Anda di halaman 1dari 3

Mekonium merupakan feses pertama janin dan neonatus yang juga

mengandung enzim pankreas, asam lemak bebas, orfirin, interleukin-8,


fosfolipase A2, biliribun indirek, dan bilirubin direk.
Kemungkinan yanv menyebabkan mekonium tidak keluar:
Kemungkinan besar, bayi akan mengeluarkan mekonium pertama kali
dalam waktu 24 jam sejak kelahirannya. Pada beberapa keadaan,
mekonium bisa tidak keluar dalam 24 jam pertama usia bayi. Hal ini
dapat disebabkan oleh gangguan usus, feses tersumbat, atau kelainan
pada saluran cerna, misalnya atresia ani.

Meski seharusnya mekonium dikeluarkan dalam 24 jam pertama setelah


bayi lahir, bisa saja bayi mengeluarkan mekonium saat ia masih dalam
kandungan. Penyebabnya beragam, dan salah satunya adalah janin
mengalami stres.

Indikasi muntah yang normal&abnormal:


Normal:

• Muntah tidak disertai demam tinggi


• Muntah tidak menyembur
• Bayi masih responsif
• Bayi masih mau menyusu
• Tidak rewel berlebihan
• Tidak ada darah atau cairan berwarna kehijauan (cairan
empedu) pada muntahan bayi
• Gejala dan efek muntah mereda setelah 6-24 jam

Tanda-tanda bahwa bayi bunda mengalami muntah abnormal,


antara lain:
• Muntahan bayi berwarna hijau. Kondisi ini bisa menjadi
pertanda bayi bunda mengalami gangguan pada ususnya
• Dia terlihat sangat kesakitan
• Muntah yang diiringi pembengkakan perut
• Muntah lbih dari seklail detelah mengalami cedera. Hal ini
kemungkinan bisa menjadi pertanda gegar otak
• Terdapat darah pada muntahannya. Jika hanya sedikit, bunda
tidak perlu khawatir karena itu normal terjadi. namun jika
banyak atau terus menerus ada darah, bawa ke dokter
• Muntah secara hebat dan terusmenerus
• Muntah yang diiringi menguningnya kulit dan mata bayi.
Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa bayi bunda mengalami
jaundice atau sakit kuning.

Normalnya, selama bayi berkembang di dalam kandungan, sel-sel saraf


terbentuk. Sel ini termasuk pada sistem pencernaan yang terbentuk
mulai dari kerongkongan (esofagus), mengarah ke perut, hingga
berakhir di anus.

Seorang bayi umumnya akan memiliki sekitar 500 juta jenis sel saraf
yang terbentuk dari kerongkongan hingga ke anus.

Banyaknya sel saraf tersebut menjalankan banyak fungsi, salah satunya


yakni memindahkan atau mengalirkan makanan dari satu bagian sistem
pencernaan ke bagian lainnya.

Namun, proses pembentukkan sel-sel saraf tersebut berbeda pada bayi


yang mengalami Hirschsprung atau hisprung.

Pertumbuhan sel-sel saraf bayi dengan Hirschsprung berhenti di bagian


ujung usus besar atau tepat sebelum rektum dan anus.

Inilah mengapa bayi baru lahir yang memiliki penyakit Hirschsprung


biasanya tidak dapat buang air besar setelah kelahiran.

Pada beberapa bayi lainnya, sel-sel saraf juga bisa hilang atau berhenti
tumbuh di bagian sistem pencernaan mana pun. Terhentinya
pertumbuhan sel-sel saraf tersebut membuat feses yang seharusnya
keluar malah berhenti di bagian tertentu.

Hal ini membuat feses yang macet dan susah keluar jadi menumpuk di
dalam sistem pencernaan. Akibatnya, bagian usus bayi tersumbat
sehingga membuat perut menjadi bengkak dan kembung.
Umumnya, tanda yang paling jelas dari Hirschsprung adalah bayi tidak
bisa buang air besar dalam kurun waktu 48 jam setelah dilahirkan.
Padahal normalnya, bayi akan mengeluarkan mekonium atau feses
pertama saat baru lahir.

Selain itu, gejala hisprung lainnya yang dialami pada bayi baru lahir
adalah:perut bengkak dan kembung pada bayi,anak muntah berwarna
hijau atau cokelat,sembelit atau susah buang air besar,perut bergas
yang dapat menyebabkan bayi rewel,bayi dan anak demam,kesulitan
dalam buang air kecil,gagal untuk mengeluarkan mekonium setelah
kelahiran,
frekuensi buang air besar tidak sering,penyakit kuning,
susah menyusui, sertakenaikan berat badan yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai