Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ SIHIR, RAMAL, ILMU NUJUM DAN ILMU-ILMU YANG


BERDASARKAN AQIDAH “

Dosen Pembimbing :
AHMAD ABDUL GANI, Drs, SH,.M,AG.

DISUSUN OLEH :

Nama : Muhammad Adhadin Azhar


NPM : 211000289
Kelas G

UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS HUKUM
ILMU HUKUM
ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Tanpa rahmat dan pertolongan nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’at nya kita nantikan kelak.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
nya, sehingga makalah “Sihir, Ramal, Ilmu Nujum dan ilmu-ilmu berdasarkan
Aqidah” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Islam Disiplin Ilmu.
Saya berharap makalah ini dapat menjadikan wawasan lebih luas lagi bagi
masyaratkan dan khusus nya bagi saya sendiri.
Saya menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Saya terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, baik terkait
penulisan maupun konten, saya memohon maaf.
Demikian yang dapat saya sampaikan, akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Bandung, 15 Maret 2022

Muhammad Adhadin Azhar

ii
iii

DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan Masalah.....................................................................................
BAB II..................................................................................................................
LANDASAN TEORI............................................................................................
A. Pengertian Sihir, Ramal, Ilmu Nujum dan Ilmu Aqidah
Islam.................................................................................................................
a. Sihir......................................................................................................
b. Ramalan...............................................................................................
c. Ilmu Nujum.........................................................................................
B. Kriteria Sihir, Ramalan, Ilmu Nujum.................................................
a. Kriteria sihir........................................................................................
b. Kriteria Ramalan..............................................................................
c. Kriteria Ilmu Nujum........................................................................
C. Ilmu Sihir, Ramal, dan Ilmu Nujum berdasarkan Aqidah
Islam...............................................................................................................
BAB III..............................................................................................................
PENUTUP.........................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

iii
iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan peradaban manusia, seringkali diukur dengan kemajuan teknologi


dan semakin lepasnya masyarakat dari praktik-praktik berbau tahayul. Namun
begitu, di zaman sekarang ini praktik perdukunan justru marak bak cendawan di
musim penghujan.
Di zaman sekarang terutama di Indonesia banyak sekali peramal atau
penyihir yang dapat meramalkan masa depan dengan kejadian-kejadian yang sangat
fenomenal dan mistis terkadang manusia yang tidak tau itu peramal terpancing oleh
perkataannya.
Semua ini memberikan gambaran nyata, bahwa peramal memang sudah
dikenal oleh masyarakat kita. Dan ilmu ini pun turun-menurun diwarisi oleh anak-
anak bangsa, hingga saat ini para peramal masih mendapatkan tempat bukan saja
disisi masyarakat tradisional tetapi di tengah lingkungan modern.
Tidak hanya peramal namun ada ada penyihir, penyihir ini tidak kalah jauh
dari peramal, penyihir dapat membuat orang sakit menjadi sembuh melalui ucapan-
ucapan yang kita kurang mengerti apa yang dia ucapkan tersebut, selain dokter
penyihir ini dapat menyembuhkan penyakit yang sangat luar biasa sehingga
penyihir dapat menyembuhkan orang tersebut kembali sehat.
Maka dari itu kita sebagai penerus bangsa harus menguatkan iman dan
aqidah kita terhadap Allah SWT agar iman dan akhlakul karimah kita kuat dan
tidak terjerumus oleh perdukunan, peramal, dan penyihir yang merajalela di
Indonesia. Jangan sampai kita tergoda oleh penyihir yang dapat mengobati dengan
sekejap.

iv
v

B. Rumusan Masalah

1. Apa sihir, ramal, ilmu nujum, ilmu yang menyesatkan dan aqidah islam
menurut KBBI , ensiklopedi islam, hukum islam dari goggle ?
2. Sebutkan kirteria sihir, ramal, ilmu nujum dan ilmu-ilmu menyesatkan ?
3. Bagaimana sihir, ramal, ilmu nujum, ilmu yang menyesatkan yang
menyesatkan berdasarkan aqidah islam ?

