Anda di halaman 1dari 21

NAMA : GITA AYU WIDYA NINGRUM

OFFERING : A7B / B9

MATA KULIAH : PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF

BLENDED LEARNING

Saat ini program e-learning sedang menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan,
seiring bertambah canggihnya teknologi akan mempengaruhi metode pembelajaran dan akan
semakin cangih pula. Regulasi untuk e-learning saat ini juga sedang digodok oleh pemerintah,
seperti yang diungkapkan oleh Mentri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad
Nasir mengatakan “regulasi penyelenggaraan e-learning atau belajar secara daring dalam waktu
dekat akan diterbitkan pemerintah.”

Untuk beralih dari model pembelajaran tatap muka atau bertemu secara langsung, lalu
berubah menjadi daring (online) itu sangat membutuhkan effort dan biaya yang tidak sedikit.
Namun ini bisa dimulai dengan model Blended Learning. Apa itu blanded learning? Model
Blended Learning adalah pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang
dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual.

Blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai


cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan
media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga
sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih
daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial.

Blended learning merupakan pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara
penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda serta ditemukan pada
komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat dengan pelatihan”. Sedangkan untuk
keuntungan dari penggunaan blended learning sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung
(face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial
yaitu:

1. Adanya interaksi antara pengajar dan pelajar


2. Pengajaran pun bisa secara online ataupun tatap muka langsung
3. Blended Learning = combining instructional modalities (or delivery media)
4. Blended Learning = combining instructional methods

Manfaat dari penggunaan e-learning dan juga blended learning dalam dunia pendidikan saat
ini adalah e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk
mengakses pelajaran. siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran
disampaikan, e-learning bisa dilakukan dari mana saja baik yang memiliki akses ke Internet
ataupun tidak.

E-learning memberikan kesempatan bagi siswa belajar secara mandiri memegang kendali
atas keberhasilan belajar. Pembelajar bebas menentukan kapan akan mulai, kapan akan
menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu.
Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi
instruktur, nara sumber melalui email, chat atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu.
Bisa juga membaca hasil diskusi di message board yang tersedia di LMS (Learning Management
System).

Lalu Sekolah seperti apa yang cocok melakukan Blended Learning?

1. Sekolah yang mampu membuat konten e-learning yang menarik


2. Mempunyai masalah kapasitas Guru dan ruangan
3. Siswa yang waktunya terbatas
4. Literasi Teknologi Guru dan Siswa cukup bagus
5. Siswa & Guru Punya koneksi internet yang reliable
6. Biaya penyelengaraan pembelajaran jarak jauh lebih murah
Blended learning memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar dari kelas transisi ke
elearning. Blended learning melibatkan kelas (atau tatap muka) dan belajar online. Metode ini
sangat efektif untuk menambah efisiensi untuk kelas instruksi dan memungkinkan peningkatan
diskusi atau meninjau informasi di luar ruang kelas. 

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan sedemikian
rupa baik fisik, mental, sosial maupun kombinasi dari ketiga aspek tersebut, sehingga untuk
mencapai potensi yang optimal ia memerlukan Pendidikan luar biasa(PLB).

PLB merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan


ABK. Adapun yang dirancang dalam PLB adalah kelas, program dan layanannya. Sehingga PLB
dapat diartikan juga sebagai Spesial kelas, program atau layanan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan Anak luar biasa.

ABK bisa memiliki masalah dalam sensorisnya, motoriknya, belajarnya, dan


tingkahlakunya. Semua ini mengakibatkan terganggunya perkembangan fisik anak. Hal ini
karena sebagian besar ABK mengalami hambatan dalam merespon rangsangan yang diberikan
lingkungan untuk melakukan gerak, meniru gerak dan bahkan ada yang memang fisiknya
terganggu sehingga ia tidak dapat melakukan gerakan yang terarah dengan benar.

Di satu sisi, Anak luar Biasa harus dapat mandiri, beradaptasi, dan bersaing dengan orang
normal, di sisi lain ia tidak secara otomatis dapat melakukan aktivitas gerak. Secara tidak
disadari akan berdampak kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan fisik dan
keterampilan geraknya. Pendidikan jasmani bagi ABK disamping untuk kesehatan juga harus
mengandung pembetulan kelainan fisik.

