Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginta
akhirat nanti.
sehat-Nya, baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
Selain itu ada bebepa faktor resiko lain yang memicu munculnya depresi pada
pasien PPOK, diantaranya adalah ketergantungan oksigen, gejala pernafasan
(umunya dispnea), komplikasi yang tidak terobati, merokok, social ekonomi yang
lemah, Riwayat pernikahan, tinggal sendiri, dan rendahnya kualitas hidup pasien
(Smith MC & Worbel JP, 2014). Menurut Panagioti M, et al., (2014), tiga
pennyebab utama depresi di dunia disebabkan oleh penurunan kualitas hidup,
dispnea, dan keterbatasan fisik.
Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh PPOK adalah keadaan hipoksia.
PPOK dengan hipoksia derajat sedang dapat menyebabkan disfungsi neuron
monoamine otak, sehingga produksi serotonim (5-hydroxytryptamine / 5-HT) juga
ikut menurun (Tomomi SK., et al, 2013). Penurunan kadar serotonin tubuh ini
dapat menyebabkan turunnya nafsu makan, libido, motivasi hidup, kesulitan focus,
lesu, serta gagalnya pengaturan waktu tidur dan kesadaran. Sehingga rendahnya
kadar serotonim saat hipoksia sedang menjadi faktor resiko tingginya angka
kejadian bunuh diri pada pasien PPOK (Young SN, 2013).
1.2 TUJUAN
a. Untuk mengetahui gejala-gejala PPOK
b. Untuk mengetahui faktor penyakit PPOK
c. Untuk mengetahui tindakan penanganan PPOK
d. Untuk mengetahui cara pencegahan PPOK
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Penyakit ini lebih menyerang orang berusia paruh baya yang merokok.
Seiring waktu, penyakit ini akan makin memburuk, dan beresiko menyebabkan
penderitanya mengalami penyakit jantung dan kanker. Peradangan Kronis pada
paru-paru yang menyebabkan terjadinya obstruksi aliran udara pada jalan napas.
2.2 ETIOLOGI
Etiologi PPOK adalah informasi kronik pada saluran napas. Inflamasi ini
dapat terjadi akibat paparan asap rokok, polusi udara, ataupun alfa-1antitripsin.
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK yang
diakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian
proksimal, perifer, parenkim, dan vaskularasi paru yang dikarenakan adanya suatu
inflamasi yang kronik dan perubahan structural pada paru. Kerusakan ini
diakibatkan karena polusi asap rokok salah satunya. Secara nomal silia dan mucus
di bronkus melindungi dari inhalasi iritan. Asap rokok atau polutan dapat memicu
inflamasi yang dapat merusak paru-paru. Namun, iritasi yang terjadi secara terus
menerus yang berasal dari asap rokok atau polutan dapat memicu inflamasi yang
dapat merusak paru-paru yang meyebabkan respon yang berlebihan pada
mekanisme pertahanan mukosiliar yaitu penjagaan terhadap paru-paru yang
dilakukan oleh mucus dan silia.
A. Mengurangi Gejala :
- Menghilangkan gejala
- Memperbaiki toleransi Latihan
- Memperbaiki kualitas hidup
A. Mengurangi Resiko
- Mencegah progresifitas penyakit
- Mencegah dan mengobati eksaserbasi
- Mengurangi Kematian
- Edukasi
- Berhenti merokok
- Obat-obatan
- Terapi Oksigen
Batasan karakteristik :
- Perokok pasif
- Mengisap rokok
- Merokok
2.6 MANIFESTASI KLINIS
Malfungsi klinis pada PPOK menurut Mansjoer (2008) dan GOLD (2010) yaitu:
Malfungsi kronis pada sistem pernafasan yang manifestasi awalnya ditandai
dengan batuk dan produksi dahak khususnya yang muncul di pagi hari. Nafas
pendek sedang yang berkembang menjadi nafas pendek,sesak nafas akut,
frekuensi nafaS yang cepat, penggunaan otot bantu pernafasan dan ekspirasi lebih
lama daripada inspirasi.
2.9.1 ANATOMI
A. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi ).
Didalamnnya terdapat bulu-bulu yang beruguna untuk menyaring udara, debu,
dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
B. Faring
C. Laring
E. Bronkus
F. Paru -Paru
2.9.2 FISIOLOGI
3.1 KESIMPULAN
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan salah satu istilah
yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung
lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu
kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah asma bronkial, bronchitis kronis,
dan emfisema paru-paru. Diagnosa utama pada penderita PPOK yaitu
bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum.
3.2 SARAN
Sebagai perawat diharapkan mampu membuat asuhan keperawatan
dengan baik terhadap penderita penyakit saluran pernafasan terutama PPOK.
Oleh karena itu, perawat juga berperan sebagi pendidik dalam hal ini
melakukan penyuluhan ataupun memberikan edukasi terhadap pasien
maupun keluarga pasien terutama mengenai tanda-tanda, penanganan, dan
pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA