BUKU SAKU PENGKAJIAN PASIEN
STD PP 1 Kepada perawat Pengkajian awal rawat inap harus
Kapankah waktu penyelesaian diselesaikan dalam kurun waktu 24 jam
pengkajian awal rawat inap ? stelah pasien datang
STD PP 1 Kepada
perawat,dokter,nakes lainya
Siapakah yang diperbolehkan
menulis cppt ?
STD 1 Kepada perawat,dokter
Kapankah perencanaan
pulang/discharge planning
disusun?
STD PP 1.1 Kepada dpkter,perawat dan
petugas RM
Kapankah dilakukan
pengkajian awal dan ulang
rawat jalan
STD PP 1.3 Kepada dokter perawat
petugas RM
jenis populasi tambahan apa
saja kah yang dilakukan
pengkajian di rs graha
husada ?
STD PP 2 Kepada DPJP perawat
Kapankah pengkajian ulang
dilakukan pada pasien rawat
inap
Penulisan cppt harus dilakukan oleh PPA
(professional pemberi assuhan) yang
kompeten yg dizinkan rs untuk melakukan
pengkajian
Ex ;dokter,perawat,gizi,fisioterapi,
Disusun sejak pengkajian awal pasien dating
disesuaikan dengan kriteria
Usia ≥65 tahun
Tinggal sendirian tanpa dukungan social
secara langsung
Stroke, serangan jantung, PPOK, Gagal
jantung kongestif, empisema, Demensia,
Alzaimer, AIDS, atau penyakit dengan
potensi mengancam nyawa lainnya.
Pasien berasal dari panti jompo
Tunawisma
Dirawat kembali dalam 30 hari
Percobaan bunuh diri
Pasien tidak di kenal/ tidak ada identitas
Korban dari kasus kriminal
Trauma multipel
Tidak bekerja / tidak ada asuransi
Pengkajian awal dilakukan bila pasien
datang lebih dari 30 hari semenjak
kedatangan awal
Dan dilakukan pengkajian ulang bila pasien
datang kurang dari atau sama dengan 30 hari
Pengkajian tambahan meliputi
Neonates
Anak
Remaja
Obstetric
Geriatric
Sakit terminal
Pasien dg nyeri kronik
Pasien dg penyakit menular
Pengkajian dilakukan minimal `1x sehari
termasuk akhir minggu/libur dan
dilaksanakan minimal 1x per shift atau
sesuai perubahan kondisi pasien
Serta dilakukan verifikasi harian oleh DPJP
dibuktikan dengan tanda tangan
BUKU SAKU PENGKAJIAN PASIEN
ELEMEN KISI KISI PENILAIAN
3 Apakah Petugas mengetahui sistem
pelayanan lab yang terintegrasi di
rumah sakit
3.1 Apa yang membuktikan hasil lab keluar
melalui satu pintu
Risiko yang dapat terjadi di lab serta
penanggulangannya
Bila reagensia terjadi kekosangan maka
hal yang dilakukan atlm adalah
Tatakelola pelayanan darah dan produk
darah
3.2 Apakah benar di lab memiliki jadwal
jaga 24 jam
3.1.2 Apakah dilab memilki penilaian yang
dilakukan terhadap petugas atlm ? jika
iya maka dilakukan penilaian berapa
lama ?
Kapan dilakukan pmi ?
Mengapa terjadi keterlambatan
mengikutsertakan pme pada program
pme ?
Bagaimana alat di kalibrasi ?
Apakah program pencegehan yang
dilakukan di lab guna untuk
pengendalian infeksi
JAWABAN
Semua pelayanan di laboratorium rs
graha husada terintegrasi pada satu
pintu, baik pelayana yang dikerjakan
di lab rs graha husada maupun yang
dikirimkan keluar semua dijalankan
melalui 1 pintu
Semua hasil yang dikeluarkan tetap
dievaluasi dan di validasi oleh petugas
lab yang diberi wewenang oleh ka
instalasi lab (karu dan pj shift)
Bila terjadi tertusuk jarum :
Bila terjadi cipratan reagensia korosif:
Bila terjadi cipratan kebagian mata :
Dilab memiliki stock minimum
reagensia yang harus dimiliki
sehingga meminimalisir terjadinya
kekosongan reagensia tapi bila terjadi
kekosongan reagensia maka dilakukan
pengiriman sample ke lab rujukan
Di rs graha husada sendiri belum
memiliki bank darah rumah sakit tapi
untuk pelayanan produk darah rs
graha husada bekerja sama dengan
palang merah Indonesia
Yaa benar sesuai regulasi yang ada
bahwa laboratorium memilki jadwal
jaga 24 jam dalam sehari
Dilakukan penilaian terhadap semua
petugas selama 1 bulan sekali
Pmi dilakukan setiap hari pada pagi
hari oleh surveilans alat masing
masing
Karena terjadi peralihan pengguanaan
alat
Semua alat dikalibrasi sesuai prosedur
(tunjuk sertifikat kalibrasi yang nanti
ditempel pada dinding bagian
belakang alat) atau tunjukkan data
kalibrasi yang ditempel pada sticker di
bagian alat
Sisa sample dan bahan bahan kimia
berbahaya dibuang pada tempat yang
sudah di sediakan serta pembuangan
bahan tajam dan infeksius pada safety
box yang selanjutnya diolah oleh
BUKU SAKU PENGKAJIAN PASIEN
Lab rujukan apa sajakah yang bekerja
sama dengan lkab rs graha husada
3.2.2 Siapa sajakah yang melakukan
pemeriksaan menggunakan alat POCT
Apakah semua alat POCT dilakukan
kontrol ?
3.3.1 Berapa lamakah regulasi tentang hasil
lab dikeluarkan ?
3.4.1 Reagensia kering dan reagensia basah
disimpan dimana ? apakah sesuai
dengan rposedur pembuatnya ?
Apakah yang dilakukan untuk
mengetahui peantauan suhu kulkas ?
3.4.2 Siapa yang melakukan audit pada
reagensia ?
3.5.2 Kapan waktu sampling ruangan yang
dilakukan petugas atlm ?
3.6 Bagimana hasil lab dikeluarkan ?
3.7 Alur melakukan pmi ?
Hand hygine dilakukan saat ?
pihak kesling dan pihak ketiga, serta
dilakukan pemakaian apd untuk
pencegahan terjadi infeksi bahan
infeksius
Lab rs advent, labkessda, lab nadafri,
serta lab klinik prodia
Jenis pemeriksaan yang menggunakan
POCT di lab rs graha adalah : POCT
Gula darah
Yang menggunakan alat
POCT :Petugas atlm, serta perawat
atau bidan ruangan jika terjadi
pemeriksaan cyto dan glukosa darah
seri
Semua alat POCT dilakukan kontrol
perbulan oleh vendor alat
Rawat inap dikeluarkan dalam waktu
140 menit, sedangkan untuk rawat
jalan dikeluarkan 120 menit, untuk
pemeriksaan cyto maka hasil
dikeluarkan 30 menit serta dilaporkan
pada dokter yang meminta
pemeriksaan cyto atau pada perawat
bidan ruangan
Reagensia kering sesuai dengan
insertkit maka di letakkan pada tempat
kering dengann suhu 2-30 derajat.
Sedangkan reagensia basaha
diletakkan pada kulkas dengann suhu
terpantau 2-8 derajat
Dilakukan pencatatan suhu kulkas
setiap harinya
Reagensia di audit oleh koordinator
lab dan dilakukan setiap akhir bulan
Shift pagi : jam 09:00 dan
Shift siang :
Shift malam :
Hasil lab dikeluarkan beserta nilai
rujukan yang sudah sesuai dengan
hasil rapat komite
Dilakukan setiap pagi oleh surveilans
setiap alat, dan di cek serta evaluasi
setiap harinya, jika terjadi hasil pmi
yang tidak akurasi maka dilakukan
koreksi cepat kesalahan yang terjadi,
jika masih tidak masuk maka
dilakukan pennghubungan ke vendor
alat untuk dilakukan koreksi dan
semua tercatat di buku maintenance,
dan petugas yang melakukan
pelaporan menberikan cap nama serta
diketahui oleh koordinator ruangan
BUKU SAKU PENGKAJIAN PASIEN
Semua rapid antigen sars cov dilakukan
dimana ?
Hasil lab yang dikeluarkan dilakukan
evaluasi dalam bentuk ?
Cara memakai APAR
Cara memakai spill kit
Cara pelaporan niali kritis sesuai SOP ?
Identifikasi pasien sesuai dengan SOP ?
Apa yang dilakukan jika terjadi mati
lampu ?
