Anda di halaman 1dari 34

CRITICAL BOOK

REPORT 
FILSAFAT KEPENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : Romalum purba
NIM : 2211131013
DOSEN:DR.IRWANDY,M.PD
KELAS : REGULER A

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PRODI PENDIDIKAN BAHASA
PRANCIS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan berkah,
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Critical Book Review (CBR)
untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan serta untuk menambah wawasan serta
pengetahuan membaca.
Atas tersusunnya CBR ini, saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun termasuk dosen mata kuliah
Filsafat Pendidikan,Bapak Dr.Irwandy,M.PD
mengarahkan saya hingga terselesaikannya
penyusunan CBR ini. Namun saya menyadari, CBR ini
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan
saran saya harapkan dari berbagai pihak.
Demikian saya berharap semoga CBR ini dapat
bermanfaat bagi pembaca senusa setanah air. Dan
saya memohon maaf apabila ada kata yang tidak
berkenan, karena sesungguhnya kesempurnaan milik
Allah dan kesalahan milik saya.
Medan,11 september 2021

Romalum purba

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….1
1.1  Latar Belakang…………………………………………...1
1.2 Tujuan……………………………………………………...…1
1.3 Manfaat……………………………………………………...1   
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………2
2.1 Identitas Buku………………………………………………2
2.2 Ringkasan Isi Buku…………………………………………3
2.3 Penilaian Terhadap Buku……………………...........30
BAB III PENUTUP………………………………………………….31
3.1 Kesimpulan………………………………………………….31
3.2 Saran……………………………………………………….....31
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….32

  
ii

BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan paling
sempurna penciptaannya dari makhluk
lain. Dengan menggunakan panca indera, manusia
berusaha memahami benda-benda konkrit Eksistensi
alam semesta tempat manusia hidup yang selalu
berubah dan penuh dengan peristiwa-peristiwa
penting bahkan dahsyat untuk dipikirkan dan
direnungkan. Kadang-kadang manusia tidak kuasa
untuk menentang dan menolaknya, menyebabkan
manusia itu tertegun, termenung memikirkan segala
hal yang terjadi di sekitar dirinya.Manusia
mengupayakan eksistensinya untuk hadir di alam
dalam berpikir agar apa yang dilihatnya dapat
dipahami makna kehadiran sesuatu di luar dirinya.
Berpikir adalah hasil kerja pikiran. Pikiran manusia
dalam proses-proses pikirannya selalu nampak
misterius dan menakjubkannya seperti alam semesta
sendiri, sehingga manusia terdorong memikirkannya
secara mendalam.Seperti halnya, proses berpikir
dapat dilakukan manusia dengan mengarahkan
pandangannya ke langit biru, maka nampak olehnya
benda-benda angkasa mengambang dan bersemayam
di langit-langit. Filsafat, dalam arti analisa filsafat
adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang
digunakan oleh para ahli pendidikan dalam
memecahakan problematika
pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya,
di samping menggunakan metode-metode ilmiah
lainnya. Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-
pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan
oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan
bercorak serta diwarnai oleh pandangan

Tujuan cbr(Critical book review)


1. Memenuhi penyelesaian tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan
2. Menambah wawasan pengetahuan tentang
Filsafat dalam Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan menemukan inti sari
suatu bab di dalam buku
4. Menguatkan diri untuk berpikir kritis dalam
mencari informasi

MANFAAT CBR(CRITICAL BOOK REVIEW)


1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan
penilaian umum dari sebuah buku
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang
direview
3. Menguji kualitas buku dengan membandingkan
terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis
lainnya
4. Memberi masukan kepada penulis
BAB II
Ringkasan Isi Buku
Ringkasan Isi Buku Utama

