Anda di halaman 1dari 17

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

Nama Mahasiswa : Mohamad Jomka Eka Sulaki

Kelas : 002 Teknik Otomotif

Kelompok :2

LPTK : Universitas Negeri Medan

No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi

Literatur
1 Untuk mengatasi permasalahan Setelah dianalisis dari hasil Berdasarkan hasil analisis Setelah dianalisis, solusi yang
Rendahnya motivasi belajar Peserta eksplorasi alternatif solusi, bisa alternatif solusi yang telah memungkinakan untuk dijalankan sebagai
Didik pada Peserta Didik dalam ditemukan bahwa untuk dilakukan, maka solusi solusi dari permasalahan motivasi Peserta
kompetensi sistem rem sepeda menuntut keaktifan Peserta yang dianggap relevan Didik rendah dalam pembelajaran adalah
motor, beberapa alternatif solusi Didik dalam pembelajaran untuk permasalahan menggunakan model Problem Based
yang ditemukan setelah melakukan sistem rem sepeda motor bisa Rendahnya motivasi Learning dengan strategi penerapan di
kajian literatur diantaranya, yaitu: menggunakan pembelajaran belajar Peserta Didik dalamnya dengan tanya jawab antar
dengan: adalah penggunaan model Peserta Didik dengan menggunakan
1. Penggunaan model Problem Problem Based Learning everyone is teacher here. Dalam penerapan
Based Learning, Hal ini dikuatkan 1. Problem Based Learning dengan paduan everyone tanya jawab didalamnya akan mendorong
oleh Sani (2014) bahwa (PBL). is teacher here (tanya Peserta Didik mengungkapkan apa yang
Pembelajaran Problem Based jawab). belum Peserta Didik pahami dan kemudian
Learning (PBL) dapat membuat Hal ini diambil dikarenakan
Peserta Didik belajar melalui pada PBL merupakan model
upaya penyelesaian pembelajaran yang berfokus dijawab oleh peserta lainnya secara acak.
permasalahan dunia nyata pada Peserta Didik atau
Diharapkan karena Peserta Didik harus
secara terstruktur untuk student center dan
menjawab pertanyaan temannya, Peserta
mengkonstruksi pengetahuan diharapkan Peserta Didik
Didik akan termotivasi untuk mencari
Peserta Didik. Pembelajaran ini dapat berperan aktif secara
jawaban dan belajar untuk hal tersebut di
menuntut Peserta Didik untuk optimal.
dalam pembelajaran.
aktif melakukan penyelidikan Kelebihan dari PBL antara
dalam menyelesaikan lain, (a) Pembelajaran
permasalahan dan guru sebagai berpusat pada peserta didik;
fasilitator atau pembimbing. (b) Mengembangkan
pengendalian diri peserta
2. Penggunaan model/metode didik; (c) Memungkinkan
everyone is teacher here. peserta didik mempelajari
Hal ini dikuatkan oleh Zaini peristiwa secara mendalam;
(2008:60) bahwa model (d) Mengembangkan
everyone is teacher here keterampilan pemecahan
merupakan model yang sangat masalah; (e) Mendorong
tepat untuk memperoleh peserta didik mempelajari
partisipasi Peserta Didik di kelas materi dan konsep baru
secara keseluruhan maupun ketika memecahkan
individual. masalah;

