(Studi Kasus : Jl. Surdirman No.9 Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota
Pematang Siantar, Sumatera Utara )
PROPOSAL
Oleh
MARTIN MANULLANG
218320016
PROPOSAL
Proposal adalah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian dalam
Menyusun Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Methodist Indonesia
Oleh
MARTIN MANULLANG
218320016
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
(Donny Ivan Simatupang, SP., M.Agb) (Medi Lilis W Nainggolan, SP., MP)
Ketua Anggota
Diketahui Oleh :
Di Indonesia, jamur mulai dikenal dan dibudidayakan pada tahun 1950-an. Jamur
konsumsi atau sering dikenal dengan istilah mushroom merupakan bahan makanan sumber
protein yang cukup digemari masyarakat. Dalam skala industri atau semi-industri, terdapat
kurang lebih sepuluh macam jamur konsumsi yang sering di budidayakan. Pengolahan hasil
pertanian khususnya olahan jamur tiram merupakan salah satu alternatif dalam
mengantisipasi hasil produksi berlimpah yang tidak dapat dipasarkan lagi karena penurunan
mutu. Jamur tiram dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang memiliki nilai tambah,
seperti jamur tiram krispi, nugget jamur, atau makanan ringan lainnya.
Pada awalnya tumbuhan jamur kurang begitu diminati masyarakat, bahkan cenderung
dipandang sebagai komoditas yang tidak bernilai. Karena selain hanya tumbuh di hutan
tepatnya pada pohon kayu, tumbuhan jamur ini juga dipandang tak memiliki nilai gizi
maupun nilai ekonomi. Namun setelah banyaknya penelitian tentang manfaat dan nilai gizi
yang terkandung dalam jamur maka perlahan jamur menjadi suatu komoditas yang bernilai
ekonomis tinggi dan dicari. Salah satu jamur pangan yang berasal dari hutan adalah Jamur
tiram yang menjadi salah satu hasil hutan non kayu (Soemargono et al., 2020).
Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada batang kayu
lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk corong dangkal
seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai
bagian bawah berlapis – lapis seperti insang berwarna putih dan lunak. Sedangkan tangkainya
dapat pendek atau panjang (2 cm – 6 cm) tergantung pada kondisi lingkungan dan iklim yang
mempengaruhi pertumbuhannya. Tangkai ini menyangga tudung agak lateral di bagian tepi
Pengolahan hasil pertanian khususnya olahan jamur tiram merupakan salah satu
alternatif dalam mengantisipasi hasil produksi berlimpah yang tidak dapat dipasarkan lagi
Hanya beberapa daerah saja yang menghasilkan jamur untuk kebutuhan pangan akan jamur.
Daerah tersebut antara lain: Tanah Karo, Binjai, Tebing Tinggi, Deli Serdang, Pematang
Siantar dan Asahan (BPS Sumut 2014). Di Pematang Siantar, jamur tiram mulai banyak
dikenal oleh masyarakat luas walaupun merupakan bahan makanan yang enak dan bergizi
tinggi, tetapi sebagian besar masyarakat menganggap hal ini sebagai kebutuhan sekunder.
Akan tetapi aspek pemasaran merupakan kendala utama dalam pengembangan usaha jamur
tiram. Hal ini dikarenakan sifat produk yang tidak tahan lama dan mudah rusak dan
Hasil prasurvey yang di lakukan oleh penulis di daerah penelitian bahwa usaha ini
sudah berjalan selama 8 tahun. Dalam proses pengolahan menggunakan bahan baku 45 kg
jamur tiram, untuk ukuran 50 gr per kemasan dengan harga Rp 15.000 dan omset penjualan
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai nilai
tambah jamur tiram menjadi stick jamur tiram dan saluran pemasaran.
1. Berapa nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan jamur tiram menjadi stick jamur tiram
ditempat penelitian
2. Berapa pendapatan pengolahan jamur tiram menjadi stick jamur tiram ditempat penelitian
4. Bagaimana sistem pengelolaan usaha budidaya jamur tiram di “ Rumah jamur tiram Qorry”
5. Bagaimana efisiensi pemasaran stick jamur tiram di “ Rumah jamur tiram Qorry”
1. Untuk mengetahui pengelolaan usaha budidaya jamur tiram di “ Rumah jamur tiram
2. Untuk besar nilai tambah yang diperoleh dari usaha industri rumah tangga stick jamur
tiram di “ Rumah jamur tiram Qorry” Kecamatan siantar barat, pematang siantar.
3. Untuk mengetahui kelayakan usahatani stick jamur tiram di “ Rumah jamur tiram Qorry”
4. Untuk mengetahui pendapatan pengolahan jamur tiram menjadi stick jamur tiram
ditempat penelitian.
1. Salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada program Studi
2. Sebagai bahan informasi bagi masyasrakat umum maupun petani jamur tiram yang
tertarik dalam pengembangan usaha pengolahan jamur tiram menjadi stick jamur tiram.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang memiliki relefansi dengan tujuan
penelitian ini.
4. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan instansi terkait dalam menentukan
kebijakan atau program yang terkait dengan pengembangan usaha jamur tiram menjadi
5. Menambah wawasan kepada para pembaca untuk menambah sumber literatur mengenai
jamur tiram menjadi stik jamur tiram sehingga dapat menambah wawasan baru bagi
masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dinamakan demikian karena bentuknya seperti tiram
atau oyster mushroom. Jamur tersebut merupakan jamur kayu yang tumbuh berderet
menyamping pada batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar
membentuk corong dangkal seperti kulit kerang. Tetapi ada yang menyebut sebagai jamur
barat. ada beberapa jenis jamur tiram yaitu jamur tiram putih susu, jamur tiram merah
jambu, jamur tiram kelabu dan jamur tiram coklat jamur tiram putih yang paling dikenal
Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada batang kayu
lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk corong dangkal
seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai
(stipe/stalk).
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) tergolong kedalam jamur pangan yang tudungnya
berbentuk setengah lingkaran seperti pada cangkang tiram dan pada bagian tengah tudung
terdapat cekungan. Pada tubuh buah jamur tiram memiliki batang yang berada di posisi
pinggir tudung (Pleurotus), selain itu juga bentuk dari jamur ini menyerupai tiram
(Ostreatus), maka dari itu jamur tiram memiliki nama binomial yaitu Pleurotus ostreatus
Stick jamur tiram adalah jenis makanan ringan yang terbuat dari olahan jamur tiram
dan di campuran bahan-bahan lain seperti tepung terigu, tepung tapioka, tepung beras,
Lokasi penelitian dilakukan di Pemantang Siantar Jamut Tiram, Jl. Sudirman No.9
proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Siantar, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi
dilakukan secara “purposive” (Sengaja). Alasan objektif peneliti ingin melakukan penelitian
di daerah penelitian, dikarenakan Kecamatan siantar barat merupakan salah satu kecamatan
yang memiliki industri pengolahan jamur tiram menjadi stick jamur tiram yang digemari oleh
konsumen. Adapun alasan subjektif peneliti ingin melakukan penelitian di daerah penelitian
dikarenakan lokasi daerah penelitian tidak jauh dari tempat tinggal penulis sehingga dapat
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang membudidayakan jamur tiram di
Rumah Jamur Tiram Qorry di Kecamatan Siantar Barat, Pematang Siantar. Metode penarikan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus. Menurut Sugiyono (2010)
menyatakan bila populasi relatif kecil kurang dari 30 maka semua anggota populasi
digunakan menjadi sample. Berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil semua populasi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuesioner) yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder adalah data
yang telah diperoleh dari publikasi–publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik
Indonesia dan instansi lain yang terkait dalam penelitian ini serta studi literatur dari berbagai
Data yang diperoleh terlebih dahulu ditabulasi dan selanjutnya dianalisis sesuai
Untuk rumusan masalah satu dianalisis secara deskriptif dengan cara mengamati
dan mengidentifikasi bagaimana tahapan pengolahan Jamur Tiram menjadi Stick Jamur
Untuk rumusan masalah kedua yaitu dianalisis nilai tambah usaha pengolahan
Jamur Tiram menjadi Stick Jamur Tiram di daerah penelitian maka digunakan rumus
perhitungan nilai tambah. Nilai tambah yang dihitung dalam penelitian yaitu nilai tambah
netto, sehingga biaya penyusutan peralatannya dihitung juga. Rumus perhitungan nilai
Keterangan :
Kategori :
penerimaan, pendapatan pengolahan Jamur Tiram menjadi Stick Jamur Tiram di daerah
a. Untuk menghitung besarnya total biaya yang diperoleh dengan cara menjumlahkan
biaya tetap dengan biaya variabel. Total cost (TC) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Keterangan :
TC = Biaya total usaha pengolahan Jamur Tiram menjadi Stick Jamur Tiram (Rp/Kg)
TFC = Biaya tetap usaha pengolahan Jamur Tiram menjadi Stick Jamur Tiram
(Rp/Kg)
TVC = Biaya variabel usaha pengolahan Jamur Tiram menjadi Stick Jamur Tiram
(Rp/Kg)
Dengan harga jual (Py) dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
TR = Py x Y
Keterangan :
b. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan total biaya (TC) dinyatakan
dalam rumus :
Π = TR –TC
Dimana : TR = P x Q
TC = FC + VC
Keterangan :
Π = Pendapatan bersih
Untuk rumusan masalah keempat yaitu untuk menganalisis layak atau tidaknya
usaha pengolahan jamur tiram menjadi stick jamur tiram dapat diketahui dengan
c. R/C rasio
Total Penerimaan
R/C rasio =
Total Biaya
Keterangan :
R/C rasio = 1 berarti usaha pengolahan mencapai titik impas (tidak untung/ tidak rugi)
R/C rasio < 1 berarti usaha pengolahan tidak layak untuk diusahakan
Break Even Point merupakan suatu keadaan impas atau keadaan kembali modal,
sehingga usaha tidak untung dan tidak rugi atau hasil penjualan sama dengan biaya yang
dikeluarkan. Rumus perhitungan BEP produksi dan BEP harga adalah sebagai berikut :
BEP > 1, usaha untung (tambahan manfaat lebih besar dari tambahan biaya)
BEP < 1, usaha rugi (tambahan biaya lebih besar dari tambahan manfaat)
Suatu usaha layak diusahakan apabila BEP produksi lebih kecil dari hasil produksi dan BEP
Untuk rumusan masalah kelima yaitu untuk mengetahui saluran pemasaran jamur
Saluran Pemasaran
hasil penelitian, maka digunakan beberapa defenisi dan batasan sebagai berikut :
2. Produksi usahatani merupakan hasil dari usaha budidaya jamur tiram dalam bentuk segar
3. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan petani jamur tiram untuk usahatani
jamur tiram selama proses produksi berlangsung sampai siap untuk dipanen.
4. Biaya terbagi dua yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang
selalu berubah sesuai dengan tingkat produksi yang ingin dicapai. Biaya tetap adalah
biaya yang secara tetap dibayar dan dikeluarkan oleh produsen tidak dipengaruhi oleh
tingkat output.
5. Penerimaan merupakan perkalian antara produksi (Kg) dengan harga jual (Rp) dalam
6. Pendapatan bersih usahatani petani jamur tiram diperoleh dengan mengurangkan jumlah
penjualan panen dengan modal dalam satuan rupiah. Jumlah penjualan (dalam satuan
7. Pemasaran adalah Suatu kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
8. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan yang terlibat dalam proses pemasaran jamur
tiram di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
9. Share margin adalah yaitu bagian harga yang diterima oleh setiap lembaga pemasaran
10. Biaya pemasaran terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembagalembaga pemasaran
11. Efisiensi pemasaran adalah suatu keadaan yang digunakan dalam penilaian prestasi kerja
3.1 Batasan
2. Data yang di gunakan adalah data proses produksi selama 30 kali produksi yaitu dari bulan
3. Produk yang dibatas dalam penelitian ini adalah stick jamur tiram ukuran 120 gram
DAFTAR PUSTAKA
Soemargono, S., Laksmono, R., & Suprianti, L. (2020). Jurnal Abdimas Teknik Kimia.
Jurnal Abdimas Teknik Kimia, 01(1), 6–11. file:///C:/Users/User/Downloads/43-Article
Text-141-1-10-20211129 (1).pdf
TOPÇU, G. Y., & IN. (2013). NoTitle. June.
Widodo. (2007). Jamur Tiram Putih Tinjaun Pustka. 7–20.
Zulfahmi, M., Khiari, Z., Ndagijimana, M., Betti, M., Tan, Y., & Chang, S. K. C. (2011).
Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram Putih Model Pusat Pelatihan
Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah [Skripsi]. Food Chemistry, 93(9), 176.
12