BAB I. Hakikat Manusia Dalam Kajian Filsafat


Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling
sempurna, eksistensinya ditentukan secara mutlak
oleh Sang Pencipta, tersusun atas kesatuan jiwa, dan
raga, serta eksis sebagai individu yang
memasyarakat. Dengan kata lain dapat disebutkan
bahwa manusia memiliki kelebihan dari makhluk
lain, kelebihan itu ada pada potensi-potensi daya
psikisnya yaitu akal fikir, rasa dan karsa. Maka
manusia dalam kehidupan sehari-harinya dapat
memainkan berbagai peran berdasarkan hakikat
adanya akal fikir, rasa dan karsa serta nafsu sebagai
berikut.
A. Manusia sebagai Makhluk Individu (Individual
Being)
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai
potensi yang akan berkembang jika disertai dengan
pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat
menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang
ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia
dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam
pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya
sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup
manusia itu sendiri.
B. Manusia sebagai Makhluk Sosial (Social Being)
Manusia sebagai makhluk social berarti bahwa di
samping manusia hidup bersama demi memenuhi
kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama
dalam memenuhi kebutuhan rohani. Potensi-potensi
yang ada pada diri individu tidak dengan sendirinya
dapat berkembang secara alamiah, tetapi
membutuhkan bantuan orang lain dan saling
ketergantungan satu dengan yang lain.
C. Manusia sebagai Makhluk Berbudaya (Homo
Humanis)
Kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk
mencapai kesempurnaan. Kebudayaan itu hanya
dimiliki leh masyarakat manusia. Kebudayaan itu tidak
diturunkan secara biologis melainkan diperoleh malui
proses pembelajaran. Serta kebudayaan itu didapat,
didukung, diteruskan, dan dilestarikan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
D. Manusia sebagai Makhluk Ekonomi (Homo
Economicus)
Hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari
kegiatan yang intinya adalah untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidup manusia seperti sandang
(pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat
tinggal). Manusia memiliki naluri kekuatan untuk
memenuhi kebutuhannya agar manusia bisa bertahan
hidup dan berkembang.
E. Manusia sebagai Makhluk Terdidik (Homo
Education)
Manusia membutuhkan pendidikan karena anak
manusia lahir dengan potensi yang masih laten, agar
potensi sebagai modal dasar dapat berkembang maka
perlu bantuan , bimbingan, dan
pengarahan dari orang-orang yang lebih dewasa.
Pendidikan bertujuan mengembangkan potensi ke arah
yang lebih baik.
F. Manusia sebagai Makhluk Berpikir
Berpikir merupakan anugrah Tuhan yang tidak
terhingga nilainya, melalui berfikir manusia mampu
memecahkan persoalan yang dihadapinya, dapat
membuat rencana, dan sebagainya, yang akhirnya akan
menemukan kebahagiaan dan kesejahteraan yang
merupakan tujuan hidup manusia.
G. Manusia sebagai Makhluk Religius (Homo
Religious)
Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya
untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran
Tuhan baik yang tersirat ataupun dengan tersurat
dalam lingkungan sehari-hari. Maka dari keseluruhan
perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam
setiap sisinya, baik dari sisi individu, social, susila,
maupun religious. Keutuhan dari setiap sisi tersebut
dapat menjadikan manusia menjadi makhluk yang
lebih tinggi derajatnya dibandingkan makhluk-
makhluk Tuhan lainnya.

BAB II.Hakikat Filsafat Pendidikan


A. Pengertian Filsafat
1. Tinjauan Etimologi
Filsafat dalam bahasa Indonesia diambil dari
Bahasa Yunani: philosophia dan philosophos yang
berarti daya upaya pemikiran dan renungan manusia
untuk mencari kebenaran. Orang yang berfilsafat
(filsuf) berarti orang pencinta atau
pencari kebenaran yang hakiki atau kebijaksanaan.
2. Tinjauan Terminologi
Berikut beberapa pendapat para ahli:
1) Plato
filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenran yang
sebenarnya.
2) Immanuel Kant
filsafat adalah suatu ilmu yang menjadi pokok
dan pangkal dari segala pengetahuan.
3) Al-Kindi
filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat
segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan
manusia.

Dapat disimpulkan pengertian etimologis dan


terminology, filsafta mengandung arti cinta
terhadap kebenaran melalui pemikiran atau
penalaran yang bijaksana dan mendalam. Filsafat
adalah berpikir kritis secara sistematis,
menyeluruh, radikal dan universal dalam mencari
kebenaran, inti atau hakikat segala sesuatu yang
ada.
B. Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan pada dasarnya merupakan
kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, radikal dan
sistematis tentang masalahmasalah yang terjadi di
dalam dunia pendidikan sehingga masalah-masalah
yang bersifat mendasar dapat ditemukan jalan
keluarnya dengan cepat dan tepat.

C. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem


Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis
linier antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini
filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung ke
dalam pendidikan dengan maksud untuk
menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari
satu cabang atau aliran filsafat misalnya dengan
idealis. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang
bersifat ada hakikatnya menurut Idealis adalah sama
dengan hal-hal yang bersifat kerohanian
ataupun yang lain yang sejenis dengan itu maka
tujuan dari pendidikan itu adalah mengutamakan
perkembangan aspek aspek spiritual dan kerohanian
pada peserta didik.
D. Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Pendidikan
Antara filsafat pendidikan dan pendidikan
terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tidak
terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan
yang amat penting dalam system pendidikan karena
filsafat pendidikan merupakan
pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha
perbaikan pendidikan, meningkatkan kemajuan dan
landasan kokoh bagi tegaknya system pendidikan.
BAB III. Kajian Filsafat Tentang
Ontologi,Epistemologi, dan Aksiologi
A. Ontologi Ilmu
1. Pengertian Ontologi
Ontologi adalah pengetahuan tentang wujud dan
hakekat
keberadaan sesuatu atau bisa juga studi yang
membahas
keberadaan, realitas sesuatu yang bersifat konkrit.
2. Beberapa Paham dan Aliran Tentang Ontologi
Kelima paham akan secara ringkas dibahas sebagai
berikut.
a. Monisme: aliran yang meyakini bahwa hakikat dari
segala sesuatu yang ada adalah salah satu saja dan
bukan dua.
b. Dualisme: aliran yang meyakini sumber segala asal
sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu materi (jasad)
dan rohani (spiritual).
c. Materialisme: aliran yang menganggap bahwa
yang ada hanyalah materi dan bahwa segala sesuatu
yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah
merupakan suatu kenyaaan yang berdiri sendiri.
d. Idealisme: aliran yang memandang hakikat yang
kenyataan yang beraneka ragam itu semuanya
berasal dari roh.
e. Agnostisisme: agnotisisme berasal dari kata
Agnostein yang berarti tahu dan a berarti tidak.
Makna harfiahnya adalah “seseorang yang tidak
mengetahui”.
3. Ontology Ilmu
Semua hasil studi riset yang membuahkan batang
tubuh ilmu atau bodi pengetahuan yang kokoh baik
pengetahuan alam dan social disebut pengetahuan
ilmiah/ilmu (scientific knowledge). Itu berarti bahwa
ada pengetahuan yang bukan ilmu dalam makna
science seperti pengetahuan indera, pengetahuan
filsafat dan pengetahuan wahyu.
B. Epistemologi Ilmu
Istilah epistemology berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua kata episteme (pengetahuan) dan
logos (ilmu, teori). Epistemology sering juga disebut
teori pengetahuan atau kajian
tentang pembuktian kebenaran dari sebuah
pengetahuan atau kepercayaan.
C. Aksiologi Ilmu
Isitilah aksiologi (axiology) berasal dari kata axios
yang berarti nilai lama. Esensialisme adalah
pendidikan yang didasarkan kepada nilai nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban
umat manusia, yang muncul pada zaman renaissance
dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan
progresivisme.
D. Eksistensialisme
Aliran ini memfokuskan pada pengalaman-
pengalaman individu. Adalah suatu penolakan
terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak logis atau
tidak ilmiah. Aliran ini memandang manusia sebagai
individu yang bebas. Bagaimana ia menjadi dirinya
sendiri dan menyadari adanya orang lain.
E. Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pendidikan menurut pandangan pragmatism bukan
merupakan suatu proses pembentukan dari luar, dan
juga bukan merupakan suatu pemerkahan kekuatan-
kekuatan laten dengan sendirinya
melainkan merupakan suatu proses reorganisasi dan
rekontruksi dari pengalaman-pengalaman individu;
yang berarti bahwa setiap manusia selalu belajar dari
pengalamannya.
F. Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh
pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuankemampuan yang wajar dan
dapat menghadapi masalah yang menekan atau
mengecam adanya manusia itu sendiri. Aliran ini
mengakui dan berusaha mengembangkan asas
Progresivisme dalam semua realitas, terutama dalam
kehidupan.
G. Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme
Rekontruksionisme adalah suatu kelanjutan yang
logis dari cara berpikir progresivisme dalam
pendidikan. Aliran ini berusaha merombak tata
susunan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern.
BAB V.Perbandingan Pendidikan Barat Versus
Indonesia dari Perspektif Filsafat Pendidikan
A. Pendidikan Barat
Mengkaji objek yang disoroti dalam filsafat
pendidikan sebagaimana dikemukakan pada
aliran-aliran filsafat bisa saja kita mengadopsi dari
beberapa paham atau aliran filsafat yang sudah
ada (filsafat Barat) selama tidak bertentangan
dengan nilai dan budaya serta falsafah yang kita
anut. Artinya aliran filsafat pendidikan yang sudah
ada dapat digunakan sebagai solusi dalam
memecahkan masalah masalah pendidikan kita.
B. Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia yang
dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua
aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak
pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
BAB VI.Falsafah Pancasila sebagai Referensi Filsafat
Pendidikan
A. Falsafat Pancasila
Semua bangsa dan Negara di dunia sudah pasti
memiliki ideology masing-masing yang dijadikan
sebagai rujukan dan pedoman berperilaku sekaligus
sebagai cita-cita bangsa dan Negara mereka sendiri.
Demikian juga kita bangsa Indonesia memiliki
falsafahnya sendiri, yang digali dari budaya luhur
bangsa yang dinamakan pancasila. Pancasila sebagai
dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia telah diterima secara luas dan telah bersifat
final.

B. Toleransi dari Perspektif Pancasila dan Berbagai


Agama
1. Perspektif Pancasila
Di dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan
bahwa: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya sendiri-sendiri
dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya. Lebih khusus di dalam penjelasan
sila pertama: “Ketuhanan Yang Maha Esa” .
2. Perspektif dari Berbagai Agama
a. Islam
Toleransi menurut Islam bukanlah untuk saling
melebur dalam keyakinan. Bukan pula untuk saling
bertukar keyakinan di antara kelompok-kelompok
agama yang berbeda itu. Toleransi di sini untuk
mu’amalah (interaksi
social).
b. Kristen Protestan
Di dalam ajaran agama Kristen Protestan pun ada
juga doktrin toleransi yang mengharuskan
penganutnya untuk mengamalkan sikap toleransi,
hidup rukun dan harmonis.
c. Kristen Katholik
Dalam ajaran agama Katholik juga ditemui konsep
tentang kerukunan, hal ini sebagaimana tercantum
dalam Deklarasi Konsili Vatikan II tentang sikap
gereja terhadap agama-agama lain didsarkan pada
kisah-kisah rasul.
Begitupun dengan agama Hindu, Buddha, dan Kong
Hu Cu. Pada dasarnya semua agama Indonesia
mengajarkan tentang bagaimana memiliki toleransi,
bagaimana menghargai agama lain sehingga
terciptalah hidup rukun dan damai

C. Pancasila dan Filsafat Pendidikan


Pancasila sebagai falsafah bangsa dan filsafat
pendidikan sebagai alat dalam memikirkan
pendidikan secara filosofis, maka boleh dikatakan
Pancasila adalah filsafat pendidikan nasional. Itu
artinya, segala ide, pemikiran dan upaya yang
dilakukan tentang pendidikan tidak boleh lari dari
nilai-nilai Pancasila.
D. Pengertian Karakter
Banyak sitilah yang bermakna hampir sama dengan
karakter. Menurut bahasa, artinya semacam tabiat atau
kebiasaan. Karakter adalah sebuah sitem keyakinan dan
kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu.
E. Pendidikan Karakter Sebuah Keharusan
Pendidikan karakter harus berbasis pada nilai-nilai
yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila karena watak dan
karakter yang diinginkan oleh tujuan pendidikan adalah
agar menjadi manusia yang pancasilais dan bukan
berjiwa komunis, ateis dan liberalis seperti filsafat
yang dianut bangsa lain. Lima sila yang terdapat
Pancasila menjadi watak setiap peserta didik dan warga
Indonesia.
F. Menggagas Pendidikan Nasional Indonesia
Berangkat dari kenyataan bahwa hingga kini Indonesia
belum memiliki filsafat pendidikan yang khas milik
Indonesia yang bisa dijadikan sebagai pedoman, sudah
saatnya para pakar pendidikan Indonesia duduk bersaa
untuk menggali dan merumuskan bentuk ilmu
pendidikan yang mana yang cocok untuk Indonesia
dengan tetap berlandaskan pada Pancasila dan budaya
Indonesia.
BAB VII.Permasalahan Pendidikan dari Perspektif
Filsafat Pendidikan
Berikut dikemukakan beberapa permasalahan yang
menjadi hambatan dalam ketercapaian tujuan
pendidikan.
1. Masalah Manajemen Pendidikan
a. Filosofi tujuan pendidikan
b. Rekrutmen calon guru
c. Pendidik dan tenaga kependidikan yang belum
professional penuh
d. Paradigm peserta didik yang sertificate oriented
e. Manajemen sekolah.
2. Masalah Implementasi dalam Dunia Pendidikan
a. Mahalnya biaya pendidikan
b. Rendahnya pemerataan pendidikan
c. Relevansi pendidikan
d. Elitism
e. Komite Sekolah
f. Kurangnya fasilitas pendidikan

Ringkasan Isi Buku Kedua

BAB I.Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan


Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segala sesuatu yang ada secara mendalam sampai pada
hakikatnya dengan menggunakan akal atau
pikiran.Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari
sesuatu gejala atau fenomenaq secara mendalam.Ciri
cirri pikiran kefilsafatan,yaitu filsafat merupakan
pemikiran tentang hal hal serta proses proses dalam
hubungan yang umum.Ada 3 hal yang mendorong
manusia untuk berfilsafat
yakni:Keheranan,kesangsian,dan kesadaran akan
keterbatasan.Filsafat memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan manusia.Filsafat telah
memerankan 3 peran utama dalam sejarah pemikiran
manusia.Ketiga peran tersebut
adalah:Pendobrak,Pembebas,dan Pembimbing.
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
proses,dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan
penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam
membimbing,memimpin,dan mengarahkan peserta
didik dengan berbagai problem atau persoalan dan
pernyataan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaannya.Filsafat pendidikan berusaha mencari
yang fundamental yang berkaitan dengan proses
pendidikan,mendalami konsep konsep pendidikan
dan memahami sebab sebab yang hakiki yang
berkaitan dengan apa,mengapa,bagaimana,dan untuk
apa (tujuan) pendidikan itu.
BAB II.Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan sudah seharusnya dipelajari dan
didalami oleh setiap orang yang memperdalam ilmu
pendidikan,terlebih mereka yang memilih profesi
sebagai tenaga pendidik.
Ada beberapa alasan yang mendasarinya antara lain :
1. Adanya problem problem pendidikan dari zaman ke
zaman yang menjadi perhatian para ahli masing-
masing.
2. Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang
mempelajari filsafat pendidikan dapat mempunyai
pandangan pandangan yang jangkauan nya melampaui
hal hal yang diketemukan secara eksperimental
empiric.
3. Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik
dengan landasan asas bahwa berfilsafat adalah berpikir
logis yang runtut teratur dan kritis,maka berfilsafat
pendidikan mempunyai kemampuan semacam itu.
BAB III.Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
Berikut ini akan diuraikan berbagai aliran filsafat
pendidikan yang didasarkan pada aliran pokok tentang
realita dan fenomena yakni :
1. Filsafat pendidikan idealisme
Idealisme berpendirian,bahwa kenyataan tersusun atas
gagasan-gagasan (ide ide) atau spirit.Segala benda
yang Nampak berhubungan dengan kejiwaan dan
segala aktivitas adalah aktivitas kejiwaan.
2. Filsafat pendidikan realisme
Realisme dalam berbnagai bentuk menurut kattsoff
(1996:126) menarik garis pemisah yang tajam antara
yang mengetahui dan yang diketahui,dan pada
umumnya cenderung kearah dualism atau monism
materialistic.Sistem kefilsafatan realisme percaya
bahwa dengan sesuatu atau lain cara,ada hal hal yang
adanya terdapat didalam dan tentang dirinya
sendiri,dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh
seseorang.
3. Filsafat pendidikan materialisme
Aliran materialisme adalah suatu aliran filsafat yang
berisikan tentang ajaran kebendaan,dimana benda
merupakan sumber segalanya,sedangkan yang
dikatakan materialistis mementingkan kebendaan
menurut materialisme (poerwadarminta,1984 : 638).
4. Filsafat pendidikan pragmatism
Pragmatisme berasal dari kata “pragma” yang berarti
praktik atau aku berbuat.Hal ini mengandung arti
bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari
hubungan nya dengan apa yang dapat dilakukan.
5. Filsafat pendidikan eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman
pengalaman individu.Eksistensi adalah cara manusia
ada didunia (Sadulloh.2003).
6. Filsafat pendidikan progresivisme
Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia
berkembang terus menerus salam suatu arah
positif.Apa yang dipandang benar sekarang belum
tentu benar pada masa yang akan datang.
7. Filsafat pendidikan perenialisme
Perenialisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat
ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian,dan
ketidakteraturan terutama dalam tatanan kehidupan
moral,intelektual,dan sosio-kultural.
8. Filsafat pendidikan esensialisme
Esensialisme bukan merupakan suatu aliran filsafat
tersendiri,yang mendirikan suatu bangunan filsafat
tersendiri,melainkan suatu gerakan dalam pendidikan
yang memprotes pendidikan progresivisme
9. Filsafat pendidikan rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis
dari cara berpikir progresivisme dalam pendidikan.
BAB IV.Filsafat Pendidikan Pancasila
Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia,
Masyarakat, Pendidikan dan Nilai
 Pandangan filsafat pancasila tentang manusia
 Pandangan filsafat pancasila tentang masyarakat
 Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan
Pandangan filsafat pancasila tentang nilai

Pancasila adalah sumber nilai bagi pembangunan


bangsa Indonesia.Pancasila menjadi kerangka kognitif
dalam identifikasi diri sebagai bangsa,sebagai
landasan,arah,dan etos,serta sebagai moral
pembangunan nasional.
BAB V.Hakekat Ilmu Pendidikan
A. Hakekat Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah
tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa
yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana
individu itu berada.
2. Tujuan Pendidikan
Pertama,dengan merumuskan tujuan pendidikan
dengan jelas,maka pendidik akan dapat memilih dan
merancang bahan pembelajaran,alat,dan metode yang
tepat untuk digunakan dalam pendidikan atau
pembelajaran.
Kedua,keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh
pencapaian hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Ketiga,bila tujuan tidak dirumuskan,sudah tentu
pendidik akan mengalami kesulitan dan bahkan tidak
akan dapat mengorganisasikan materi atau bahan
pelajaran dan kegiatan kegiatan serta usaha usaha
peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Aliran-aliran pendidikan
a. Nativisme
b. Naturalism
c. Empirisme
d. konvergensi
B. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mempunyai arti yang lebih tinggi
daripada pendidikan moral,pendidikan moral bekaitan
dengan baik dan buruk atau benar dan salah,sedangkan
pendidikan karakter berhubungan jauh lebih daripada
itu yakni,bagaimana menanamkan kebiasaan (habit)
tentang hal hal yang baik dalam kehidupan,sehingga
seseorang memiliki kesadaran dan
kepahaman yang tinggi,serta kepedulian dan komitmen
untuk mewujudkan kebajikan dalam kehidupan sehari
hari.Membangun karakter (character building)
merupakan proses yang berlangsung secara terus
menerus dengan penuh kesadaran dan kemauan
untuk belajar.Pembentukan karakter melalui proses
pendidikan meliputi empat bagian yang harus diasah
dalam kehidupan seseorang sebagai makhluk
hidup yang terdiri dari fisik dan psikis.Keempat bagian
tersebut adalah :
(1) Olah hati,
(2) Olah pikir,
(3) Olah rasa dan karsa,dan
(4) olahraga.
Karakter seseorang merupakan hasil dari pembinaan
secara terpadu dari keempat bidang tersebut yang
diwujudkan dalam berpikir dan bertindak dalam hidup
dan kehidupan diantara individu dengan individu
lainnya maupun dengan lingkungannya.Dalam proses
pendidikan harus disadari bahwa peserta didik bukan
manusia dewasa dalam bentuk jasmani kecil,akan
tetapi peserta didik memang manusia yang sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Kemampuan
berpikir, merasa, menganalisa, mengemukakan
pendapat, berbahasa, sosial memang masih belum
berkembang, masih memerlukan bantuan dari luar
dirinya untuk mewujudkannya.
BAB III
PEMBAHASAN
BUKU I
KELEBIHAN
a. Direview dari aspek tampilan buku (fave value):
Buku ini dicetak dengan ukuran standar buku pada
umumnya. Dengan gambar tumpukan buku di
sampulnya. Serta warnanya yang cerah membuat buku
ini lebih menarik. Cukup bagus temanya untuk tema
pendidikan.
b. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis:
Penataan tulisan pada buku ini rapi, menyesuaikan
pada ukuran bukunya yang besar. Tulisannya tidak
terlalu kecil. Nyaman ketika mata membacanya.
c. Dari aspek isi buku: Buku ini telah memiliki hak
cipta dan juga ISBNnya. Menjelaskan bagaimana
sebenarnya filsafat pendidikan itu baik dari
pengertiannya, aliran-alirannya serta apa saja
permasalahan yang terdapat di dalam filsafat
pendidikan itu sendiri.
d. Dari aspek tata bahasa: Buku ini menggunakan
bahasa Indonesia yang baik sesuai EYD. Serta

KEKURANGAN
a. Hanya saja buku ini kurang menambahi
media pendukung teorinya seperti
tabel, bagan atau gambar, misalnya.
kosakata-kosakata yang bagus.
Secara teknis keseluruhan
buku ini sudah bagus.
BUKU II
KELEBIHAN
a. Direview dari aspek tampilan buku (fave value):
Buku ini dicetak dengan ukuran standar buku pada
umumnya. Dengan gambar tumpukan buku di
sampulnya. Serta warnanya yang cerah membuat buku
ini lebih menarik. Cukup bagus temanya untuk tema
pendidikan.
b. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis:
karena ukuran buku ini yang kecil, maka penataan
tulisannya pun kecil juga, dan rapat. Sehingga agak
sakit mata ketika membacanya terlalu lama
c. Dari aspek isi buku: Terlepas dari tulisannya yang
kecil, buku ini menggambarkan bagaimana filsafat
pendidikan itu, sebenarnya dari segi materi, sama saja
seperti Buku 1, hanya saja pada buku 1 sedikit lebih
lengkap karena memaparkan permasalahan-
permasalahan yang ada pada filsafat pendidikan. Untuk
materi pokoknya dijelaskan dengan sangat baik, jelas
dan padat. Serta didukung pendapat para ahli untuk
mendukung teorinya.
d. Dari aspek tata bahasa: Penggunaan bahasa pada
buku ini cukup bagus, menggunakan kalimat-kalimat
yang mudah dimengerti. Secara keseluruhan, buku ini
bagus.

KEKURANGAN
a. Hanya saja ukuran tulisannya dan spasi antara
kelangnya yang membuat mata menjadi jenuh ketika
membacanya terlalu lama
b. Ketika dilihat dari banyak babnya buku ini kurang
banyak membahas tentang pendidikan lebih banyak di
buku 1 yang lebih lengkap membahas tentang
pendidikan dan terperinci yang sangat lengkap.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahwa filsafat pendidikan adalah aktivittas
pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai
medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan, mengharmoniskan, dan menerangkan
nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Filsafat
pendidikan mempunyai tiga cabang utama yaitu
ontologi,espistomologi, dan aksiologi. Filsafat
penddikan memiliki ruang lingkup maupun tujuannya.
Praktek pelaksanaan pendidikan harus berlandaskan
nilai dan budaya jangan mengarah pada terbentuknya
pengelompokkan praktek hidup dan kehidupan
masyarakat. Kedudukan filsafat pendidikan dalam
jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian fondasi-
fondasi pendidikan dan filsafat pendidikan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam suatu sistem
pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi arah
dan pedoman dasar bagi usaha – usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi
tegaknya sistem pendidikan.

REKOMENDASI
Berdasarkan hasil CBR yang sudah direview, penulis
menyarankan agar filsafat pendidikan dipelajari dan
dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun
masyarakat sehingga meningkatkan prestasi peserta
didik dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu juga
disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut
mengenai isi buku sehingga nantinya dilengkapi
dengan
gambar agar peserta didik yang membaca lebih
tertarik.Buku filsafat ini merupakan buku yang tepat
sebagai buku pegangan mahasiswa yang menjalani
mata kuliah Filsafat Pendidikan, karena kedua buku ini
memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa
yang baru belajar filsafat dan penyusunan materi yang
sistematis
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Edward dan Yusnadi. 2013. Filsafat Pendidikan.


Medan: Unimed Press
Yusnadi, dkk. 2019. FILSAFAT PENDIDIKAN.
Medan: Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai