Anda di halaman 1dari 13

Sumber Hukum Islam

(Ijtihad)

Anggota Kelompok :
Erik Irvansyah
Dony Saputra
Fajar Prastyo
Sumber Hukum Islam

Qur’an Hadist
Ijtihad
Apa itu Ijtihad ?
Ijtihad adalah usaha ikhtiar yang sungguh-
sungguh dengan mempergunakan segenap
kemampuan yang ada dilakukan oleh orang
(ahli hukum) yang memenuhi syarat untuk
merumuskan garis hukum yang belum jelas
atau tidak ada ketentuannya didalam Al
Qur’an dan Hadist Rasulullah
Fungsi Ijtihad
- Al-Ruju’ (kembali) yaitu mengembalikan
ajaran-ajaran islam dari segala jenis
interpretasi yang kurang jelas berdasarkan Al
Qur’an dan Sunnah.
- Al-Ihya (kehidupan) yaitu menghidupkan
bagian-bagian dari nilai semangat dan
mampu menjawab tantangan zaman menurut
islam
- Al-Inabah (pembenahan) yaitu memenuhi
ajaran-ajaran Islam sebelumnya di-Ijtihadi
oleh ulama terdahulu yang mungkin ada
kesalahan menurut kondisi dan konteks
zaman sekarang.
Syarat Khusus
Ijtihad hanya boleh dilakukan oleh orang-orang
tertentu yang memilki syarat khusus, yaitu :
- Alim Ulama yang mempunyai pengetahuan luas
dan mendalam
- Mempunyai pemahaman yang baik, baik Bahasa
Arab, ilmu tafsir, usul fiqh, dan Tarikh (Sejarah)
- Mengetahui cara perumusan hukum dan
melakukan Qiyas
- Mempunyai akhlak yang baik
Dasar Hukum Ijtihad
Al Qur’an :
- Surat An Nisa Ayat 59 & 105
- Surat Ar Ruum Ayat 21

Hadist Muadz ibn Jabal


Surat An Nisa Ayat 59

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah


Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di
antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian, Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.”
Surat An Nisa Ayat 105

“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an)


kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau
mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan
Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang
(orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang
berkhianat”
Surat Ar Ruum Ayat 21

“........, Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat


tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”
Hadist Mu’adz ibn Jabal
“Dari Mu’adz ibn Jabal bahwa Nabi mengutusnya
ke Yaman, Nabi bertanya : “Bagaimana kamu jika
dihadapkan permasalahan hukum ?”, ia berkata :” Saya
berhukum dengan kitab Allah.”, Nabi berkata : “Jika
tidak terdapat dalam kitab Allah ?”, ia berkata : “Saya
berhukum dengan sunnah Rasulullah.”, Nabi berkata :
“Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasulullah ?”, ia
berkata : “Saya akan berijtihad dan tidak berlebih
(dalam berijtihad)”. Maka Rasulullah memukul ke
dada Mu’adz dan berkata : “Segala puji bagi Allah yang
telah sepakat dengan utusannya (Mu’adz) dengan apa
yang diridhai Rasulullah.” (HR. Al-Baihaqi No. 3250)
Syarat Ijtihad untuk menetapkan
Hukum Islam
- Para Mujtahid (ulama yang melakukan Ijtihad) haruslah menguasai
Bahasa Arab dan ilmu pengetahuan lainnya.
- Mujtahid harus memiliki pengetahuan tentang Asbabul Nuzul Qur’an
dan Hadist beserta sanad dan tafsir-tafsirnya.
- Mujtahid perlu mengetahui dan memahami kesepakatan yang telah
dilakukan Mujtahid/Ulama sebelumnya.
- Mujtahid harus memahami ilmu fiqih dan kaidah-kaidan dalam
Agama Islam
- Mujtahid harus memahami perkara yang hendak dicarikan
ketetapan hukumnya tersebut
- Mujtahid harus memiliki akhlak terpuji dan memiliki niat ikhlas
dalam melakukan ijtihad
Kesimpulan
Ijtihad adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh dengan berbagai metode yang diterapkan beserta
syarat-syarat yang telah ditentukan untuk menggali dan
mengetahui hukum Islam untuk kemudian diimplementasikan
dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan ijtihad dilakukan adalah
upaya pemenuhan kebutuhan akan hukum karena permasalahan
manusia semakin hari semakin kompleks di mana membutuhkan
hukum Islam sebagai solusi terhadap problematika tersebut.
Jenis-jenis ijtihad adalah ijma’, qiyas, istiqsan, maslahah
mursalah, istishab, syar’u man qoblana, ‘urf, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai