Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN
“Validitas, Praktikalitas, Dan Efektifitas bahan Ajar Cetak Meliputi Hand Out, Modul,
Buku (Diktat, Buku Ajar, Buku Teks)”
Disusun Guna Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu
Dr. Agus Junaidi, ST., MT., IPM

Disusun Oleh
Muhammad Hafiz (5213351008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Bahan Ajar Fisika
―Validitas, Realibilitas, Praktikalitas, Dan Efektifitas bahan Ajar Cetak Meliputi Hand Out, Modul,
Buku (Diktat, Buku Ajar, Buku Teks)”

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun berkat bantuan dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah
Strategi Pembelajaran, Bapak Dr. Agus Junaidi, ST., MT., IPM.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Medan, 9 Oktober 2022

Muhammad Hafiz
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Agama
B. Landasan Yuridis
C. Validitas Bahan Ajar Cetak
D. Praktifitas Bahan Ajar Cetak
E. Efektivitas Bahan Ajar Cetak

BAB III PEMBAHASAN

A. Matriks Pembahasan Validitas, Praktifitas & Efektivitas


B. Validitas HandOut
C. Validitas Buku Ajar
D. Praktifitas Buku Ajar
E. Efektivitas Buku Ajar
F. Validitas Buku Teks
G. Praktifias Buku Teks
H. Efektivitas Buku Ajar
I. Validitas Modul
J. Praktifitas Modul
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

3.1 Tabel matriks perbedaan Validitas, Praktikalitas & Efektivitas

3.2 Tabel matriks instrument evaluasi jenis bahan ajar

3.3 Tabel kisi-kisi angket uji validasi handout

3.4 Tabel kisi-kisi angket uji praktikalitas handout

3.5 Tabel kisi-kisi angket uji validitas buku ajar

3.6 Tabel kisi-kisi angket uji praktikalitas buku ajar

3.7 Tabel kisi-kisi angket uji validitas buku teks

3.8 Tabel kisi-kisi angket uji praktikalitas buku teks

3.9 Tabel kisi-kisi angket uji validitas modul

3.10 Tabel kisi-kisi angket uji praktitikalitas modul


BAB II

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan mengajarnya adalah
pemilihan atau spesifikasi bahan ajar atau bahan ajar yang tepat bagi siswa untuk
mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan karena dalam kurikulum atau kurikulum,
bahan-bahan bahan kajian hanya dituliskan secara garis besar berupa “materi mata
pelajaran”.
Bahan ajar merupakan bagian penting dari pembelajaran. Dengan bantuan materi
pendidikan, guru atau dosen mempermudah pelaksanaan pembelajaran, dan siswa lebih
banyak menerima bantuan dan bantuan dalam belajar. Materi kajian dapat disusun dalam
format yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi kajian yang
disajikan. Bahan ajar yang disiapkan harus divalidasi, dapat diandalkan, praktis dan
efektif sebelum siswa menggunakannya. Tujuannya agar bahan ajar yang dikembangkan
berkualitas tinggi. Oleh karena itu, artikel ini membahas tentang validitas, kepraktisan,
dan keefektifan bahan ajar cetak, yang dalam artikel ini berupa buku pedoman, modul,
buku (diktator, buku teks, buku teks) sehingga guru dapat menggunakannya sebagai
pedoman dalam pemilihan bahan ajar yang sesuai. bahan pendidikan . bahan pendidikan
digunakan dan dikembangkan.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan makalah ini lebih terfokus, maka makalah ini akan membahas
tentang validitas, reliabilitas, praktikalitas, dan efektivitas bahan ajar cetak meliputi hand
out, modul, buku (diktat, buku ajar dan buku teks).

C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana validitas bahan ajar cetak handout, modul, buku (diktat, buku ajar,
dan buku teks)?
2. Bagaimana praktikalitas bahan ajar cetak handout, modul, buku (diktat, buku
ajar, dan buku teks)?
3. Bagaimana efektivitas bahan ajar cetak handout, modul, buku (diktat, buku
ajar, dan buku teks)?

D. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Menjabarkan validitas bahan ajar cetak handout, modul, buku (diktat, buku ajar,
dan buku teks).
2. Menjabarkan praktikalitas bahan ajar cetak handout, modul, buku (diktat, buku
ajar, dan buku teks).
3. Menjabarkan efektivitas bahan ajar cetak handout, modul, buku (diktat, buku ajar,
dan buku teks).

E. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan referensi bacaan bagi pembaca.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana validitas, praktikalitas dan
efektivitas bahan ajar cetak
3. Sebagai masukan bagi tenaga pendidik dalam membuat bahan ajar cetak.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Agama
Pada dasarnya istilah belajar selalu mengacu pada suatu proses di mana perilaku
atau kepribadian seseorang berubah sesuai dengan praktik atau pengalaman tertentu. Hal-
hal tersebut dapat terlaksana dengan baik jika terdapat bahan ajar yang baik sehingga
bahan ajar tersampaikan dengan baik. Hal ini sejalan dengan Firman Allah dalam Quran
surat An-Nisa ayat 84 yang berbunyi :

Artinya: ”Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan
dengan kewajiban kamu sendiri.Kobarkanlahtpara mukmin (untuk berperang).Mudah-
mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan
dan amat keras siksaan(Nya)”.

Allah berfirman dalam Quran surat Maryam ayat 84 dan Al-Hujurat ayat 6 yang
berbunyi :

Artinya: “Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam
urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada
dalam majelis(ku)”
B. Landasan Yuridis
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun
2003, dijelaskan bahwa pendidikan nasional memiliki peran untuk mengembangkan
keterampilan bangsa yang layak dan membentuk karakter dan budaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, undang-undang tersebut menyatakan bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan peserta didik agar
menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
demokratis yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. bertanggung jawab.
Pasal 1(1) UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
mencapai kekuatan spiritual keagamaan, diri. -menghargai -kontrol dan kepribadian. ,
kecerdasan, akhlak mulia, masyarakat, bangsa dan negara.
Kurikulum 2013 (Sayflita 2016) merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan
kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan keseimbangan
antara sikap mental dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, keterampilan intelektual dan
kerjasama dengan keterampilan psikomotorik.
Bahan ajar merupakan perangkat pembelajaran yang esensial dan penting yang
diperlukan dalam pembelajaran mata pelajaran di sekolah untuk mendorong kinerja guru
dan meningkatkan kinerja siswa. Dengan bahan belajar, Anda dapat membuat
pembelajaran lebih menarik, praktis dan realistis. Selain itu, penggunaan materi
pendidikan memungkinkan partisipasi aktif guru dan siswa dalam pembelajaran dan
peningkatan pembelajaran. (Asrizal dan Festiyed 2017).
Dari laporan di atas diketahui bahwa untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, guru sebagai supervisor harus inovatif dalam pembelajaran, salah satu
upayanya adalah penyiapan bahan ajar. Bahan ajar terdiri dari bahan ajar cetak dan non
cetak.
Pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas merupakan faktor penentu
keberhasilan pendidikan IPA. Menurut standar proses, pendidikan sains harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi partisipasi aktif, dan memiliki ruang
yang cukup untuk pengembangan inisiatif, kreativitas, dan kemandirian siswa. Dengan
cara ini, siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang fenomena alam melalui proses
ilmiah. Dengan proses ilmiah yang baik, siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah
seperti ingin tahu, kritis, jujur, terbuka, objektif, pekerja keras, dll. (Asrizal 2013).
Untuk memudahkan guru dalam menyajikan bahan ajar dalam proses
pembelajaran dan agar siswa dapat mempelajarinya, maka guru harus menata bahan ajar
yang dikembangkan sebagai bahan ajar. Kemampuan guru untuk mengembangkan bahan
ajar yang berkaitan dengan kualifikasi pedagogik dan kualifikasi profesional sesuai
dengan Lampiran Kualifikasi Akademik dan Kualifikasi Guru 2007 No. 16 Bagian B dari
Menteri Pendidikan. Pendidik profesional dituntut untuk mampu mengembangkan materi
pembelajaran sesuai mekanisme yang ada, dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik dan lingkungan sosialnya.

C. Validitas Bahan Ajar Cetak


1. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validitas yang berarti validitas atau bagaimana
seharusnya diterapkan. Validitas adalah ukuran tingkat validitas atau validitas suatu
tes. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang sedang
diukur. Arikunto (2010:67) menyatakan bahwa: “Suatu tes dikatakan memiliki
validitas isi jika mengukur tujuan spesifik tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
pelajaran yang diajarkan”.
Validitas (Festiyed 2019) berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai, sehingga berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa
yang seharusnya diukur
Menurut Nieveen, aspek validitas dapat dilihat dari hal-hal berikut: (1) apakah
kurikulum atau model pembelajaran yang dikembangkan didasarkan pada
pengetahuan terkini; dan (2) apakah bagian-bagian yang berbeda dari pembelajaran
terkait secara koheren. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
suatu produk dikatakan valid jika produk tersebut memenuhi kurikulum dan saling
berhubungan. Oleh karena itu, validasi berarti menguji produk sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Rochmad (2012:13) menyatakan bahwa “suatu hasil pengembangan (produk)
dikatakan valid jika produk tersebut didasarkan pada teori yang cukup (validitas isi)
dan semua komponen produk pembelajaran kompatibel satu sama lain (validitas
konstruk)”. Namun, Sumarna (2005) menyatakan bahwa “validitas bahan ajar
ditentukan dengan menentukan kualitas bahan ajar dalam kaitannya dengan ukuran
yang diukur”. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa secara umum bahan ajar
pendidikan dapat dikatakan layak pakai.

2. Jenis-jenis Validitas
Validitas ada dua jenis, yaitu validitas internal/rasional dan validitas
empiris/eksternal.
a. Validitas internal/rasional
Validitas internal/rasional mengacu pada kriteria yang termasuk dalam
produk. Sugiyono (2012:17) menyatakan bahwa “dengan validitas internal
atau rasional suatu instrumen, jika kriteria instrumen tersebut mencerminkan
secara wajar (secara teoritis) apa yang diukur. Dengan demikian, kriteria
tersebut ada pada instrumen”. Validitas internal/rasional dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
1) Construct Validity (Validitas Konstruksi)
Validitas konstruk mengacu pada bagaimana membangun, pada
itu adalah studi tentang bagaimana mengembangkan suatu produk
Konstruk adalah kerangka konseptual, validitas konstruk adalah
validitas yang berkaitan dengan kemampuan suatu ukuran untuk
mengukur pemahaman konsep yang diukurnya (Siregar.201
:77). Validitas konstruk suatu produk mengacu pada teori relevan
yang digunakan untuk menyatukan produk. Uji konstruktabilitas
dilakukan dengan berkonsultasi dengan ahli (Sugiyono, 2012:17).

Validitas konstruk adalah yang terluas dari validitas lainnya karena


mencakup berbagai ukuran, termasuk validitas isi dan kriteria. Sama
halnya dengan validitas isi, validitas konstruk dapat ditentukan
secara rinci dan dengan menghubungkan setiap butir tes dengan
setiap aspek indikator (Arikunto, 2012: 82).
2) Content Validity (Validitas Isi)
Validitas Isi mengacu pada konten produk. Validitas isi berkaitan
dengan pembuatan produk sesuai dengan desain yang diberikan. Uji
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan draf yang telah
disusun dengan rencana yang ada dan berkonsultasi dengan ahli
(Sugiyono, 2012:17). Validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan isi instrumen dengan mata pelajaran yang
diajarkan. Dalam forum diskusi diminta pendapat dan rekomendasi
dari para ahli yang memiliki keahlian terkait dengan mata pelajaran
yang diujikan, pendapat dan rekomendasi terhadap isi atau materi tes
hasil belajar yang bersangkutan.

b. Validitas Eksternal/Empiris
Validitas empiris menyangkut fakta-fakta yang telah dibuktikan. Pengujian
validitas empiris dilakukan dengan membandingkan dengan standar yang ada
kemudian dilanjutkan dengan analisis. Sugiyono (2012:414) menyatakan
bahwa “validasi produk dapat dilakukan dengan memperkenalkan beberapa
ahli atau ahli yang berpengalaman untuk mengevaluasi produk baru yang
diusulkan. Setiap ahli atau ahli diminta untuk mengevaluasi desain, sehingga
lebih banyak kelemahan dan kekuatan yang dapat diidentifikasi kekuatannya".
Pakar atau pakar adalah individu yang memahami tujuan dan isi media
sebagai salah satu bahan pembelajaran, atau profesional di bidangnya, seperti
dosen dan guru.
Indikator yang dinilai oleh ahli adalah komponen kelayakan isi,
komponen bahasa, komponen penyajian dan komponen grafis. Kriteria
validasi bahan ajar cetak yang dinilai oleh ahli adalah: kelayakan isi, bahasa,
penyajian, dan kegrafikan.
1) Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain:
a. Kesesuaian dengan SK, KD
b. Kesesuaian dengan perkembangan anak
c. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
d. Kebenaran substansi materi pembelajaran
e. Manfaat untuk penambahan wawasan
f. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial
2) Komponen Kebahasaan antara lain mencakup:
a. Keterbacaan
b. Kejelasan informasi
c. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
d. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat).
3) Komponen Penyajian antara lain mencakup:
a. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
b. Urutan sajian
c. Pemberian motivasi, daya tarik
d. Interaksi (pemberian stimulus dan respond)
e. Kelengkapan informasi
4) Komponen Kegrafikan antara lain mencakup:
a. Penggunaan font; jenis dan ukuran
b. Lay out atau tata letak
c. Ilustrasi, gambar, foto
d. Desain tampilan (Depdiknas : 2008)
3. Cara Menentukan Validitas Bahan Ajar
a. Validasi Oleh Validator
Validasi bahan ajar dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa ahli
atau ahli yang berpengalaman untuk mengevaluasi bahan ajar yang
direncanakan. Setiap ahli diminta untuk mengevaluasi bahan kajian untuk
lebih mengidentifikasi kelemahan dan kelebihannya. Pengujian atau validasi
pengalaman dilakukan dengan sampel atau responden ahli desain produk.
Tindakan ini diambil untuk memverifikasi dan meningkatkan produk asli.
Proses validasi ini disebut dengan Expert Judgement atau Teknik Delphi.
Expert Judgement atau Pertimbangan Ahli dilakukan melalui: (1) Diskusi
Kelompok (group discussion), dan (2) Teknik Delphi.
1) Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah proses diskusi di mana para ahli (ahli)
mengidentifikasi masalah, menganalisis penyebab masalah,
menentukan cara untuk memecahkan masalah dan mengusulkan
berbagai alternatif solusi untuk masalah, mengingat sumber daya yang
tersedia. Dalam diskusi kelompok, terjadi brainstorming antara para
ahli dalam model atau desain produk. Mereka mengungkapkan
pendapat mereka sesuai dengan pengetahuan mereka.
2) Teknik Delphi Teknik Delphi adalah suatu cara untuk mendapatkan
konsensus diantara para pakar melalui pendekatan intuitif. Langkah-
Langkah penerapan Teknik Delphi dalam Uji-Ahli dalam penelitian
pengembangan adalah sebagai berikut:
a) Problem identification and specification. Peneliti mengidentifikasi
isu dan masalah perkembangan di lingkungannya (bidangnya),
latar belakang masalah, atau masalah yang muncul yang
membutuhkan solusi segera.
b) Personal identification and selection. Berdasarkan area masalah
dan masalah yang diidentifikasi, peneliti mengidentifikasi dan
memilih orang-orang yang berpengalaman, penuh perhatian dan
tertarik di lapangan, yang memungkinkan pencapaian tujuan.
Jumlah responden paling sedikit sesuai dengan sub masalah,
keahlian (pengalaman) dan/atau kewenangan.
c) Questionaire Design. Peneliti mengorganisasikan butir-butir
instrumen berdasarkan variabel yang akan diamati atau masalah
yang akan dipecahkan. Produk perangkat harus memenuhi
validitas konten. Pertanyaan bersifat terbuka kecuali masalahnya
sudah spesifik.

4. Analisis Data Validitas


Saat mengembangkan materi pembelajaran, uji validitas dilakukan pada tahap
pengembangan. Langkah-langkah uji validitas:
1. Dosen dan guru dengan pengalaman mengajar yang luas ditanya apakah mereka
bersedia bertindak sebagai validator bahan ajar cetak yang dikembangkan.
2. Evaluasi jawaban berdasarkan kriteria skala likert. Menurut Sugiyono (2012:34),
skala Likert mengukur sikap, pendapat, dan pemahaman seseorang terhadap
fenomena sosial.
Tabel 2.1 Kriteria pemberian skor jawaban validitas

Skor Kriteria
1 Sangat setuju
2 Setuju
3 Tidak setuju
4 Sangat tidak setuju
3

Anda mungkin juga menyukai