Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN KEPALA PADA

KLINIS CIDERA KEPALA BERAT DI INSTALASI RADIOLOGI


RSUD DR. GUNAWAN MANGUNKUSUMO AMBARAWA

ARTIKEL ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi
Mata Kuliah Praktek Klinik 3

FAHDI ICHSAN

NIM 2001080

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK RONTGEN


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2022/2023
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN KEPALA PADA
KLINIS CIDERA KEPALA BERAT DI INSTALASI RADIOLOGI
RSUD DR. GUNAWAN MANGUNKUSUMO AMBARAWA

Disusun Oleh :

FAHDI ICHSAN

NIM 2001080

Semarang, 04 Agustus 2022

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan (CI)

Siti Rosidah, SST, M.KM Mustakim, S.ST


NIP NIP 196907091990111001
“TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN KEPALA PADA KLINIS
CIDERA KEPALA BERAT DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. GUNAWAN
MANGUNKUSUMO AMBARAWA”

Fahdi Ichsan1) Mustakim, S.ST (CI)2) Siti Rosidah, SST, M.KM3)

1) Mahasiswa Prodi DIII Teknik Rontgen Universitas Widya Husada Semarang


2) Pembimbing Lapangan di RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa
3) Dosen Pembimbing Prodi DIII Teknik Rontgen

ABSTRAK
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada bulan Juli 2022 di
Instalasi Radiologi RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa pada klinis
Cidera Kepala Berat (CKB) digunakan pemeriksaan CT Scan kepala.Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui teknik pemeriksaan CT Scan kepala pada klinis
Cidera Kepala Berat di Instalasi Radiologi RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo
Ambarawa
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi
kasus. Waktu pengambilan data Bulan Juli 2022. Subyek dari penelitian ini
adalah satu dokter pengirim, satu dokter spesialis radiologi, dua radiografer, dan
satu pasien. Obyek dari penelitian ini adalah teknik radiografi CT Scan kepala
pada klinis Cidera kepala berat. Metode pengumpulan data dengan observasi,
dan mendapatkan surat permintaan dari dokter pengirim. Setelah semua
dokumen terkumpul kemudian membuat transkrip selanjutnya penulis mereduksi
data dan pendapat dari radiografer kemudian penulis mengkaji dengan literature
yang ada sehingga penulis menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa teknik pemeriksaan CT Scan pada klinis
Cidera Kepala Berat (CKB) persiapan pasien tidak dilakukan persiapan khusus
karena tidak menggunakan media kontras, kemudian untuk area scanning
dilakukan mulai dari vertex sampai dengan inferior mandibula, untuk slice
thickness yang digunakan yakni 5 mm. Tujuan dilakukannya pemeriksaan CT
Scan kepala di Instalasi Radiologi RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo
Ambarawa adalah untuk menegakkan diagnosa dan mengetahui tata laksana
pemeriksaan CT Scan kepala.

Kata Kunci : CT Scan kepala, Cidera Kepala Berat (CKB), RSUD dr. Gunawan
Mangunkusumo Ambarawa
PENDAHULUAN
Cranium atau tulang tengkorak merupakan puncak dari columna
vertaberae yang terdiri dari 22 tulang yang berbeda dan dibagi kedalam 2
bagian, yaitu 8 tulang cranial dan 14 tulang facial. Tulang cranial membentuk
cavum cranii yang membungkus dan melindungi otak. Kedelapan tulang cranial
adalah tulang frontal, dua buah tulang parietal, dua buah tulang temporal, tulang
occipital, tulang sphenoid, dan tulang ethmoid. Tulang facial berumlah 14 buah
yang membentuk wajah. Keempat belas tulang tersebut adalah tulang dua buah
tulang maxilla, dua buah tulang zygomatic, mandibular, dua buah tulang
lacrimal,dua buah tulang palatine, dua buah tulang conchae nassa inferior, tulang
vomer dan tulang nasal yang mendasari suatu organ yaitu organ hidung atau
nama latin nasal. Tulang cranial berfungsi wadah pelindung bagi otak,
sedangkan tulang facial berfungsi sebagai pembentuk tulang wajah sekaligus
melindungi system respiratori dan system digestive bagian atas (Merills,2016).