3. Penggunaan media pembelajaran 2. Everyone is Teacher Here


berbasis games.
Hal ini dikuatkan oleh Schrader Model ini memberikan
& McCreery (2012) bahwa kesempatan kepada setiap
Pembelajaran melalui games Peserta Didik berperan
memerlukan proses immersion, sebagai guru bagi kawan-
yakni keterlibatan secara kawannya. Dengan model
langsung dan menyeluruh dari ini, Peserta Didik yang
pembelajar dalam berinteraksi selama ini tidak mau terlibat
dengan sistem yang terdapat di akan ikut serta dalam
dalam rancang bangun games. pembelajaran aktif. Guru
pun bisa memberikan
Wawancara feedback secara langsung
Berdasarkan hasil wawancara yang setelah Peserta Didik
telah dilakukan, ditemukan beberapa melakukan kegiatan
alternatif solusi untuk permasalahan pembelajaran.
Rendahnya motivasi belajar Peserta
Didik, yaitu : 3. Game Based Learning
1. Memilih Peserta Didik secara
random ketika refleksi Penggunaan media
pembelajaran. Karena yang pembelajaran berupa
terpanggil random maka Peserta permainan edukasi terbukti
Didik yang lain diharapkan dapat mampu meningkatkan
fokus dan mau aktif mengikuti keaktifan Peserta Didik
pembelajaran. karena diakses secara
2. Memberikan feedback terhadap individual. Kelebihan yang
setiap aktivitas belajar Peserta dimiliki yaitu kapanpun bisa
Didik digunakan termasuk diluar
3. Menerapkan model kegiatan pembelajaran,
pembelajaran yang lebih namun aksesibilitas
mengaktifkan Peserta Didik permainan yang
dalam proses pembelajaran, menggunakan internet akan
seperti problem based learning menjadi kendala.
4. Menggunakan games based
learning yang membuat Peserta 4. Discovery Learning
Didik asyik belajar sambil
bermain games edukatif Kegiatan pembelajaran ini
5. Menggunakan Media melibatkan secara maksimal
pembelajaran yang menarik seluruh kemampuan peserta
sehingga Peserta Didik akan didik untuk mencari dan
tertarik menyelidiki sesuatu secara
6. Salah satu yang membuat sistematis kritis dan logis
motivasi Peserta Didik sehingga mereka dapat
meningkat adalah melalui model merumuskan sendiri
pembelajaran yang interaktif temuannya. Dalam langkah-
7. Mencari model pembelajaran langkah pembelajaran
yang student - centered terdapat aktivitas guru
memberikan anjuran untuk
membaca buku pada
persiapan masalah, dimana
ini bisa membuat Peserta
Didik ‘terpaksa’ berliterasi
dalam pembelajarannya.
Model Pembelajaran
discovery merupakan satu
model pembelajaran yang
dirancang untuk
membangun karakter
peserta didik, supaya
mereka secara aktif mau
belajar dengan
mengembangkan
keterampilan literasi secara
mandiri. Pada proses
pembelajaran, peserta diberi
stimulus supaya tergerak
rasa “ingin tahu” nya.

