Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM MUSKULOSKELETAL,

INTEGUMEN, PERSEPSI SENSORI, DAN PERSARAFAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DERMATITIS

oleh :
Candra Alif Novyanto 222310101198
Devi Elisa Dostya Ainul Qoyyimah 222310101199
Melinda Nur Pramastuti 222310101202
Elshinta Dika Maharani 222310101204
Retri Adinda Kurnia Imami 222310101205
Siti Mudrikah Zain 222310101209
Sya’roni 222310101211

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
NOVEMBER, 2022
KEPERAWATAN DEWASA SISTEM MUSKULOSKELETAL,
INTEGUMEN, PERSEPSI SENSORI, DAN PERSARAFAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Sistem
Muskuloskeletal, Integumen, Persepsi Sensori, dan Persarafan dengan Dosen
Pengampu Ns. Nur Widayati, S.Kep, MN

oleh :
Candra Alif Novyanto 222310101198
Devi Elisa Dostya Ainul Qoyyimah 222310101199
Melinda Nur Pramastuti 222310101202
Elshinta Dika Maharani 222310101204
Retri Adinda Kurnia Imami 222310101205
Siti Mudrikah Zain 222310101209
Sya’roni 222310101211

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
NOVEMBER, 2022
STUDI KASUS

1. Kasus
Seorang Wanita berinisial Ny. N berusia 18 tahun datang dengan keluhan
bercak kemerahan yang gatal, disertai rasa terbakar, dan lepuhan berisi nanah
pada lengan kirinya setelah menggunakan tato hena 3 hari sebelumnya. Sehari
setelah penggunaan tato hena, timbul rasa gatal dan bercak merah pada tempat
tato. Bercak merah yang timbul kemudian berkembang menjadi lepuhan berisi
cairan jernih. Pasien juga mengeluh adanya nyeri dan rasa terbakar pada lesi
kulitnya. Keesokan harinya, cairan lepuhan menjadi keruh karena berisi nanah.
Kejadian ini adalah yang kedua kalinya pasien mengaplikasikan hena.
Penggunaan hena pertama kali setahun yang lalu dan tidak ada keluhan. Pasien
mempunyai riwayat alergi terhadap cat kuku. Riwayat atopi pada pasien maupun
keluarganya disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik.
Status dermatologis pada lengan bawah kiri didapatkan vesikel multipel dan bula
di atas makula eritematosa, dengan pola mengikuti pola gambar tato hena.
Beberapa vesikel/bula berisi pus, dan ada beberapa vesikel/bula lainnya yang
sudah pecah dan mengeluarkan cairan eksudasi dan meninggalkan area erosi.
Kulit normal di sekitar lesi teraba hangat pada perabaan.
Tidak ditemukan leukositosis pada pemeriksaan laboratorium darah
lengkap. Pewarnaan gram dari cairan vesikel berisi pus menunjukkan bakteri
kokus gram positif. Hal ini menunjukkan adanya infeksi sekunder pada lesi. Pada
pemeriksaan didapatkan TD 130/70 mmHg, Nadi 88x/menit, RR 22x/menit, skala
nyeri 7 dan dirasakan saat melakukan aktivitas berlebih. Pasien mendapat terapi
amoksisilin 3 x 500 mg, mebhidrolin napadisilat 3 x 50 mg selama 5 hari,
kompres dengan NaCl 0,9% selama 3 hari. Tiga hari setelah kompres dengan
NaCl 0,9%, diberikan hidrokortison topikal 2,5%. Lesi membaik dan
meninggalkan makula hiperpigmentasi
2. Asuhan Keperawatan
a. Identitas
Nama : Ny. N No. RM : -
Tanggal : - Pekerjaan : -
Lahir
Umur : 18 tahun Status : -
Perkawinan
Jenis : Perempuan Tanggal : -
Kelamin MRS
Agama : - Tanggal : -
Pengkajian
Pendidika : - Sumber : Klien, keluarga,
n Informasi observasi
Negara : Indonesia Status : -
Asal Perkawinan

b. Riwayat kesehatan
1) Diagnose medis: Dermatitis kontak alergi
2) Keluhan utama
Klien mengatakan mengeluh bercak kemerahan yang gatal, disertai rasa terbakar,
dan lepuhan berisi nanah pada lengan kirinya setelah menggunakan tato hena 3
hari sebelumnya
3) Riwayat penyakit sekarang
Sehari setelah penggunaan tato hena, timbul rasa gatal dan bercak merah pada
tempat tato. Bercak merah yang timbul kemudian berkembang menjadi lepuhan
berisi cairan jernih
4) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap cat kuku
5) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat atopi pada pasien maupun keluarganya disangkal.

Genogram

Klien
c. Pengkajian keperawatan
1) Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi terhadap Kesehatan
Keluarga dan klien mengatakan tidak mengetahui terkait penyakit yang
sedang dialaminya. Saat ini, keluarga mengharapkan klien segera pulih
dan mampu beraktivitas kembali seperti biasanya. Keluarga klien
mengetahui terkait persiapan yang perlu disiapkan selama klien dirawat di
rumah sakit.

Pemeliharaan Kesehatan:
Keluarga mengatakan bahwa jika anggota keluarganya ada yang sakit
keluarga akan langsung membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat
seperti puskesmas, rumah sakit dan sebagainya.

2) Pola Nutrisi dan Metabolik (ABCD)


a) Antropometri
BB sebelum sakit : tidak terkaji
BB saat sakit : tidak terkaji
TB : tidak terkaji
IMT : tidak terkaji
BBI : tidak terkaji
Kenaikan/penurunan dari BBI : tidak terkaji
Kenaikan/penurunan dari BB sebelum : tidak terkaji
sakit

b) Biochemical/Laboratory test
Kompone Hasil Nilai Interpretas
n Pemeriksaa Normal i
n

Hematologi
Hemoglobin tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji
Elektrolit
Natrium tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji
Kalium tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji
Chlorida tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji

c) Clinical sign
Kompone Hasil
n Pemeriksa
an
Penampilan Terlihat lemah
umum
Rambut Berwarna hitam panjang dan lurus
Konjungtiva Tidak terkaji
Mata tidak terkaji
Sklera Normal, berwarna putih
Mukosa bibir Tidak terkaji
Turgor kulit tidak terkaji

d) Diet pattern
Pola makan Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi tidak terkaji tidak terkaji
Porsi makan tidak terkaji tidak terkaji
Jenis makanan tidak terkaji tidak terkaji
Alergi makanan tidak terkaji tidak terkaji
Frekuensi minum tidak terkaji tidak terkaji

3) Pola eliminasi
BAK
Frekuensi : tidak terkaji
Jumlah : tidak terkaji
Warna : tidak terkaji
Bau : tidak terkaji
Karakter : tidak terkaji
Berat Jenis : tidak terkaji
Alat Bantu : Tidak terkaji
Kemandirian : Dibantu
BAB
Frekuensi : Tidak terkaji
Jumlah : Tidak terkaji
Konsistensi : Tidak terkaji
Warna : Tidak terkaji
Bau : Tidak terkaji
Karakter : Tidak terkaji
Alat Bantu : Tidak terkaji
Kemandirian : Dibantu
Lain : -

4) Pola aktifitas dan latihan


Tidak terkaji

5) Status oksigenasi
Tidak terkaji

6) Fungsi kardiovaskuler
Tidak terkaji

7) Terapi oksigen
Klien tidak mendapatkan terapi oksigen

8) Pola tidur dan istirahat


Durasi : 7-8 Jam/hari

Jenis gangguan tidur : -


Penyebab : -
Keadaan bangun : Tampak bugar
tidur
Lain-lain : -
9) Pola kognitif
Fungsi Kognitif dan Memori:
Tidak terkaji.
Fungsi dan keadaan indera:
a) Penglihatan : tidak terkaji
b) Penciuman : tidak terkaji
c) Perasa : tidak terkaji
d) Pendengaran : tidak terkaji
e) Peraba : tidak terkaji

10) Pola persepsi diri


Gambaran diri :
Pasien memiliki orang tua yang menemani dan menajaganya
Identitas diri :
Klien mengatakan nama dan umur.
Harga diri :
Keluarga klien mengatakan semenjak sakit Ny. N tampak lemah
Ideal Diri :
Keluarga pasien mengatakan kondisinya saat ini merupakan cobaan atas
dirinya dan keluarganya dan keluarga juga berharap ingin klien cepat sembuh.
Peran Diri :
Klien berperan sebagai seorang anak dalam keluarganya

11) Pola seksualitas dan reproduksi


Klien sudah menstruasi

12) Pola peran dan hubungan


Peran:
Peran klien sebagai anak berharap dapat segera cepat pulang dan sembuh
sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
Hubungan:
Keluarga mengatakan hubungan klien dengan keluarganya baik, Saat dalam
kondisi sakit, anggota keluarganya turut membantu merawat klien secara
bergantian dan memberikan dukungan penuh untuk bisa kembali sembuh.