Dengan uraian di atas maka jelas bahwa Pendidikan jasmani yang diadaptasi dan
dimodifikas sesuai dengan kebutuhan, jenis kelainan dan tingkat kemampuan ABK merupakan
salah satu factor yang sangat menentukan dalam keberhasilan Pendidikan bagi ABK.
Keberhasilan ini akan terwujud baik pada PLB dalam bentuk kelas khusus, program khusus,
maupun dalam bentuk layanan khusus di SD biasa maupun di tiap jenjang sekolah biasa lainnya.

Apa dan bagaimana pendidikan jasmani bagi ABK atau Pendidikan Jasmani adaptif secara
sederhana akan diuraikan dibawah ini:
1. Pengertian pendidikan jasmani adaptif

Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan pendidikan jasmani biasa.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses pendidikan secara
keseluruhan.

Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat
menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan
masalah dalam ranah psikomotor.

Hampir semua jenis ketunaan ABK memiliki problim dalam ranah psikomotor. Masalah
psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam
kemampuan belajar. Sebagian ABK bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan
demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus
(ABK) sangat besar dan akan mampu mengembangkan dan mengkoreksi kelainan dan
keterbatasan tersebut.

2. Ciri dari program pengajaran penjas Adaptif

Sifat program pengajaran pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan
nama pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif. Adapun ciri tersebut adalah:

Program Pengajaran Penjas adaptif disesuiakan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa.
Hal ini dimaksutkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan
berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Misalnya bagi siswa yang
memakai korsi roda satu tim dengan yang normal dalam bermain basket, ia akan dapat
berpartisipasi dengan sukses dalam kegiatan tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa
yang berkorsi roda dimodifikasi. Demikian dengan kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu
pendidikan Jasmani adaptif akan dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan
kemampuan jasmani dan mentalnya.

Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang
disandang oleh siswa. Kelainan pada Anak luar Biasa bisa terjadi pada kelainan fungsi postur,
sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu, program pengajaran pendidikan Jasmani
adaptif harus dapat membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi yang memperburuk
keadaanya.

Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan


jasmani individu ABK. Untuk itu pendidikan Jasmani adaptif mengacu pada suatu program
kesegaran jasmani yang progressif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar. Dengan
demikian tingkat perkembangan ABK akan dapat mendekati tingkat kemampuan teman
sebayanya.

Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat mewujudkan hal tersebut di atas. maka
pendidikan jasmani adaptif dapat membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan
mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri. Perasaan ini akan dapat membawa siswa
berprilaku dan bersikap sebagai subjek bukan sebagai objek di lingkungannya.

3. Tujuan pendidikan jasmani adaptif.

Sebagaimana dijelaskan di atas betapa besar dan strategisnya peran pendidikan jasmani adaptif
dalam mewujudkan tujuan pendidikan bagi ABK, maka Prof. Arma Abdoellah, M.Sc. dalam
bukunya yang berjudul “Pendidikan Jasmani Adaptif” memerinci tujuan pendidikan Jasmani
adaptif bagi ABK sebagai berikut:

Untuk menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.

Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk
keadaannya melalui Penjas tertentu.

Untuk memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah
macam olah raga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang bersifat rekreasi.

Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.

Untuk membantu siswa melakukan penyesuaian social dan mengembangkan perasaan memiliki
harga diri.

Untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan appresiasi terhadap mekanika
tubuh yang baik.
Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olah raga yang dapat diminatinya
sebagai penonton.
DASAR-DASAR PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

Pendidikan Jasmani adalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan


seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,
kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan
watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
berkualitas berdasarkan Pancasila

Pendidikan jasmani dapat diartikan juga sebagai suatu proses pendidikan melalui


aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan
kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pengertian Olahraga memiliki berbagai macam arti , di bawah ini merupakan berbagai macam
pengertian dari olahraga tersebut :

a. Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat
mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang
sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/
pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan
prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
berdasarkan Pancasila.
b. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak
(mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup)
c.Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan
dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal
Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani memiliki tujuan yang berbeda dengan pelatihan jasmani seperti
halnya dalam olahraga prestasi. Pendidikan jasmani diarahkan pada tujuan secara
keseluruhan (multilateral) seperti halnya tujuan pendidikan secara umum.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia merupakan salah
satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Telah
menjadi kenyataan umum bahwa pendidikan jasmani sebagai satu kenyataan umum bahwa
pendidikan jasmani sebagai satu substansi pendidikan mempunyai peran yang berarti
mengembangkan kualitas manusia Indonesia.

Apabila Anda bertanya kepada guru Penjas tentang apa tujuan yang hendak dicapai?
Jawabannya mungkin bervariasi. Secara ideal, jawaban tersebut terjabar seperti butir-butir
berikut:
1) Perkembangan Pribadi

a) Pertumbuhan fisik optimal

b) Sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual

c) Kesegaran jasmani optimal

d) Cerdas

e) Kreatif dan inovatif

f) Terampil dalam gerak dan  memecahkan masalah

g) Jujur, disiplin, percaya diri, dan   tanggung jawab

2) Hubungan Antar Pribadi dan Lingkungan

a) Hormat pada sesama

b) Gotong royong

c) Luwes (mudah menyesuaikan diri)

d) Komunikatif dalam ide (konsep) dan   pemikiran

e) Etika (sopan santun)

f) Menghargai kondisi lingkungan


g) Melestarikan lingkungan yang sehat  dan harmonis

Selain itu pendidikan jasmani juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk :
1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani,
perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak
dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk
melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik
secara kelompok maupun perorangan.
5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial
yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan
olahraga.
Tujuan Olahraga untuk Kesehatan
1. Peningkatan
Meskipun orang itu bebas penyakit belum tentu orang iti sehat,dengan mengukur beban
latihan yang di berikan pada seseorang,maka kebugaran dapat di klasifikasi menjadi
sangat kurang,latihan fisik yang teratur dan terukur di sertai gizi yang cukup akan
meningkatkan kebugaran seseorang.kebugaran ini di tandai olah daya tahan
jantung,otot,kelenturan tubuh,komposisi tubuh,kecepatan gerak,kelincahan,denyut
nadi.latihan slalu di monetor[periksa]agar tidak melebihi denyut yang di perbolehkan
antara72-87%  dari denyut yang maksimal.
2. Pencegahan
3. Olahraga dapat mencegah dampak negatif dari hopokenisia [kurang gerak],
memperlambat proses penuaan,memperlancar proses kelahiran pada wanita kehamilan.
4. Pengobatan
Membantu proses penyambuhan pada penyakit jantung,kencing
manis,rematik,asma,kropos tulang,dll.peredaran darah orang yang berolahraga lebih
lancar,sehingga racun yang menumpuk di tubuh cepat di keluarkan.
5.   Pemulihan
Penyandang cacat,kerusakan otak,tuna rungu,epilepsi dll membutuhkan olahraga yang
sesuai dengan keadaan yang di penderita,apabila penyandang cacat ini tidak melakukan
olahraga maka cacatnya akan bertambah karena terjadi kekurangan gerak,otak menjadi
lemah sehingga mudah timbul penyakit-penyakit,jantung,ginjal,saluran darah,dll selain
itu olahraga bagi penyandang cacat juga sangat di perlukan untuk menghilangkan
anggapan masyarakat bahwa mereka tidak mampu berbuat apa-apa.
GERAK DASAR LOKOMOTOR