Gambar 1. Tulang Cranium pandangan anterior (Saladin, 2010)


Keterangan Gambar: 1
1. Frontal bone 2 9. Inferior nasal concha 17. Ethmoid bone
2. Glabella 10. Vomer 18. Zygomatic bone
3. Coronal suture 3 11. Mandible
5 19. Infraorbital foramen
4. Squamous suture4 12. Mental Protuberantia 20. Intermaxillary
5. Sphenoid bone 13. Supraorbital foramen suture
6. Lacrimal bone 14. Parietal bone 21. Maxilla
7. Nasal bone 15. Supraorbita margin 22. Mental foramen
8. Middle nasal concha 16. Temporal bone

Gambar 2. Cranium superior view (bontrager, 2018)

Gambar 3. Cranium lateral view (bontrager, 2018)


Cidera Kepala merupakan suatu ganguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai pendarahan intersitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak. Akibat dari terjadinya cidera kepala pasien dapat mengalami perubahan
fisik maupun psikologis, akibat yang paling fatal adalah kematian. Oleh karna itu,
diharapkan dengan penanganan yang cepat dan tepat menekan mordibitas dan mortilitas
penanganan yan tidak optimal dan keterlambatan rujukan dapat menyebabkan keadaan
penderita semakin memburuk(Utami dkk 2021).
Berdasarkan keparahannya cidera kepala dapat diklasifikasikan menjadi
Cidera Kepala Ringan (CKR), Cidera Kepala Sedang (CKS), Cidera Kepala Berat
(CKB). Klasifikasi ini dilakukan berdasarkan penilaian Glassgow Conna Scale
(GCS) dengan melihat indikator respon mata, verbal, dan serat respon motorik
seseorang.
1) Cidera Kepala Ringan (CKR)
GCS 13 – 15, dapat terjadi kehilangan kesadaran (pingsan) kurang
dari 30 menit atau mengalami amnesia retrograde. Tidak fraktur
tengkorak, tidak ada kontusio cerebral maupun hematoma.
2) Cidera Kepala Sedang (CKS)
GCS 9 – 12, kehilangan kesadaran atau amnesia retrograde lebih
dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur
tengkorak.
3) Cidera Kepala Berat (CKB)
GCS ≤ 8, kehilangan kesadaran atau terjadi amnesia lebih dari 24
jam. Dapat mengalami kontusio cerebal, laserasi atau hematoma
intracranial.
Penghitungan GCS berdasar repon yang diberikan. Respon tersebut
trcantum dalam tabel seagai berikut.
No Respon Nilai