C. Tujuan Masalah

1. Agar mengetahui sihir, ramal, ilmu nujum, dan ilmu aqidah islam
berdasarkan KBBI
2. Mengetahui kriteria dalam ilmu sihir, ramal, ilmu nujum dll
3. Agar mengetahui cara nya agar terhindar dari ilmu ilmu yang menyesatkan.

v
vi

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sihir, Ramal, Ilmu Nujum dan Ilmu Aqidah Islam.

a. Sihir
Sihir adalah perbuatan ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan ajaib
(gunaguna, mantra atau jampi) yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti
penangkal dan mencelakai orang lain. Karena itu sihir bisa menimbulkan dampak
beraneka ragam, seperti sakit, kematian, kebencian, gairah syahwat dan penceraian
serta perselingkuhan. Dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 30 ayat bicara mengenai
sihir. Antara lain surat Al-Baqarah ayat 102 yang menjadi fokus telaah ini.
Asbabunuzul ayat ini, diatarbelakangi tuduhan kafir Quraisy terhadap Nabi
Muhammad saw. bahwa ajaran yang dikembangkan belia itu, adalah sihir, lalu
turun ayat 102 Al-Baqarah ini. Dalam ayat ini Allah menceritakan perbuatan sihir
orang Yahudi di zaman Nabi Sulaiman. Tujuan mereka memutar balikkan fakta dan
pembangkangan terhadap kitab Taurat yang benar. Dan ilmu sihir yang mereka
kembangkan, tidak ada relevansinya dengan ajaran Nabi Sulaiman. Mempelajari
ilmu sihir menurut sebagian ulama tafsir, adalah boleh yang dilarang menggunakan
ilmu itu untuk kejahatan. Menurut para ahli tafsir, ilmu sihir termasuk ilmu yang
tercela, merugikan bagi diri si penyihir dan yang terkena sihir. Karena itu kedua
belah pihak bisa dikenakan sebagai sikap penolakan kebenaran atau kekafiran.

Seorang pakar bahasa, Al Azhari mengatakan, “Akar kata sihir maknanya


adalah memalingkan sesuatu dari hakikatnya. Maka ketika ada seorang
menampakkan keburukan dengan tampilan kebaikan dan menampilkan sesuatu
dalam tampilan yang tidak senyatanya maka dikatakan dia telah menyihir sesuatu”

Para ulama memiliki pendapat yang beraneka ragam dalam memaknai kata
‘sihir’ secara istilah. Sebagian ulama mengatakan bahwa sihir adalah benar-benar
terjadi ‘riil’, dan memiliki hakikat. Artinya, sihir memiliki pengaruh yang benar-
benar terjadi dan dirasakan oleh orang yang terkena sihir. Ibnul
Qudamah  rahimahullah mengatakan, “Sihir adalah jampi atau mantra yang

vi
vii

memberikan pengaruh baik secara zhohir maupun batin, semisal membuat orang


lain menjadi sakit, atau bahkan membunuhnya, memisahkan pasangan suami istri,
atau membuat istri orang lain mencintai dirinya

Namun ada ulama lain yang menjelaskan bahwa sihir hanyalah pengelabuan
dan tipuan mata semata, tanpa ada hakikatnya. Sebagaimana dikatakan oleh Abu
Bakr Ar Rozi, “(Sihir) adalah segala sesuatu yang sebabnya samar dan bersifat
mengalabui, tanpa adanya hakikat, dan terjadi sebagaimana muslihat dan tipu daya
semata.

b. Ramalan

Ramalan adalah usaha-usaha untuk memperoleh pengetahuan atas pertanyaan


atau situasi melalui cara-cara okultisme atau ritual tertentu. Ramalan digunakan
juga untuk mengetahui masa depan melalui cara-cara yang umumnya dipandang
tidak rasional.[1] Orang yang melakukan ramalan biasa disebut sebagai peramal,
tukang/juru ramal, atau ahli nujum.

Menurut Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Cholil Nafis, apa pun jenis ramalan adalah haram. 

Kerjaan ramal-meramal itu tentu diharamkan karena kita tidak tahu masa depan
kita kecuali Allah, tapi kita punya harapan, punya ekspektasi, punya target
diperlukan menjadi cara hidup kita lebih efektif, lebih terarah, Rasulullah sudah
melarang untuk kita ramal-meramal itu," kata dia.

"Sehingga kalau kita tahu kebesaran Allah, tahu dan kebaikan Allah, kita akan
bersandar pada Allah, tidak semuanya kehidupan yang melimpah itu menjadi
kebaikan, kebahagiaan, ada kalanya Allah menguji kita dengan beberapa ujian,
seperti (ujian yang diterima) Nabi Yunus terdahulu ternyata karena disayang Allah
SWT. Bagian dari usaha untuk mendapatkan ridha Allah," kata Nafis.

Sebagaimana tertuang dalam firman Allah SWT,

vii
viii

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi


pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu berbuat syirik dengan
mempersekutukan Allah. Sesungguhnya perbuatan syirik adalah benar-benar
kezaliman yang besar," (QS. Luqman ayat 13).

Menurut Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir/Syaikh Muhammad Sulaiman Al


Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah, perbuatan dzalim adalah
menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Perbuatan syirik adalah menyamakan
dzat Tuhan Pencipta yang Maha memberi kenikmatan dengan makhluk yang tidak
mampu memberi kenikmatan, bahkan tidak bisa berbuat apa-apa.

c. Ilmu Nujum

Menurut akidah Islam, Ilmu Astrologi atau Ilmu Nujum adalah hal yang
terlarang dan merupakan dosa besar yang digolongkan ke dalam kategori ilmu sihir
dan bentuk syirik. Karena di dalamnya mengajarkan ramalan tentang kejadian yang
belum dan akan terjadi juga pengakuan mengetahui ilmu gaib yang menjadi
kekhususan Allah, seperti rejeki, jodoh dll.
“Barang siapa mengambil ilmu perbintangan, maka ia berarti telah mengambil
salah satu cabang sihir, akan bertambahr dan terus bertambah” HR. Abu Dawud no
3905, ibnu Majah no. 3726 dan Imam Ahmad 1 : 311

Dalam syariat dibedakan antara At-Tanjim (ilmu Ta'tsir) yaitu berdalil dengan
keadaan bintang-bintang terhadap kejadian-kejadian di bumi, berbeda dengan Ilmu
Taisir yakni mencari arah kiblat, waktu-waktu shalat, dan mengetahui pergantian
musim dengan meneliti kedudukan bintang

Sehingga ilmu Astronomi yang mempelajari hal-hal yang tidak bertentangan


dengan ilmu agama seperti meneliti pergerakan benda langit untuk penanggalan,
menandakan masuknya bulan baru (hilal), mengetahui masuknya waktu shalat, juga
penunjuk arah maka ilmu Astronomi yang seperti ini tidaklah terlarang.

viii
ix

Munajjim ( ahli nujum ) juga termasuk dalam kategori peramal menurut apa
yang diistilahkan oleh sebagai ulama. Di dalam shahihil bukhari dan shahihul
muslim, dari hadist zaid bin khalid al-juhani, ia berkata. “Rasulullah SAW telah
mengimami kami shalat subuh di Hudaibiyyah setelah semalam turun hujan. Ketika
usai shalat, berbalik menghadap kepada para sahabat lantas bersabda : “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Beliau bersabda ‘ Allah SWT berfirman :
“Dikala pagi ini, diantara hamba-hamba-Ku ada yang berfirman kepada-Ku dan ada
pula yang kafir ‘ adapun orang mengatakan “ telah turun hujan kepada kita berkat
karunia dan rahmat Allah. Ia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang.
Sedangkan orang-orang yang berkata “ telah turun hujan kepada kita karena bintang
ini atau bintang itu, maka ia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang

B. Kriteria Sihir, Ramalan, Ilmu Nujum

a. Kriteria sihir

Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan kemampuan manusia untuk


mengendalikan alarm melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Dalam banyak
kebudayaan, sihir berada di bawah tekanan dari, dan dalam kompetisi dengan ilmu
pengetahuan dan agama.

Adapun kriteria dan jenis-jenis sihir dalam agama islam, yaitu :


1. Sihir pemisah
Yang dimaksud dengan sihir pemisah adalah yang ditujukan untuk memisahkan
pasangan suami istri yang saling mencintai. Juga termasuk ke dalam sihir ini
adalah yang ditujukan untuk membuat permusuhan dan kebencian di antara dua
orang sahabat atau kerabat dekat. Jenis sihir ini telah disebutkan dalam Al-
Qur’an. Allah berfirman yang artinya : “maka mereka mempelajari daru kedua
sihir yang dengannya mereka dapat menceraikan antara seorang suami dengan
istrinya ( QS. Al-Baqoroh (2) : 102 )

2. Sihir Mahabbah (penarik cinta/pelet)


Tentang ini Rosululloh saw pernah bersabda:

ix
x

“Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan tiwalah (pelet) adalah kesyirikan.”


(HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim; dishahihkan oleh al-
Albani)

3. Sihir Penghalang Pernikahan


Sihir ini terjadi karena seorang yang dengki lagi penuh tipu daya datang
kepada seorang tukang sihir yang jahat lalu meminta supaya dibuatkan sihir
untuk anak perempuan si fulan. Setelah itu ada dua kemungkinan yang akan
dilakukan oleh setan: Masuk ke dalam tubuh wanita itu lalu membuatnya
merasa tidak cinta dan tidak suka kepada setiap lelaki yang datang
melamarnya, atau Setan melancarkan sihir dengan cara mengelabui
pandangan laki-laki yang melihat wanita itu sehingga setiap laki-laki yang
datang melamar wanita tersebut akan melihat bahwa wanita itu jelek
rupanya dan tidak menarik penampilannya.

b. Kriteria Ramalan

Pengetahuan manusia akan hal-hal gaib, tidaklah lengkap. Bahkan,


sangat minim. Oleh karena itu, dalam beberapa hadisnya, Rasulullah SAW
melarang manusia untuk mempercayai para dukun peramal nasib. Karena,
hakikatnya, mereka itu tidak mengetahui. Mereka hanya mengaku-ngaku tahu.

Lebih jauh, pengetahuan mereka diperoleh karena bisikan jin dan setan.
Dalam hadis riwayat Bukhari dari Abdullah bin Mas'ud dikatakan,
''Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang manusia untuk mengambil hasil jual
beli anjing, mahar hasil zina, dan bualan manis para dukun peramal
nasib.''Suatu ketika, Rasulullah SAW ditanya soal dukun peramal nasib. Kata
beliau, ''Mereka tidak ada gunanya.''''Ya Rasulullah, bukankah apa yang mereka
katakan terkadang menjadi kenyataan?'' tanya beberapa sahabat lebih lanjut.

Rasulullah SAW menjawab, ''Itu sebetulnya berasal dari kabar berita jin
yang sudah bercampur dengan ratusan kebohongan. Setelah itu, ia membisiki
para dukun peramal nasib.'' (HR Bukhari dari Aisyah).

x
xi

Para peramal nasib memiliki hubungan erat dengan jin. Mereka selalu
berusaha memalingkan keyakinan dan akidah keimanan manusia kepada
makhluk-makhluk gaib ciptaan Allah SWT. Mereka menghembuskan keragu-
raguan terhadap diri manusia, yang pada gilirannya menggelincirkan umat
manusia ke jalan kesesatan yang nyata.

Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa yang mendatangi para dukun peramal


nasib, lalu ia membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kafir
terhadap apa yang turun kepada Muhammad (Alquran).'' (HR Ahmad dari Abu
Hurairah).

c. Kriteria Ilmu Nujum


Ada 2 kriteria dalam ilmu nujum, yaitu :

1. ‘Ilmu at-Ta’tsiir
Yaitu ilmu nujum yang meyakini bahwa bintang-bintang mempunyai pengaruh
terhadap keadaan alam semesta. Ilmu ini termasuk syirik dan bukan ilmu yang
ber-manfaat. Penjelasan yang lainnya tentang definisi ilmu at-Ta’tsiir yaitu
menjadikan keadaan bintang, planet dan benda angkasa lainnya sebagai dasar
penentuan berbagai peristiwa di bumi, baik sebagai sesuatu yang berpengaruh
mutlak maupun hanya sebagai isyarat yang menyertai peristiwa-peristiwa bumi.
Jika dia percaya bahwa keadaan itu adalah faktor yang berpengaruh mutlak atas
peristiwa-peristiwa bumi -dengan tidak membedakan, baik karena kekuatan
internalnya maupun karena izin Allah- maka ia dinyatakan musyrik dengan
tingkatan syirik besar dan telah keluar dari Islam. Tetapi jika ia percaya bahwa
keadaan itu hanya merupakan isyarat yang menyertai peristiwa-peristiwa bumi,
maka ia dinyatakan sebagai musyrik dengan tingkatan syirik kecil yang
bertentangan dengan kesempurnaan tauhid. Perbintangan tidak berpengaruh
terhadap peristiwa-peristiwa yang ada di bumi. Anggapan tentang perbintangan
berpengaruh terhadap peristiwa-peristiwa di bumi adalah termasuk berkata
sesuatu atas Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa ilmu.

xi
xii

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa


mempelajari satu cabang dari ilmu nujum, maka sesungguhnya ia telah
mengambil satu bagian dari ilmu sihir, semakin bertambah (ilmu yang dia
pelajari), semakin ber-tambah pula (dosanya).” [6]

2. Ilmu at-Tas-yiir
‘Ilmu at-Tas-yiir, yaitu ilmu nujum yang tujuannya untuk memudahkan arah
tujuan dalam perjalanan dan kemaslahatan agama. Penjelasan yang lainnya
tentang definisi ilmu at-Tas-yiir yaitu menjadikan keadaan bintang dan benda
angkasa sebagai petunjuk penentuan arah mata angin dan letak geografis suatu
negara dan semacamnya. Jenis ini dibolehkan dalam Islam. Dari sinilah
munculnya Hisab Takwim (penanggalan), pengetahuan tentang akhir musim
dingin dan panas, waktu-waktu pembuahan (tumbuhan dan hewan), kondisi
cuaca, hujam penyebaran wabah penyakit dan semacamnya.

C. Ilmu Sihir, Ramal, dan Ilmu Nujum berdasarkan Aqidah Islam


Ilmu sihir, ramal, dan ilmu nujum berdasarkan aqidah islam yaitu orang
yang melakukan tersebut adalah orang kurang mendidik aqidah islam yang
sejak dini, maksud nya kurang melatih keimanan nya terhadap Allah SWT,
kurang nya orang tersebut bertakwa kepada Allah SWT dan kurang nya
keteguhan Iman nya terhadap Allah SWT sehingga orang tersebut bisa
menejerumus kedalam orang yang syirik dan juga orang yan menyekutukan
Allah SWT.
Orang yang mengikuti ke syirikan tersebut adalah orang yang leman
akhlaknya sehingga mereka jauh dari ibadah nya, jauh terhadap perintah Allah
SWT. Juga mereka dapat menjerumuskan masyarakat luas kedalam ilmu
kemusyrikann, dan juga menyesatkannya.
Oleh karena itu kita sebagai pemuda penerus bangsa agar tetap menjaga
keimanan kita, menjaga akhlah kita, dan menjaga keimanan kita terhadap Allah
SWT, agar kita tidak terjerumus dengan adanya ilmu sihir, ramal, dan Ilmu
Nujum yang dapat mengakibatkan kita masuk ke neraka nya Allah SWT,
nauzubillah.

xii
xiii

xiii
xiv

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sihir adalah perbuatan ajaib yang dilakukan dengan pesona dan
kekuatan ajaib yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti penangkal dan
mencelakai orang lain. Karena itu sihir bisa menimbulkan dampak beraneka
ragam, seperti sakit, kematian, kebencian, gairah syahwat dan penceraian serta
perselingkuhan. Dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 30 ayat bicara mengenai
sihir. Antara lain surat Al-Baqarah ayat 102 yang menjadi fokus telaah ini.
Asbabunuzul ayat ini, diatarbelakangi tuduhan kafir Quraisy terhadap Nabi
Muhammad saw. bahwa ajaran yang dikembangkan belia itu, adalah sihir, lalu
turun ayat 102 Al-Baqarah ini. Dalam ayat ini Allah menceritakan perbuatan
sihir orang Yahudi di zaman Nabi Sulaiman. Tujuan mereka memutar balikkan
fakta dan pembangkangan terhadap kitab Taurat yang benar. Dan ilmu sihir
yang mereka kembangkan, tidak ada relevansinya dengan ajaran Nabi
Sulaiman. Mempelajari ilmu sihir menurut sebagian ulama tafsir, adalah boleh
yang dilarang menggunakan ilmu itu untuk kejahatan. Menurut para ahli tafsir,
ilmu sihir termasuk ilmu yang tercela, merugikan bagi diri si penyihir dan yang
terkena sihir. Karena itu kedua belah pihak bisa dikenakan sebagai sikap
penolakan kebenaran atau kekafiran. Seorang pakar bahasa Al-Azhari
mengatakan akar kata sihir adalah memalingkan sesuatu dari hakikatnya.
Yang dimaksud dengan sihir pernikahan pemisahan adalah yang
ditujukan untuk memisakan pasangan suami istri yang Saling mencintai.
Penghalang pernikahan sihir ini terjadi karena seseorang yang dengki orang
pasangan tersebut.
Sehingga ilmu Astronomi yang mempelajari hal-hal yang tidak
bertentangan dengan ilmu agama seperti meneliti pergerakan benda langit untuk
penanggalan, menandakan masuknya bulan baru , mengetahui masuknya waktu
shalat, juga penunjuk arah maka ilmu Astronomi yang seperti ini tidaklah
terlarang. Munajjim juga termasuk dalam kategori peramal menurut apa yang
diistilahkan oleh sebagai ulama.

xiv
xv

at-Ta’tsiir
Yaitu ilmu nujum yang meyakini bahwa bintang-bintang mempunyai
pengaruh terhadap keadaan alam semesta. Ilmu ini termasuk syirik dan bukan
ilmu yang ber-manfaat. Penjelasan yang lainnya tentang definisi ilmu at-Ta’tsiir
yaitu menjadikan keadaan bintang, planet dan benda angkasa lainnya sebagai
dasar penentuan berbagai peristiwa di bumi, baik sebagai sesuatu yang
berpengaruh mutlak maupun hanya

B. Saran
Dari makalah yang saya sampaikan mempuyai point yang sangat
penting bagi para masyarakat Indonesia terutama pemuda penerus bangsa,
di zaman ini kita harus meningkatkan ketaqwaan, dan keimanan kita kepada
Alla SWT agar kita tidak tergoda oleh dzolim nya perbuatan syirik,
perbuatan yang dapat menduakan Allah SWT sehingga dengan perbuatan
tersebut kita masuk ke neraka-Nya. Haram hukum nya jika seorang muslim
mengikuti ramalan,sihir,dan Ilmu nujum tersebut. Dan dengan adanya
makalah ini kita dapat berintrrospeksi diri kita agar menuju jalan yang di
ridhoi oleh Allah SWT.

xv
xvi

DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuludin/article/view/
725#:~:text=Sihir%20adalah%20perbuatan%20ajaib
%20yang,penangkal%20dan%20mencelakai%20orang%20lain.
(SIHIR)

https://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan#cite_note-1 ( ramalan
Wikipedia)

https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=SIHIR%20DAN
%20RAMALAN ( Ramalan )

https://almanhaj.or.id/2402-ilmu-nujum-ilmu-perbintangan.html
( ILMU NUJUM)

Sumber:https://muslim.or.id/5468-sihir-dalam-pandangan-islam.html

https://www.republika.co.id/berita/qal7qs320/alasan-mengapa-kita-tak-
boleh-percaya-dukun-dan-peramal

https://almanhaj.or.id/2402-ilmu-nujum-ilmu-perbintangan.html

xvi

Anda mungkin juga menyukai