A. Lokomotor
Gerakan lokomotor merupakan suatu gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan
tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling. Gerakan ini biasanya membuat anak
merasa senang melakukannya. Gerakan lokomotor ini bisa dimodifikasi menjadi permainan
anak sehingga tanpa, disadari, siswa sedang melakukan gerak lokomotor, seperti berjalan,
lari, dan mengguling. Tujuan dari dilakukannya gerakan dasar jalan dan berlari adalah
meningkatkan kemampuan gerakan dasar yang banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari. Guru dapat menerangkan dan memberi contoh yang benar mengenai teknik gerakan
dasar atletik jalan dan lari.
1. Teknik gerakan dasar jalan adalah sebagai berikut.
Berjalan salah satu gerakan yang biasa dilakukan banyak orang. Banyak manfaat yang
dapat kita peroleh dari berjalan. Tidak hanya sampai ke tempat tujuan tapi berjalan dapat
membuat kita sehat. Gerakan berjalan itu berbedabeda bergantung pada tujuan yang kita
inginkan. Berikut ini cara berjalan yang benar.
 Badan harus relaks, secara keseluruhan badan dalam posisi tegak, sehingga susunan
tulang belakang yang menyangga badan pun lurus. Tegakkan kepala, tengkuk bahu
lurus sejajar dengan badan, tarik dagu sedikit dan pandangan tetap ke depan.
 Dada ditarik agak membusung atau terbuka sehingga pernapasan yang dilakukan
adalah pernapasan perut. Setelah itu pandangan mata lurus, ke depan.
 Secara bergantian lengan mengayun dengan wajar dan relaks. Ayunan dimulai dari
persendian bahu dan persendian siku.
 Kaki melangkah ke depan secara bergantian, sesekali tumit terangkat dan menolak
pada pangkal jari.
 Kaki diangkat mengayun ke depan dengan lutut sedikit ditekuk, menapak pada tumit,
telapak dan ujung jari kaki yang arahnya lurus ke depan.
 Begitulah berulang secara bergantian, kaki yang semula menjadi kaki tumpu berganti
menjadi kaki ayun.
2. Teknik gerakan dasar lari
Lari adalah gerakan melangkahkan kaki yang dipercepat sehingga saat berlari posisi
tubuh melayang di atas permukaan tanah. Artinya, sekurang kurangnya hanya satu kaki
yang menyentuh tanah, bahkan cenderung kedua kaki lebih banyak melayang. Tujuannya
untuk mencapai kecepatan lebih dari berjalan. Sama halnya dengan berjalan, lari juga ada
aturan dan tujuan apabila dilakukan dalam sebuah permainan ataupun olahraga. Berikut
ini cara berlari yang benar.
 Sikap permulaaan: berdiri tegak, kedua lengan ditekuk membentuk sudut 90˚.
 Gerakan mengangkat lutut setinggi pinggul dilakukan sambil lari di tempat disertai
gerakan ayunan lengan.
 Ketika tungkai kanan diangkat dengan lutut setinggi pinggul, lengan kiri diayunkan
ke depan dengan kuat setinggi bahu dan kecepatan tangan di depan dada. Ayunkan
dengan relaks.
 Gerakan ini dilakukan secara bergantian mulai lari pelan-pelan, kemudian bergerak
maju makin cepat.
 Lakukan gerakan ke depan dengan gerakan yang cepat.

GERAK DASAR NON LOKOMOTOR


B. Nonlokomotor
Gerakan dasar ini dilakukan tanpa adanya perpindahan tempat, contohnya meliuk,
menggoyangkan pinggul dan bahu, menarik, menekuk, dan memutar.
 Memuntir Badan. Gerakan memuntir atau memilin badan dapat dilakukan dengan
memutar setengah badan dimana posisi kedua kaki tetap, tetapi anggota badan mulai
dari pinggang sampai kepala diarahkan ke samping.
 Menekuk Badan. Gerakan Menekuk badan dapat dilakukan dengan jongkok, menunduk
atau menekuk badan ke samping.
 Memutar Badan. Gerakan memutar badan dilakukan dengan mengubah posisi kaki
untuk mengubah posisi bandan menghadap kea rah yang berbeda.
 Gerakan Mengubah Posisi Anggota Tubuh (Tangan, kaki, dan Kepala). Gerakan
mengubah posisi anggota tubuh yang tidak menyebabkan berpindahnya badan secara
keseluruhan ke tempat lain contohnya  menggeleng kepala, , melipat tangan,
merentangkan tangan, mengangkang, mengangkat satu kaki, dsb.
KETERAMPILAN MANIPULATIF
C. Manipulasi
Gerakan yang memakai alat bantu seperti bola. Contoh gerakan ini adalah melempar,
menangkap, dan menyepak. Aplikasi di lapangan untuk gerak dasar jalan dan lari ini bisa
dikemas dalam bentuk permainan. Guru harus lebih jeli memilih permainan yang akan
dilakukan oleh anak-anak sehingga menjadi aktivitas yang menyenangkan, menyegarkan
dan menyehatkan. Contoh permainannya adalah lompat katak, lompat kelinci, dan
memindahkan buah ke dalam keranjang.
1. Lompat kelinci
Bermain adalah hal yang menyenangkan, apalagi dalam permainan itu ada hal yang
memerlukan gerakan badan. Tetapi harus diingat bahwa permainan diciptakan tidak
hanya untuk menyenangkan hati tetapi harus membuat kita sehat dan ada nilai-nilai moral
luhur yang terkandung di dalamnya. Katak, kelinci, dan kanguru adalah contoh binatang
yang senang meloncat. Binatang tersebut menggunakan kakinya yang kuat untuk
melakukan tolakan dan meloncat. Berikut ini cara bermain lompat kelinci.
 Berdiri tegak dengan kedua tangan disimpan di depan dada.
 Posisi kedua kaki selebar bahu.
 Pandangan lurus ke depan.
 Lompatlah ke depan seperti kelinci.
 Lompatan mengikuti garis lingkaran yang sudah ditentukan.

