Bismillah
Bismillah
Kisti Ziaulhaq
A. Pendahuluan
Hadis merupakan sumber ajaran dan hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an.
Istilah hadis atau sering dikenal juga dengan sunnah ini yaitu sesuatu yang
Hadis diriwayatkan dari satu rawi kepada rawi lainnya melalui perkataan
sebab sebelum datangnya agama Islam, bangsa Arab dikenal dengan sebagai
bangsa yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis). Namun demikian, tidak
berarti bahwa di antara mereka tidak ada seorang pun yang bisa menulis dan
Pada masa Nabi SAW. tulis-menulis mulai tersebar luas sehingga para
Abdullah bin Mas'ud, Abdullah bin Sa'id bin Ash, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin
Tsabit, Mu'adz bin Jabal, Abu Zaid, Abu Darda, dan Sa'id bin 'Ubaid. Kemudian
Nabi memerintah Abdullah bin Sa'id bin 'Ash agar mengajar menulis di Madinah.
B. Pembahasan
kodifikasi adalah penulisan dan pembukuan hadis Nabi secara resmi yang
berdasar pada perintah khalifah dengan melibatkan beberapa personil yang ahli di
sendiri. Tujuannya untuk menjaga hadis Nabi Muhammad SAW. dari kepunahan
dan kehilangan baik karena banyaknya periwayat penghafal hadis yang meninggal
maupun karena adanya hadis palsu yang dapat mengacau balaukan keberadaan
hadis Nabi Muhammad SAW yang dilakukan atas perintah resmi dari khalifah
Umar ibn Abd al-Aziz, khalifah kedelapan dari Bani Umayyah yang kemudian
Khalifah Umar bin Abdul Aziz menginstruksikan kepada Abu Bakar ibn
Muhammad bin Hazm (w. 117 H) agar mengumpulkan hadis-hadis yang ada pada
Amrah binti Abdurrahman al-Ansari (w. 98 H) murid kepercayaan Aishah dan al-
Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr (w. 107 H). Instruksi yang sama ia tujukan
pula kepada Muhammad bin Shihab al-Zuhri (w. 124 H), yang dinilainya sebagai
orang yang lebih banyak mengetahui hadis dari pada yang lainnya.
pertama-tama melakukan kodifikasi hadis secara resmi pada awal abad kedua
hijrah atas perintah khalifah Umar bin Abdul Aziz. Karya al-Zuhri selesai secara
halnya. Abu Bakar ibn Hazm berhasil menghimpun Hadis dalam jumlah yang
2
2. Ulama yang Masyhur sebagai Pengumpul Hadis pada Abad Ke Dua
Para ulama yang mengumpulkan dan membukukan hadis pada abad ke dua
hijriah antara lain, di Mekah muncul Abu Muhammad Abd al-Malik ibn Abd al-
Aziz ibn Juraij al-Bisyri (150 H), di Madinah muncul Muhammad ibn Ishaq (151
H) dan Malik ibn Annas, di Basrah muncul Said ibn Abi Arabah (156 H), Rabi’
ibn Shabi’ (160 H), dan Hammad ibn Salamah (167 H), di Kuffah muncul sofyan
al-Sauri (161 H), di Syam muncul Abu Umar al-Auza’i (157 H), di Yaman
muncul Hasyim (173 H) dan Ma’mar ibn Asyid (153 H), di Khurasan muncul
Jarir ibn Abdul Hamid (188 H) dan Ibn al-Mubarak (181 H), di Wasit muncul
Hasyim ibn Basyir (104-173 H), di Ray muncul Jarir ibn Abd al-Hamid (110-188
Ulama berbeda pendapat tentang karya siapa yang terdahulu muncul, tetapi
menurut Ahmad Amin, bahwa kemungkinan yang menjadi pelopornya ialah Ibnu
Juraij.
Pada masa ini lahir ulama hadis yang berhasil menghasilkan kitab-kitab
hadis terkenal. Adapun kitab-kitab hadis yang dibukukan pada abad ke dua hijriah
diantaranya;
3
e. Al-Mushannaf susunan Sufyan ibn Uyainah (198 H)
Salah satu kitab terkenal yang dikodifikasi pada abad ke dua hijriah, dan
masih digunakan sampai sekarang yaitu Muwaththa Imam Malik. Imam Malik
merupakan Imam Dar al-Hijrah, seorang ahli fiqih, ahli hadis dan merupakan
Al-Muwatta’ adalah kitab koleksi hadis yang disusun oleh Imam Malik.
Kitab tersebut disusun pada abad kedua Hijriah atas anjuran Abu Ja’far al-
Mansur, seorang Khalifah bani Abbasiyah tetkala mereka bertemu di musim haji.
dilatar belakangi adanya harapan agar kelak ia dapat dijadikan pijakan (pegangan)
bagi masyarakat.
Para ulama’ hadis berbeda pendapat tentang jumlah hadis yang ada dalam
Nabi, fatwa sahabat, dan fatwa tabi’in yang ada dalam kitab al-Muwatta’ adalah
4
d. Hadis Maqtu’, sebanyak 285 hadis.
C. Penutup
Kodifikasi adalah penulisan dan pembukuan hadis Nabi secara resmi yang
berdasar pada perintah khalifah dengan melibatkan beberapa personil yang ahli di
bidang hadis. Tujuannya untuk menjaga hadis Nabi Muhammad SAW. dari
Salah satu kitab terkenal yang dikodifikasi pada abad ke dua hijriah, dan
5
Daftar Pustaka