Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM ACARA TATA USAHA NEGARA

I Putu Wiswambhara Hari Kana


82122330
Ilmu Hukum (pagi)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) DENPASAR 2022


Pengertian ruplik dan deplik

Replik

Replik berasal dari gabungan dua kata, yakni re ‘kembali’ dan pliek ‘menjawab’. Jika


diartikan secara leksikal, replik bermakna kembali menjawab. Dalam konteks hukum, replik
adalah jawaban balasan atas jawaban tergugat dalam suatu perkara. Replik dapat diajukan
secara lisan atau tertulis.

Disarikan dari Buku 3: Penanganan Perkara Perdata Pada Tingkat Pertama, replik


umumnya berisi dalil-dalil atau hak-hak tambahan untuk menguatkan dalil gugatan
penggugat. Dalam replik, penggugat dapat mengemukakan sumber-sumber kepustakaan,
pendapat-pendapat para ahli, doktrin, kebiasaan, dan sebagainya. Kemudian, terkait format
replik atau cara penyusunannya, replik dapat disusun dengan mengikuti poin-poin jawaban
tergugat.

Duplik

Duplik adalah jawaban tergugat atas replik yang diajukan penggugat. Duplik diajukan untuk
meneguhkan jawaban yang umumnya berisi penolakan terhadap gugatan dan replik
penggugat. Sama seperti halnya replik, duplik juga dapat diajukan secara lisan atau tertulis.

Ni Ketut Supasti D., dkk. dalam Klinik Hukum Perdata CLE Knowledge, Skill &
Valuemenerangkan bahwa dalam menyusun duplik, diharapkan dalil-dalil atau pernyataan
yang diajukan oleh tergugat tidak bertentangan dengan dalil yang telah dibuat dalam jawaban
gugatan atau eksepsi. Duplik biasanya memuat pembelaan atas dalil yang diajukan penggugat
dalam repliknya yang disertai dengan uraian bukti untuk memperkuat bantahannya.

Tahapan Penyampaian Replik dan Duplik

Terkait kapan replik dan duplik disampaikan, penting untuk diketahui bahwa dalam sidang
perdata, ada urutan sebagai berikut.

Pembacaan gugatan → Jawaban → Replik → Duplik

Dengan kata lain, setelah gugatan dibacakan oleh penggugat, tergugat akan


memberikan jawaban atas gugatan. Setelah itu, penggugat akan menjawab kembali
pernyataan atau jawaban dari tergugat atau replik. Lalu, atas replik yang disampaikan
penggungat, tergugat dapat menanggapi kembali atau yang disebut dengan duplik.

Dasar Hukum Replik dan Duplik


Dasar hukum replik dan duplik adalah Reglemen Acara Perdata atau Reglement op de
Rechtsvodering (Rv). Beberapa pasal yang memuat ketentuan replik dan duplik adalah
sebagai berikut.

 Pasal 70 Rv menerangkan bahwa bila penggugat berpendapat ada alasan-salan untuk


memanggil seseorang untuk menanggungnya, maka ia harus mengajukan permohonan
untuk itu dengan kesimpulan yang disertai alasan-alasan pada hari ia harus
mengajukan jawaban balik (replik).
 Pasal 115 Rv menerangkan bahwa setelah jawaban diberikan dalam persidangan,
maka pengacara penggugat diberi kesempatan untuk mengajukan jawaban kembali
(replik) yang dapat dijawab lagi oleh pengacara tergugat (duplik).
 Pasal 142 Rv menerangkan bahwa dalam tenggat waktu yang sama para pihak dapat
saling menyampaikan surat-surat jawaban (replik) dan jawaban balik (duplik) yang
dengan cara yang sama bersama-sama dengan surat-surat yang bersangkutan
diserahkan kepada panitera.

Selain replik dan duplik, ada pula istilah lainnya yang penting untuk diketahui, yakni posita
dan petitum. Posita atau Fundamentum Petendi adalah bagian berisi dalil yang
menggambarkan adanya hubungan yang menjadi dasar/uraian dari suatu tuntutan. Kemudian,
petitum adalah tuntutan apa saja yang dimintakan oleh penggugat kepada hakim untuk
dikabulkan.

Anda mungkin juga menyukai