Anda di halaman 1dari 25

AKUNTASI FORENSIK

DAN INVESTIGASI
FRAUD
DOSEN PEMBIMBING
Bpk Andi Alfiansyah Wisudawan SE.,MA

Nama kelompok 1 Kelas Akuntansi 7D :


- Regina Ledis Halawa (1912311002)
- Retno Wulan Agustin (1912321005)
- Angelina Infani (1912321016)
- Bagas Eko S W (1912321022)
BAB 1
AKUNTANSI
FORENSIK

Apa itu Akuntansi


Forensik???
Akuntansi Forensik adalah Penerapan disiplin
akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada
masalah hukum untuk penyelesaian hukum di
dalam atau diluar pengadilan. Akuntansi Forensik
juga dapat diartikan penggunaan ilmu akuntansi
untuk kepentingan hukum
Penerapan Akuntansi Forensik
 Dalam penyelesaian sengketa antar individu
 Di perusahaan swasta dengan berbagai bentuk
hukum
 Di perusahaan yang sebagian atau seluruhnya
dimiliki negara, baik dipusat maupun daerah
(BUMN/BUMD)
 Di departemen/kementrian,pemerintahaan pusat
dan daerah, MPR, DPR/DPRD dan lembaga Negara
lainnya
Bidang spesialis penerapan forensik
selain bidang akuntansi
● Chemist ● Psychiatrist/Psychologist
● Anthropologist ● Serologist
● Dentist ● Engineering
● Document ● Linguistics
investigator ● Medicine
● Entomologist ● Pathology
● Geologist ● Psychiatry
● Pathologist
● Photographer
Akuntan Forensik dikaitkan
dengan Pengadilan
KUHP 179 ayat 1
Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

Saksi ahli/ Expert witness

saksi ahli lainnya : didalamnya termasuk akuntan dan


team pelaksana audit investigatif
SENGKETA
Hal yang dikurangi atau dihilangkan berupa :
 Uang atau asset lainnya, naik tangable maupun intangible
asset, yang dapat diukur dengan uang
 Reputasi. Pencemaran nama baik (Pribadi,Keluarga atau
Perusahaan)
 Peluang bisnis, tidak bias ikut tender
 Gaya hidup
 Hak-hak lain terkait dengan transaksi bisnis
SENGKETA

Berhasil tidaknya penyelesaian sengketa :

oBesarnya konsekuensi nilai uangnya


oBesar kecilnya pertikaian pribadi
oPenyelesaian kasus yang serupa
oDampak publisitas akibat kasus tersebut
oBeban emosional yang harus ditanggung
Fraud dan AkuntansiForensik
 Akuntansi forensik pada dasarnya menanganifraud.
Olehkarena itu para akuntan forensik di Amerika
Serikatmenamakan asosiasi mereka Association of
CertifiedFraud Examiners (ACFE). ACFE ini
mempublikasikanpenelitiannya tentangfraud, seperti
konsepFraud TreedanReport to the Nation.
:
Akuntansi atau Audit Forensik?
Pada mulanya, di Amerika Serikat, akuntansi forensik digunakan untuk
menentukan pembagian warisan atau digunakan untuk menentukan
pembagian warisan atau mengungkapkan motif pembunuhan. Bermula
dari mengungkapkan motif pembunuhan. Bermula dari penerapan
akuntansi untuk memecahkan hukum, maka penerapan akuntansi untuk
memecahkan hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi (dan
bukan istilah yang dipakai adalah akuntansi (dan bukan audit) forensik.
Sekarang pun kadar akuntansinya audit) forensik. Sekarang pun kadar
akuntansinya masih terlihat, misalkan dalam perhitungan ganti masih
terlihat, misalkan dalam perhitungan ganti rugi, baik dalam konteks
keuangan negara, maupun di rugi, baik dalam konteks keuangan negara,
maupun di antara pihak-pihak dalam sengketa perdata. Akuntansi antara
pihak-pihak dalam sengketa perdata. Akuntansi forensik pada awalnya
adalah perpaduan yang paling forensik pada awalnya adalah perpaduan
yang paling sederhana untuk akuntansi dan hukum. sederhana untuk
akuntansi dan hukum.
Peran Akuntan Forensik di Indonesia

Akuntansi forensik sebenarnya telah dipraktekkan di Indonesia.


