Laporan Pr. TPP (Pengeringan) Kelompok 5A
Laporan Pr. TPP (Pengeringan) Kelompok 5A
a. Latar belakang
Pengeringan merupakan operasi pengurangan kadar air bahan padat sampai batas tertentu
sehingga bahan tersebut bebeas terhadap serangan mikroorganisme yang merusak. Secara lebih
luas, pengeringan merupakan proses yang terjadi karena adanya perbedaan kelembapan antara
udara yang kering dengan bahan yang dikeringkan.
Pengeringan merupakan metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari
suatu bahan dengan cara menguapkannya sehingga kadar air keseimbangan dengan kondisi udara
normal atau kadar air yang setara dengan nilai aktivitas air yang aman dari kerusakan
mikrobiologis, enzimatis, dan kimiawi.
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin yang murah dan selalu tersedia di
berbagai tempat. Salah satu permasalahan kualitas dari sayuran adalah daya simpan yang rendah
setelah pemanenan. Beberapa alternatif upaya pengawetan sayuran adalah penyimpanan dalam
bentuk segar ataupun dilakukan pengolahan sebelumnya, salah satu pengolahannya adalah
dengan pengeringan.
Berkurangnya kadar air sayuran dan buah-buahan melalui proses pengeringan menyebabkan
sayuran dan buah-buahan lebih awet, hal tersebut terjadi karena penurunan aktivitas air. Produk
sayuran kering lebih praktis dalam hal penggunaannya. Pada dasarnya semua jenis sayuran bisa
diawetkan melalui proses pengeringan baik sayur-sayuran daun, buah-buahan, maupun umbi-
umbian.
Pengeringan merupakan proses pengawetan yang sangat sederhana dan praktis, dapat
dilakukan dengan menggunakan alat pengering maupun sinar matahari langsung. Salah satu
kelemahan dari proses pengeringan ini adalah perubahan karakteristik organoleptik pada warna,
aroma, maupun tekstur. Proses blanching sebelum pengeringan sayuran dan buah dapat
membantu mempertahankan warna sayuran setelah di berlakukannya proses pengeringan.
b. Tujuan
Setelah mempelajari dan melakukan praktikum ini mahasiswa mengetahui pengaruh pengolahan
dengan pengeringan sayur dan buah terhadap karateristik sensoris dan masa simpan produk.
Secara khusus diharapkan mahasiswa untuk :
1) Menjelaskan prisnsip pengolahan dengan pengeringan
2) Menjelaskan pengaruh pengeringan terhadap pertumbuhan mikroorganisme
3) Menjelaskan pengaruh pengolahan dengan pengeringan terhadap karateristik sensoris dan
masa simpan produk
4) Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pengeringan dan hubungannya
dengan karakteristik fisik dan masa simpan produk
Bahan :
1. Sayuran kering
c. Diagram alir
Pencucian
Pemotongan
Larutan
perendam : Blanching, suhu ±
Na2SO3/ 85°celcius/perendaman
metabisulfit
Penirisan
Pengeringan
Sayuran kering
Perendaman dalam 100g 20g Kering, halus Kuning Rapuh Tidak 5,2
larutan metabisulfit : pucat saat beraro
5% selama 10 menit + cenderu disentuh ma
Blanching ng
putih
Perendaman dalam 100g 26g Kering, agak Coklat Sedikit Tidak 5,2
larutan metabisulfit : kasar muda rapuh beraro
5% selama 10 menit + saat ma
tanpa blanching disentuh
Setelah melihat melakukan pengamatan awal, kemudian dilanjut dengan pengamatan selama
penyimpanan
4 Pisang Kontrol - 51 g Coklat Coklat Renyah Khas 5
kepok pisang
kepok
Pada hasil praktikum diatas, dihasilkan data pada kelompok 1 dan 2 pada cabai merah adalah
pada data kelompok 1 cabai merah saat pengamatan awal dan pengamatan penyimpanan tidak
ditemukan perubahan pada sampel bahan, begitu juga terjadi kepada data kelompok 2 dengan
bahan cabai merah yakni tidak ada perubahan pada bahan sampel dengan penampakan layu sejak
pengamatan awal. dan untuk bahan sampel pisang kepok pada kelompok 3 dan 4 adalah pada
sampel pisang kepok kelompok 3 terjadi perubahan pada aroma dimana pada pengamatan awal
dinyatakan tidak beraroma pada perlakuan perendaman metabisulfit blanching dan non blanching
namun saat proses pengamatan penyimpanan ditemukan data bahwa pisang tersebut berubah
aromanya, dan pada sampel kelompok 4 terjadi perubahan aroma pada sample yaitu pada pisang
kontrol aroma berubah menjadi aroma seperti agak sedikit hangus, dan pada sampel yang
blanching dan non blanching aroma berubah menjadi sedikit menyengat. Dan pada data
kelompok 5 dan 6 yakni bahan sampel wortel ditemukan perubahan pada sampel kelompok 6
yaitu tekstur bahan berubah melempem pada proses penyimpanan.
Keuntungan dari pengawetan dengan metode pengeringan adalah bahan makanan yang
dikeringkan akan jauh lebih awet, karena kadar air yang terdapat pada bahan makanan tersebut
telah berkurang yang menyebabkan mikroorganisme tidak dapat menyebar atau merusak bahan
makanan dengan cepat, lalu berat dari bahan makanan yang telah melalui proses pengeringan
akan jauh lebih ringan dari berat awal makanan, sehingga biaya untuk melakukan pengemasan
akan lebih mudah dan juga menghemat tempat penyimpanan, dan juga membuat kegiatan
penyajian akan lebih mudah.
Adapun kerugian yang diakibatkan oleh pengawetan makanan dengan metode pengeringan
adalah sifat dari benda yang akan dilakukan pengeringan akan dapat dengan mudah berubah
sebagaimana misalnya yang berubah adalah bentuk, aroma, tekstur, sifat, hingga kimianya.
Beberapa bentuk bahan makanan kering akan membutuhkan pekerjaan tambahan seperti
dilakukannya pembahasan kembali sebelum bahan makanan digunakan.
IV. Kesimpulan
kesimpulan dari proses pengawetan makanan dengan metode pengeringan adalah dengan
berkembangnya pengetahuan manusia tentang kebutuhan pangan, manfaat pangan dan teknologi
pangan membuat kita banyak melakukan penelitian dan percobaan guna menemukan alat dan
metode yang tepat bagi penyimpanan dan pengolahan bahan pangan yang efektif, ekonomis, dan
sehat. Alat-alat yang telah digunakan saat ini dapat mengoptimalkan penggunaan waktu dan
manfaat hasil proses pengeringan.
V. Daftar pusaka
https://www.academia.edu/9770972/MAKALAH_PENGERINGAN_MAKANAN
https://www.scribd.com/doc/91168444/makalah-pengolahan-pangan-dengan-pengeringan
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeringan_(makanan)
https://brainly.co.id/tugas/28736743
https://www.scribd.com/doc/151076875/Pengeringan-Buatan