Anda di halaman 1dari 24

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

MAKALAH JEAN WATSON

Dosen pengampu mata kuliah :


Ns. Putu Ari Sukriyanti,S.Kep.,M.Kep

Oleh :
1. Ketut Adi Pramana (C1122048)
2. Ida Ayu Putu Cindyana Putri (C1122050)
3. Kadek Ayu Puspita Apriliani (C1122051)
4. Kadek Sindy (C1122053)
5. Ni Kadek Ayu Dwi Lestari (C1122056)
6. Ni Kadek Dwi Bintang Utami (C1122057)
7. Ni Nyoman Kartika Tri Widiari (C1122068)
8. Ni Putu Chandra Adelia (C1122069)
9. Hina Ranja Taka (C1122045)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat dan karunianya makalah yang berjudul “Konsep
Teori” Jean Watson dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang Konsep teori yang dikemukakan Watson, mulai dari inti
teori hingga aplikasi penerapannya. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami sehingga makalah ini
dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka
maupun media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan, Ibu Ns Putu Ari Sukriyanti, S.Kep., M.Kep yang telah
membimbing kami serta seluruh pihak pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan berguna bagi kami
maupun pihak lain yang berkepentingan. Kami jauh dari kata sempurna
dan ini merupakan langkah yang baik dari studi sesungguhnya. Oleh
karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan untuk perbaikan makalah
kami kedepannya.

ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1.LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
1.2.RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2
1.3.TUJUAN ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 BIOGRAFI JEAN WATSON ................................................................ 3
2.2 KONSEP UTAMA DAN DEFINISI 10 FAKTOR KARATIF............6
2.2.1 Membentuk sistem nilai humanistik altruistic.…….…........7
2.2.2 membangkitkan keyakinan-Harapan……………….............7
2.2.3 Menanamkan Kepekaan terhadap Diri dan Orang Lain......7
2.2.4 Mengembangkan Hubungan Membantu Hubungan Rasa
percaya…………………...…………………..………….…......7
2.2.5 Meningkatan dan Menerima Ungkapan Perasaan Positif dan
Negatif……..……………………………………………....…....8
2.2.6 Menggunakan Metode Pemecahan Masalah secara Sistematis
untuk Pengambilan Keputusan……………………….…......…8
2.2.7 Meningkatan Pengajaran-pengajaran Interpersonal…..........8
2.2.8 Menyediakan Lingkungan Psikologi, Fisik, Sosial Budaya dan
spiritual yang mendukung,Melindungi , dan
Memperbaiki….....................................................................8
2.2.9 Membantu Pemenuhan Kebutuhan
Manusia……………….....................................................…..9
2.2.10 Mengizinkan Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis…...…....9
2.3 ASUMSI UTAMA ................................................................................... 10
2.4 PENERIMAAN TEORI OLEH KOMUNITAS KEPERAWATAN...
................................................................................................................... 12
2.4.1 Praktik…………………………………………………….……..12
2.4.2 Administrasi/Kepemimpinan……………………………….….13

iii
2.4.3 Pendidikan………………………………………………….…...14
2.4.4 Penelitian……………………………………………………..….14

2.5 METAPARADIGMA KEPERAWATAN………………………….…15


2.5.1 Manusia……………………………………………………...…15
2.5.2 Kesehatan……………………………………………………….15
2.5.3 Keperawatan……………………………………………………16
2.5.4 Lingkungan………………………………………………...…..17
BAB III PENUTUP.... ......................................................................................... 18
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 18
3.2 SARAN .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum, dan sebagainya daripada segala
yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti
adanya sesuatu. Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang
hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar
dalam praktik keperawatan. Falsafah keperawatan bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan menganut pandangan
holistis terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psikososial-
spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik,
dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi
perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi sesama
manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan
atas ras, jenis kelamin, usia, warma kulit, etik, agama, aliran politik, dan
status sosial ekonomi. Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang
gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis daripada
metode empiris.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh
pengembangan teori dan model konseptual keperawatan, perlu diyakini
bahwa penerapan suatu teori dalam pelaksanaan asuhan akan berdampak
pada peningkatan kualitas keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai
pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan
model serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan
dalam praktik profesi. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan
teori, yang terdiri dari Philosophy Theory, Grand Theory, Middle Range

1
Theory, dan Practice Theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan
berdasarkan tingkat keabstrakkannya, dimulai dari Philosophy Theory
sebagai yang paling abstrak, hingga Practice Theory sebagai yang lebih
konkret. Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli
keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat,
sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan aspek dalam praktik keperawatan. Salah satu teori
keperawatan yang digunakan hingga saat ini dikemukakan oleh Jean
Watson. Beliau menguraikan definisi keperawatan dengan
mengidentifikasi 14 kebutuhan yang mendasari asuhan keperawatan, 8
dari kebutuhan tersebut berkaitan langsung dengan fungsi tubuh
sedangkan 6 sisanya berhubungan dengan keselamatan dan menemukan
arti dalam hidup. Watson melandaskan teori praktik keperawatan nya pada
ada 10 faktor kreatif berikut ini. Setiap faktor memiliki komponen
fenomenologis yang bersifat dinamis dan relatif bagi setiap individu yang
terlibat dalam hubungan yang tercakup dalam keperawatan. Tiga faktor
yang saling berhubungan berfungsi sebagai landasan filosofis ilmu
caring(Watson, 1979 hal. 9-10). Dengan berkembangnya gagasan dan nilai
yang ditawarkan oleh Watson, ia kemudian menerjemahkan 10 faktor
kreatif ini menjadi proses caritas. Proses caritas meliputi dimensi spiritual
dan pengetahuannya yang terbuka dari konsep cinta dan caring
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Biografi dari Jean Watson?
2. Apa Konsep Utama dan Definisi Faktor Karatif?
3. Apa Asumsi Utama dari Teori Tersebut?
4. Bagaimana Penerimaan Teori dalam Komunitas Keperawatan?
1.3.TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Biografi dari Jean Watson
2. Untuk Mengetahui apa Konsep Utama dan Definisi Faktor Karatif
3. Unruk Maengetahui apa Asumsi Utama dari Teori Watson
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerimaan Teori dalam Komunitas
Keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BIOGRAFI JEAN WATSON


Margaret Juan Harman Watson, PhD, RN, AHN-BC, FAAN, lahir
dan tumbuh di sebuah kota kecil bernama Wetch, Virginia Barat, di
pegunungan Appalachian. Sebagai anak paling bungsu dari 8 bersaudara,
dia dikelilingi oleh lingkungan keluarga besar.
Watson menyelesaikan sekolah menengah atas di Virginia Barat
kemudian melanjutkan pendidikan di Lewis Gale School of Nursing di
Roanoke, Virginia. Setelah lulus pada tahun 1961, dia menikah dengan
Douglas dan pindah ke Negara bagian asalnya yaitu Colorado. Di
Colorado, Watson melanjutkan pendidikan keperawatannya dan lulus dari
program sarjana keperawatan di University of Colorado. Dia memperoleh
gelar sarjana tahun 1964 di kampus Boulder, kemudian gelar master di
program keperawatan jiwa pada tahun 1966 di kampus ilmu kesehatan,
dan akhirnya gelar doktor dibidang psikologi pendidikan dan konseling
pada tahun 1973 di Sekolah Pascasarjana, Kampus Boulder. Setelah
Watson menyelesaikan pendidikan dokternya, dia bergabung di Fakultas
Keperawatan, University of Colorado health Sciences Center di Denver,
Yaitu dengan mengabdikan diri baik di fakultas maupun di administrasi.
Pada tahun 1980 Watson dan rekan-rekannya mendirikan Pusat
'human caring' University of Colorado, kajian multidisipliner yang
pertama di negaranya yang berkomitmen menerapkan ilmu tentang 'human
caring' untuk kepentingan praktik klinis, beasiswa, administrasi dan
kepemimpinan (Watson 2016). Di pusat kajian ini, Watson dan rekan-
rekannya tersebut memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan
klinis, pendidikan, beasiswa, dan proyek terkait 'human caring'. Kegiatan

3
ini melibatkan para pakar di tingkat nasional dan internasional, juga relasi
kolega di seluruh dunia seperti Australia, Brazil, Kanada, Korea, Jepang,
Selandia Baru, Inggris, Skandinavia, Thailand, dan Venezuela. Kegiatan
ini berlanjut dengan diadakan program sertifikasi internasional tentang
'Caring Healing ' di University of Colorado, di mana Watson menawarkan
pendidikan khusus tentang teori yang dikembangkannya kepada
mahasiswa doktor.
Watson menjabat sebagai ketua dan wakil dekan pada program
sarjana University of Colorado School of Nursing. Ia terlibat dalam
perencanaan dan penerapan serta menjadi koordinator dan direktur
program Doktor pada tahun 1978 - 1981. Pada tahun 1983- 1990 Watson
menjadi dekan University of Colorado School of Nursing dan direktur
pelayanan keperawatan di University Hospital. Selama masa jabatannya,
Watson mengembangkan kurikulum pascasarjana terkait 'human caring',
kesehatan dan penyembuhan yang menjadikannya dokter keperawatan,
gelar dokter klinis yang pada tahun 2005 dikenal sebagai gelar Doctor of
Nursing Practice.
Watson aktif pada berbagai program komunitas di sepanjang
karirnya, misalnya sebagai pendiri dan Dewan Boulder County Hospice,
Serta berbagai kolaborasi dengan area Fasilitas Kesehatan lainnya.
University of Colorado School of Nursing menganugerahkan gelar
Profesor keperawatan ke pada Watson di tahun 1992 Selain itu, Ia
mendapatkan 6 gelar doktor keperawatan dari 3 universitas di Amerika
Serikat dan tiga lainnya di luar Amerika Serikat, termasuk dari Goteborg
University di Swedia, Luton University di London, dan University of
Montreal di Quebec, Canada. Pada tahun 1993, Watson menerima
penghargaan Martha E. Rogers dari Liga Nasional Keperawatan/National
League for Nursing (NLN) atas kontribusi yang signifikan untuk
memajukan ilmu Keperawatan dan kesehatan. selanjutnya pada tahun
1997, NLN menganugerahkan penghargaan seumur hidup kepada Watson
sebagai perawat holistik. di tahun 1999, Sound menjadi ketua Ilmu Caring