MACAM GERAK LOKOMOTOR BERJALAN DAN BERLARI


Tujuan pembelajaran locomotor berjalan dan berlari

Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental yang paling
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun gerakan ini secara alamiah dapat
dilakukan namun gerakan ini perlu dilatih agar dapat meningkatkan efisiensi dari gerakan itu
sendiri dan dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan dari otot-otot yang digunakan.

Alat yang diperlukan

Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana dan dapat dimanfaatkan secara mudah.
Semisal, kursi, bangku, kapur tulis, ataupun tali. Selain itu bias juga menggunakan bahan bekas
yang ada disekitar kita yaitu, kardus, kerta koran, botol air mineral bekas dan lain sebagainya.

Pembelajaran gerak dasar berjalan dan berlari

1. Tingkat pra-pengendalian aktivitas untuk eksplorasi


a. Berpindah dalam ruang umum

Aktivitasnya dilaksanakan di sebuah ruangan misal kelas, murid berjalan atau


berlari sesuai aba-aba yang diberikan oleh guru. Semisal aba—aba berjalan maka murid
akan berjalan mengelilingi kelas tanpa menabrak teman lain. Begiu juga dengan aba-aba
berlari.

b. Berpindah tempat dengan imajinasi

Guru memberikan aba-aba berjalan dengan cara yang berbeda dari biasanya.
Semisal, jalan seperti robot, pemain sumo, mengendap-endap, dll

c. Berpindah tempat melalui jalur tali dan rintangan


Guru menempatkan tali di lantai dan membentuk sebuah jalur dan diberi beberapa
rintangan seperti kons yang diatur secara zig zag, lurus, atau tidak teratur.
2. Tingkat pengendalian: Pengalaman belajar mengarah pada pengembangan keterampilan
Pengalaman dalam tingkat pengendalian dirancang untuk membantu anak menguasai
keterampilan-keterampilan locomotor dasar dan mengembangkan kemampuan traveling.
Dalam pembelajaran tahap ini pula, kepada anak diperkenalkan tanda-tanda yang menjadi
teaching points. Ketika anak dapat mengikuti tanda tersebut berdasarkan pengamatan,
misalnya bahwa sebagian besar anak dapat mengikuti dalam seluruh proses pembelajaran,
itulah saatnya bagi guru untuk memberikan tanda-tanda lainnya.
MELOMPAT DAN MENDARAT

Pengertian dari melompat

Melompat adalah gerakan memindahkan badan dari satu tempat ke tempat alin dengan
menggunakan kedua kaki untuk menolak dan dua kaki untuk mendarat. Untuk melakukannya
dengan baik, kedua lengan harus membantu dengan berayun ke atas, dan gerakan tubuh
dikombinasikan dengan dorongan dari kaki untuk mengangkat berat tubuh. Mendarat dengan
bagian bola-bola kaki and lutut dibengkokkan.

Tujuan Pembelajaran Lokomotor Melompat dan Mendarat

Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan sehaari-hari, akan meningkatkan efisiensi dari gerakan itu sendiri,
meningkatkan kekuatan dan daya tahan dari otot yang digunakan.

Alat yang digunakan

Meliputi alat-alaat yang sederhana dapat dimanfaatkan secara mudah dan ditemukan di
lingkungan rumah ataupun sekolah. Misal, kursi, bangku, kapur tulis, tali-tali plastic, kardus,
kertas koran, botol-botol aqua bekas.

Pembelajaran Gerak Dasar Melompat dan Mendarat

Dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan dalam tingkat penguasaan keterampilan. Ada 4


pembagian tingkat penguasaan anak, yaitu tingkat Pra-Pengendalian, tingkat Pengendalian,
tingkat Pemanfaatan, dan tingkat Mahir.

Tingkat Pra-Pengendalian : Aktivitas untuk Eksplorasi

Aktivitas di tingkat ini sering disebut sebagai aktivitas untuk berekplorasi. Maksudnya adalah
bahwa pada tahap ini, tugas gerak yang diberikan kepada anak meliputi berbagai yang sifatnya
memperkenalkan gerak baru untuk dicoba, tanpa harus dikuasai dengan tingkat kemahiran
tertentu. Berikut aktivitas yang dapat dilakukan :

1. Berpindah dalam Ruang Umum


2. Berpindah Tempat dengan Imajinasi
3. Berpindah Tempat Melalui Jalur Talia tau Rintangan
4. Melompat untuk jarak
5. Melompat untuk Ketinggian
6. Melompat Melewati Tali yang Mengayun

Tingkat Pengendalian : Pengalaman Belajar Mengarah pada Pengembangan


Keterampilan

Pengalaman dalam tingkat pengendalian dirancang untuk membantu anak-anak


mengembangkan keterampilan-keterampilan melomb\pat dan mendaratnya sebagai satu seri
keterampilan yang menyatu, di samping sudah memperhitungkan jarak dan kecepatannya. Alat
yang harus dipersiapkan adalah simpai (hoop), tali, garis-garis berjarak, atau alat lain yang
dijadikan penanda. Berikut kegiatan yang dapat dilakukan :

1. Lompat pada simpai


2. Lompat tanpa awalan
3. Lompat satu kaki mendarat dua kaki
4. Lompat melewati rintangan rendah
5. Lompat melewati rintangan agak tinggi (gawang)

LEAPING DAN HOPPING

Pengertian

Leaping adalah lompatan yang dilakukan dengan tolakan satu kaki dan mendarat dengan kaki
yang lain. Untuk mencapai jarak yang jauh gerakan ini biasanya diawali dengan berlari.

Hop/jangkit adalah gerakan meloncat dengan satu kaki. Untuk melakukannya tubuh agak
condong ke depan, kaki yang tidak dipergunakan dan kedua lengan bertindak sebagai
penyeimbang gerakan.

Tujuan Pembelajaran Lokomotor Leapong dan Hopping

Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental yang paling
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk meningkatkan kekuatan dan daya
tahan dari otot-otot anak tsb.

Alat yang Diperlukan


Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan sehaari-hari, akan meningkatkan efisiensi dari gerakan itu sendiri,
meningkatkan kekuatan dan daya tahan dari otot yang digunakan.

Pembelajaran Gerak Dasar Leaping dan Hopping

Dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan dalam tingkat penguasaan keterampilan. Ada 4


tingkat penguasaan anak, yaitu tingkat Pra-Pengendalian, tingkat Pengendalian, tingkat
Pemanfaatan, dan tingkat Mahir.

Tingkat Pra-Pengendalian : Aktivitas untuk Eksplorasi

Aktivitas di tingkat ini sering disebut sebagai aktivitas untuk berekplorasi. Maksudnya adalah
bahwa pada tahap ini, tugas gerak yang diberikan kepada anak meliputi berbagai yang sifatnya
memperkenalkan gerak baru untuk dicoba, tanpa harus dikuasai dengan tingkat kemahiran
tertentu. Berikut aktivitas yang dapat dilakukan :

1. Berpindah dalam Ruang Umum


2. Berpindah Tempat dengan Imajinasi
3. Berpindah Tempat Melalui Jalur Talia tau Rintangan
4. Melompat untuk jarak
5. Melompat untuk Ketinggian
6. Melompat Melewati Tali yang Mengayun

Tingkat Pengendalian : Pengalaman Belajar Mengarah pada Pengembangan


Keterampilan

Pengalaman dalam tingkat pengendalian dirancang untuk membantu anak-anak


mengembangkan keterampilan-keterampilan melompat dan mendaratnya sebagai satu seri
keterampilan yang menyatu, di samping sudah memperhitungkan jarak dan kecepatannya. Alat
yang harus dipersiapkan adalah simpai (hoop), tali, garis-garis berjarak, atau alat lain yang
dijadikan penanda. Berikut kegiatan yang dapat dilakukan :

1. Lompat pada simpai


2. Lompat tanpa awalan
3. Lompat satu kaki mendarat dua kaki
4. Lompat melewati rintangan rendah
5. Lompat melewati rintangan agak tinggi (gawang)

GALLOPING, SLIFING, dan SKIPPING

Pengertian

Galloping adalah gerak menyerupai gerak lari kuda pada saat lomba atau ketika kuda berlari
cepat. Oleh karena itu gerakan ini sering disebut gerakann berderap. Arah gerakan galloping
adalah ke depan.

Slliding adalah gerakan melompat ke samping dengan satu kaki selalu berada di depan, dari
posisi kedua kaki terbuka lebar. Ketika melayang, kaki yang di belakang segera mendarat pada
bekas kaki yang memimpin.

Skipping adalah gerakan gabungan antara melangkah (step) dan hop (jangkit) secara
bergantian. Satu kali step, satu kali hop, demikian seterusnya.

Tujuan Pembelajaran Lokomotor Galloping, Sliding, dan Skipping

Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan sehaari-hari, akan meningkatkan efisiensi dari gerakan itu sendiri,
meningkatkan kekuatan dan daya tahan dari otot yang digunakan.

Alat yang digunakan

Meliputi alat-alaat yang sederhana dapat dimanfaatkan secara mudah dan ditemukan di
lingkungan rumah ataupun sekolah. Misal, kursi, bangku, kapur tulis, tali-tali plastic, kardus,
kertas koran, botol-botol aqua bekas.

Pembelajaran Gerak Dasar Galloping, Sliding, dan Skipping

Dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan dalam tingkat penguasaan keterampilan. Ada 4


pembagian tingkat penguasaan anak, yaitu tingkat Pra-Pengendalian, tingkat Pengendalian,
tingkat Pemanfaatan, dan tingkat Mahir.

Tingkat Pra-Pengendalian : Aktivitas untuk Eksplorasi


Aktivitas di tingkat ini sering disebut sebagai aktivitas untuk berekplorasi. Maksudnya adalah
bahwa pada tahap ini, tugas gerak yang diberikan kepada anak meliputi berbagai yang sifatnya
memperkenalkan gerak baru untuk dicoba, tanpa harus dikuasai dengan tingkat kemahiran
tertentu. Semisal, berpindah dalam ruang umum.

Tingkat Pengendalian : Pengalalman Belajar Mengarah pada Pengembangan


Keterampilan

Pengalaman dalam tingkat pengendalian dirancang untuk membantu anak-anak menguasai


keterampilan-keterampilan locomotor dasar dan mengembangkan kemampuan traveling. Berikut
kegiatan yang dapat dilakukan :

Traveling dangan memberikan tanda-tanda

Tugas : Angkat lengan kanan kalian setinggi bahu dan arahkan ke salah satu sisi. Ketika
terdengar aba-aba, gunakan langkah menggeser menyamping dengan kaki kanan di depan
melintasi ruang umum. Ketika kaki kiri hampir menyentuh kaki kanan, langkahkan kaki kanan
dengan cepat kea rah depan lagi dengan menggeser ke samping.

ROLLING

Pengertian

Merupakan aksi mengalihkan beban berat tubuh ke bagian tubuh terdekat di sekitar poros
tengah. Keterampilan ini membuat anak mampu menghubungkan beberapa aksi keseimbangan
yang berbeda serta untuk mengubah arah dari kecepatan gerak dalam situasi yang dinamis dan
tak mudah diduga.

Tujuan Pembelajaran Rolling

1. Meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental anak


2. Meningkatkan kesadaran anak tentang bagaimana gerakan ini berguna dalam upaya
penyelamatan diri
3. Meningkatkan efisiensi dari gerakan itu sendiri
4. Meningkatkan kekuatan dan daya tahan dari otot-otot yang digunakan.

Alat yang Digunakan


Idealnya menggunakan matras berukuran 1m x 1,5m namun bias juga menggunakan kasur
bekas, tumpukan jerami atau sabut kelapa, atau tumpukan jalinan ban dalam motor yang dilapisi
kardus.

Pembelajaran Gerak Dasar Mengguling

Dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan dalam tingkat penguasaan keterampilan. Ada 4


pembagian tingkat penguasaan anak, yaitu tingkat Pra-Pengendalian, tingkat Pengendalian,
tingkat Pemanfaatan, dan tingkat Mahir.

Tingkat Pra-Pengendalian : Aktivitas untuk Eksplorasi

Aktivitas di tingkat ini sering disebut sebagai aktivitas untuk berekplorasi. Maksudnya
adalah bahwa pada tahap ini, tugas gerak yang diberikan kepada anak meliputi berbagai yang
sifatnya memperkenalkan gerak baru untuk dicoba, tanpa harus dikuasai dengan tingkat
kemahiran tertentu. Berikut aktivitas yang dapat dilakukan :

1. Gerak membulatkan tubuh


2. Mengguling menyamping

Tingkat Pengendalian : Pengalaman Belajar Mengarah pada Pengembangan


Keterampilan

Pengalaman dalam tingkat pengendalian dirancang untuk membantu anak-anak menguasai


keterampilan-keterampilan locomotor dasar dan mengembangkan kemampuan traveling. Berikut
kegiatan yang dapat dilakukan :

1. Guling ke belakang
2. Berguling duduk ke samping
3. Berguling kucing
4. Gulang-guling
5. Berdiri punggung atau bahu
6. Guling belakang ke guling kucing
7. Guling anjing
8. Guling belakang jongkok
9. Guling belakang dan guling anjing
Cara Menilai Hasil Belajar Gerak Dasar Lokomotor, Gerak Dasar Non Lokomotor,
Keterampilan Manipulatif, Gerak Lokomotor Berjalan dan Berlari, Melompat dan
Mendarat, Leaping dan Hopping, Galloping, Sliding, Hopping, dan Rolling.

Instrumen Penilaian Praktek

NO ASPEK AWAL SKOR SKOR

A SIKAP AWAL 1 2 3 4 5

1 Kecepatan Awal

2 Ketepatan menggunakan jarak

3 Sikap tubuh dan ayunan lengan

Skor Maksimal : 15

NO ASPEK AWAL SKOR SKOR

A SIKAP AWAL 1 2 3 4 5

1 Ketepatan menggunakan kaki tolak

2 Sudut naik kaki tolak

3 Sikap tubuh pada saat menolak

4 Ayunan tangan pada saat menolak

5 Sikap tubuh pada saat melayang

6 Sikap kaki tolak dan kaki ayunan pada


saat melayang

Skor Maksimal : 30
NO ASPEK AWAL SKOR SKOR

A SIKAP AWAL 1 2 3 4 5

1 Jarak/capaian sikap akhir

2 Ayunan dan sikap lengan

3 Posisi kaki pada sikap akhir

4 Gerak lanjutan dari sikap akhir

5 Aspek keseimbangan sikap akhir

6 Keseluruhan sikap pada pelaksanaan

Skor Maksimal : 30

Cara Pengolahan Hasil Nilai Praktek

NP1 + NP2 + NP3 + NP……. NP15 = 4 (misal)

15 Kategori Tingkat Penguasaan


yang Dicapai :
Jadi nilai akhir praktek (NAP) = NP x 100
90 – 100 = Baik Sekali
55
80 – 90 = Baik

= 4 x 100 70 – 80 = Sedang

0 – 70 = Kurang
55

= 80

Anda mungkin juga menyukai