Literatur
2 Untuk mengatasi permasalahan Setelah dianalisis dari hasil Berdasarkan hasil analisis Setelah dianalisis, solusi yang
Kurangnya budaya literasi pada alternatif solusi yang telah
eksplorasi alternatif solusi, bisa memungkinakan untuk dijalankan sebagai
Peserta Didik dalam kompetensi ditemukan bahwa alternatif dilakukan, maka solusi solusi dari permasalahan Kurangnya
sistem rem sepeda motor, beberapa solusi untuk yang dianggap relevan
masalah budaya literasi pada Peserta Didik adalah
alternatif solusi yang ditemukan kurangnya budaya literasi untuk permasalahan penggunaan model Project Based Learning
setelah melakukan kajian literatur pada Peserta Didik, ditemukan Kurangnya budaya literasi dengan metode penugasan.
diantaranya, yaitu: beberapa alternatif solusi: pada Peserta Didik, adalah
penggunaan model Model Pembelajaran PjBL dengan
penugasan menuntut Peserta Didik secara
1. Menurut Nayono (2013). 1. Project Based Learning Project Based Learning
dengan metode aktif mau belajar dengan mengembangkan
Pembelajaran berbasis proyek (PjBL)
penugasan. keterampilan literasi secara mandiri.
(PjBL) membuat siswa menjadi Pembelajaran dengan
Dalam langkah-langkah pembelajaran
lebih aktif dalam proses menggunakan PjBL ini
terdapat aktivitas guru memberikan
pembelajaran, meningkatkan membuat siswa
projek untuk membuat video
kreativitas dan motivasi siswa. mengkonstruksi sendiri
pembelajaran dengan dasar dari buku
Memberikan kesempatan besar pemahaman tentang materi
pedoman reparasi yang tentunya harus
kepada siswa untuk berkreasi ajar dari project yang
melakukan kegiatan literasi terlebih
dengan ilmu yang dia miliki, diselesaikan yang diberikan
dahulu.
mencapai puncaknya pada saat oleh guru, sehingga bisa
menghasilkan suatu produk menemukan kebermaknaan
Jika diterapkan penggunaan model Project
nyata. Pembelajaran berbasis dari materi tersebut.
Based Learning dengan penugasan,
proyek memberikan pengalaman
harapannya adalah mampu meningkatkan
nyata kepada siswa untuk ikut 2. Discovery Learning
minat membaca Peserta Didik sehingga
dalam proses pembelajaran
Peserta Didik mulai membudayakan
Kegiatan pembelajaran ini
literasi dalam kegiatan pembelajarannya
2. Penggunaan model DIscovery melibatkan secara maksimal
Learning. seluruh kemampuan peserta
Hal ini dikuatkan oleh Nugroho didik untuk mencari dan sehingga dapat menambah wawasan
(2020) bahwa Model menyelidiki sesuatu secara dalam setiap pembelajaran.
pembelajaran Discovery sistematis kritis dan logis
Learning, apabila diterapkan sehingga mereka dapat
secara utuh pada suatu merumuskan sendiri
pembelajaran, akan dapat temuannya. Dalam langkah-
meningkatkan keterampilan langkah pembelajaran
literasi peserta didik. Karena terdapat aktivitas guru
proses pembelajaran ini, memberikan anjuran untuk
memang menuntut peserta didik membaca buku pada
untuk selalu memperbaharui persiapan masalah, dimana
pengetahuannya secara mandiri. ini bisa membuat Peserta
Didik ‘terpaksa’ berliterasi
3. Sakila (2019) menyimpulkan dalam pembelajarannya.
bahwa penggunaan metode Model Pembelajaran
resitasi (penugasan) dapat discovery merupakan satu
dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang
untuk meningkatkan dirancang untuk
keterampilan siswa dalam membangun karakter
pembelajaran menemukan peserta didik, supaya
gagasan dari artikel dan buku mereka secara aktif mau
melalui membaca ekstensif. belajar dengan
mengembangkan
4. Penggunaan model SQ3R keterampilan literasi secara
Hal ini dikuatkan oleh Effendy mandiri. Pada proses
(2016) bahwa Kegiatan pembelajaran, peserta diberi
membaca dalam model stimulus supaya tergerak
pembelajaran SQ3R merupakan rasa “ingin tahu” nya.
keterampilan proses aktif dan
dinamik yang melibatkan 3. SQ3R (Survey, Question,
aktivitas kompleks yang Read, Recite, Review)
melibatkan respons fisik (sensasi
dan persepsi), mental (simbol Proses membaca yang
abstrak dan makna), intelektual terdapat dalam model
(critical thinking), dan emosi pembelajaran SQ3R
(intensitas emosi). mencakup aktivitas
membaca dan proses
5. Penggunaan blog dalam model berpikir, yaitu kegiatan yang
blended learning mencakup mengenali
Hal ini dikuatkan oleh Lestari kosakata baru, pemahaman
(2020) bahwa Hasil penelitian literal, memahami
menunjukkan bahwa secara interpretasi, membaca kritis
umum rata-rata kemampuan dan pemahaman kreatif
literasi sains Peserta Didik dari Aktivitas Peserta Didik
penerapan model pembelajaran tersebut dapat diamati
blended learning dengan blog langsung, namun guru harus
nilai rata-rata kategori baik. senantiasa membimbing
Peserta Didik karena ada
kemungkinan Peserta Didik
Wawancara tidak dapat menemukan
Berdasarkan hasil wawancara yang jawaban dari pertanyaan
telah dilakukan, ditemukan beberapa yang telah disusun sebelum
alternatif solusi untuk permasalahan pembelajaran
Kurangnya budaya literasi pada
Peserta Didik, yaitu :

1. Mendorong Peserta Didik untuk


membiasakan budaya membaca,
antara lain melalui GLS (gerakan
literasi sekolah) dimana Peserta
Didik diharapkan membaca
bacaan non mapel 10-15 menit
sebelum pelajaran dimulai.
2. Ditugaskan membaca materi ajar
terlebih dahulu sebelum
besoknya akan dibahas di
sekolah.
3. Memberikan project kepada
siswa dengan pemanfaatan
literasi sebagai dasarnya
4. Menerapkan model
pembelajaran yang mendukung
terhadap literasi pada peserta
didik.