Praktek ini tumbuh tak lama setelah terjadi krisis keuangan
tahun 1997. Sejauh ini belum banyak terdengar kasus korupsi
besar yang terkuak berkat kemampuan akuntan forensik. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya penyedia jasa akuntan forensik di
Indonesia. Selain kurangnya penyedia jasa dalam bidang ini,
perkembangan ilmu akuntansi forensik di Indonesia masih
sangat jauh bila dibandingkan negara-negara tetangga karena
belum adanya standar yang memadai
Segitiga Akuntansi Forensik
Perbuatan Melawan Hukum

Kerugian Hubungan Kausalitas

Segitiga Akuntansi Forensik adalah Konsep hukum yang paling penting


dalam menetapkan ada atau tidaknya kerugian, dan kalau ada bagaimana
konsep perhitungannya.
FOSA dan COSA
Akuntansi Forensik secara sistem terbagi dua tipe yaitu:

* FOSA atau Fraud Oriented system audit, adalah akuntansi forensik


yang menangani masalah-masalah fraud dalam 2 fokus kajian yaitu
Pengambilan asset secara illegal berupa Skimming (Penjarahan), Lapping
(Pencurian) Kitting (Penggelapan dana), serta Kecurangan laporan keuangan
berupa salah saji material dan data keuangan palsu. Dengan demikian untuk
mengidentifikasi fraud secara umum, digunakan FOSA.
* COSA atau Corruption Oriented system audit adalah akuntansi
forensik yang menangani masalah fraud dalam fokus kajian yaitu Korupsi.
Jadi COSA digunakan untuk identifikasi fraud secara spesifik yaitu
korupsi.
Standar Akuntansi Forensik
● Adapun standar akuntansi Forensik ada empat macam
yaitu:
a. Independensi; akuntan forensik harus independen dalam
melaksanakan tugasnya, bertangggung jawab dan objektif
atau tidak memihak dalam melaksanakan telaahan
akuntansi forensiknya.
b. Kemahiran Profesional; akuntansi forensik harus
dilaksanakan dengan kemahiran dan kehati-hatian
professional.
c. Lingkup Penugasan; akuntan harus memahami tugasnya
dengan baik, mengkajinya dengan teliti dan melaporkannya
dalam kontrak.
d. Pelaksanaan Tugas Telaahan; akuntan harus memahami
permasalahan dengan baik, seperti rumusan masalah,
perencanaan dan pengumpulan bukti dan evaluasinya,
sampai pada tahap komunikasi hasil penugasan berupa
laporan akhir yang berisi fakta dan kesimpulan.
BAB 2
Mengapa Akuntansi
Forensik???
Forensik???
Corruption (Korupsi

Asset Misappropriation
FRAUD (Penyimpangan atas asset)

Fraudulent Statement
(Pernyataan salah)
Corporate Governance
TATA KELOLA
PERUSAHAAN

ACCEPTABLE
Good Corporate Governance OBEY THE LAW
VALUE CREATION
Jadi Corporate Governance Adalah …
 Sistem :
Mengatur bagaimana korporasi diarahkan dan
dikendalikan untuk meningkatkan kemakmuran bisnis
sevara accountable untuk mewujudkan nilai pemegang
saham dalam jangka Panjang dengan tidak mengabaikan
kepentingan Stakeholder lainnya.
 Struktur :
Memberikan kejelasan fungsi, hak, kewajiban, dan
tanggungjawab antara pihak-pihak yang berkepentingan
atas korporasi, mencakup proses control internal dan
eksternal yang efektif serta menciptakan
keseimbangan internal dan eksternal
Corrupton Perceptions Index (CPI)

Indeks mengenai persepsi Berdasarkan data yang di


korupsi suatu Negara rilis Transparency
International (TI), pada
Selasa 25 Januari 2022
Indeks Persepsi Korupsi
TI (transparency international) adalah (IPK) Posisi Indonesia
organisasi masyarakat madani global berada di Peringkat 96 dari
(global civil society) yang melopori 180 negara
pemberatasan korupsi.

Organisasi yang didirikan Jerman


sebagai organisasi nirlaba sekarang
menjadi organisasi non-pemerintah yang
memainkan usaha menuju organisasi
yang berstruktur demokratik
Global Corruption Barometer
Global Corruption Barometer (GCB) merupakan survei pendapat umum yang
dilakukan sejak tahun 2003. Pada saat penulisan buku ini hasil survei GCB yang
tersedia adalah GCB tahun 2009. Survei sebelumnya adalah untuk tahun 2007,
tidak ada survei untuk tahun 2008. Survei dilakukan oleh Gallup Internasional
atau atas nama Transparency Internasional (TI). GCB berupaya memahami
bagaimana dan dengan cara apa korupsi memengaruhi hidup orang banyak, dan
memberikan indikasi mengenai bentuk dan betapa luasnya korupsi, dari sudut
pandang anggota masyarakat di seluruh dunia
Global Corruption Barometer
Di bawah ini secara beruturut disajikan Global Corruption Barometer 2007 dan 2009 (GCB-2007 dan GCB-2009).
Ada perubahan dalam format penyajian GCB-2007 dan GCB-2009). GCB 2007 mewawancarai 63.199 orang di
60 negara dan kawasan (territories) antara bulan Juni dan September 2007. GCB 2009 mewawancarai 73.132
orang di 69 negara dan kawasan (territories) antara bulan Oktober 2008 dan Februari 2009, jumlah negara
dalam survei GCB sejak 2003 (survei pertama) berubah-ubah sebagai berikut:

Tahun Negara

2003 45

2004 64

2005 70

2006 63

2007 60

2009 69
BRIBE PAYERS INDEX (BPI)

Tahun 2008 2.742 wawancara dengan para eksekutif bisnis


senior di 26 negara, yang dilaksanakan 5 Agustus
sampai 29 Oktober, maka dilakukan survei atas
nama Transparency Internasional oleh Galup
Internasional secara keseluruhan dan atas proses
pengendalian mutu
Diantara
negara ekspor
Belgia dan
Kanada paling
kecil Penyuapan Hasil dari survei tersebut ialah semua negara yang paling
Ketika kuat ekonominya sedikit banyaknya (dipandang)
beroperasi diluar mengekspor korupsi. Kebanyakan informasi dalam BPI
negeri 2008 merupakan data agregat dan bukan per negara
KORUPSI DAN IKLIM INVESTASI-KAJIAN PERC
No. Urut Negara/Territory Skor
1 Singapura 1,70
Political and Economic Risk Consultancy, Ltd. (disingkat PERC) 2 Hong Kong 1,89
melakukan kajian untuk menilai risiko politik dan ekonomi suatu negara. 3 Australia 2,40
Kajian-kajian ini merupakan referensi bagi pembisnis yang akan dan 4 Amerika Serikat 2,89
sudah menananmkan modalnya di negara bersangkutan. Salah satu
5 Jepang 3,99
kajian PERC menunjukkan tingkat korupsi menurut persepsi eksekutif
6 Korea Selatan 4,64
asing di negara tertentu. Survei terakhir PERC menyajikan skor korupsi
7 Macau 5,84
(corruption scores) untuk 14 perekonomian Asia berdasarkan survei
8 Cina 6,16
terhadap lebih dari 1.700 eksekutif. Survei ini melalui AFP pada tanggal
April 2009. Australia dan Amerika Serikat dimasukkan dalam survei dan 9 Taiwan 6,47

