FASE E
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN MODUL 2
AGRIPRENEUR DIBIDANG
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN MODUL 3
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik sudah mempelajari modul 1 dan modul 2 mengenai proses bisnis industri pengolahan
Hasil Pertanian dan perkembangan teknologi pengolahan hasil pertanian
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan muncul pada peserta didik
adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. Bergotong-royong
3. Mandiri
4. Bernalar kritis
5. Kreatif.
1. Media Pembelajaran LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet, Akun belajar,
LKPD, MODUL, Buku dan alat tulis
F. MODEL PEMBELAJARAN
Discovery / Inquiri Learning
Problem Based Learning (PBL)
Kolaborasi : Guru dan Siswa mengunjungi salah satu asosiasi industri dan asosiasi profesi atau
Lembagaa swadaya masyarakat yang relavan dengan Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian untuk
mengamatiti perjalanan karir dari tokoh pengusaha mengunjungi salah asosiasi pengusaha, serta
mengetahui tentang hal-hal sikap positif negative yang bisa dimiliki seorang pengusaha juga menjadi
karakter siapapun termasuk agripreneur, prosesi-profesi dilingkup industri jasa dan manufaktur
(produk- si barang) mulai dari skala kecil hingga besar, dari skala rumah tangga hingga internasional,
industri kecil, industri besar, industri makanan dan minuman serta Peluang usaha
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Apa perbedaan
agriprenuer dan
agripreneurship?
B. ASESMEN 1
A. Menulisnya berulang-ulang
B. Mengulangi kata-kata sekeras mungkin
C. Menghapalnya sambil berjalan-jalan
NO D. Banyak PERTANYAAN
1E. berbeda
Tahukah kamu apa itu agriprenuer ?
2 Apa yang seseorang
kamu ketehui mengenai kegiatanaktif,
agripreneur ? untuk
3 Suatu sikap mental yang memiliki kreativitas, bercipta daya
3 Apa perbedaan agripreneur dan agripreneurship ?
membuat
4 sesuatu yang unik dan baru serta dapat bermanfaat bagi banyak orang
Pernahkah kamu pergi kepasar?
A. Kreativitas
5 Apa itu pasar ?
6 Apakah kalian megetahui tentang industry pengolahan
B. kewirausahaan
hasil pertanian?
C. Produksi
7 Apa saja jenis profesi pada bidang industry
D. Konsumen
pengolahan
4. 8
Kemampuan Apaberani mengambil
yang kalian resiko
ketahui untuk berusaha
mengenai secara mandiri dengan
ketersediaan
pangan?
mengerahkan sumber daya yang dimiliki disebut…
9 Apakah ketersedian pangan berhubungan dengan
A. Kreatifitas
ketahanan pangan?
B. Inovasi
C. Wirausaha
D. Potensi
5. Salah satu Keberhasilan dalam berwirausaha adalah……
A. Tidak mengenal dengan lingkungannya
B. Mau mencari informasi tentang beberapa hal yang menyebabkan berhasilnya
suatu usaha.
C. Putus asa
D. Tidak saling mengenal
MODUL 3 “PROFIL AGRIPRENEUR DIINDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
6. Pengalihan ojek konvensional/pangkalan menjadi
SRI ESSA MEYLONA, ST ojek online adalah salah satu
Pertemuan : 1 ( Pertama )
Alokasi Waktu : 6 JP ( @ 45 Menit )
APERSEPSI ( 30 Menit )
Peserta didik menyimak informasi terkait tujuan pembelajaran
Guru memberikan pertanyaan pematik
o Apa yang dimaksud dengan agripreneur ?
o Apa yang kamu ketahui mengenai kegiatan agripreneur ?
o Apa perbedaan agriprenuer dan agripreneurship?
Guru memberikan apersepsi mengenai profile agriprenuer pada industry
pengolahan hasil pertnian
Peserta didik mengamati video yang ditayangkan
Setelah mempelajari materi Profile Agriprenuer, mari kita melakukan refleksi pemahaman ananda
sekalian :
1. Bagaimana menurut pendapat ananda seorang agriprenuer yang baik dalam modul ajar ini?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana menurut pendapat ananda peluang jika anada ingin menjadi seorang agriprenuer?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Setelah mempelajari modul ini, apakah ananda berminat untuk menjadi seorang agriprenuer
pada bidang pengolahan hasil pertanian?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
REFLEKSI GURU
1. Apakah dalam memberikan arahan dan penjelasan pembelajaran dapat dipahami oleh peserta
didik ?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Asesemen Formatif pada modul ajar ini dilakukan dengan Lembar Penilaian Diri
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya dapat memahami apa itu Agriprenuer
2 Saya memahami pengertian agriprenuer
secara agribisnis
3 Saya dapat memahami cirri dan karakter
agripreneur
4 Saya dapat membedakan antara agripreneur
Dan agripreneurship
5 Saya dapat menjelaskan hakekat agripreneur
Asesemen Sumatif pada modul ajar ini dilakukan dengan tes tertulis
Soal 3. Menurut kalian apa manfaat yang diperoleh dengan mengenal karakter
seorang agripreneur ! ( Skor Maksimal 25 )
Jawaban :
PROFIL AGRIPRENEUR
ekonomi asean (MEA) pada saat ini yang dapat diprediksi akan menghadapi peningkatan
konsumsi pangan lebih dari dua kali lipat dalam 12 tahun mendatang, dimana pada saat ini
sehingga sebagian besar kebutuhan pokok masyarakatnya dipenuhi dari hasil impor dari
negara lain. Salah satu penyebabnya adalah rata-rata pertanian di Indonesia ini masih
tergolong pertanian tradisional dimana mayoritas petani yang menggarap lahan ini berusia
lanjut dan dalam pengolahan la- hannya masih menggunakan cara tradisional. Karena hal
meregenerasi pertanian menjadi lebih modern yang dapat menarik generasi yang muda
untuk meneruskan sektor pertani- an ini dan menjanjikan keuntungan yang besar
dikemudian hari.
Dengan adanya regenerasi model pertanian ini para petani muda harus terbuka
terhadap perkembangan teknologi dan inovasi. Dan mengubah pola pikir terhadap profesi
petani yang hanya sebagai sebuah pekerjaan biasa yang sebetulnya bisa dijadikan
sebuah wirausaha. Kegiatan wirausaha ini sama saja dengan kewirausahaan yang dapat
didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar,
sum- ber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang atau jasa
yang dilakukan dengan keberanian untuk men- gadapi resiko. (Fadillah, A., et al, 2020).
Kegiatan kewirausahaan dalam bidang pertanian ini disebut dengan agripreneur. Dimana
dalam konsep agripreneur harapanya petani yang biasa hanya bekerja menggarap lahan
tersebut siap didistrubusikan / dijual dalam system agribisnis yang dapat meng- hasilkan
Agripreneur itu sendiri mempunyai arti individu yang memiliki pengendalian tertentu
terhadap alat-alat produksi dan meng- hasilkan lebih banyak dari pada yang dapat
dikonsumsinya atau ditukarkan agar memperoleh pendapatan (Mc. Clelland, 1961 di dalam
Agripreneur harus memiliki karakter yang unggul agar mampu bersaing dan berhasil
seperti memiliki kreativitas yang tinggi dan mampu menciptakan inovasi terbaru dan
berbeda, dima- na agripreneur dituntut untuk selalu berfikir dan bertindak se- suatu
yang baru atau menciptakan hal yang baru dengan me- manfaatkan sumber-sumber yang
pengetahuan yang baru atau cara baru yang lebih efisien da- lam proses menghasilkan
barang. Selanjutnya yaitu Selalu komit- men dalam pekerjaan, memiliki etos kerja dan
tanggung jawab, mandiri atau tidak ketergantungan, berani mengahadapi resiko, motif
berprestasi tinggi, selalu perspektif yang mampu menatap masa depan dengan lebih
optimis yang selalu berfikir dan be- rusaha, dan paling penting adalah memiliki jiwa
kegagalan saat menjalankan system agribisnis yaitu sifat yang tidak mau belajar
kembali sehing- ga ketika ada hal terbaru mengenai pengelolaan usahanya, dia
pengalaman dalam
kegagalan karena dalam berproses usaha tidak selalu men- guntungkan walau harapanya
Menjadi agripreneur atau memulai untuk menjadi pelaku usaha di bidang agriteknologi
pengolahan hgasil pertanian saat ini ti- daklah mudah tetapi juga bukan tidak meungkin.
Peluang usaha masih cukup banyak apalagi sektor pengolahan hasil pertanian, yang
berperan utama dalam penyediaan bahan pangan atau makanan untuk masyarakat. Usaha
di sektor budidaya tanaman, ternak dan ikan di awal usaha yang paling sulit adalah
tentang produksinya. Apalagi jika masih mengandalkan pada musim. Ga- gal panen akan
sering dijumpai di awal-awal produksi. Umumnya setelah menjalani beberapa kali proses
produksi, masalah teknis produksi semakin dapat diatasi, dan produksinya semakin stabil
dalam kualitas dan selanjutnya akan stabil juga dalam kuanti- tas atau produktivitas.
Lalu bagaimana dengan pasar?, Selama masih bergulat memperbaiki produksi dan
produktivitas yang di ulang sampai beberapa periode, pengusaha budidaya akan men-
galami pula betapa pasar untuk produknya (yaitu harga) san- gat-sangat tidak ajek, harga
produk pertanian di pasaran relatif naik turun (fluktuatif). Sehingga sampai saat ini
pelaku usaha budidaya terutama di luar budidaya padi, umumnya mengalami kondisi pasar
Salah satu strategi yang dapat dipilih agar tetap dapat ber- tahan dan eksis dalam
waktu ketika panen atau akan memasarkan hasil. Mengurangi ketergantungan pada
musim untuk produksi menuntut adanya upaya adaptasi teknolo- gi proses budidayanya.
Menurunkan resiko produk terjual den- gan harga rendah (karena suplay berlebih yang
ada di pasaran), melakukan proses pemasaran dengan produk yang berbasis har- ga tetap
Kontrak produksi dan harga den- gan konsumen tertentu. Kendala utamanya adalah
kontrak ker- jasama tersebut dapat dilakukan dengan kapasitas yang ekono- mis. Artinya
usahanya sudah harus mampu untuk menyediakan (mensuplay) produk dengan kuantitas
dan kualitas yang sesuai syarat dan berlaku untuk periode sesuai kontrak kerjasamanya.
Pengusaha atau petani yang demikian memang usahanya seper- ti untung-untungan. Saat
musim atau periode panen tertentu ketika produksi rendah, mutu rendah di sisi lain saat itu
harga produk sangat tinggi. Kondisi lain produksi tinggi dan kualitas baik dan harga
ekonomis ( keuntungan kecil atau hampir impas) dan saat lainnya produksi tinggi dan harga
sangat-sangat tinggi, di sini petani atau pengusaha bukan untung tetapi memperolah
pendapatan berlipat-lipat dari modal atau biaya produksi. Hitun- gan sederhana rata-rata
pengusaha akan berhasil meskipun harga relatif tetap fluktuatif. Anggap harga adalah di
luar jangkaunnya untuk mengendalikan. Tetapi yang harus dikuasai atau dikenda- likan
adalah produksi, prudktivitas dan kualitas harus tetap dapat dicapai dan sedikit banyak
menggunakan data harga produk dari waktu-ke waktu untuk mengatur jadwal dan jumlah
produksi.
Berbeda dengan pengusaha di sektor budidaya, agripreneur atau pengusaha atau biasa
disebut pengrajin yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan pangan, minuman atau
olah- an lainnya. Pada awal usaha membutuhkan modal yang rela- tif lebih besar
dibandingkan untuk usaha budidaya dalam per- bandingan produk yang setara. Kesulitan
menghasilkan produk yang seusai syarat yang diinginkan atau sesuai standar, dapat dengan
segera dicapai, jika tersedia bahan baku, teknologi dan sarana prasarana yang diperlukan.
Tantangan yang cukup se- rius dalam usaha di sektor manufaktur atau pengolahan adalah
harus diterima konsumen akhir. Artinya harga pada tingkat pengecer, grosir dan
distributor akan berbeda. Harga untuk produk manufaktur termasuk produk olahan hasil
pertanian di pasar tradisional, warung atau toko dan pasar-pasar modern bersifat tetap
untuk jangka waktu yang cukup lama. Bagi pengusaha awal atau yang masih merintis
usaha, yang paling su- kar adalah membuka pasar untuk produknya untuk diterima oleh
pasar. Karena penerimaan pasar mensyaratkan kualitas yang lay- ak dan sesuai dengan
yang ada dipasaraan. Pembeli (distributoir, grosir, toko atau konsumen) selalu akan
membandingkan produk baru dengan produk sejenis yang sudah ada lebih dulu dan sudah
dikenal atau diterima bahkan sudah menjadi produk favorit atau unggulan. Terhadap
produk baru yang berkualitas, pembeli akan mudah menerima barang yang ditawarkan jika
harganya jauh lebih rendah dari harga produk sejenis yang sudah ada. Mudah bagi
pembeli untuk menolak pproduk baru berkualitas jika harga sama atau sedikit lebih
murah sekalipun. Dalam hal ini, prinsip yang harus dipegang bagi pengusaha manufaktur
adalah bahwa sekali konsumen membeli produknya, selanjutnya akan kembali membeli dan
NAMA :
KELAS :
NAMA KELOMPOK :
HARI / TANGGAL :
WAKTU : 45 Menit
P E N U G A S A N
Silakan ananda diskusikan dengan kelompok, satu contoh profil seorang entrepreneur yang sukses
dibidang pertanian. Sumber referensi silakan ananda searching melalui internet. Hal yang perlu didis
kusikan antara lain :
Sumber motivasi memulai usaha
Ide awal memulai usaha
Tahapan wirausaha yang dilalui
Karakteristik yang dimiliki
SELAMAT MENGERJAKAN
1. PROGRAM PENGAYAAN
1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik.
Sajian
Ini dimaksud berupa buku atau artikel dasar dasar pengolahan yang terkait dengan Profil
Agripreneur.
Yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
2. Keterampilan proses uang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan
pendalaman
Dan investigasi terhadap materi profil agripreneur dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar
lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata terkait materi profil agripreneur dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigasi / penelitian ilmiah
Pemecahan masalah ditandai dengan :
a. Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan
MODUL 3 “PROFIL AGRIPRENEUR DIINDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SRI ESSA MEYLONA, ST
b. Penentuan focus masalah yang akan dipecahkan
c. Penggunaan berbagai sumber
d. Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan
e. Analisis data
f. Penyimpulan hasil investigasi
Penialaian hasil belajar kegiatan pengayaan dalam bentuk fortofolio, dan harus dihargai sebagai nilai
tambah Dari peserta didik yang normal.