Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kasus PT.

Drydocks World Graha dalam Perspektif Human


Relations in Organizations Application and Skill Building
“Dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester dari mata kuliah Human Relations dengan
dosen pengampu Dr (c). Agung Prihatna, S.Sos., M.Kesos.”

MAKALAH

Dibuat oleh :
Mardiana Meisie Safitri
07031282025060
C Ilmu Komunikasi Indralaya 2020

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Analisis Kasus PT. Drydocks World Graha
dalam Perspektif Human Relations in Organizations Application and Skill Building" dengan
baik dan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Human Relations. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang human relations bagi para pembaca dan
juga bagi penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 19 Mei 2022.

Mardiana Meisie Safitri


Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 2


Daftar Isi ................................................................................................................................................. 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia selalu
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Komunikasi merupakan
salah satu penunjang kebutuhan manusia untuk membangun hubungan dengan orang
lain sehingga memenuhi kebutuhannya. Adanya proses komunikasi menambah warna
kehidupan manusia. Yang terpenting, orang-orang dengan komunikasi dapat
mempertahankan kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam proses
sosial yang terjadi antar manusia, komunikasi ini seringkali menimbulkan konflik dan
masalah yang tidak cukup mengganggu hingga menimbulkan perang atau perpecahan.
Oleh karena itu, diperlukan proses komunikasi yang efektif antar manusia agar
kelangsungan hidup mereka dapat terjalin secara harmonis. Salah satu upaya untuk
menciptakan atau menciptakan kesinambungan yang harmonis adalah dengan
meningkatkan hubungan baik antar manusia. Kerangka kerja yang lebih luas
memungkinkan Anda untuk menerapkan hubungan ke dunia kerja, seperti organisasi,
bisnis, negara, dan urusan internasional. Hubungan sangat penting dalam semua aspek
kehidupan manusia, karena hubungan berfokus pada proses komunikasi yang
memperhatikan aspek manusia. Artinya manusia dianggap makhluk yang dihormati
oleh orang lain, memiliki harkat dan martabat yang sama, serta perlu diperlakukan
semaksimal mungkin. Hal ini menciptakan harmoni dalam proses sosial.
Maka dari itu dalam tugas ini penulis merasa penting untuk mengungkap dan
menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan Human Relations. Tepatnya menganalisis
kasus dari PT. Drydocks World Graha pada tahun 2010 silam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kasus dari PT. Drydocks World Graha?
2. Bagaimana analisis kasus PT. Drydocks World Graha melalui perspektif
Human Relations in Organizations Application and Skill Building?
1.3 Tujuan
1. Memahami kasus dari PT. Drydocks World Graha.
2. Memahami kasus PT. Drydocks World Graha dari perspektif buku Human
Relations in Organizations Application and Skill Building.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus PT. Drydocks World Graha pada tahun 2010
Dilansir dari website liputan6.com, 12 tahun lalu tepatnya pada tahun 2010 PT.
Drydocks World mengalami kerusuhan akibat adanya masalah internal.
Suasana PT Drydock World Graha di Tanjungmuncang, Batam, Kepulauan Riau
mendadak mencekam pada Kamis 22 April 2010 silam. Ribuan pekerja perusahaan tersebut
mengamuk dan membakar kantor mereka. Kerusuhan ini pecah sekitar pukul 07.00 WIB.

Pagi itu, sejumlah petinggi masing-masing departemen perusahaan itu baru saja
menggelar rapat. Satu di antaranya, bagian kelistrikan proyek L205. Mereka menggelar rapat
di salah satu ruangan gedung manajemen. Di ruangan tersebut hadir para supervisor, baik yang
berkewarganegaraan Indonesia maupun pekerja asing (WNA).

Saat rapat berlangsung, tiba-tiba seorang supervisor berkewarganegaraan India,


mengeluarkan kata-kata kasar dengan menyebut, 'All Indonesian stupid' (semua orang
Indonesia bodoh). Umpatan itu membuat supervisor berkewarganegaraan Indonesia yang hadir
di ruangan itu naik pitam dan nyaris adu jotos. Tapi berhasil diredam.

Seusai rapat, WN India itu ternyata juga memaki para pekerja WNI yang tengah
mengerjakan kapal L205. Dia mengatakan '99 persen Indonesian Stupid'.

