).
3. Deposito dapat dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing.
Jenis Deposito :

Deposito Berjangka

1. Merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan berdasarkan jangka waktu


tertentu.
2. Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan 12 sampai dengan 24
bulan.
3. Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik perorangan
maupun lembaga.
4. Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan waktu pembayarannya
sesuai dengan yang berlaku di masing-masing bank.
5. Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo
sesuai jangka waktunya.
6. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai (pemindahbukuan).
7. Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu dikenakan pajak
penghasilan dari bunga yang diterimanya.
8. Pencairan deposito sebelum jatuh tempo umumnya dikenakan denda.

Sertifikat Deposito

1. Merupakan simpanan yang diterbitkan dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.


2. Sertifikat Deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk Sertifikat, tanpa
mencantumkan nama pemilik deposito.
3. Sertifikat Deposito dapat diperjualbelikan kepada pihak lain.
4. Pembayaran bunga Sertifikat Deposito dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau
pada saat jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai.

Deposito On Call

Tabungan berjangka dengan waktu penyimpanan yang relatif singkat, minimal 7 hari dan paling
lama hanya kurang dari 1 bulan. Deposito ini dikhususkan dalam jumlah yang besar.

Keuntungan Deposito

-Mendapatkan bunga yang cukup besar


Keuntungan deposit yaitu mendapatkan bunga yang besar dibanding dengan kita menabung
biasa. Pihak bank akan menentukan bunga dari uang kita per triwulan atau pertahun tergantung
lama kita deposit.

-Keamanan Uang Terjamin


Dengan Anda membuka rekening deposito maka Anda akan myimpan uang Anda di bank.
Ketika uang sudah disimpan di bank maka keamanan akan uang kita juga terjamin. Berbeda
ketika kita menyimpan uang dirumah, karean kita tidak tahu kapan akan terjadi tindak
kriminaitas.

-Resiko sangat kecil


Jika Anda tidak suka dengan risiko maka deposit ini adalah pilihan yang tepat. Karena jika
gunakan uang kita sebagai modal usaha bisa saja kita mengalami kerugian. Namun dengan
deposito ini resiko yang akan diperoleh cukup rendah, atau bahkan tidak sama-sekali.

-Akses bunga mudah


Bunga dari deposito dapat kita akses secara mudah. Hasil bungan dari deposito dapat kita cairkan
secara tunai dalam jangka waktu tertentu. Selain di cairkan secara tunai bunga bisa di transfer
atau disetorkan ke rekening kita. Namun jika kita ingin menginvestasikan yang lagi maka dengan
sistem Automatic Roll Over. Jika dihitung bunganya akan bertambah besar karena kemungkinan
terjadi bunga majemuk.

-Salah satu investasi yang menguntungkan


Investasi uang yang paling menguntungkan adalah dengan deposito. Karena kita tidak takut
mengalami kerugian. Segala kerugian akan di jamin oleh lembaga penjamin simpanan. Berbeda
jika Anda ingin berinvestasi di bisnis atau saham. Anda akan berpotensi menghasilkan keugian
yang besar.

Kelemahan Deposito

-Keuntungan kecil
Walapun sudah mendapatkan bunga yang cukup besar dari bank. Namun deposito masih
memiliki keutungan yang kecil dibanding dengan produk investasi lainnya. Laba yang didapat
dari deposito ini kadang tak sebanding dengan uang yang kita depositokan. Misalnya saja kita
deposito 100 juta kita hanya mendapat bunga 5-6 persen saja. Sehingga dari modal deposito uang
100 juta kita hanya bisa memperoleh laba sebesar 2 jutaan. Itupun belum dipotong pajak dan
biaya administrasi lannya. Berbeda dengan kita investasi saham yang mana kita dapat
memperoleh keuntungan yang cukup besar.

-Ikut terkena inflasi


Perlu Anda ingat, setiap tahun inflasi terjadi. Sehingga nilai uang kita depositkan sekarang akan
mengalami penurunan nilainnya.
Hal ini disebabkan karena harga bahan pokok yang semakin hari semakin meningkat. Sehingga
ketika deposit hari 100 juta, maka nilai uang 100 juta pada 2 tahun yang akan datang tidak akan
sama dengan sekarang. ini yang menjadi kelemahan ketika ingin melakukan deposito.

-Dikenai biaya pajak


Deposito ini termasuk ek dalam pajak penghasilan (PPH). Sehingga wajib membayar pajak
setiap tahunnya. Biaya pajak PPh ini lumayan besar yaitu 20 persen. Sehingga kita yang
mendapatkan bunga tidak begitu besar akan di potong untuk membayar pajak juga.

-Ada biaya penalti


Selain pajak, ada juga yang namanya biaya pinalti. Biaya pinalti ini dikenakan jika kita menarik
deposit kita belum tanggal jatuh tempo.

-Nilai investasi tidak bertambah


Ketika kita memutuskan untuk mendepositkan uang maka kita tidak ada cara apapun yang bisa
meningkatkan nilai dari investasi kita. hal ini disebabkan karena kita tidak terlibat dalam
pengelolaan uangnya. Jadi kita tidak bisa menargetkan adanya tambahan dana untuk investasi
selain dari bunga yang diberikan oleh bank.

Contoh Deposito

SERTIFIKAT DEPOSITO
Sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya
dapat dipindahtangankan. Seperti yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia, sertifikat
deposito ditransaksikan di pasar uang.
Merujuk pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/2/PBI/2017 tentang Transaksi Sertifikat
Deposito di Pasar Uang, besaran nominal dalam penerbitan sertifikat deposito minimal Rp10
miliar dan dalam bentuk valuta asing dengan nominal sama.
Selain itu, jangka waktu sertifikat deposito juga jauh lebih panjang dibanding deposito berjangka
hingga bisa mencapai 36 bulan.

Syarat-syarat buka sertifikat deposito


Persyaratan membuka sertifikat deposito terbagi dua, yaitu secara perorangan dan badan usaha.
Syarat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

Perorangan

 Mengisi form aplikasi pembukaan rekening 


 Fotokopy KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku 
 Fotokopy NPWP 
 Tidak tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia 

Badan Usaha

 Mengisi form aplikasi pembukaan rekening 


 Fotokopi KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku 
 Fotokopi akta pendirian beserta perubahannya dan susunan pengurus terbaru 
 Fotokopi izin usaha lain (SIUP, SITU, TDP) 
 Fotokopi surat pengangkatan/penunjukan sebagai pengurus 
 Fotokopi NPWP 
 Tidak tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia. 

Perbedaan deposito berjangka dan sertifikat deposito

Perbedaan sertfikat deposito dan deposito berjangka sudah cukup jelas kalau dilihat dari
definisinya. Walaupun begitu, kedua instrumen pasar uang ini sama-sama dijamin Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS).

Jadi, tak perlu khawatir untuk menempatkan dana dalam bentuk deposito berjangka ataupun
sertifikat deposito. Terus baik deposito berjangka maupun sertifikat deposito, keduanya bisa
dijadikan sebagai jaminan kredit.
Lebih spesifik lagi, berikut ini perbedaan deposito berjangka dan sertifikat deposito.

Daftar penerbit sertifikat deposito di pasar uang

Produk sertifikat deposito ini terdengar agak asing jika dibandingkan deposito berjangka. Kurang
familiernya sertifikat deposito karena regulasi yang mewajibkan bank-bank memiliki izin dari
Bank Indonesia (BI). Hanya bank dengan kriteria tertentu yang bisa menerbitkan sertifikat
deposito karena dilihat dari segi kesehatan dan kemampuan bank dari segi kebutuhan
permodalannya. Jadi, hanya bank umum dan bank pembangunan saja yang boleh menjadi
penerbit sertifikat deposito. Dengan begitu, gak semua bank bisa menjadi penerbit sertifikat
deposito. 

Berikut daftar penerbit sertifikat deposito yang memiliki izin dari BI untuk penerbitannya.

1. PT Bank KEB Hana Indonesia 


2. PT Bank Commonwealth 
3. PT BPD Jawa Barat dan Banten, Tbk 
4. PT Bank CIMB Niaga, Tbk 
5. PT Bank of Tokyo – Mitsubishi UFJ, Ltd
6. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 
7. PT Maybank Indonesia, Tbk 
8. PT Bank Pembangunan Daerah NTT
9. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906
10. PT Bank DBS Indonesia
11. PT Bank Mandiri Taspen Pos
12. PT Rabobank International Indonesia
13. PT BPD Sulawesi Selatan dan Barat
14. PT Bank BNP Paribas Indonesia
15. PT Bank Mizuho Indonesia
16. PT BPD Jawa Tengah
17. PT Bank Victoria International, Tbk
18. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk
19. PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara 
20. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional 
21. Deutsche Bank AG
22. PT Bank DKI
23. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Rumus perhitungan sertifikat deposito

Berbeda dengan deposito berjangka, penempatan dana di certificate of deposit terjadi saat


sertifikat tersebut dibeli pihak lain dari bank. Nasabah mendapat keuntungan melalui bunga
dengan persentase sesuai perjanjian antara bank dan nasabah. Bunga tersebut dibayar di muka.
Besaran bunga deposito yang diterima nasabah ini nantinya diperhitungkan sebagai pengurang
jumlah uang yang harus dibayarkan. Sementara pembeli sertifikat mendapat bunga pada saat
pembelian.

Rumus yang dipakai dalam sertifikat deposito adalah sebagai berikut: Nilai tunai sertifikat
deposito = (nominal sertifikat deposito x 365) / 365 + (bunga x jangka waktu sertifikat
deposito) 

Bunga sebelum pajak = nominal SD – nilai tunai SD

Jumlah pembayaran = nilai tunai SD – bunga setelah pajak 

Anda mungkin juga menyukai