1 Membuka Mata Spontan 4

Terhadap rangsangan suara 3

Terhadap nyeri 2

Tidak ada 1
2 Verbal Orientasi baik 5

Orientasi terganggu 4

Kata-kata tidak jelas 3

Suara tidak jelas 2

Tidak ada respon 1

3 Motorik Mampu bergerak 6

Melokalisasi nyeri 5

Fleksi menarik 4

Fleksi abnormal 3

Ekstensi 2

Tidak ada respon 1

TOTAL 3 - 15

Tabel 1. Penentuan Nilai GCS berdasar respon yang diberikan


(Permitasari, 2012)
Salah satu modalitas imejing yang dapat dijadikan penunjang dalam
mendiagnosis adanya cidera pada kepala yakni modalitas Computed
Tomography atau biasa disebut dengan CT Scan. Pada CT Scan tersebut
memiliki prosedur pencitraan diagnostik yang menggunakan kombinasi sinar-X
dan komputer untuk menghasilkan gambaran panampang (irisan atau slice) baik
horisontal maupun vertikal dari tubuh. Generasi terbaru dari CT-Scan yaitu
MSCT-scan (Multi Slice Computed Tomography Scanning) yang mampu
menghasilkan gambar secara detail dari bagian tubuh manusia seperti cranium,
cardiovaskuler,cardiac, otak, abdomen, colon, dan sebagainya. Multi Slice CT-
Scan dengan kecepatannya merupakan generasi CT Scan yang canggih dengan
peningkatan kecepatan yang sangat signifikaan dari generasi terdahulu,
sehingga penegakkan diagnosa dapat lebih akurat. (Sofiana, 2013)
Menurut Bontrager (2018) Indikasi umum pada pemeriksaan CT Scan kepala
adalah sebagai berikut:
a) Tumor- lesi metastasi, meningioma,glioma
b) Sakit kepala
c) Patologi peredaran darah –cerebrovaskular accident (CVA),
aneurysm, arteriovenous malformation (AVM)
d) Inflamasi
e) Trauma-epidural dan subdural hematoma, fraktur
Teknik pemeriksaan kovensional mungkin berlaku untuk pemeriksaan CT
Scan, namun posisi spesifik untuk pemeriksaan CT Scan kepala tergantung pada
kebijakan preferensi dan departemen protokol (rumah sakit), area scanning CT
Scan kepala dari vertex di 5 – 8 mm slice (Bontrager, 2018).
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada Bulan Juli 2022, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dan pengetahuan dengan tujuan untuk
mengetahui tata laksana pemeriksaan CT Scan kepala dan menegakan
diagnosa yang di tuangkan dalam Artikel Ilmiah yang berjudul “TEKNIK
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN KEPALA PADA KLINIS CIDERA
KEPALA BERAT DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. GUNAWAN
MANGUNKUSUMO AMBARAWA”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan artikel ilmiah
ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan pada studi kasus. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan mendapatkan
surat permintaan dari dokter pengirim. Setelah semua dokumen terkumpul
pasien bisa melaksanakan pemeriksaan CT Scan kepala pada klinis Cidera
Kepala Berat (CKB) di Instalasi Radiologi RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo
Ambarawa.
Untuk metode analisis data, petugas radiologi akan melakukan proses
billing atau menginput data-data pasien dan tersimpan pada suatu aplikasi. Pada
aplikasi ini akan di input data pasien yang terdiri dari nama pasien, nomor Rekam
Medis, biaya pemakaian alat radiologi dan catat hasil dari dokter radiologi.
Proses ini dilakukan secara bergantian antar petugas radiologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada tanggal 15 Juli 2022 pukul 10:12 pasien datang atas nama Tuan X
diantarkan oleh keluarga pasien dan perawat IGD sebagai pendamping pasien
dengan lembar permintaan CT Scan kepala. Berdasarkan keterangan dari
keluarga pasien sebelumnya pasien mengalami kecelakaan lalu lintas kemudian
di bawa ke RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa. Berdasarkan hasil
analisis dari dokter IGD, diagnose awal pasien mengalami Cidera Kepala Berat,
dokter dari IGD menyarankan untuk dilakukan CT Scan kepala tanpa kontras untuk
menegakkan diagnosa. Setelah itu perawat dari IGD membawa surat permintaan untuk
dilakukan CT Scan ke ruang radiologi. Dalam lembar permintaan pemeriksaan radiologi
tertulis klinis “CKB”. Petugas mengkonfirmasi kembali identitas pasien yang meliputi
nama, tanggal lahir,alamat, Setelah pasien melakukan pemeriksaan CT Scan pasien
dibawa kembali untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya.
1. Identitas Pasien
Adapun identitas pasien yang menjalani pemeriksaan CT Scan
Kepala dengan indikasi klinis cidera kepala berat di RSUD dr. Gunawan
Mangunkusumo Ambarawa yakni sebagai berikut :

Nama : Tuan X

Nomor Rekam Medis : 21XXXX

Jenis kelamin : Laki – laki

Alamat : Temanggung

Tanggal pemeriksaan : 15 Juli 2022

Pemeriksaan : CT Scan kepala Non kontras dan Reformat 3D

Poli/ Ruangan : IGD

Dokter pengirim : Dr. XXXX

2. Tata Pelaksanaan Pemeriksaan


Prosedur pemeriksaan CT Scan kepala dengan klinis Cidera
Kepala Bedang (CKB) di Instalasi Radiologi RSUD dr. Gunawan
Mangunkusumo Ambarawa.
a) Persiapan Pasien
Pasien Tn. X di antarkan ke ruang radiologi bersama
perawat IGD dan membawa surat permintaan, setelah itu di
persilahkan masuk ke dalam ruang pemeriksaan CT Scan, setelah
pasien tiba dipintu petugas memeriksa kembali nama pasien dan
memastikan pemeriksaan yang akan dilakukan. Kemudian
petugas memastikan kembali bahwa pada area kepala pasien
sudah dalam keadaan melepas segala benda yang dapat
mengganggu gambaran radiograf disekitar bagian tubuh yang
akan diperiksa seperti anting, kalung, jepitan rambut, kacamata
agar tidak mengganggu objek yang akan diperiksa.
b) Persiapan Alat
Adapun Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan CT
Scan kepala yakni sebagai berikut :
1) Pesawat CT Scan, dengan spesifikasi
Nama alat : Computed Radiography Scan (CT Scan)
Merk : Siemens Somatom Perspective (CT VC40)
Type / Tahun : -
Seri nomor : -
Gambar 4. Pesawat CT Scan

2) Monitor
Gambar 5. Monitor CT Scan
3) Printer Film

Gambar 6. Printer film CT Scan

4) Hand and Body Strap


5) Head Cleam

Gambar 8. Head cleam CT Scan

c) Teknik Pemeriksaan CT Scan kepala pada klinis Cidera Kepala


Berat
1. Proses Pemeriksaan
I. Posisi Pasien
Pasien diposisikan supine diatas meja
pemeriksaan dengan posisi kepala dekat dengan
gantry (head first).
II. Posisi Objek
1) Kepala pasien di posisikan fleksi dan di
letakkan pada head pads (bantalan kepala)
dengan posisi yang nyaman.
2) Kepala pasien di posisikan hingga Mid Sagital
Plane (MSP) kepala sejajar dengan lampu
indikator longitudinal, Posisi Meatus
accouticus Extemus.
3) Pasangkan head cleam pada daerah dahi
pasien.
4) Kedua tangan pasien diletakkan disamping
tubuh pasien.
5) Tubuh pasien difiksasi dengan body strap
(pengikat tubuh yang ada di meja
pemeriksaan).
6) Atur central point agar berada pada mention.
7) Memberikan selimut pada pasien.
8) Setelah arah sinar diatur, tekan tombol pada
gantry sampai berubah menjadi angka 0.
9) Tidak lupa untuk menutup pintu sebelum
pemeriksaan.
2. Proses scanning
Langkah-langkah dalam scanning diantaranya yaitu :
1) Masukkan identitas pasien pada monitor yang
meliputi nomor rekam medis, nama pasien, tanggal
lahir, dan klinis.
2) Setelah mengisi data pasien, kemudian memilih
jenis pemeriksaan CT Scan kepala biasa non
kontras.
Protokol CT Scan kepala dengan klinis CKB
a) Slice awal : Vertex
b) Slice akhir : inferior mandibula
c) Slice thickness : 5 mm
d) Kv dan Ma : 120 dan 165
e) Gantry tilt : 0.
3) Processing film
Setelah melakukan proses scanning, berikut
merupakan langkah-langkah dalam processing
film :
a) Klik Auto views
b) Klik directory pilih pasien yang di MPR, bagian
bawah pilih yang ada tulisan di tengahnya
“volume”, klik MPR sebelah kiri, kemudian klik
“load”.
c) Atur rotate dan zoom organ sebelah kiri.
d) Klik batch MPR.
e) Kotak atas kiri untuk MPR coronal, kotak atas
kanan untuk MPR sagittal, kotak bawah kiri
untuk MPR axial.
f) Klik garis kuning organ, tarik garis (-) warna
kuning kebawah untuk memulai yang ingin di
MPR, klik kanan pilih di MPR, klik kanan pilih
“start”. Kemudian klik garis (-) warna kuning lagi
keatas untuk mengakhiri organ yang di MPR,
klik kanan pilih “end”.
g) Atur slice thickness “5,0 mm” agar gambar lebih
halus.
h) Pilih “preview” kemudian pilih “save”.
i) Proses terakhir yaitu filming, untuk proses
filming layout yang digunakan yakni 4 x 5 yang
berisi satu scannogram dan 19 potongan axial
dalam satu film.
4) Hasil CT Scan

