Anda di halaman 1dari 3

2.1.

1 Cedera kepala

adalah (trauma capitis) adalah cedera mekanik yang secara langsung maupun tidak langsung
mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan
selaput otak dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan neurologis
(Sjahrir, 2012). Cedera kepala merupakan suatu proses terjadinya cedera langsung maupun
deselerasi terhadap kepala yang dapat menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce dan
Nail, 2014). Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan
otak (Morton, 2012). Cedera kepala meliputi luka pada kulit kepala, tengkorak, dan otak. Cedera
kepala merupakan adanya pukulan atau benturan mendadak pada kepala dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran (Susan Martin, 2010). Definis

Etiologi

Beberapa etiologi cedera kepala (Yessie dan Andra, 2013)

1. Trauma tajam Trauma oleh benda tajam: menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan
cedera lokal. Kerusakan local meliputi contusion serebral, hematom serebral, kerusakan otak
sekunder yang disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau hernia.
2. Trauma tumpul Trauma oleh benda tumpul dan menyebabkan cedera menyeluruh (difusi):
kerusakannya menyebar secara luas dan terjadi dalam 4 bentuk, yaitu cedera akson,
kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar pada hemisfer serebral, batang otak
atau kedua-duanya.

Akibat cedera tergantung pada (Yessie dan Andra, 2013) :


a. Kekuatan benturan (parahnya kerusakan)
b. Akselerasi dan deselerasi.
c. Cup dan kontra cup
1) Cedera cup adalah kerusakan pada daerah dekat yang terbentur
2) Cedera kontra cup adalah kerusakan cedera berlawanan pada sisi desakan benturan.
d. Lokasi benturan
e. Rotasi: pengubahan posisi rotasi pada kepala menyebabkan trauma regangan dan
robekan substansia alba dan batang otak. Depresi fraktur: kekuatan yang 10 mendorong
fragmen tulang turun menekan otak lebih dalam. Akibatnya CSS mengalir keluar ke
hidung, kuman masuk ke telinga kemudian terkontaminasi CSS lalu terjadi infeksi dan
mengakibatkan kejang
Manifestasi Klinis

Sakit kepala sering kali dimulai pagi hari(sakit kepala saat banggun tidur) serangam migraine
klasik dapat dibagi menjadi 4 fase :prodromal,aura,sakit kepala dan pemulihan

1.Fase prodromal

a. terjadi pada 60% pasien sakit kepala migraine


b. gejala dapat terjadi secara konsisten selama berjam-jamsampai berhari-hari sebelum
awitan migrani.
c. Depresi,iritabilitas,merasa demam,lapar makan,anoreksia,perubahan tingkat
aktivitas,peningkatan urinasi/berkemih,diare atau konstipasi dapat terlihat pada setiap
migrani.

2.fase Aura

a. terjadi pada sebagaian kecil pasien dan berlangsung kurang dari 1 jam
b. gejala neurologis fokasl,didominasi oleh gangguan visual( kikay cahaya),terjadi dan
besifat hemianoptik(terjadi dalama setenga lapangan pandang).
c. kebas dan kesemutan pada bibir,wajah atau tungkai; konfusi ringan; kelemahan ringan
pada ekstermitas,dan dapat terjadi mengatuk serta pening

3.Fase sakit kepala

Fase ini terjadi pada 60 % pasien,mencakup sakit kepala yang berdenyut di satu
sisi(unilateral)yang menguat dalam beberapa jam.nyeri berat dan membuat individu menjadi
tidak mampu sering kali disertai dengan fotofobia,mual muntah. Durasi beragam dari sekitar 4
sampai72 jam.

4.fase pemulihan(Terminasi dan postdrome)

a. Nyeri berlahan-lahan reda


b. Terdapapt periode kontraksi otot dileher dan kulit kepala dengan disertai nyeri otot dan
nyeri tekan local,kelelahan dan perbuhan alam perasaan
c. setiap aktifitas fisik memperburukn nyeri sakit kepala
d. pesien dapat tidur dalam periode lama

PENGKAJIAN DAN METODE DIAGNOSTIK

a. Pengkajian fisik kepala dan leher


b. Pemeriksaan neurologis
c. Pemeriksaan dan riwayat kesehatan dan sakit kepala secara mendetail;riwayat medikasi
d. Angiografi serebral,CT(computed tomography) atau MRI (magnetic resorance imaging)
jika abnormalitas terdeteksi saat pemeriksaan neurologis
e. Elektromiografi (EMG) dan pemeriksaan laboraterium( hitung sel darah
lengkap,elektrolit dan glukosa)

PENATALAKSAAN MEDIS

Terapi dibagi menjadi pendekatan abortif(simtomatik/ bergejala) dan pendekatan


preventif.pendekatan abortif digunakan untuk serangan yang sering dan ditunjukan untuk
meredahkan atau membatasi sakit kepala saat mulai muncul atau saat sedang
berlangsung.pendekatan prventif regular atau dapat diprediksikan serta memiliki kondisi medis
yang menghalangi penggunaan terapi abrortif.

Pentalaksanaan serangan akut

Anda mungkin juga menyukai