13) Pola manajemen koping stress


Tidak terkaji

14) System nilai dan keyakinan


Tidak terkaji

d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (status generalis): baik, Nampak lemah

2) Tanda vital:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37℃
SpO2 : tidak terkaji

3) Keadaan lokal (status lokalis):


Status dermatologis pada lengan bawah kiri didapatkan vesikel multipel
dan bula di atas makula eritematosa, dengan pola mengikuti pola gambar tato
hena.

4) Pengkajian fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)


a. Kepala
I : Kepala bulat sedikit lonjong
P : Tidak terkaji
b. Mata
I : Tidak terkaji
P : Tidak terkaji
c. Telinga
I : Tidak terkaji
P : Tidak terkaji
d. Hidung
I : tidak terkaji
P : tidak terkaji
e. Mulut
I : Tidak terkaji
f. Leher
I : Tidak terkaji
P : Tidak terkaji
g. Dada Paru-paru
I:-
P:-
P:-
A:-
h. Jantung
I : tidak tampak adanya ictus cordis
P : Ictus kordis teraba
P : Batas jantung tidak ada pembesaran
A : Tidak terkaji
i. Abdomen
I : Tidak terdapat lesi
A : Tidak terkaji
P : Tidak terkaji
j. Urogenital
I : Tidak terkaji.
k. Ekstremitas atas:
I : Pada lengan bawah kiri didapatkan vesikel multipel dan bula di atas
makula eritematosa, dengan pola mengikuti pola gambar tato hena.
P: Tidak terkaji.
l. Ekstermitas bawah
I : Tidak terdapat lesi
P: Tidak terkaji.
m. Kulit dan kuku
Kulit klien yang terdapat pada lengan bawah kiri didapatkan vesikel multipel dan
bula di atas makula eritematosa, dengan pola mengikuti pola gambar tato hena.
5) Terapi
Nama
Kontraindikas
Obat/Caira Dosis Indikasi Efek samping
i
n infus
amoxilin 3×50 antibiotik riwayat alergi mual, muntah, diare,
0 mg yang atau dan staining gigi
digunakan hipersensitivita
dalam s terhadap obat
pengobatan ini
berbagai
infeksi
bakteri.

Mebhidrolin 3x50 obat untuk interaksi kantuk, sakit kepala,


napadisilat mg meredakan dengan obat mulut kering
gejala alergi, lain seperti penglihatan kabur
seperti mata vitamin,
merah dan suplemen atau
hidung obat herbal
berair, ruam
kulit yang
gatal, hidung
tersumbat
akibat
rhinitis
alergi, atau
sesak napas
6) Pemeriksaan penunjang
Jenis Pemeriksaan

No Kompo-nen Tanggal Interpretasi

1 Pewarnaan positif adanya infeksi skunder pada lesi


gram dari
cairan vesikel
berisi pus

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1 Ds: Bahan kimia Gangguan integritas kulit
Keluarga mengatakan iritatif
mengeluh bercak merah
meninggi seukuran biji
jagung sampai sebesar uang
logam di daerah wajah,
badan, lengan, dan paha
sejak 1 minggu yang lalu
disertai gatal

Do:
Kulit klien ditemukan plak
eritematosa, batas tegas,
multipel, ukuran miliar-
numular, diskret, ditutupi
skuama putih keperakan
pada area:
1. regio facialis
2. thoracalis anterior et
posterior
3. regio brachii et
antebrachii dextra et
sinistra
4. region femoralis et
cruris dextra et sinistra

2 Ds: Agen pencedera Nyeri akut


Pasien juga mengeluh kimiawi
adanya nyeri dan rasa
terbakar pada lesi kulitnya
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnose Keperawatab Tanggal Tanggal Keterangan


perumusan pencapaian
1 Gangguan integritas kulit - - -
b.d. perubahan sirkulasi
d.d. muncul bercak
kemerahan pada kulit
disertai rasa gatal
2 Nyeri akut b.d Agen
pencedera kimiawi d.d
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI) Paraf
1. (D.0129) Tujuan: Perawatan Integritas Kulit (I. 11353)
1. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindaan asuhan Observasi
keperawatan selama …x24 jam  Identifikasi penyebab gangguan
diharapkan gangguan integritas kulit integritas kulit (mis. perubahan
dan jaringan meningkat dengan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
kriteria hasil: penurunan kelembaban, suhu
Integritas kulit dan jaringan lingkungan ekstrem, penggunaan
(L.14125) mobilitas)
 Elastisitas meningkat Terapeutik
 Hidrasi meningkat  Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
 Perfusi jaringan meningkat baring
 Kerusakan jaringan menurun  Lakukan pemijatan pada area
 Kerusakan lapisan kulit penonjolan tulang, jika perlu
menurun  Bersihkan perineal dengan air
 Nyeri menurun hangat, terutama selama periode
 Perdarahan menurun diare
 Kemerahan menurun  Gunakan produk berbahan
 Pigmentasi abnormal petrolium atau minyak pada kulit
menurun kering
 Jaringan parut menurun  Gunakan produk berbahan
 Suhu kulit membaik ringan/alami dan hipoalergik pada
 Sensasi membaik kulit sensitif
 Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. lotion, serum)
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
 Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem
 Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minimal 30 saat berada
di luar rumah
 Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya

2. (D.0077) ( L.08066) (I.08238)


Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri

Setelah di lakukan intervensi selama Observasi:


1x24 jam, maka tingkat nyeri akan  Identifikasi lokasi
menurun, dengan kriteria hasil: karakteristik ,durasi,freekuensi,int
 Keluhan nyeri menurun ensitas nyeri
 Meringis menurun  identifikasi skala nyeri
 Gelisah menurun  identifikasi respon nyeri non
 Sikap protektif menurun verbal
 monitor efek samping
penggunaan analgeti
Terapeutik:
 berikan Teknik non farmakologis
 kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
 fasilitasi istirahat tidur

Edukasi:
 jelaskan penyebab , periode, dan
pemicu nyeri
 jelaskan strategi meredakan nyeri
 anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri

Kolaborasi :
kolaborasi pemberian analgetik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Tanggal / jam Implementasi
1 Manajemen nyeri Manajemen nyeri
9 Desember 2021
11.00 1. Mengidentifikasi lokasi karakteristik
durasi, frekuensi, intensitas nyeri,
skala nyeri
11.05 2. Mengidentifikasi respon nyeri non
verbal
11.10 3. Memonitor efek samping
penggunaan analgetic
11.20 4. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
11.30
5. Memfasilitasi istirahat tidur
11.40
6. Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
11.45
7. Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
11.55
8. Menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
12.00
9. Kolaborasi pemberian analgetik
2 Perawatan integritas kulit Perawatan integritas kulit
9 Desember 2021
14.00 1. Mengidentifikasi penyebab
gangguan integritas kulit
14.10 2. Menggunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada kulit
kering
14.15 3. Menghindari produk berbahan dasar
alcohol pada kulit kering
14.20 2. Menganjurkan minum air yang
cukup
14.25 3. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
14.30 4. Menganjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
14.35 5. Menganjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem

1.1 Evaluasi Keperawatan


No Tanggal Dx. Kep Evaluasi Paraf
1 9 Desember 1 S: pasien mengatakan nyeri
2021 sedikit berkurang setelah
diberikan tindakan
O: pasien terlihat lebih nyaman
dari sebelumnya
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2 9 Desember 2 S: pasien mengatakan luka sudah
2021 dirawat dan diobati
O: pasien lebih nyaman, luka
terlihat bersih
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Natallya, F. R., & Hutomo, M. (2016). Dermatitis Kontak Alergi terhadap Tato
Hena dengan Infeksi Sekunder ( Allergic Contact Dermatitis due to Henna
Tattoo with Secondary Infection ). 28(1), 65–70.

Anda mungkin juga menyukai