Anda di halaman 1dari 6

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengolahan Crude Palm Oil (CPO)
Pabrik kelapa sawit di kebun Seumanyam merupakan pabrik
pengolahan FFB/TBS (Fresh Fruit Bunchess/Tandan Buah Segar)
menjadi CPO (Crude Palm Oil). Untuk memperoleh CPO, diperlukan
beberapa tahapan proses pengolahan. Terdapat beberapa mesin yang
digunakan dalam pengolahan TBS menjadi CPO. Pengolahan awal
menyiapkan bahan baku TBS yang sudah dipanen dari perkebunan,
proses pertama yang dilakukan ketika buah sampai di pabrik yaitu
penimbangan buah, tujuannya untuk mengetahui berapa banyak buah
yang masuk ke pabrik dengan kapasitas jembatan timbangan 40 ton.
Setelah dilakukan penimbangan buah selanjutnya buah dituang ke
Loading Ramp (Tuangan) yang memiliki 11 pintu. Tujuannya sebagai
penampungan TBS sementara sebelum masuk ke proses pengolahan.
TBS yang dari Loading Ramp akan dimasukkan kedalam lori dengan
cara membuka pintu Ramp menggunakan Hidrolik. Buah akan turun
kedalam lori, satu lori bisa menampung 2,3 sampai 2,5 ton. Kemudian
yang telah diisi dengan TBS (Tandan Buah Segar) kemudian didorong
menggunakan Traktor Besar ke Rebusan (Sterilizer) melalui jalur rel,
rebusan merepukan tempat pemberian uan pada TBS dengan tujuan
untuk mengurangi kenaikan kadar asam lemak jenuh dan
memudahkan perontokan buah (Brondolan). Lori buah yang telah
melewati proses perebusan kemudian ditarik menggunakan tali
menuju area Capstand, capstand merupakan tempat pemberhentian
sementara sebelum diangkat dengan hoist crane untuk dituangkan ke
Stripper. Host crane merupakan pesawat angkat yang digunakan
untuk mengangkat keranjang lori buah dan menuangkan buah ke
Stripper. Buah yang telah direbus harus dipipil untuk memisahkan
bulir buah dengan tandan buah,proses pemipilan dilakukan dengan
menggunakan Stripper.Stripper merupakan alat pemipil dengan sistem
bantingan. Buah akan dimasukkan kedalam drum horizontal yang
berputar, sehingga buah kan ikut berputar pada dinding drum dan akan
jatuh ketika berada ada posisi vertical nya proses lemparan yang
dialami buah tersebut yang menghasilkan gaya bantingan, bulir-bulir
akan terlepas dari janjang nya. Bulir buah yang terlepas akan jatuh
melalui celah-celah Silende Stripper sedangkan janjang akan terus
mengalami bantingan sampai janjang keluar pada sisi depan Stripper.
Brondolan hasil pemipilan dari stripper akan jatuh melalui celah-celah
stripper dan ditampung oleh fruits conveyor undr stripper. Kemudian
brondolan dari fruits conveyo undr stripper akan masuk kedistribution
cross conveyor. Kemudian melalui fruits elevator yang bertujuan
memindahkan brondolan menuju fruits conveyor digester. Buah yang
diangkat dengan menggunakan fruits elevator akan jatuh ke conveyor
to digester. Proses pengadukan brondolan perlu dilakukan sebelum
pengepresan minyak. Hal ini bertujuan untuk memecah butir-butir
minyak yang terkandung di dalam serat buah. Saat melakukan
pengadukan dimaskukkan uap steam dengan temperature 90-100° C,
tujuannya agar memudahkan proses pelumutan. Hasil dari digester
kemudian akan masuk ke pressan dimana proses ini akan memisahkan
minyak,fiber dan biji. Proses pengepressan dilakukan dengan
menggunakan crew press dan dikempa oleh hidrolik. Hasil dari proses
pengepressan yaitu minyak,biji dan serat. Minyak akan menuju stasiun
clarifikasi(pemurnian minyak). Biji akan masuk ke proses pengolahan
kernel,serat akan digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Pengolahan minyak dari TBS kelapa sawit ini menghasilkan
limbah padat yang terdiri dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS),
serat/serabut,cangkang, pelepah, dan sludge/solid basah. Hasil
pengolahan satu ton TBS kelapa sawit mengandung air sebanyak 32%,
yang merupakan komposisi terbesar yang dibandingkan unsur lainnya
yang dihasilkan. Setelah air, TKKS menempati komposisi kedua
terbesar yang dihasilkan dari pengolahan satu ton TBS yaitu sebesar
24%. Komposisi tempurung dan daging buah merupakan komposisi
terendah dari pengolahan satu ton TBS yaitu masing-masing sebanyak
6%. Serat memiliki komposisi sebanyak 14%,sedangkang untuk
kmposisi CPO memiliki komposisi sebanyak 18% (Rokhmani, 2009).

3.2 Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah yang didalam
nya berisi air atau fluida lain untuk dipanaska. Energi panas dari fluida
tersebut selanjut nya digunakan untk berbagai macam keperluan,
seperti untuk turbin uap,pemanas ruangan, mesin uap, dan lain
sebagainya. Secara proses konversi energi, ketel memiliki fungsi
untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan
bakar menjadi energi panas yang tertranfer ke fluida kerja. Panas yang
diberikan kepada fluida di dalam ketel berasal dari proses pembakaran
dengan berbagai macam jenis bahan balar yang dapat digunakan,
seperti bahan bakar cair, bahan bakar padat,maupun bahan bakar gas.
Boiler yang digunakan pada industri kelapa sawit pada umumnya
adalah boiler pipa air (water tube boiler). Uap yang diperoleh dari
hasil pemanasan air didalam pipa-pipa boiler yang berjumlah ratusan
dengan memanfaatkan fiber dan cangkang kelapa sawit sebagai bahan
bakar. Air adalah media yang berguna dan mudah untuk mengalirkan
panas ke suatu proses.
Pabrik kelapa sawit menggunakan boiler sebagai sumber tenaga.
Boiler mengubah energi potensial dalam air menjadi energi kinetik
dalam bentuk uap bertekanan tinggi untuk menggerakan turbin dan
menghasilkan energi listrik. Kemudian sisa uap akan digunakan ke
pengolahan dalam pengolahan kelapa sawit. Dalam hal ini boiler
memiliki peran yang sangat vatal. Maka, bila terjadi gangguan pada
boiler maka akan terjadi stagnasi pada pabrik kelapa sawit.

Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan
sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler
secara otomotis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran
disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air
umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk
pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam.
Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna.
Pada keselruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah
semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar
yang digunakan pada sistem (Naibaho, 1998).
Bahan bakar yang digunakan boiler pada umumnya
diklarifikasikan sebagai berikut :
a. Bahan bakar padat
•Kayu, sampah, kulit kelapa, dan lain-lain
•Batu bara
•Kokas
•Fiber dan cangkang
b. Bahan bakar cair yaitu berbagai jenis minyak bahan bakar
c. Bahan bakar gas
d. Bahan bakar nuklir

3.2 Fiber dan Cangkang


3.2.1 Fiber
Fiber adalah bahan bakar padat yang berbentuk seperti rambut,
apabila telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda,
serabut ini terdapat dibagian kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit
buah kelapa sawit didalam serabut dan daging buah sawitlah minyak
CPO terkandung. Setiap pengolahan 1 ton TBS menghasilkan 120 kg
atau 12% dari hasil pengolahan per ton. Fiber biasa digunakan sebagai
sumber bahan bakar untuk boiler dan mempunyai kalor sekitar 2637
kkal/kg 3998 kkal/kg ( Fibijanto dan Irham, 2016). Pada fiber
terdapat kandungan antara lain kalium (K) sebesar 9,2%, natrium (Na)
sebesar 0,5%, kalsium (Ca) 4,9%, klor (CI) sebesar 2,5%, karbonat
(CO3) sebesar 2,6%, nitrogen (N) sebesar 0,04%, posfot (P) sebesar
1,4%, dan silika (SiO2), sebesar 59,1% (Lenaria Bakkara,2014).

3.2.2 Cangkang
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna
hitam berbentuk seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada
bagian dalam buah kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut.
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan
minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari
produksi minyak. Seperti tempurung kelapa namun berbentuk kecil,
setiap pengolahan 1 ton TBS mrnghasilkan 50 kg atau 5% dari hasil
pengolahan per ton dan shell (cangkang) mempunyai kalor 3500
kkal/kg-4100 kkal/kg (Febijanto dan Irham,2016).
Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai kandungan,
dimana kandungan yang terkandung pada cangkang mempunyai
persentase (%) yang berbeda jumlahnya antara lain: kalium (K)
sebesar 7,5%, natrium (Na) sebesar 1,1%, kalsium (Ca) sebesar 1,5%,
klor (CI) sebesar 2,8%, karbonat (CO3) sebesar 1,9%, nitrogen (N)
sebesar 0,05%, posfat (P) sebesar 0,9% dan silika (SiO2) sebesar 61%.
Bahan bakar cangkang ini setelah mengalami proses pembakaran akan
berubah menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan adanya udara
pada dapur akan terbang sebagai ukuran partikel-partikel kecil yang
dinamakan partikel pijar. (Lenaria Bakkara,2014).

Anda mungkin juga menyukai