Literatur
3 Untuk mengatasi permasalahan Setelah dianalisis dari hasil Berdasarkan hasil analisis Setelah dianalisis, solusi yang
Ditemukannya Peserta Didik dengan eksplorasi alternatif solusi, bisa alternatif solusi yang telah memungkinakan untuk dijalankan sebagai
kondisi yang memiliki perkembangan ditemukan bahwa alternatif dilakukan, maka solusi solusi dari permasalahan Peserta Didik
belajar yang lebih lambat dari Peserta solusi untuk masalah Peserta yang dianggap relevan dengan kondisi yang memiliki
Didik lainnya pada Peserta Didik Didik dengan kondisi yang untuk permasalahan perkembangan belajar yang lebih lambat
dalam kompetensi sistem rem sepeda memiliki perkembangan Peserta Didik dengan dari Peserta Didik lainnya adalah
motor, beberapa alternatif solusi belajar yang lebih lambat dari kondisi yang memiliki menggunakan model Problem Based
yang ditemukan setelah melakukan Peserta Didik lainnya ada perkembangan belajar Learning dengan menggunakan media
kajian literatur diantaranya, yaitu: beberapa, diantaranya: yang lebih lambat dari games berbasis android.
Peserta Didik lainnya
1. Dari hasil penelitian Meilasari 1. Problem Based dalam kompetensi sistem Dalam penerapan media games memiliki
Dkk, (2017). Learning (PBL). rem sepeda motor, adalah Keunggulan dalam pembelajaran adalah
Model pembelajaran Problem penggunaan model bahwa games menghadirkan situasi yang
Based Learning (PBL) dapat Hal ini diambil dikarenakan Problem Based Learning mendekati yang sebenarnya dan dapat
meningkatkan minat belajar pada PBL merupakan model dengan menggunakan dipelajari secara berulang kali.
meningkatkan kemampuan pembelajaran yang berfokus media games berbasis
android. Diharapkan karena Peserta Didik bisa
pemecahan masalah peserta pada Peserta Didik atau
menggunakannya secara berulang kali,
didik, meningkatkan motivasi student center dan
bisa mengakomodir siswa yang memiliki
belajar peserta didik, berpikir diharapkan Peserta Didik
kecepatan belajar yang lebih lambat dari
kritis, dan meningkatkan hasil dapat berperan aktif secara
yang lainnya.
belajar peserta didik. optimal.
Kelebihan dari PBL antara
2. Penggunaan Media Pembelajaran lain, (a) Pembelajaran
Hal ini dikuatkan oleh berpusat pada peserta didik;
Kurniawan (2015) bahwa (b) Mengembangkan
Kesesuaian antara gaya belajar pengendalian diri peserta
dengan media yang dipilih akan didik; (c) Memungkinkan
menentukan minat, motivasi peserta didik mempelajari
serta kemudahan belajar peristiwa secara mendalam;
peserta didik. Selain itu, (d) Mengembangkan
Kurniawan (2017) bahwa keterampilan pemecahan
Menyesuaikan media masalah; (e) Mendorong
pembelajaran dengan preferensi peserta didik mempelajari
gaya belajar peserta didik materi dan konsep baru
merupakan sebuah proses ketika memecahkan
peningkatan efektifitas masalah;
pembelajaran.
2. Media Pembelajaran
3. Penggunaan Media Berbentuk
Games Media pembelajaran dalam
Hal ini dikuatkan oleh Hidayat banyak penelitian terbukti
(2018) bahwa Media belajar, berpengaruh dalam
dalam hal ini academic games, penggunaannya dalam
memiliki sejumlah fitur. Di pembelajaran, hasil
antaranya narasi, musik dan penelitian ditemukan bahwa
suara lain, informasi dalam peran media sebagai alat
bentuk teks, dan gambar. Fitur- bantu dapat membantu
fitur ini mengaktifkan reaksi tercapainya tujuan
fisiologis dalam bentuk pembelajaran yang
tanggapan sensorik. ditentukan. Jenis media
pembelajaran yang beragam
4. Penggunaan Metode mampu menyesuaikan
Pembelajaran yang Lebih Efektif karakteristik gaya belajar
Hal ini dikuatkan oleh Hanifah peserta didik baik auditori,
(2020) bahwa Setiap peserta visual, maupun kinestetik.
didik memiliki karakteristik yang Terlepas dari manfaat yang
berbeda-beda, dari gaya bisa didapatkan, media
belajarnya pun juga berbeda, pembelajaran harus
oleh karena itu setiap menyesuaikan dengan
pelaksanaan pendidikan harus situasi dan kondisi dari
bisa memahami semua sifat lingkungan yang ada.
karakteristik. Guru pun juga bisa Dengan kata lain, pemetaan
membuat metode pembelajaran gaya belajar saja tanpa
yang lebih efektif. diikuti oleh pemanfaatan
media pembelajaran yang
5. Penggunaan Model Blended mewakili gaya belajar
Learning tersebut akan berakibat
Hal ini dikuatkan oleh Lestari pada kurang maksimalnya
(2020) bahwa Model tingkat efektifitas
pembelajaran blended learning pembelajaran.
dengan media blog dapat
membantu Peserta Didik untuk 3. Game Based Learning
berkembang lebih baik di dalam
proses belajar, sesuai dengan Salah satu metode
gaya belajar dan preferensi pembelajaran yang populer
dalam belajar juga menyediakan untuk mencapai tujuan
peluang bagi guru dan Peserta pembelajaran adalah
Didik untuk pembelajaran secara pembelajaran dengan
mandiri dan terus berkembang. menggunakan games, atau
proses belajar melalui
6. Penerapan Project Based gaming. Keunggulan dari
Learning berbasis ICT gaming di dalam
Hal ini dikuatkan oleh Hasil pembelajaran adalah bahwa
penelitian Lestari & Pramesti games menghadirkan situasi
(2015) bahwa menunjukkan yang terstruktur
bahwa terdapat pengaruh sebagaimana sebuah situasi
penerapan model pembelajaran kehidupan yang sebenarnya
Project Based Learning berbasis dan dapat dipelajari secara
ICT terhadap hasil belajar berulang kali. Selain itu,
kognitif Peserta Didik kelas X games memiliki sejumlah
MIA 1 MAN Yogyakarta II. kemampuan yang kurang
dimiliki oleh metode
Wawancara pembelajaran lain,
Berdasarkan hasil wawancara yang diantaranya interaktif dan
telah dilakukan, ditemukan beberapa penyediaan feedback secara
alternatif solusi untuk permasalahan langsung.
Ditemukannya Peserta Didik dengan
kondisi yang memiliki perkembangan
belajar yang lebih lambat dari Peserta
Didik lainnya, yaitu :
1. Menyediakan waktu tambahan
sehabis pulang sekolah untuk
membimbing Peserta Didik yang
perkembangan belajarnya tidak
sama dengan teman-temannya.
2. Selalu beri penghargaan pada
Peserta Didik atas setiap
kemampuannya.
3. Tidak bijak mengharapkan setiap
Peserta Didik memiliki
kemampuan yang sama.
4. Membimbing peserta didik
secara perlahan.
5. Peserta Didik yang belum
mencapai perkembangan belajar
seharusnya difasilitasi dengan
metode lain.

Literatur
4 Untuk mengatasi permasalahan Setelah dianalisis dari hasil Berdasarkan hasil analisis Setelah dianalisis, solusi yang
Terjadinya miskonsepsi dan eksplorasi alternatif solusi, bisa alternatif solusi yang telah memungkinakan untuk dijalankan sebagai
kebingungan di antara Peserta Didik ditemukan bahwa alternatif dilakukan, maka solusi solusi dari permasalahan Terjadinya
pada Peserta Didik dalam kompetensi solusi untuk masalah yang dianggap relevan miskonsepsi dan kebingungan di antara
pemeliharaan sistem rem sepeda miskonsepsi dan kebingungan untuk permasalahan Peserta Didik pada Peserta Didik adalah
motor, beberapa alternatif solusi di antara Peserta Didik Terjadinya miskonsepsi menggunakan model Project Based
yang ditemukan setelah melakukan mengenai materi ajar,
kajian literatur diantaranya, yaitu: ditemukan beberapa alternatif dan kebingungan di Learning dengan menggunakan metode
solusi, yaitu: antara Peserta Didik pada demonstrasi.
1. Bachtiar (2018) menjelaskan Peserta Didik dalam
kompetensi pemeliharaan Dalam penerapan metode demonstrasi
bahwa setelah diterapkannya 1. Project Based Learning
sistem rem sepeda motor, memiliki Keunggulan dalam pembelajaran
model Project Based Learning Pembelajaran lebih
adalah penggunaan model adalah bahwa demonstrasi menghadirkan
pada pembelajaran, keaktifan bermakna sebab peserta
Project Based Learning pembelajaran yang sebenarnya dari guru,
siswa sudah mulai baik dari didik secara langsung dapat
dengan metode siswa akan lebih tertarik dan fokus dalam
model pembelajaran awal yang mempelajari dan
demonstrasi. memahami materi yang disampaikan.
hanya menggunakan metode memecahkan masalah
ceramah. Siswa sudah lebih aktif secara langsung, peserta
Diharapkan karena Penerapan metode
bertanya, menjawab dan didik lebih mudah mengerti
demonstrasi ini, bisa mengakomodir siswa
menjelaskan materi yang telah dan memahami sehingga
yang memiliki miskonsepsi dan
disampaikan. bisa langsung
kebingungan terhadap materi ajar.
mempraktekkan.
2. Penerapan model pembelajaran
SQ3R 2. SQ3R (Survey, Question,
Hal ini dikuatkan oleh Effendi Read, Recite, Review)
(2016) bahwa Model ini dapat
digunakan untuk Proses membaca yang
mengembangkan kemampuan terdapat dalam model
literasi matematis Peserta Didik pembelajaran SQ3R
karena memiliki keunggulan: (1) mencakup aktivitas
dapat membuat Peserta Didik membaca dan proses
lebih percaya diri dalam berpikir, yaitu kegiatan yang
memahami dan menyelesaikan mencakup mengenali
soal-soal, (2) Membantu kosakata baru, pemahaman
konsentrasi Peserta Didik, (3) literal, memahami
Membantu memfokuskan interpretasi, membaca kritis
perhatian Peserta Didik dan dan pemahaman kreatif
mengidentifikasi kesulitannya Aktivitas Peserta Didik
dalam mendapatkan jawaban, tersebut dapat diamati
(4) Melatih memberikan langsung, namun guru harus
jawaban dalam pertanyaan senantiasa membimbing
tentang materi, (5) Membantu Peserta Didik karena ada
mempersiapkan catatan dalam kemungkinan Peserta Didik
bentuk tanya jawab. tidak dapat menemukan
jawaban dari pertanyaan
3. Penggunaan Metode yang telah disusun sebelum
Demonstrasi pembelajaran
Dahyana (2014) Peningkatan
hasil belajar siswa melalui 3. Metode Demonstrasi
metode demonstrasi didukung Penerapan metode
oleh peningkatan aktivitas demonstrasi dalam
belajar siswa, berupa: keaktifan pembelajaran seharusnya
mencatat materi pelajaran, bisa mengatasi miskonsepsi
menunjukkan sikap kritis dalam dan kebingungan yang
bertanya jawab dengan siswa terjadi pada siswa, karena
dan guru, keaktifan melakukan dengan cara tersebut, maka
demonstrasi, dan keaktifan aktivitas belajar siswa dapat
menyimpulkan materi pelajaran. lebih terfokus dan secara
tidak langsung memvalidasi
4. Penerapan Inquiry Learning pengetahuan awal yang
Hal ini dikuatkan oleh Sani telah dimiliki oleh siswa
(2018) bahwa Model inkuiri sehingga tidak terjadi
sebagai salah satu bentuk miskonsepsi atau
pembelajaran konstruktivis, kebingungan menentukan
merupakan salah satu alternatif konsep mana yang benar
pembelajaran yang dapat dan salah.
diterapkan dalam upaya
mengatasi terjadinya 4. Discovery/Inquiry Learning
miskonsepsi. Melalui inkuiri
Peserta Didik dilatih untuk Kegiatan pembelajaran ini
mengorganisasikan pengetahuan melibatkan secara maksimal
dan kemampuan dengan cara seluruh kemampuan peserta
dihadapkan langsung pada didik untuk mencari dan
kenyataan. menyelidiki sesuatu secara
sistematis kritis dan logis
sehingga mereka dapat
Wawancara merumuskan sendiri
Berdasarkan hasil wawancara yang temuannya. Dalam langkah-
telah dilakukan, ditemukan beberapa langkah pembelajaran
alternatif solusi untuk permasalahan terdapat aktivitas
Terjadinya miskonsepsi dan Pembuktian (Verification)
kebingungan di antara Peserta Didik dimana guru bisa
mengenai materi ajar, yaitu : memverifikasi hasil temuan
1. Guru perlu memberikan arahan Peserta Didik perihal
kepada Peserta Didik mengenai informasi yang didapatkan
teknik mencari sumber belajar sehingga diharapkan tidak
yang isi materinya valid / sudah adanya miskonsepsi pada
terverifikasi baik oleh guru yang Peserta Didik.
bersangkutan maupun para ahli
di bidangnya.
2. Dalam proses pembelajaran
Peserta Didik perlu dilatih
berdiskusi, presentasi sehingga
keilmuan Peserta Didik lebih
kaya untuk kemudian
diverifikasi oleh guru di akhir
proses KBM
3. Penyamaan persepsi yang harus
diluruskan dan dibuktikan
secara lebih detail
4. Mendemonstrasikan materi
untuk keseragaman
5. Guru lebih memahami materi
yang akan disampaikannya dan
memastikan materi yang
disampaikan terhadap Peserta
Didik

Daftar Pustaka

Suginem (2021). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Metaedukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol.3, No.1, 2021.

Ridho (2019). Mengatasi Miskonsepsi Siswa Melalui Strategi Konflik Kognitif Di Sekolah Menengah Pertama. Pontianak: Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak.

Nugroho, Lulud Prijambodo Ario. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Blended Untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi.
Semarang: LPMP Jawa Tengah.

Sani, Ridwan Abdullah & Aulia, Rubby. 2018. Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry
Training Pada Materi Pokok Momentum Dan Impuls Di Kelas x SMA Negeri 3 Binjai TP 2017/2018. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas
Negeri Medan. Vol. 4 No. 3.
Zaini, H., Bermawy M, dan Sekar A.A. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Effendy, Ramlan. 2016. Model Pembelajaran SQ3R Untuk Mengembangkan Kemampuan Literasi Matematis Siswa.

Hanifah Hani. Susanti, Susi. Adji, Aris Setiawan. 2020. Perilaku Dan Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Tujuan Pembelajaran.
Manazhim : Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan. 2 (1), 105-117.

Kurniawan, Muhammad Ragil. 2015. Kesesuaian Proses Perkuliahan Dengan Gaya Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar.
Teknodika Jurnal Penelitian Teknologi Pendidikan. Vol. 13 No. 2, 66-80.

Kurniawan, Muhammad Ragil. 2017. Analisis Karakter Media Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Peserta Didik. JINoP (Jurnal
Inovasi Pembelajaran). Vol. 3 No. 1, 491-506.

Schrader, P. G., & McCreery, M. (2012). Are all games the same?. In D. Ifenthaler, D. Eseryel, & X. Ge (eds). Assessment in game-based
Learning. New York: Springer. Pp. 11-28.

Hidayat, Rahmat. 2018. Game-Based Learning: Academic Games sebagai Metode Penunjang Pembelajaran Kewirausahaan. Buletin
Psikologi. Vol. 26, No. 2, 71 – 85.

Lestari, Hana & Siskandar, Ridwan. 2020. Literasi Sains Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dengan Blog.
Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.4, No.2b , 597-604.

Lestari, Sri & Pramesti, Dias Idha. 2015. Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Berbasis Information and
Communication Technology (ICT) di Kelas X MIA MAN Yogyakarta III. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dahyana. 2014. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Terpadu. Jurnal Nalar
Pendidikan. Vol. 2, No. 2, 75-79.

Sakila. 2019. Metode Resitasi (Penugasan) Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Dari Artikel Dan Buku Melalui Membaca Ekstensif.
Totobuang. Vol. 7, No. 1, 73-86.

Anda mungkin juga menyukai