DISUSUN OLEH :
Imelda Nur Apriani (2206113176)
Hanny Sc Va (2206113184)
Rohim Andriyano (2206113500)
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa
Indonesia,dengan judul Kedudukan Bahasa Indonesia.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah memberikan penjelasan berdasarkan hasil
penelitian ilmiah yang telah dibuktikan sesuai dengan apa yang ada dalam
alquran dan hadist.
BAB II PEMBAHASAN
Posisi tidur terbaik menurut riset ilmiah adalah dengan bertumpu pada sisi
kanan tubuh (menghadap ke kanan). Fakta yang telah diuji melalui riset medis
modern ini bersesuaian dengan anjuran Rasulullah SAW dalam sunnah, jauh
sebelum era riset dan teknologi seperti sekarang. Rasulullah Muhammad SAW
menganjurkan kepada para pengikut beliau untuk tidur berbaring pada sisi badan
bagian kanan. Dalam sunnah, posisi tidur diusahakan agar kepala menghadap ke
utara dan kaki mengarah ke selatan, sehingga tubuh tidak menolak arus/medan
magnet konstan mengaliri sekujur tubuh dari kutub magnetik utara menuju ke
selatan dan berpengaruh baik terhadap sistem syaraf kita.
Dalam hadis dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
"Apabila kamu ingin makan, harus kamu makan dengan tangan kanan dan apabila
hendak minum, minumlah dengan tangan kanan karena setan makan dengan
tangan kiri dan minum dengan tangan kiri." (HR. Muslim)
Al-‘Iddah berasal dari bahasa arab yang artinya sama dengan al-hisab, dan
al-ihsha yaitu bilangan dan hitungan. Dinamakan ‘iddah karena dia mencakup
bilangan hari yang pada umumnya dihitung oleh istri dengan quru’(suci dari haidh
atau haidh) atau dengan bilangan beberapa bulan. Para ulama telah sepakat
mewajibkan ‘iddah bagi seorang wanita yang didasarkan pada firman Allah
Ta‘ala: “Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) selama
tiga masa quru.”(QS.Al-Baqarah(2):228). Berdasarkan dalil tersebut,
menunjukkan bahwa ‘iddah ini wajib dijalankan bagi setiap wanita yang dicerai
ataupun ditinggal mati suaminya. Para ulama menjelaskan beberapa hikmah dari
iddah, antara lain :
4. Qadha’ Haq az-Zauji, yaitu agar isteri yang ditinggalkan dapat ikut merasakan
kesedihan yang dialami keluarga suaminya dan juga anak-anak mereka serta
menepati permintaan suami. Hal ini jika ‘iddah tersebut di karenakan oleh
kematian suami.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Dari paparan isi makalah ini dapat disimpulkan dalam syariat Islam bahwa
dalil pada Al-Quran dan Hadist yang sudah ada sejak lama merupakan benar
halnya sesuai dengan pembuktian ilmiah di zaman modern ini. Untuk itu, kita
sebagai umat muslim hendaknya bersyukur karena telah memiliki Al-Quran
sebagai pedoman hidup kita. Semua larangan yang terdapat di dalamnya
merupakan bagian dari kesehatan kita dan untuk keselamatan hidup kita sendiri
juga. Maka sudah tugas kita sebagai muslim mengikuti arahan yang terdapat
dalam Al-Quran sebagaimana umat Islam sejati tanpa meragukan sedikitpun isi
didalamnya.
Hamidi, Mu’amal, Drs. Imron AM dan Umar Fanani B.A. ter. Nailul Authar 1
(Himpunan hadis-hadis hukum). Surabaya: pt bina ilmu.