dalam table dibawah, sekedar sebagai pembanding 10 Malaysia 6,70


11 Filipina 7,00
12 Vietnam 7,11
13 India 7,21
14 Kamboja 7,25
15 Thailand 7,63
16 Indonesia 8,32
GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
Tingkat kemampuan bersaing suatu negara mencerminkan sampai berapa jauh
negara tersebut dapat memberikan kemakmuran kepada warga negaranya. Sejak 1979, World
Economic Forum (WEF) menerbitkan laporannya (The Global CompetitivenessReport) yang
meneliti faktor-faktor yang memungkinkan perekonomian suatu bangsa dapat mempunyai
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran jangka panjang yang berkesinambungan. Laporan ini
memeringkat tingkat kemampuan bersaing negara-negara dalam indeks yang disebut Global
Competitiveness Index.
Global competitiveness index (GCI) atau indeks daya saing global adalah suatu indeks
yang mengukur progres suatu negara dalam perkembangan semua faktor-faktor yang
memengaruhi produktivitasnya. Secara implisit, indeks ini mengukur seberapa efisien suatu
negara memanfaatkan faktor-faktor produksinya yang kemudian akan berujung pada upaya
memaksimalkan produktivitas faktor total / total factorproductivity (TFP) dan mencapai
pertumbuhan ekonomi jangka panjang, sehingga bermanfaat bagi pembuat kebijakan untuk
melakukan intervensi kebijakan yang efektif.
Global Corruption Barometer
Global Corruption Barometer (GCB) merupakan survei pendapat umum yang
dilakukan sejak tahun 2003. Pada saat penulisan buku ini hasil survei GCB yang
tersedia adalah GCB tahun 2009. Survei sebelumnya adalah untuk tahun 2007,
tidak ada survei untuk tahun 2008. Survei dilakukan oleh Gallup Internasional
atau atas nama Transparency Internasional (TI). GCB berupaya memahami
bagaimana dan dengan cara apa korupsi memengaruhi hidup orang banyak, dan
memberikan indikasi mengenai bentuk dan betapa luasnya korupsi, dari sudut
pandang anggota masyarakat di seluruh dunia
Indeks Daya Saing Global
Peringkat indeks daya saing global Indonesia dalam laporan World Economic Forum
(WEF) turun dari peringkat 45 dari 140 negara pada tahun 2018 menjadi peringkat 50 dari 141
negara pada tahun 2019. Indonesia menempati urutan ke-4 di ASEAN setelah Singapura (1),
Malaysia (27) dan Thailand (40), dan jika dibandingkan dengan Singapura yang menempati
posisi pertama dalam daya saing global, Indonesia masih tertinggal di hampir seluruh
komponen daya saing, kecuali komponen stabilitas makroekonomi dan ukuran ekonomi.
Menurut laporan WEF, tidak ada perubahan kinerja yang signifikan pada indeks daya
saing global Indonesia pada tahun2019. Namun, ada beberapa pilar yang menyebabkan
penurunan pada skor Indonesia, diantaranya adalah adopsi teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), pilar selanjutnya adalah kesehatan, pasar barang dan jasa, serta pilar keterampilan dan
pasar tenaga kerja. Dalam laporannya, WEF juga menyebutkan bahwa ada beberapa kinerja dari
indeks daya saing global Indonesia yang dapat ditingkatkan, di antaranya adalah pilar dinamika
bisnis yang mengalami peningkatan pada tahun 2019 yaitu dari 69 poin menjadi 69,6 poin dan
pilar sistem keuangan yang stabil dari 63,9 poin menjadi 64 poin. Selain itu, walaupun
kemampuan inovasi (37,7 poin) Indonesia masih terbatas, namun terus mengalami peningkatan
18:00 65%

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai