Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LANDASAN TEORI/TINJAUAN KEPUSTAKAAN,


KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

OLEH :
KELOMPOK II

1. RESTI PURNAMA SARI


2. FENTI AYU AHLI JANNAH
3. YANDI PRANATA
4. UMAY HEISTIRIANI

DOSEN PENGAMPUH : RONY WIRACHMAN, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QUR’ANIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
perlindunganya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Ucapan
terima kasih juga kepada Bapak Rony Wirachman, M. Pd. Selaku dosen mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami, sehingga secara langsung menambah pengetahuan kami.
Makalah ini membahas tentang Landasan Teori/ Tinjauan Kepustakaan,
kerangka Berfikir dan Hipotesis, yang mana merupakan suatu hal yang memiliki
peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan, dengan terselesaikanya
makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan pembelajaran yang baik bagi
kita semua dalam peningkatan pengetahuan terkait dengan Landasan Teori/
Tinjauan Kepustakaan, kerangka Berfikir dan Hipotesis. Harapan kami juga
semoga apa yang ditulis didalamnya memiliki nilai akademis yang menunjang
pengetahuan akademis kita, untuk itu mari kita menambah dan meningkatkan
pengetahuan kita demi terwujudnya bangsa Indonesia yang edukatif. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna ,untuk itu kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dan pembaca yang besifat
membangun untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman kita semua, baik terkait
denga isi maupun sistematika dan cara penulisanya.

Manna, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teor 2
B. Kerangka Berpikir 4
C. Kegunaan Teori Dalam Penelitian 8
D. Rumusan Hipotesis 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Landasan teori adalah sebuah konsep dengan pernyataan yang tertata
rapi dan sistematis memiliki variabel dalam penelitian karena landasan teori
menjadi landasan yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan.
Pengertian lain dari landasan teori adalah seperangkat definisi,
konsep, proposisi yang telah disusun rapi, dan sistematis tentang variabel-
variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori ini akan menjadi dasar yang
kuat dalam penelitian yang akan dilakukan.
Oleh karena itu dengan menciptakan landasan teori yang baik dalam
penelitian akan menjadi salah satu hal terpenting, karena landasan teori
menjadi sebuah landasan dalam penelitian itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian teori ?
2. Bagaimana kerangka berfikir/ tinjauan kepustakaan ?
3. Apa kegunaan teori dalam penelitian ?
4. Bagaimana rumusan hipotesis ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian teori
2. Untuk mengetahui kerangka berfikir/ tinjauan kepustakaan
3. Untuk mengetahui kegunaan teori dalam penelitian
4. Untuk mengetahui rumusan hipotesis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sehingga
landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata, 1990).
Landasan teori perlu ditegakan agar penelitian mempunyai dasar kuat, dan
bukan sekedar aktivitas coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori
merupakan ciri bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data.
Setiap penelitian selalu menggunakan nteori seperti dinyatakan oleh
Neumen (2003) “Para peneliti menggunakan teori berbeda sesuai tipe
penelitian, tetapi beberapa teori disajikan atau digunakan pada hampir semua
penelitian ilmu sosial. “ Kerlinger 1978) mengemukakan bahwa “ teori adalah
sekumpulan konsep yang saling berkaitan, definisi, dan dalil yang menyajikan
pandangan sistematik terhadap fenomena melalui relasi spesifik antar variabel
dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi suatu gejala. “
Selanjutnya Cooper dan Schindler ( 2003 ) mengemukakan bahwa “
sebuah teori adalah sekumpulan atau seperangkat konsep yang saling berkaitan
secara sistematik, definisi, dalil yang digunakan untuk menjelaskan dan
memprediksi suatu gejala atau fakta. “
Selain itu, Sitirahayu Haditomo ( 1999 ) menyatakan bahwa suatu
teori akan memperoleh arti penting, jika dia lebih banyak dapat melukiskan,
menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Menurut Mark yang dikutip
oleh Sitirahayu Haditomo, membedakan ada tiga macam teori, dan ketiga teori
berhubungan dengan data empiris.
• Teori deduktif, memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.

2
3

• Teori induktif, cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstremtitik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
• Teori fungsional, disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraaan teeoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori, dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan hal tersebut, teori adalah suatu konseptualisasi yang
umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan
sebuah teori.
Secara umum teori adalah merupakan pemikiran rasional dan
kumpulan pengalaman yang terbukti secara empiris dan konsisten sehingga
dapat digunakan untuk menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan
fenomena. Teori yang dibangun dari pemikiran yang rasional setelah terbukti
secara konsisten menjadi teori deduktif, dan teori yang dibangun dari
sekumpulan pengalaman yang terbukti secara konsisten menjadi teori induktif.
Jadi, seorang peneliti untuk dapat membuat dan mengajukan hipotesis
penelitian, maka peneliti wajib menguasai teori dan konsep yang akan
digunakan, dengan cara membaca buku, hasil penelitian yang berhubungan erat
dengan masalah dan fokus penelitiannya. Ingat, membaca buku adalah prinsip
berfikir deduksi, dan membaca hasil penelitian adalah prinsip berpikir induksi.
Dalam proses penelitian terutama penelitian jenis kuantitatif, tinjauan
pustaka merupakan hal yang sangat urgen, karena hal itu menentukan apakah
penelitian kuantitatif itu bersifat ilmiah atau tidak. Sedangkan dalam penelitian
kualitatif, tinjauan pustaka menjadi hal yang bersifat opsional artinya boleh
melakukan tinjauan pustaka ataupun tidak, karena penelitian kualitatif biasanya
menggunakan pendekatan langsung dengan objek yang akan diteli. Sebab
tinjauan pustaka ini merupakan hal yang urgent dalam penelitian, maka perlu
dibahas secara cermat mengenai definisi tinjauan pustaka, meskipun tinjauan
pustaka ini telah menjadi hal yang cukup mafhum dikalangan para peniliti,
namun tetap perlu diadakan pengkajian mengenai definisi dari tinjauan pustaka
4

agar tinjauan pustaka yang dilakukan benar sesuaui dengan koridor yang
berlaku serta dapat menghadirkan kesimpulan yang diharapkan.
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfukir merupakan model konseptual tentang bagaiman
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah penting ( sugiyono, 2009 ).

Gambar 3.1. Proses Kerangka Berfikir untuk merumuskan Hipotesis

Variabel X Variabel Y

Membaca buku dan Membaca buku dan


Membaca buku dan hasil Membaca buku daan
hasil penelitian (HP ) hasil penelitian
penelitian hasil penelitian

Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi Teori dan HP

Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap Analisiskritis terhadap
teori dan HP teori dan HP teori dan HP teori dan HP

Analisis komparasi thd Analisis komparasi thd Analisis komparasi thd Analisis kritis terhadap
teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil teoridan HP yang diambil teori dan HP yang diambil

Sintesa/Kesimpulan Sintesa/Kesimpulan

KerangkaBerpikir

Hipotesis
5

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis


pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis, peneliti perlu
menjalaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika pada
penelitian terdapat variabel moderator dan intervening, maka harus dijelaskan
juga mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan
antar variabel tersebut dijelaskan pada paradigma penelitian. Oleh karena itu,
setiap penyusunan paradigma penelitian harus berdasarkan pada kerangka
berpikir.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
mempunyai hipotesis yang berbentuk komparasi, maupun hubungan. Oleh
karena itu dalam rangka menyusun hipotesis yang berbentuk hubungan
maupun komparasi, perlu dikemukakan kerangka berfikir.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap
gejala dan fakta yang menjadi permasalah pada obyek penelitian (
Suriasumantri, 1986 ). Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur pikiran yang logis dalam membangun
suatu kerangka berfikir yang menghasilkan kesimpulan/sintesa yang berujung
hipotesis (lihat gammbar 3.1).
Penjelasan Langkah-langkah kerangka berpikir penelitian sebagai
berikut :
• Membaca Buku dan Hasil Penelitian. membaca buku dan hasil penelitian
yang relevan (buku, jurnal, laporan penelitian, ensiklopedia, daan kamus,
skripsi, tesis dan disertasi).
• Menetapkan Variabel yang Diteliti. Untuk menentukan kelompok teori
apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk
pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan lebih dahulu variabel
penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap
variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan
dikemukakan . Kalau variabel penelitiannya lima, maka minimal akan
menggunakan lima teori.
6

• Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP). Dari buku dan hasil penelitian
yang dibaca akan dapat dikemukakan teori yang berkenaan dengan variabel
yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang,
definisi terhadap masingmasing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang
ruang lingkup setiap variabel, daan kedudukan antara variabel satu dengaan
yang lain dalam konteks penelitian.
• Analisis Kritis terhadap Teori dan hasil Penelitian. Pada tahap ini
peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori dan hasil penelitian
yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini, peneliti akan mengkaji apakah
teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu benar-benar sesuai
dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori yang berasal
dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
• Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian. Analisis
komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan
teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu
dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
• Sintesa/Kesimpulan. Melalui analisis kritis daan komparatif terhadap teori
dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti.
Selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara.
Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk
merumuskan hipotesis.
• Kerangka berfikir. Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat
dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berfikir. Kerangka berfikir
yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif (hubungan)
maupun komparatif (Perbandingan).
• Hipotesis. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun
hipotesis. Bila kerangka berfikir berbunyi “; jika guru kompoten, maka hasil
belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang
positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar” Bila
7

kerangka berfikir berbunyi “karena lembaga pendidikan A menggunakan


teknologi pembelajaran yang tinggi, maka kualitas hasil belajar akan lebih
tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B yang teknologi
pembelajarannya rendah,” maka hipotesisnya berbunyi “terdapat perbedaan
kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga pendidikan A dan B,
atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan
dengan lembaga pendidikan B”.
Menurut Uma Sekaran ( 1993 ), kerangka berfikir yang baik, memuat
hal-hal sebagai berikut :
 Variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
 Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan
hubungan antar variabelyang diteliti dan ada teori yang mendasarinya.
 Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan
antaar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau
interaktif (imbalbalik).
 Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami
kerangka berfikir yang dikemukakan dalam penelitian.
 Perlu diperhatikan dan diingat bahwa kalimat terakhir dari kerangka berfikir
adalah “ jika.........maka..........”
 Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka ada kecendrungan untuk membeli
lagi akan tinggi (kerangka berfikir asosiatif). Rumusan hipotesisnyaa “
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan dengan loyalitas
pelanggan/membeli lagi “
 Jika kepemimpinan manajer baik, dan kualitas barang baik, maka
keuntungan perusahaan akan tinggi (kerangka berfikir asosiatif dengan dua
variabel bebas). Rumusan hipotesisnya “ Terdapat hubungan positif dan
signifikan secara bersamasama antara kepemimpinan manajer dan kualkitas
barang dengan keuntungan perusahaan “ (kata signifikan hanya untuk
penelitian pada sampel).
8

 Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecendrungan untuk


memilih kualitas barang juga berbeda ( kerangka berfikir komparatif ).
Rumusan hipotesisnya “ Terdapat perbedaan antara kelompok kaya dan
miskin dalam memilih kualitas barang “
Contoh kerangka berfikir
Sudah merupakan aksioma bahwa setiap penelitian yang baik
mengharuskan menyusun kerangka pemikiran yang sistematis dan menjelaskan
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada semua variabel
yang diteliti. Di samping itu, peneliti harus sudah menguasai teori ilmiah yang
akan diterapkan pada penelitiannya. Untuk dapat menyusun kerangka
pemikiran yang baik, peneliti sudah harus membekali pemikiran yang
diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan hasil penelitian yang relevan.
Berikut ini contoh kerangka berpikir untuk penelitian yang berjudul “
Pengaruh Hubungan Disiplin dan Integritas pekerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan “.
C. Kegunaan Teori Dalam Penelitian
Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu
gejala. Sementara Cooper & Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan
teori dalam penelitian adalah:
a. Membatasi ruang lingkup yang diteliti,
b. pendekatan penelitian apa yang paling cocok digunakan untuk
mendapatkan makna yang paling besar,
c. Kembali menyarankan bagaimana cara mengklasifikasikan data sehingga
mempunyai makna yang tinggi,
d. Memandu merangkum data dari obyek yang diteliti,
e. Memprediksi fakta yang akan didapatkan.
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah
jelas. Karena teori disini berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti.
Kemudian sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis. Serta sebagai referensi
9

untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu, landasan teori dalam
proposal penelitian harus sudah jelas dengan teori apa yang akan dipakai.
D. Rumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam
penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir
(metode penelitian kuantitatif ).
Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus
merumuskan hipotesis (penelitian dengan metode kualitatif, karena dia akan
menghasilkan hipotesis), juga penelitian yang bersifat eksploratif, dan sering
juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis ddapat
juga dinyatakan sebagai jawaaban teoritis terhadap rumjusan masalah
penelitian, belum jawaban tang empirik. (sugiyono, 2009).
Terdapat perbedaan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Pengertian hipotesis penelitian adalah seperti yang telah dikemukakan di atas,
dan penelitian bekerja dengan populasi, sedangkan hipotesis statistik ada jika
penelitian bekerja dengan sampel. Jadi, penelitian tidak menggunakan sampel,
tidak ada hipotesis statistik.
Sebagaimana telah diketahui bahwa hipotesis itu merupakan jawaaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang berdasarkan teori yang
digunakan dalam penelitian, dan hipotesis tersebut harus diuji. Hipotesis yang
diuji, dinamakan hipotesis kerja (dalam kalimat positif yang dimulai
dengan kata “ terdapat atau ada “), dan sebagai lawannya adalah hipotesis
nol (dalam kalimat negatif yang dimulai dengan kata “ tidak terdapat “).
Hipotesis kerja disusun berdasarkan teori yang dipandang handal, sedangkn
hipotesis nol disusun berdasarkan teori yang masih diragukan kehandalannya.
10

Di dalam statistik, juga terdapat dua macam hipotesis, yaitu: hipotesis


kerja dan hipotesis alternatif (hipotesis kerja tidak sama dengan hipotesis
alternatif). Dalam penelitian yang diuji lebih dahulu adalah hipotesis
penelitian, terutama pada hipotesis kerja. Jika penelitian bertujuan
membuktikan apaakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan atau tidak, maka
diperlukan pengujian terhadap hipotesis statistik.
Contoh Hipotesis Penelitian:
 Kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu rendah ( hipotesis
deskriptif).
 Tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok
masyarakat petani dan nelayan (dalam populasi/hippotesis komparatif)
 Terdapat hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli
masyarakat (dalam populasi/hipotesis asosiatif).
Contoh Hipotesiss Statistik:
 Terdapat perbedaan signifikan antara pendapatan rata-rata masyarakat
dalam sampel dengan populasi. Penghasilan masyarakat itu paling tinggi
hanyaa Rp 1.000.000,-/bulan (hipotesis deskriptif)
 Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan
(hipotesis komparatif).
 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara curah hujan ddengan
jumlaah payung yang terjual ( hipotesis asosiatif/hubungan ). Terdapat
hubungan positif artinya, jika curah hujan tinggi, maka akan semakin
banyak payung yang terjual.
Dalam hipotesis statistik yang diuji adalah hipotesis nol (HO), karena
peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik
dengan parameter. Parameter adalah ukuran-ukuran yang berkenaan dengan
populasi, dan statistik disini ukuran-ukuran yang berkenaan dengan sampel.
1. Bentuk hipotesis
Bentuk hipotesis sangat berhubungan atau bahkan ditetntukan oleh
rumusan masalah pada penelitian. Jika dilihat dari tingkat penjelasannya
(eksplanasinya), maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu:
11

rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan),


dan asosiatiff (hubungan). Oleh karena itu, bentuk hipotesis, juga ada tiga.
a. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap
masaalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengaan variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih ( yang dicetak tebal adalah variabel penelitian ).
Contoh:
 Rumusan Masalah Deskriptif
a) Berapa lama daya tahan lampu pijar merek X?
b) Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Y?
c) Seberapa tinggi disiplin dan produktivitas pegawai swasta?
 Hipotesis Deskriptif
Untuk rumusan masalah berapa lama daya tahan lampu pijar
merek X. Daya tahan lampu pijar merek X = 1.000 jam ( H O ). Ini
merupakan hipotesis nol, karena daya tahan lampu yang ada pada
sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan
lampu yang ada pada populasi.
Hipotesis alternatif ( Ha ) adalah daya tahan lampu pijar
merek X =1.000 jam, “ tidak sama dengan ( ≠ ) dapat berarti lebih
besar atau lebih kecil dari 1.000 jam.
 Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
HO = 𝜇 = 1.000
Ha= 𝜇 = 1.000 atau > 1.000 atau < 1.000
𝜇 adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan/ditaksir.
Untuk rumusan masalah seberapa tinggi semangat kerja karyawan di
PT Y.
Hipotesis deskriptif dengan Hipotesis nolnya berbentuk sebagai
berikut :
 Semangat kerja karyawan di PT Y = 75 % dari kriteria ideal yang
ditetapkan.
12

 Semangat kerja karyawan di PT Y paling sedikit 60 % dari kriteria


ideal yang ditetapkan ( paling sedikit berarti lebeh besar atau sama
dengan = ≥ ).
 Semangat kerja karyawan di PT Y paling banyak 60 % dari kriteria
ideal yang ditetapkan ( paling banyak berarti lebih kecil atau sama
dengan = ≤ ).
Dalam kenyataannya ( pada penelitian sebenarnya ) hipotesis yang
diajukan, hanya salah satu saja, dan hipotesis yang dipilih tergantung pda
teori dan pengamatan pendahuluan pada obyek. Hipotesis alternatifnya (Ha)
masing-masing adalah :
 Semangat kerja karyawan di PT Y ≠ 75 %
 Semangat kerja kartawan di PT Y < 75 %
 Semangat kerja karyawan di PT Y > 75 %
Hipotesis Statistik ( hanya ada jika data berdasarkan sampel )
HO : 𝜌 = 75 %
Ha : 𝜌≠ 75 %
HO : 𝜌≥ 75 %
Ha  : 𝜌< 75 %
HO : 𝜌≤ 75 %
Ha : 𝜌> 75 %

b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan njawaban sementara terhadap
rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama, tetapi
populasi atau sampelnya berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu
berbeda.
1) Rumusan Masalah Komparatif
Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT Y bila dibandingkan
dengan PT X?
 Hipotesis Komparatif
Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan
tiga model hipotesis nol dan alternaatif sebagai berikut:
13

 Hipotesis Nol
(a) HO : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara
karyawan di PT Y dan PT X, atau terdapat persamaan
produktivitas kerja antara karyawan PT Y dan PT X.
(b) HO : Produktivitas Karyawan PT Y lebih besar atau sama dengan
( ≥ ) PT X ( lebih besar atau sama dengan = paling sedikit )
(c) HO : Produktivitas karyawan PT Y lebih kecil atau sama dengan (
≤ ) PT X ( lebih kecil atau sama dengan = paling besar ).
 Hipotesis Alternatif
(a) Ha : Produktivitas Karyawan PT Y lebih besar ( > atau lebih kecil
< ) dari karyawan PT X.
(b) Ha : Produktivitas karyawan PT Y lebih kecil daripada ( < ) PT X
(c) Ha : Produktivitas karyawan PT Y lebih besar atau sama dengan (
≥ ) PT X.
 Hipotesis statistik daapat dirumuskan sebagai berikut
(a) HO : 𝜇1 = 𝜇2
Ha : 𝜇1 ≠𝜇2
(b) HO : 𝜇1≥𝜇2
Ha : 𝜇1<𝜇2
(c) HO : 𝜇1≤𝜇2
Ha : 𝜇1>𝜇2
𝜇1 = rata-rata ( populasi ) Produktivitas karyawan PT Y, dan
𝜇2 = rata-rata ( populasi ) produktivitas karyawan PT X
c. Hipotesis asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah asosiatif, yaitu, yang menanyakan hubungan antaraa dua
variabel atau lebih.
1) Rumusan Masalah Asosiatif
Adakah hubungan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang
terjual
2) Hipotesis Penelitian
14

Terdapat hungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan


pelayan toko dengan barang yang terjual
3) Hipotesis Statistik
HO : 𝜌 = 0 ( berarti tidak ada hubungan )
Ha = 𝜌 ≠ 0 ( berarti lebih besar atau kurang ( - ) dari nol berarti ada
hubungan.
𝜌 = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
d. Rumusan Hipotesis Penelitian, adalah :
1) Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer ( X ) ditampilkan
kurang baik, dan nilainya paling tinggi 60 % dari kriteria yang
diharapkan.
2) Prestasi kerja karyawan ( Y ) kurang memuaskan, dan nilainya paling
tinggi 65.
3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan manajer dengan prestasi kerja karyawan, artinya makin
baik kepemimpinan manajer, maka akan semakin baik prestasi kerja
karyawan.
4) Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara
karyawan golongan I, II, dan III.
5) Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara karyawan
golongan I, II dan III.
Untuk judul penelitian yang berisi dua variabel bebas atau lebih,
rumusan masalah penelitiannya akan lebih banyak, demikian pula dengan
rumusan hipotesisnya.
Sebagai informasi pendahuluan, hi[otesis untuk daapat diuji
dengaan statistik, data yang menjadi dasar penelitian harus diangkaatkan.
Untuk data daapat diangkatkan, diperlukan instrumen yang memiliki
skala pengukuran. Untuk judul di atas ada dua instrumen, yaitu,
instrumen gaya kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Landasan teori adalah sebuah konsep dengan pernyataan yang tertata rapi
dan sistematis memiliki variabel dalam penelitian karena landasan teori
menjadi landasan yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan.
2. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis, peneliti perlu
menjalaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
3. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu
gejala.
4. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini diselesaikan, semoga dapat memberi
manfaat yang lebih kepada pembaca. Kelebihan dan kesempurnaan adalah
hanyalah Milik Tuhan semata. Jika ada kekurangan dan kesalahan itu
dikarenakan kekhilafan penyusun makalah ini. Untuk itu kiranya memberikan
saran dan kritikan yang membangun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. Sugiyono. 2021. Metode penelitian Pendidikan. Penerbit CV. Alfabeta.
Bandung.
https://dosenpintar.com/landasan-teori/
https://penelitianilmiah.com/landasan-teori/
https://rumus.co.id/landasan-teori/
https://www.materi.carageo.com/landasan-teori/
https://satujam.com/contoh-landasan-teori/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/07/landasan-teori.html
https://vocasia.id/blog/pengertian-dan-kegunaan-teori-dalam-penelitian/
https://taufikrahmatullah.wordpress.com/2012/11/18/landasan-teori-tinjauan-
pustaka-dan-kerangka-berfikir/

Anda mungkin juga menyukai