Semua pemeriksaan rapid antigen sars
cov dilakukan pada ruangan rapid
yang berada di ugd
Pemeriksaan yang dilakukan oleh
petugas atlm yang berada dalam
bagian pemeriksaan, lalu di validas
oleh yang melakukan pemeriksaan,
serta dilakukan evalusi oleh petugas
PJ Shift atau koor dibuktikan ndengan
cap dan tandatangan verifikator (koor
atau pj shift)
Hasil yang dijkeluarkan sudah di
valisdasi oleh pemeriksa, sudah di
verifikasi oleh verifikator (pj shift /
koor) serta sudah menghubungi ka
instalasi terkait nilai kritis, lalu
dilakukan pelaooran pada dpjp
melalui telp, dan penulisan pada form
nilai kritis dan form nilai kritis
diletkkan bersaam dengan hasil, lalu
dilakukan pencatatan nilai kritis
Ambil form permintaan pemeriksaan
lab, lihat identitas pasien dan tanyakan
nama pada pasien atau keluarga
pasien, cocokkan identitas pada form
permintaan dengan gelang yang
dipakai pasien
Sesaat setelah mati lampu maka alat
akan hidup kembali tapi bi=arkan
sampai alay benar benar hidup baru
running ulang kembali ssmple.
BUKU SAKU PENGKAJIAN PASIEN
ELEMEN SASARAN
PP 4. 3 Kepada petugas radiologi :
Berapa lama waktu penetapan
radiologi cito yang ada di
RS.Graha Husada?
Bagaimana jika USG Cito?
Berapa lama waktu penyelesaian
pemeriksaan reguler di radiologi?
Bagaimana alur pelaporan Nilai
Kritis di radiologi anda?
PP.4.5 Kepada petugas radiologi :
Apa indikator mutu unit
radiologi?
Kenapa indikator mutu itu yang
diambil?
Apa saja Program Penetapan
JAWABAN
30 menit, dari proses pelaporan kepada
dokter radiologi hingga keluar hasil
ekspertise ( menggunakan e film jika
radiolog tidak berada ditempat) , bila dokter
berada ditempat langsung bisa dibaca.
< 30 menit hasil ekspertise USG sudah
harus tersedia
Diupayakan < 3 jam bisa terselesaikan
Alur pelaporan Nilai Kritis sudah tertuang di
kebijakan dan SPO yaitu < 30 menit
alurnya >>
1. Staff radiologi segera meminjamkan foto
basah jika terdapat indikasi nilai kritis
kepada DPJP
2. Staff radiologi segera menghubungi
dokter radiologi bahwa terdapat nilai kritis
pada pasien x no rekam medis xx DPJP xx
3. Follow up radiolog dipastikan terjawab
dan segera mengirimkan hasil ekspertise
sementara kepada staff radiografer melalui e
– film jika radiolog tidak sedang berada di
tempat.
4. Staff radiologi segera menghubungi Staf
medis / DPJP - ekspertise semtara
disampaikan
5. Read Back, staf medis mengambil hasil ke
radiologi kemudian menulis jam
pengambilan, nama,dan tanda tangan diikuti
yang menyerahkan yaitu staff radiologi.
Pengulangan foto radiologi
Selama ini sering terjadi kegagalan faktor
pengulangan foto , sehingga borosnya
anggaran belanja radiologi sehingga perlu
ditekan dan dosis pasien bisa di minimalisir.
Program kami meliputi
a. Validasi metode test : yaitu segala proses
BUKU SAKU PENGKAJIAN PASIEN
Mutu Internal ( PMI ) radiologi
anda?
Apa saja Program Pemantapan
Mutu Eksternal ( PME )
radiologi anda?
PP.4. Kepada petugas radiologi :
Bagaimana mekanisme Rujukan
Luar radiologi?
Siapa penanggung jawab
rujukan luar?
Bagaimana review rujukan
selama ini?, ke RS mana?
penggunakan alat radiologi terlebih dahulu
di cek secara akurasi meliputi kalibrasi film,
cek berkala triwulan QA ( Quality
Assurance) dari fisika medis, serta kalibrasi
b. Pengawasan harian
Setiap hari kami cek fungsi alat kami
melalui pengawasan harian, serta
mengontrol kelayakan foto untuk di
ekspertise oleh dokter radiologi
c. Pengawasan ketersediaan BHP radiologi.
Uji Kesesuaian & Uji Paparan dari Badan
Penguji Pihak ke 3 BAPETEN
Form rujukan luar radiologi diisi dpjp, kami
follow up atas nama dokter radiologi
Edukasi mengenai sebab dirujuk, karena
keterbatasan modalitas dan ketidak
tersediaan alat radiologi kepada keluarga
pasien.
Ka.Instalasi, dr.Vanda Yogapuspita,Sp.Rad
RS.Urip Sumoharjo, Cukup baik, kami
menambah 2 rujukan rs lain agar lebih
efektif dan cepat dalam memenuhi
kebutuhan dpjp yaitu ke RS. Budi Medika
dan RS.Bumi Waras.