4
Murchison-Scoville yang pertama dan hingga saat ini menjadi Profesor
kehormatan.
Watson Mendapatkan gelar kehormatan ilmuwan keperawatan di
New York university di tahun 1998 dan ditahun berikutnya menerima
penghargaan Fetzer Institute National Norman Cousins atas komitmennya
mengembangkan, memelihara dan memperkuat praktik perawatan
berpusat pada hubungan manusia (Watson, komunikasi pribadi, 14
Agustus 2000). Watson juga merupakan pengajar Kehormatan di beberapa
universitas di Amerika Serikat termasuk Boston College, Catholic
University, Adelphi University, Columbia University-Teachers College,
State University of New York, dan di Universitas Serta pertemuan ilmiah
di banyak negara di luar Amerika Serikat. Watson terlibat pada berbagai
proyek intemasional dan diundang di banyak negara seperti New Zealand,
India, Thailand, Taiwan, Israel, Japan Venezuela, Korea, dan lainnya. Jean
Watson telah menulis 11 buku, menulis bersama dalam 6 buku dan telah
menulis sejumlah besar artikel di jurnal keperawatan. Publikasi berikut
mencerminkan evolusi teori caring-ya dari gagasan awalnya mengenai
filosofi dan ilmu caring.
Buku pertamanya, Nursing: The Philosophy and Science of Caring
(1979), dikembangkan dari catatan yang diajarkannya pada mahasiswa
sarjana di University of Colorado. Sebelas faktor kuratif Yalom
menstimulasi pemikiran Watson tentang 10 faktor kuratif sebagai
Kerangka kerja (Watson, 1979), yang "berpusat pada keperawatan" (hal.
9), dan sebagai ideal moral. Karya awal Watson menggambarkan 10 faktor
kuratif tersebut tetapi kemudian berkembang hingga melingkupi konsep
"caritas" yang menghubungkan caring dan cinta secara eksplisit (Watson,
komunikasi pribadi, 2004). Buku pertamanya dicetak ulang pada tahun
1985 dan diterjemahkan ke bahasa Korea dan Perancis.
Buku keduanya, Nursing: Human Science and Human Care- A
Theory of Nursing, di terbitkan tahun 1985 dan dicetak ulang pada 1988
dan 1999. Buku ini berisi pemikirannya mengenai masalah konseptual dan
filosofis pada keperawatan. Buku kedua ini telah diterjemahkan ke bahasa

5
Cina, Jerman, Jepang, Korea, Swedia, Norwegia Denmark dan mungkin
lebih banyak bahasa lagi saat ini.
Buku ketiga Watson, Postmodern Nursing and Beyond (1999),
berisikan model untuk membawa Praktik Keperawatan ke abad 21.
Watson pernah menjelaskan dua peristiwa pribadi yang mempengaruhi
tulisannya. Tahun 1997 ia mengalami kecelakaan sehingga kehilangan
mata kirinya, dan tak lama setelah itu di tahun 1998, suaminya meninggal.
Watson mengatakan bahwa "saya berusaha memadukan luka yang dialami
dengan kehidupan dan pekerjaan saya. Salah satu anugerah yang bisa
didapat dari penderitaan adalah kehormatan untuk mengalami dan
menerima sendiri teori yang saya kembangkan melalui perawatan yang
diberikan suami, teman dan sejawat perawat yang saya cintai". (Watson,
komunikasi pribadi, 31 Agustus 2000). Buku ketiga ini telah
diterjemahkan kan ke dalam bahasa Portugis dan Jepang bukunya yang
berjudul Instruments for Assesing and Measuring Caring in Nursing and
Health Sciences (2002), kumpulan 21 instrumen untuk mengkaji dan
mengukur caring, menerima penghargaan sebagai Buku Tahun Ini di
American Journal of Nursing.
Buku kelimanya, Caring Science as Sacred Science (2005), Meng-
gambarkan perjalanan pribadinya untuk meningkatkan pemahaman
tentang ilmu caring, praktik spiritual, konsep, dan praktik keperawatan
serta caring healing. Dalam buku ini, ia mengiring pembaca melalui
pengalaman yang mampu memicu pemikiran dan kesakralan keperawatan
dengan menekankan pada refleks diri yang dalam serta pertumbuhan
pribadi ilmu komunikasi, penggunaan pertumbuhan transpersonal diri dan
perhatian pada ilmu caring maupun healing melalui sikap memaafkan,
bersyukur dan pasrah. Buku ini menerima penghargaan Buku Tahun Ini
dari American Journal of Nursing tahun 2005.
Buku-bukunya yang terbaru diantaranya Measuring Caring:
International Research on Caritas as Healing (Nelson & Watson, 2011),
Creating a Caring Science Curriculum (Hills & Watson, 2011), dan
Human Caring Science: A Theory of Nursing (Watson, 2012).

6
2.2 KONSEP UTAMA DAN DEFINISI 10 FAKTOR KARATIF
Watson melandaskan teori praktik keperawatan nya pada ada 10
faktor kreatif berikut ini. Setiap faktor memiliki komponen fenomenologis
yang bersifat dinamis dan relatif bagi setiap individu yang terlibat dalam
hubungan yang tercakup dalam keperawatan. Tiga faktor yang saling
berhubungan berfungsi sebagai landasan filosofis ilmu caring(Watson,
1979 hal. 9-10). Dengan berkembangnya gagasan dan nilai yang
ditawarkan oleh Watson, ia kemudian menerjemahkan 10 faktor kreatif ini
menjadi proses caritas. Proses caritas meliputi dimensi spiritual dan
pengejawantahannya yang terbuka dari konsep cinta dan caring. (Lihat
Tabel 3.1 berisi faktor kreatif dan interpretasi proses cerita).
2.2.1 Membentuk Sistem Nilai Humanistik Altruistic
Nilai humanistik dan alturistik dipelajari pada usia dini
tetapi dapat sangat dipengaruhi oleh perawat pendidik. Faktor ini
dapat diartikan sebagai kepuasan yang didapat dengan memberi
dan memperluas dimensi diri (self of selfi) (Watson, 1979).
2.2.2 Membangkitkan Keyakinan-Harapan
Faktor ini, dipadukan dengan nilai humanistik dan
alturistik, dapat membantu mewujudkan keperawatan yang
holistik dan kesehatan positif pada populasi pasien. Faktor ini
juga menggambarkan peran perawat dalam mengembangkan kan
hubungan perawat pasien yang efektif dan meningkatkan
kesejahteraan pasien dengan membantunya menerapkan perilaku
sehat (Watson, 1979).
2.2.3 Menanamkan Kepekaan terhadap Diri dan Orang Lain
Menyadari perasaan diri, baik bagi perawat maupun pasien,
dapat mengarahkan seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat
mengakui kepekaan dan perasaannya dapat menjadi lebih tulus,
ikhlas dan peka terhadap orang lain (Watson, 1979).
2.2.4 Mengembangkan Hubungan Membantu Hubungan Rasa
Percaya

7
Hubungan membantu itu dan rasa percaya antara perawat
dan pasien sangat penting dikembangkan untuk mewujudkan
hubungan caring transpersonal. Melalui hubungan saling percaya,
perawat dan pasien dapat mengungkapkan perasaan positif
maupun negatifnya. Hubungan semacam ini membutuhkan sikap
yang empati, selaras, kehangatan yang tidak bersifat posesif, dan
komunikasi efektif. Sikap yang selaras yaitu itu sikap yang jujur,
tulus, asli dan tidak berpura-pura. Empati adalah kemampuan
untuk merasakan dan memahami sudut pandang dan perasaan
orang lain serta untuk mengungkapkan pemahaman tersebut.
Kehangatan yang tidak posesif ditunjukkan dengan: nada suara
yang sedang/tidak terlalu pelan atau keras, sikap tubuh yang
terbuka, dan ekspresi wajah yang sesuai. Sedangkan komunikasi
efektif memiliki komponen kognitif, afektif, dan perilaku
(Watson, 1979).
2.2.5 Meningkatan dan Menerima Ungkapan Perasaan Positif dan
Negatif
Berbagi perasaan dapat dianggap sebagai pengalaman yang
berisiko bagi perawat ataupun pasien. Perawat harus siap
menghadapi perasaan yang positif atau negative. Perawat harus
menyadari pula bahwa pemahaman intelektual dan emosional dari
setiap situasi dapat berbeda-beda (Watson, 1979).
2.2.6 Menggunakan Metode Pemecahan Masalah secara Sistematis
untuk Pengambilan Keputusan
Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan
pemecahan masalah secara ilmiah dalam keperawatan,
memupuskan citra perawat sebagai pembantu dokter. Proses
keperawatan sama dengan proses penelitian yang sistematis dan
tertata (Watson, 1979).
2.2.7 Meningkatan Pengajaran-pengajaran Interpersonal
Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam
keperawatan karena membedakan caring dengan curing. Melalui

8
proses pengajaran-pembelajaran interpersonal, pasien dapat
informasikan sehingga dapat bertanggung jawab untuk mencapai
kesejahteraan dan kesehatan dirinya. Perawat memfasilitasi
proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang dirancang untuk
memampukan pasien merawat dirinya, menentukan kebutuhan
dirinya, dan memberikan kesempatan bagi dirinya untuk tumbuh
(Watson, 1979).
2.2.8 Menyediakan Lingkungan Psikologi, Fisik, Sosial Budaya dan
Spiritual yang Mendukung,Melindungi , dan Memperbaiki
Perawat hants menyadari adanya pengaruh lingkungan
intemal dan ekstemal terhadap sehat dan sakit individu. Konsep
yang relevan dengan lingkungan internal termasuk di antaranya
kesejahteraan jiwa dan spiritual serta keyakinan sosial budaya
seorang individu. Selain variabel tersebut, variabel epidemiologis,
variabel ekstemal lainnya meliputi kenyamanan, privasi,
keamanan, kebersihan dan lingkungan yang indah (Watson,
1979).
2.2.9 Membantu Pemenuhan Kebutuhan Manusia
Perawat menyadari adanya kebutuhan biofisik, psikofisik,
psikososial, dan intrapersonal dari dirinya sendiri dan juga pasien.
Pasien harus dapat memenuhi kebutuhan dan yang lebih mendasar
terlebih dahulu sebelum dapat memenuhi kebutuhan lain yang
lebih tinggi tingkatannya. Kebutuhan nutrisi, eliminasi, dan
ventilasi adalah contoh kebutuhan biofisik dasar sementara
kebutuhan aktivitas, inaktivitas dan seksualitas termasuk
kebutuhan psikofisik dasar. Pencapaian dan afiliasi merupakan
kebutuhan psikososial yang tingkatannya lebih tinggi. Aktualisasi
diri merupakan kebutuhan intrapersonal-interpersonal yang
tingkatannya juga tinggi (Watson, 1979).
2.2.10 Mengizinkan Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis
Fenomenologi menggambarkan data dari situasi yang
membantu untuk memahami suatu fenomena. Sedangkan

9
psikologi eksistensial adalah ilmu manusia yang menggunakan
analisis fenomenologi. Watson menganggap faktor ini sulit
dipahami. Faktor ini diikutsertakan untuk memberikan
pengalaman yang dapat memicu pemikiran agar dapat memahami
diri sendiri dan orang lain. Watson percaya bahwa perawat
memiliki tanggung jawab untuk melakukan lebih dari 10 faktor
kreatif tersebut dan membantu pasien dalam area promosi
kesehatan melalui tindakan preventif. Tujuan ini dapat dicapai
dengan mengajarkan pasien perubahan diri untuk meningkatkan
kesehatan, memberikan dukungan sesuai situasi, mengajarkan
cara menyelesaikan masalah, dan mengetahui kemampuan
adaptasi dan koping terhadap kehilangan (Watson, 1979).
2.3 ASUMSI UTAMA
Watson menggabungkan ilmu pengetahuan dengan kemanusiaan
sehingga perawat memiliki latar belakang liberal dan seni yang kuat
peserta dapat memahami budaya lain sebagai persyarat untuk menerapkan
ilmu caring dan kerangka pikiran-tubuh-spiritual. Ia percaya bahwa studi-
studi kemanusiaan memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan
pikir dan pertumbuhan pribadi. Watson membandingkan status
keperawatan dengan mitologi Yunani Danaides, yang berusaha mengisi
bejana yang bocor dengan air, hanya untuk melihat bahwa air akan
mengalir melalui retakan bejana tersebut. Ia percaya bahwa studi ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan dibutuhkan untuk menutup meratakan
bejana semacam itu sebagai dasar ihmiah dari ilmu keperawatan (Watson,
1981, 1977).
Watson menjelaskan asumsi hubungan caring transpersonal hingga
meliputi praktisi multidisiplin sebagai berikut:
1. Komitmen moral, niat, dan kesadaran caritas oleh perawat dapat
melindungi, meningkatkan dan memperkuat harga diri, keutuhan,
dan penyembuhan seseorang sehingga orang tersebut mampu
menciptakan atau bersama-sama menciptakan makna keberadaan
dirinya.

10
2. Keinginan yang penuh kesadaran dari perawat menegaskan
kemaknaan subjektif dan spiritual pasien yang sedang mencari
caring yang tetap ada di tengah-tengah ancaman dan penderitaan
secara biologis, institusional dan sebagainya. Dampaknya adalah
pasien akan menghargai hubungan Saya- Engkau (I-Thou
Relationship) ketimbang Saya-Itu (I-It Relationship).
3. Perawat berusaha menyadari, mendeteksi dengan tepat dan
menghubungkan cara kondisi dalam jiwa dari orang lain dengan
cara hadir secara tulus dan memusatkan diri pada saat caring
(caring moment); tindakan, kata-kata, perilaku, bahasa tubuh,
intuisi, pemikiran, medan energi dan seterusnya, seluruhnya
berkontribusi pada hubungan sering transpersonal.
4. Kemampuan perawat untuk terhubung dengan orang lain pada
tingkat jiwa ke jiwa transpersonal ini diejawantahkan dalam
bentuk gerakan, sikap tubuh, ekspresi wajah, prosedur, informasi,
sentuhan, suara, ekspresi verbal, dan sarana komunikasi manusia
lain yang bersifat ilmiah, teknis, estetis. Semua ini diterjemahkan
menjadi seni/tindakan keperawatan atau modalitas caring-
healing.
5. Modalitas caring-healing dalam konteks kesadaran caring/
caritas transpersonal memperkuat harmoni, keutuhan, dan
kesatuan seorang individu dan melepaskan ketidakharmonisan
yaitu energi yang mengganggu proses penyembuhan alamiah.
Dengan demikian, perawat membantu pasien mengakses
penyembuhan yang ada dalam dirinya, sebagaimana pandangan
Nightingale tentang keperawatan.
6. Perkembangan personal dan profesional yang berkesinambungan,
serta pertumbuhan spiritual membantu perawat untuk memasuki
tingkat yang lebih dalam tentang praktik penyembuhan secara
profesional. Perawat dapat membangkitkan kondisi transpersonal
dan aktualisasi penuh atas "kompetensi ontologis" yang
diperlukan pada praktik pelayanan keperawatan tingkat lanjut ini.

11
7. Riwayat hidup perawat itu sendiri, serta pengalaman sebelumnya,
kesempatan untuk belajar terfokus, Mengalami berbagai kondisi
manusia, dan membayangkan perasaan orang lain dalam beragam
situasi merupakan guru yang berharga bagi perawat juga dapat
mengambil ilmu dan kesadaran yang dibutuhkan untuk
menerapkan hubungan caring transpersonal dengan bekerja sama
dengan orang lain dari latar belakang budaya berbeda dan
mempelajari kemanusiaan (misalnya melalui seni drama, sastra,
cerita pribadi, atau narasi penyakit dan perjalanatmya), dengan
sambil mengeksplorasi nilai diri sendiri, kepercayaan yang dalam
yang dimilikinya dan hubungannya dengan diri sendiri orang lain
dan dunia.
8. Fasilitator lainnya adalah pengalaman pertumbuhan personal
seperti psikoterapi, psikologi transpersonal, meditasi, pekerjaan
bioenergetik, dan model lainnya dari kebangkitan spiritual.
9. Pertumbuhan yang terus menerus untuk mengembangkan dan
mematangkan model caring transpersonal terus berjalan.
Anggapan bahwa tenaga kesehatan adalah penyembuh luka diakui
sebagai bagian dari pertumbuhan yang penting dalam teori
filosofi ini (Watson, 2006b).
2.4 PENERIMAAN TEORI OLEH KOMUNITAS KEPERAWATAN
2.4.1 Paktik
Teori Watson telah divalidasi di tatanan pelayanan rawat
jalan, rawat inap, dan komunitas dengan berbagai populasi,
termasuk penerapan yang terkini dengan fokus pada esensi
perawatan pasien (Pipe, Connolly, Spahr, et al., 2012), pasien
dengan ventilator (Lindahl, 2011), dan stimulasi perawatan
(Diener & Hobbs, 2012). Watson dan Foster (2003) mengembang
menggambarkan sebuah penerapan teori ke dalam praktik yang
sama baik pada Attending Nurse Caring Model (ANCM). Ini
adalah Proyek awal di rumah sakit anak Denver yang
dikembangkan berdasarkan model dokter "hadir". Akan tetapi,

12
tidak seperti model medis atau penyembuhan, ANCM
keperawatan. "Model ini dibangun sebagai ilmu keperawatan-
caring, model praktik kolaboratif yang dipandu dari teori dan
berbasis bukti untuk diterapkan pada penanganan nyeri di unit
pasca bedah dengan 37 tempat tidur" (Watson & Foster Foster,
2003, hal. 363). Perawat yang ikut serta dalam proyek tersebut
belajar mengenai teori caring Watson, faktor kreatif, kesadaran
caring, niat dan praktik caring healing.
Misi dari ANCM adalah untuk membangun hubungan
caring yang berkelanjutan antara perawat dengan anak-anak yang
mengalami nyeri serta keluarganya. ANCM dibuat agar
keberadaan caring-healing dapat di dilihat seluruh rumah sakit
(lihat situs Watson [http:/lwww.watsoncaringscience.org]. Untuk
contoh penerapan teorinya di dalam praktik dan untuk informasi
lebih lanjut tentang institusi pelayanan yang menggunakan teori
Watson, misalnya Miami Baptist Hospital, Resurrection Health
System [Chicagol], Denver Veterans Administration Hospital and
Children's Hospital [Denverl], Inova Health System [Virginia],
Baptist Central Hospital [Kentucky], Elmhurst Hospital [New
York], Pascak Valley Hospital [New Jersey], Sarasota Memorial
Hospital and Tampa Memorial Hospital [Florida], dan Scripps
Memorial Hospital [California], di antara rumah sakit lainnya).
2.4.2 Administrasi/Kepemimpinan
Teori Watson menghimbau agar praktik administratif dan
model bisnis melingkupi konsep caring (Watson, 2006c), bahkan
di lingkungan pelayanan kesehatan dengan tingkat keakutan yang
tinggi, lama rawat yang singkat, teknologi yang makin kompleks
dan harapan yang makin meningkat terhadap "tugas"
keperawatan. Tantangan-tantangan tersebut membutuhkan solusi
untuk reformasi sistem pelayanan kesehatan pada tingkat yang
mendalam dan etis, agar perawat mampu mengikuti model praktik
profesionalnya sendiri ketimbang solusi jangka pendek, misalnya

13
dengan menambah jumlah tempat tidur, bonus, dan insentif
pemindahan perawat. Banyak Rumah Sakit mencari status
Magnet, misalnya Central Baptist Hospital di Lexington,
Kentucky, yang mengatasi tantangan ini dengan menggunakan
teori caring manusia Watson untuk perubahan administratif.
Pengembangan lingkungan profesional berkelanjutan lainnya
didasarkan pada definisi esensi perawatan pasien (Pipe, Connolly,
Spahr, et al., 2012). Contoh ini beserta contoh lainnya tentang
penerapan caring dalam praktik administratif dapat ditemukan
kan di situ Watson dan artikelnya, "Caring Theory as an Ethical
Guide to Administrative and Clinical Practices " (Watson,
2006c).
2.4.3 Pendidikan
Tulisan-tulisan Watson berfokus pada bagaimana mendidik
mahasiswa keperawatan dan memberikan landasan ontologis, etis
dan epistemologis bagi praktik keperawatan mereka, bersamaan
dengan arahan untuk penelitian (Hills & watson, 2011). Kerangka
kerja caring Watson telah diajarkan pada banyak kurikulum
mahasiswa satjana keperawatan, termasuk Bellarmine college di
Louisville, Kentucky; Assumption College di Worcestet; Massa-
chusetts; Indiana State University di Terre Hauter; Oklahoma
City University; dan Florida Atlantic University. Selain itu,
konsep Watson Digunakan pula di program pendidikan
keperawatan di berbagai negara di antaranya Australia, Jepang,
Brazil, Finlandia, Saudi Arabia, Swedia, dan Inggris.
2.4.4 Penelitian
Metode kualitatif, naturalistik dan fenomenologi adalah
metode yang sesuai untuk penelitian tentang caring dan untuk
pengembangan keperawatan sebagai ilmu humaniora (Nelson &
Watson, 2011; Watson, 2012). Watson juga menyarankan untuk
menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif.
penelitian untuk menguji, mengembangkan, dan mengevaluasi

14
teori semakin berkembang baik secara nasional maupun
intemasional (Di Napoli, Nelson, Turkel & Watson, 2010; Nelson
& Watson, 2011). Salah satu contohnya yaitu Smith (2004) yang
melakukan telaah terhadap 40 pasien yang menggunakan teori
Watson secara spesifik. Selain itu, Persky, Nelson, What's, dan
bent (2008) menggunakan pendekatan kuantitatif untuk
menentukan atribut "perawat caritas" sebagai bagian dari upaya
inisiasi perawatan Berbasis-Hubungan/ Relationship Based Care
(RBC) di New York Presbyterian Hospital/Columbia University
Medical Center. Pada tahun 2011 Nelson dan Watson melaporkan
penelitiannya yang dilakukan di tujuh negara. Penelitian tersebut
berisi delapan survei caring dan instrumen penelitian lainnya
untuk penelitian caaritas misalnya tentang perbedaan persepsi
intemasional terhadap caring, hubungan perawat dengan pasien
serta panduan bagi rumah sakit yang mencari status Magnet.
2.5 METAPARADIGMA JEAN WATSON
2.5.1 Manusia
Watson menggunakan istilah manusia secara bergantian,
pribadi, kehidupan, kepribadian, dan diri. Dia memandang orang
sebagai "kesatuan pikiran/tubuh/roh/alam" (1996, hal. 147), dan
dia mengatakan bahwa "kepribadian terikat pada gagasan bahwa
jiwa seseorang memiliki tubuh yang tidak dibatasi oleh waktu dan
ruang objektif. . . .” (Watson, 1988, hal. 45). Watson menyatakan,
“Saya menekankan untuk menggunakan pikiran, tubuh, jiwa, atau
kesatuan dalam pandangan dunia yang berkembang dan
keterhubungan semua, kadang-kadang disebut sebagai Paradigma
Transformatif Kesatuan Holografik pemikiran. Itu sering dianggap
dualistik karena saya menggunakan tiga kata 'pikiran, tubuh, jiwa.'
Saya melakukannya dengan sengaja berkonotasi dan membuat
semangat/metafisik eksplisit yang diam dalam model lain”
(Watson, komunikasi pribadi, 12 April 1994).
2.5.2 Kesehatan

15
Awalnya, definisi kesehatan Watson (1979) adalah berasal dari
Organisasi Kesehatan Dunia sebagai, keadaan positif kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial dengan memasukkan tiga elemen:
1) tingkat tinggi fungsi fisik, mental, dan sosial secara
keseluruhan
2) tingkat pemeliharaan adaptif umum dari fungsi sehari-hari
3) tidak adanya penyakit (atau adanya upaya yang
menyebabkan tidak adanya penyakit)” (hal. 220).
Kemudian, dia mendefinisikan kesehatan sebagai “kesatuan dan
keselarasan dalam pikiran, tubuh, dan jiwa”; terkait dengan
"tingkat kesesuaian antara diri yang dirasakan dan diri yang
dialami" (Watson, 1988, hal. 48). Watson (1988) lebih lanjut
menyatakan, “penyakit belum tentu penyakit; [sebaliknya itu
adalah] gejolak subjektif atau ketidakharmonisan dalam diri atau
jiwa seseorang pada beberapa tingkat ketidakharmonisan dalam
lingkup orang tersebut, misalnya, dalam pikiran, tubuh, dan jiwa,
baik secara sadar maupun tidak sadar” (hal. 47). “Sementara
penyakit dapat menyebabkan penyakit, penyakit dan kesehatan
adalah [suatu] fenomena yang tidak harus dilihat secara kontinum.
Proses penyakit juga dapat diakibatkan oleh genetik, kerentanan
konstitusional dan memanifestasikan dirinya ketika ada
ketidakharmonisan. Penyakit pada gilirannya menciptakan lebih
banyak ketidakharmonisan” (Watson, 1985, 1988, hlm. 48).
2.5.3 Keperawatan
Menurut Watson (1988), kata perawat adalah keduanya
kata benda dan kata kerja. Baginya, keperawatan terdiri dari
"pengetahuan, pemikiran, nilai, filosofi, komitmen, dan tindakan,
dengan beberapa derajat gairah" (hal. 53). Perawat tertarik untuk
memahami kesehatan, penyakit, dan pengalaman manusia;
mempromosikan dan memulihkan kesehatan; dan mencegah
penyakit. Teori Watson menyebut pada perawat untuk melampaui
prosedur, tugas, dan teknik yang digunakan dalam pengaturan

16
praktik, diciptakan sebagai trim keperawatan, berbeda dengan inti
keperawatan, artinya aspek-aspek hubungan perawat-pasien yang
menghasilkan hasil terapeutik yang termasuk dalam proses
perawatan transpersonal (Watson, 2005; 2012). Menggunakan 10
faktor karatif asli dan berkembang, perawat memberikan perawatan
kepada berbagai pasien. Setiap faktor karatif dan karitas klinis
proses menggambarkan proses perawatan tentang bagaimana
pasien mencapai atau mempertahankan kesehatan atau meninggal
dengan damai. Sebaliknya, Watson menggambarkan penyembuhan
sebagai istilah medis yang mengacu pada penghapusan penyakit
(Watson, 1979). Ketika pekerjaan Watson berkembang, dia
meningkatkan fokusnya pada proses perawatan manusia dan aspek
transpersonal dari perawatan-penyembuhan dalam Hubungan
Peduli Transpersonal (1999, 2005). Karya Watson yang
berkembang terus menjadi eksplisit bahwa manusia tidak dapat
diperlakukan sebagai objek dan itu manusia tidak dapat dipisahkan
dari diri sendiri, orang lain, alam, dan alam semesta yang lebih
besar. Paradigma perawatan-penyembuhan terletak di dalam
kosmologi yang metafisik dan transenden dengan manusia yang
berevolusi bersama di alam semesta. Dia meminta orang lain untuk
terbuka terhadap kemungkinan dan menyingkirkan asumsi diri dan
orang lain, untuk belajar lagi, dan untuk "melihat" menggunakan
semua indra seseorang.
2.5.4 Lingkungan
Dalam sepuluh faktor karate asli, Watson berbicara kepada
peran perawat dalam lingkungan sebagai "menghadiri" mental
suportif, protektif, dan atau korektif, lingkungan fisik, sosial, dan
spiritual” (Watson, 1979, hlm. 10). Dalam karya selanjutnya, dia
memiliki pandangan yang jauh lebih luas tentang lingkungan:
“ilmu kepedulian tidak hanya untuk mempertahankan umat
manusia, tetapi juga untuk mempertahankan planet ini . . . Milik
adalah dunia roh universal yang tak terbatas dari alam dan semua

17
makhluk hidup; itu adalah mata rantai primordial kemanusiaan dan
kehidupan itu sendiri, melintasi ruang dan waktu, batas-batas dan
kebangsaan” (Watson, 2003, hlm. 305). Dia mengatakan bahwa
"ruang penyembuhan dapat digunakan untuk membantu orang lain
mengatasi penyakit, rasa sakit, dan penderitaan," menekankan
lingkungan dan hubungan orang: "ketika perawat memasuki kamar
pasien, medan magnet harapan dibuat" (Watson, 2003, hal.305).

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Toeori Jean Watson bertujuan untuk menggabungkan sebuah
ilmu pengetahuan dengan kemanusiaan sehingga perawat memiliki
latar belakang liberal dan seni yang kuat peserta dapat memahami
budaya lain sebagai prasyarat untuk menerapkan ilmu caring dan
kerangka pikiran-tubuh-spiritual. dari pembahasan makalah di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa: Ia percaya bahwa studi-studi
kemanusiaan memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan
pikir dan pertumbuhan pribadi. Ia percaya bahwa studi ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan dibutuhkan untuk menutup ratakan
rencana semacam itu sebagai dasar ilmiah dari ilmu keperawatan
(Watson, 1981, 1977). Jean Watson memiliki persepsi intemasional
terhadap caring, yang dimana hubungan perawat dengan pasien serta
panduan bagi rumah sakit yang mencari status Magnet. Jean Watson
juga melandaskan teori praktik keperawatan nya, ada 10 faktor
kreatif yang meliputi:
1) Membentuk sistem nilai humanistik altruistic.
2) Membangkitkan keyakinan-harapan.
3) Menanamkan Kepekaan terhadap diri dan orang lain.

18
4) Mengembangkan hubungan membantu hubungan rasa
percaya.
5) Meningkatan dan menerima ungkapan perasaan positif dan
negatif.
6) Menggunakan metode pemecahan masalah secara sistematis
untuk pengambilan keputusan.
7) Meningkatan engajaran-pengajaran interpersonal.
8) Menyediakan lingkungan psikologi,fisik, sosial budaya dan
spiritual.
9) Membantu pemenuhan kebutuhan manusia.
10) Mengizinkan kekuatan eksistensial-fenomenologis.

3.2 SARAN
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan
baik dengan manusia lainnya. Dengan berinteraksi, segala
kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat memenuhi
kebutuhannya, manusia harus memiliki pengetahuan manusia dan
pemeliharaan/ perawat manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan
manusia tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di
masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan/ perawat diri, manusia
juga akan sakit dan tidak Alan dapat memenuhi kebutuhan. Maka
dari itu, manusia dituntut untuk menjaga kesehatan dan
pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing theory & their work (8th ed). The CV Mosby
Company St. Louis. Toronto. Missouri: Mosby Elsevier. Inc

Artisham Y, Sommer J. Integrating Nursing Theory and Process into Practice


: Virginia’s Henderson Need Theory. 2015 ; 8(2) : hal 444-445

Delaune, C. (2011). Fundamental of Nursing Standart and Practice Fourt


Edition. USA : Dermar Chengage Learning.

Marriner, Ann. 2001. Teori Ilmu Keperawatan Para Ahli dan Berbagai
Pandangannya (Nursing Theorists and Their Work). Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4.


Jakarta : EGC

George. (2008). Nursing theories the og profesional nursing practice, 5th ed.
Philippine : Pearson.

Berman, A.T., Synder, S.& Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental
of Nursing. 10 Edition. Prentice Hall

20

Anda mungkin juga menyukai