Gambar 9. Hasil CT Scan tampak brain


Gambar 10. Hasil CT Scan tampak bone

Gambar 11. Hasil CT Scan tampak 3D


Berikut hasil bacaan dari dokter spesialis radiologi, pada pemeriksaan CT Scan
kepala non kontras Tn. X pada klinis Cidera Kepala Berat.

Gambar 14. Hasil bacaan dokter radiolog

Teknik pemeriksaan CT Scan Kepala dengan klinis Cidera Kepala Berat di


Instalasi Radiologi RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa persiapan pasiennya
tidak ada persiapan khusus, hal ini dikarenakan pemeriksaan yang dilakukan tidak
menggunakan media kontras. Pada kondisi pasien yang gelisah, pada sisi kepala pasien
diberikan head cleam agar keadaan pasien tenang dan dapat mengurangi adanya
pergerakan, apabila pasien tetap gelisah maka sebagai radiografer tidak di perbolehkan
melakukan scanning hingga keadaan pasien tersebut tenang.

Berdasarkan analisis penulis, posisi pasien, tahapan scanning,


parameter scanning, dan pengolahan citra yang dilakukan pada pemeriksaan CT
Scan kepala pada klinis Cidera Kepala Bera di RSUD dr. Gunawan
Mangunkusumo Ambarawa sudah baik dan dapat menunjang diagnosa klinis
pasien dengan ditambahkan hasil CT Scan bone dan pengolahan citra 3D yang
dapat menampakkan dengan jelas fraktur yang ada.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan Artikel Ilmiah dengan judul “TEKNIK
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN KEPALA PADA KLINIS CIDERA
KEPALA BERAT DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. GUNAWAN
MANGUNKUSUMO AMBARAWA” dapat ditarik kesimpulan bahwa persiapan
pasien pada klinis cidera kepala sedang tidak dilakukan persiapan khusus karena
tidak menggunakan media kontras, kemudian untuk area scanning dilakukan
mulai dari vertex sampai dengan inferior mandibula, untuk slice thickness yang
digunakan yakni 5 mm,hal tersebut menetukan bahwa teknik pemeriksaan pada
rumah sakit ini mempunyai persamaan dengan teori (Bontrager, 2018) dan juga
pada RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa dilakukan pengolahan citra
3D untuk menampakan kesuluruhan citra pada kepala untuk menampilkan
bagian fraktur dan juga dapat membantu menegakkan diagnosa pada pasien.

SARAN
Pada pemeriksaan Ct Scan kepala pasien diberikan apron guna sebagai
proteksi radiasi, berhubung dengan dosis radiasi yang akan diterima pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Baskara Z Ramadhan, Sonny G R saragih, Diana Natalia, Wili Handoko, An
An.2020.Kolerasi Antara Rotterdam Ct Score Sebagai Prediktor
Mortalitas Pada Penderita Cedera Kepala di RSUD dr Abdul Aziz Kota
Singkawang Tahun 2016- 2018,
https://jurnal.umj.ac.id/index.phpz/ANNUR/article/download/7131/4413.
Bontrager, Jhon. Lampignano dan Leslie E. Kendrick. 2018. Textbook of Radiographic
Positioning and Related Anatomy. Ninth Edition. Elsevier. St Louis.
Bushong, Stewart Carlye bushing. 2017. Radiologic Science for Technologist.
Eleventh Edition. Elsevier. Canada St Louis.
Merrill’s, Bruce W. Long Jeannean Hall Rollins, Barbara j. Smith. 2016. Atlas of
Radiographic Positioning and Procedures. Thirteenth Edition. Mosby. St
Louis

Anda mungkin juga menyukai