Hinaan itupun dengan cepat menyebar ke sekitar 10.000 pekerja Drydock yang masuk
pagi itu. Mereka pun bergerak mencari pekerja asal India. Mereka meminta agar pekerja asing
asal India hengkang dari Batam.

Kemarahan pekerja kian tak terkendali. Mobil sejumlah petinggi Drydock yang
terparkir di depan gedung manajemen dan gedung owner jadi sasaran. Mereka merusak hingga
membakar beberapa di antaranya. Total 5 dari 38 mobil habis dibakar.

Sembilan orang pekerja perusahaan galang kapal itu luka parah. Enam orang di
antaranya pekerja asal India dan dua lainnya WNI.
2.2 Analisis Kasus PT. Drydocks World Graha melalui Perspektif Human Relations
in Organizations Application and Skill Building.
Dalam Kim (1984:17) dikemukakan adanya beberapa tataran dalam memahami kontak
antarbudaya. Dua diantaranya adalah tataran antar bangsa dan tataran antar dua kelompok
sosiologis. Dalam kasus amuk buruh di PT. Drydocks World Graha, terlibat dua kelompok
yang termasuk dalam tataran antar bangsa, yaitu India dan Indonesia. Dari kasus yang telah
dipaparkan disebutkan bahwa WNI merasa tersinggung dengan umpatan warga India yang
bekerja di PT. Drydocks World Graha. Sehingga, hal tersebut menyebabkan keributan antar
satu manusia dengan yang lainnya. Berkomunikasi dengan orang lain memunculkan emosi,
dan perasaan kita memengaruhi perilaku, hubungan antarmanusia, dan kinerja kita dalam
kehidupan pribadi dan profesional kita. Hal tersebut memang sangatlah berpengaruh bagi
kehidupan kita terutama dalam kegiatan bekerja.

Dalam menanggapi kasus tersebut, kericuhan yang terjadi disebabkan karena kurangnya
kesadaran emosional antar manusia di dalam perusahaan tersebut. Mereka saling tersulut emosi
dan menyebabkan keributan yang berujung aksi demo. Dalam buku Human Relations in
Organizations Application and Skill Building dituliskan bahwa seorang pekerja harus mengerti
perasaan seseorang dan mengendalikan emosinya.

Kita Bisa Mengendalikan Perilaku, Bukan Perasaan Kita harus menyadari bahwa
perasaan itu subjektif; mereka memberi tahu kita tentang sikap dan kebutuhan orang-orang.
Perasaan biasanya disamarkan sebagai pernyataan faktual. Yang paling penting, perasaan tidak
benar atau salah, tetapi perilaku, jadi kita tidak boleh membuat penilaian dan mengevaluasi
perasaan, hanya perilaku. Kita tidak dapat memilih perasaan kita atau mengendalikannya.
Namun, kita dapat mengontrol bagaimana kita mengekspresikan perasaan kita. Anda dapat
menggunakan pengendalian diri atas perilaku Anda, yang disebut mengelola emosi. Misalnya,
jika seseorang mengatakan sesuatu yang membuat Anda kesal, Anda akan merasakan emosi
tersebut dan kemudian memilih perilaku Anda, seperti tidak mengatakan apa-apa, memberi
orang tersebut melihat kotor, berteriak, melempar sesuatu, atau memukul orang tersebut. Orang
tidak bisa melihat perasaan kita, hanya perilaku kita yang mengungkapkan perasaan itu. Jadi
kita akan merasakan emosi kita, tetapi harus mengontrol perilaku kita.

Nonverbal Menyampaikan Perasaan Emosi lebih jelas diungkapkan melalui


komunikasi nonverbal daripada verbal. Misalnya, jika seseorang marah, dia biasanya tidak
akan memberi tahu kita. Tapi kita bisa tahu dari raut wajah orang itu, nada suaranya,
penunjukan jarinya ke kita, dan sebagainya. Senyum atau cemberut seseorang menyampaikan
perasaan senang atau sedih. Jadi, untuk benar-benar memahami perasaan seseorang, perhatikan
perilaku nonverbalnya saat Anda berkomunikasi.

Dan dalam bekerja, kita juga harus mengontrol perilaku dan tidak hanya meminta untuk
dimengerti. Kerja emosional membutuhkan ekspresi perasaan melalui perilaku yang diinginkan.
Misalnya, karyawan diharapkan ceria dengan pelanggan, menyenangkan dengan rekan kerja,
dan menghindari mengungkapkan perasaan melalui perilaku negatif di tempat kerja. Manajer
harus mendorong karyawan untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang positif.
Namun, mereka tidak boleh membiarkan karyawan berteriak, mengumpat, menggertak, atau
memukul orang lain. Oleh karena itu, menangani emosi secara efektif, yang sedang Anda
pelajari, dapat membantu mencegah perilaku negatif. Meskipun kita mungkin tidak menyukai
beberapa rekan kerja kita, kita harus memperlakukan mereka dengan kerja emosional yang
penuh hormat. Juga, kita tidak boleh terjebak dalam emosi orang lain. Anda tidak cocok dengan
perilaku negatif mereka. Misalnya, ketika seseorang meneriaki Anda, bukan berarti Anda harus
membalasnya. Mengembalikan perilaku negatif biasanya hanya memperburuk interaksi dan
melukai hubungan antarmanusia. Jadi tetaplah tenang.

Dari beberapa kutipan buku diatas melalui perspektifnya kita bisa melihat bahwa masalah
internal adalah masalah kecil namun membawa pengaruh yang besar untuk kinerja bahkan
perusahaan. Mengontrol emosi, perilaku dan tidak tersulut emosi adalah salah satu cara yang
bisa dilakukan untuk menghentikan atau mengurangi konflik. Menurut buku Human Relations
in Organizations Application and Skill Building, konflik bisa tercipta karena kurangnya
kesadaran akan pentingnya menjaga emosional dan perilaku di tempat kerja. Selain itu,
perbedaan kultur juga bisa menjadi faktor terjadinya konflik di sebuah perusahaan. Apa yang
dapat diterima dalam satu budaya mungkin tidak dapat diterima di budaya lain. Beberapa
budaya kekurangan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan seperti kecemasan, depresi,
kesedihan, dan rasa bersalah, dan mereka menafsirkan emosi yang sama secara berbeda.
Ekspektasi tenaga kerja emosional bervariasi secara budaya. Misalnya, di Amerika Serikat,
karyawan umumnya diharapkan ramah dan tersenyum kepada pelanggan. Namun, dalam
budaya Muslim, tersenyum umumnya dianggap sebagai tanda ketertarikan seksual, sehingga
wanita tidak dianjurkan untuk tersenyum pada pria.

Sama halnya dengan kasus PT. Drydocks World Graha yang dipicu oleh umpatan WNA
yang bekerja disana. Bahasa yang berbeda dan nada yang biasanya juga sangat berbeda
membuat opini-opini lain bermunculan dan menimbulkan amarah antar satu dengan yang
lainnya. Perlunya penyesuaian dan saling memahami baik verbal maupun nonverbal untuk
kasus yang seperti ini agar semua merasa aman dan nyaman dalam bekerja.
BAB III
PENUTUP
Komunikasi antara manusia memanglah penting untuk saling memahami dan mengerti.
Komunikasi juga yang membuat hubungan antar manusia semakin dekat dan tahan lama.
Namun, komunikasi yang tidak sesuai etika dan berbeda budaya akan menyebabkan hal-hal
kecil yang berakibat fatal. Berkomunikasi memang menguras tenaga, pikiran, emosi dan
perasaan. Namun, hal tersebut akan menjadi perhitungan dalam berhubungan antar manusia.

Konflik-konflik dalam lingkungan kerja dapat membuat kericuhan dan kerusakan bagi
perusahaan. Seperti konflik dari PT. Drydocks World Graha yang terbakar dan menyebabkan
demo pemberhentian WNA yang bekerja disana. Bermula dari umpatan yang dilontarkan TNA
kepada pribumi membuat keributan yang besar. Untuk mengurangi terjadinya keributan,
baiknya sebagai pekerja kita membagi perasaan, mengontrol perasaan dan juga perilaku agar
pekerjaan yang kita jalani terasa lebih aman dan nyaman.
Daftar Pustaka
Lussier, Robert N. 2017. Human Relations in Organizations : Application and Skill Building.
New York, NY : McGraw-Hill Education.

Rejeki, Ninik Sri. 2011. Diversitas Kultural dan Pengelolaan Konflik Dalam Sebuah
Organisasi Bisnis Multinasional. Jurnal Komunikasi, (1,2). Diakses melalui
https://www.researchgate.net/ pada tanggal 20 Mei 2022.

Anda mungkin juga menyukai