Oleh:
Gamawan Fauzi
Gubernur Sumatera Barat
2105
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
dan tantangan yang perlu dihadapi bekerja adalah sebanyak 1.889.406 jiwa
secara bersama-sama dengan saling atau 87,52% dari angkatan kerja dan
sinergi program dan pendanaan. Hal ini, 217.305 jiwa adalah penganguran atau
antara lain disebabkan karena sebesar 12,48%. Hal ini memberikan
keterbatasan kapasitas yang kita miliki indikasi terjadinya peningkatan terhadap
dan belum maksimalnya penyediaan jumlah penduduk yang memasuki pasar
sarana dan prasarana pendidikan kerja.
kejuruan. Perbandingan angka Sementara itu penduduk yang
partispasi kasar (APK) pada tahun 2007 bekerja menurut tingkatan pendidikan
untuk SMA 40,70 % sementara untuk masih didominasi oleh angkatan kerja
SMK baru mencapai 15,75 %. Dan tamatan SD dan SLTP yakni sebesar
angka partisipasi murni (APM) untuk 67, 82 %. Kemudian diikuti oleh SLTA
SMA 30,51 % dan SMK 12,90 %. sebanyak 24, 31 %. Hal ini tentunya
Diharapkan kondisi ini pada tahun dapat mengakibatkan produktivitas dan
berikutnya akan mendekati persentase daya saing rendah. Sedangkan
berbanding sama antara SMA dan SMK. lapangan usaha yang tersedia masih
Selain indikator tersebut diatas, bersifat konvensional dan tradisional.
perkembangan jumlah Sekolah kejuruan Lapangan usaha terbesar masih berada
dari tahun 2002 sampai dengan tahun pada sektor pertanian sebesar 45,46 %.
2006 walaupun memperlihatkan Dengan memperhatikan
pertumbuhan yang sangat sedikit, tetapi gambaran umum kondisi tenaga kerja di
jumlah siswa dari tahun ketahun Sumatera Barat maka dipandang perlu
memperlihatkan peningkatan jumlah untuk menciptakan SDM yang potensial
yang cukup mengembirakan terutama dengan kemampuan (skill) dan
siswa SMK negeri. Namun bila kemandirian untuk menciptakan
dibandingkan dengan perkembangan lapangan pekerjaan sendiri. Oleh
antara Sekolah Menengah Atas dengan karenanya dengan meningkatkan
Sekolah Menengah Kejuruan, pendidikan kejuruan dirasakan mampu
perkembangan Sekolah menengah menjawab tantangan yang dihadapi oleh
kejuruan masih tetap dibawah masyarakat Sumatera Barat saat ini.
perkembangan SMA. Persoalannya adalah isu yang
Sementara itu capaian sangat menantang bagi pendidikan
peningkatan kinerja relevansi pendidikan kejuruan pada saat ini adalah
tahun 2007, target tahun 2008 dan menghadapi kompetisi global. Sebuah
pencapaian sasaran tahun 2009 adalah : tantangan yang mau tidak mau harus
rasio jumlah murid SMK untuk tahun disikapi oleh lembaga pendidikan.
2007 adalah 70 : 30 sedangkan target Sebagian masyarakat masih
tahun 2008 adalah 68 : 32 sehingga beranggapan bahwa sekolah kejuruan
pada tahun 2009 sasaran yang ingin masih menjadi sekolah kelas dua setelah
dicapai adalah 60 : 40. SMA. Padahal Sekolah Menengah
Bapak dan Ibu yang kami hormati, Kejuruan (SMK) merupakan salah satu
komponen yang patut dikembangkan
Bila kita memperhatikan Profil dalam pendidikan di Indonesia dan juga
Sumber Daya Manusia Sumatera Barat di Sumatera Barat. Menjelang era
tahun 2007, memberikan gambaran perdagangan bebas, semakin besar
bahwa jumlah penduduk Sumatera Barat tuntutan terhadap kebutuhan Sumber
tahun 2007 sebesar 4.697.764 jiwa. Daya Manusia Indonesia yang
Terdiri dari penduduk usia kerja atau 15 berkualitas sebagai pemasok tenaga
tahun keatas sebanyak 3.225.756 jiwa kerja yang cukup produktif di mata
dan penduduk dengan usia lebih kecil internasional dan sekaligus mampu
dari 15 tahun sebanyak 1.498.844 jiwa. bersaing dengan negara lain.
Jumlah penduduk usia kerja yang Pendidikan kejuruan adalah salah
termasuk angkatan kerja berjumlah satu lembaga yang bertanggung jawab
1.999.580 jiwa. Dari jumlah ini penduduk dalam penyiapan SDM sesuai dengan
2106
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
2107
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
2108
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
2109