Anda di halaman 1dari 11

Pendidikan Agama Islam

IJTIHAD
Muhammad Shaufi.MT, S.Pd.I, MA, M.CB
Pengertian
 Pengertian (Bahasa)
Ijtihad berarti "pengerahan segala kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit." (Ibrahim Hosen)
 
 Pengertian (Istilah)
Ijtihad : berusaha sekeras-kerasnya untuk membentuk penilaian
yang bebas tentang sesuatu masalah hukum (Mukti Ali)

Ijtihad : upaya mencurahkan segenap kemampuan untuk


merumuskan hukum syara’ dengan cara istinbath dari al-
Quran dan al-Hadis.
Dalil Ijtihad
 Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab (al-Quran) kepadamu
(Muhammad) dengan (membawa) kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan (berdasarkan) hukum yang telah Allah wahyukan
kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (bagi orang yang tidak
bersalah) karena (terkecoh) oleh orang-orang yang berkhianat.

 Dan tidaklah Kami menurunkan Kitab (Quran) kepadamu (Muhammad),


melainkan agar kamu menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan di dalamnya, dan sebagai hidayah serta rahmat bagi kaum
yang beriman.
Dalil Ijtihad
Dari Muaz bin Jabal
Bagaimana (cara) kamu menyelesaikan perkara jika kepadamu diajukan

suatu perkara? ......... Muaz menjawab, “Akan aku putuskan menurut

hukum yang ada dalam Sunah Rasul Allah, jawab Muaz lebih jauh. Kalau

tidak juga kamu jumpai dalam Sunah Rasul Allah dan tidak pula dalam

Kitab Allah? Nabi mengakhiri pertanyaannya. Muaz menjawab , Aku akan

ber-IJTIHAD dengan saksama. Kemudian Rasul pun mengakhiri dialognya

sambil menepuk-nepuk dada Muaz seraya beliau bersabda, “Segala puji

hanya teruntuk Allah yang telah memberikan petunjuk kepada utusan

Rasul-Nya jalan yang diridai Rasul Allah (HR. Abu Dawud)


Dalil Ijtihad
Dari Umar ibn Khattab
Aku memeluk istriku dan kemudian aku menciumnya, padahal
aku sedang berpuasa. Kemudian aku menghadap Rasul Allah
seraya aku bertanya, “Sungguh aku telah melakukan suatu
perbuatan yang luar biasa, aku mencium istriku padahal aku
berpuasa. Rasul Allah bertanya kepada Umar, Bagaimana
pendapatmu kalau engkau berkumur dengan air (sedangkan
engkau dalam keadaan puasa). Umar menjawab, Menurut
pendapatku itu tidak mengapa (tidak membatalkan puasa).
Kalau begitu, kata Nabi, teruskan puasamu. (HR al-Darimi)
Objek Ijtihad
Objek ijtihad adalah perbuatan yang secara
eksplisit tidak terdapat dalam al-Quran dan al-
Hadis

Objek ijtihad tidak berlaku pada dimensi


ibadah mahdhah atau perumusan hukum
aktivitas ibadah formal kepada Allah.
Syarat Ijtihad
Syarat Umum
Syarat Pokok (al-Asasiyah)
(al-’Ammah)
Baligh Mengetahui al-Quran
Berakal sehat Memahami Sunnah
Memahami maksud
Kuat daya nalarnya
hukum syara’
Mukmin Mengetahui kaidah
umum hukum Islam
Syarat Ijtihad
Syarat Penting
Syarat Pelengkap (Takmiliyah)
(Hammah)

Menguasai bahasa Arab Tidak ada dalil qathi


Mengetahui ilmu ushul al- (pasti) bagi masalah
fiqh yang di-ijtihadi
Mengetahui ilmu
Mengetahui tempat
manthiq/logika
Mengetahui hukum asal khilafiyah
perkara (baraah asliyah) Memelihara kesalehan
diri
Metode ijtihad
Qiyas (reasoning by analog), yaitu menerapkan hukum
perbuatan tertentu kepada perbuatan lain yang memiliki
kesamaan.

Istihsan, yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan


berdasarkan prinsip-prinsip umum ajaran Islam, seperti
prinsip keadilan dan kasih sayang.

Masalihul mursalah, yaitu menetapkan hukum


berdasarkan tujuan kegunaan atau kemanfaat-annya sesuai
dengan tujuan syari’at.
Tingkatan mujtahid
Mujtahid mustaqil : mujtahid yang mampu menggali hukum-hukum
syariat langsung dari sumbernya yang terpokok dan dalam meng-
istinbat-kan hukum, mempu-nyai dasar istinbath sendiri.
Mujtahid muntasib: mujtahid yang dalam meng-istinbat-kan hukum
mengikuti ushul al-istinbat imam mazhab tertentu walau berbeda
dalam furu' dengan imamnya.
Mujtahid madzhab: mujtahid yang mengikuti imam mazhabnya baik
dalam ushul maupun furu’.
Mujtahid murajjih: mujtahid yang tidak meng-istinbat-kan hukum
furu’, tetapi hanya membandingkan pendapat mujtahid yang ada untuk
memilih yang kuat.
Mujtahid mustadil: ulama yang tidak mengadakan tarjih terhadap
pendapat yang ada, tetapi mengemuka-kan berbagai dalil pendapat yang
ada tanpa tarjih
Sampai Jumpa Minggu
depan

Anda mungkin juga menyukai